Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11177 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam 4 hari naik turun disertai muntah muntah > 5 kali lemes ,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Kehilangan Cairan Berlebih
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi adalah kondisi di mana individu memiliki kemungkinan mengalami kekurangan cairan dan elektrolit yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Pantau asupan dan output cairan
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan demam, muntah-muntah lebih dari 5 kali, dan lemas. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih, sehingga timbul risiko dehidrasi. Oleh karena itu, perawat perlu memantau asupan dan output cairan, memberikan cairan intravena atau oral, serta berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan dan elektrolit yang sesuai. -
Article No. 11178 | 19 Jan 2025
Klinis : Sesak, nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu sesak napas dan nyeri dada, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
Pola Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk menarik napas dengan jumlah atau kedalaman yang memadai untuk memenuhi kebutuhan ventilasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, atau kondisi medis lainnya.
Standar SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- Faktor yang Berhubungan: Obstruksi jalan napas, kelemahan otot pernapasan, perubahan mekanis dinding dada.
- Gejala dan Tanda: Sesak napas, napas cepat, napas dangkal, penggunaan otot tambahan, bunyi napas abnormal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Pola napas menjadi efektif, frekuensi napas dalam rentang normal, menggunakan otot pernapasan secara normal.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada penggunaan otot tambahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, terapi oksigen, latihan pernapasan.
- Aktivitas: Mengkaji pola napas, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, mengajarkan teknik pernapasan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi kondisi pasien, seperti riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang. Selain itu, perawat juga harus berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk menentukan intervensi yang tepat dan memantau respons pasien terhadap penanganan yang diberikan. -
Article No. 11179 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan adanya luka di bokong sebelah kanan, pasien mengeluh nyeri, skala 5 dan bertambah jika posisi tidur telentang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luas luka 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, luka tampak basah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L89.141
- Deskripsi: Ulkus tekan pada punggung sakral, stadium 2
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.01
- Deskripsi: Perawatan luka dan perbaikan kulit, debridement luka
Penjelasan:
Kode ICD-10 L89.141 mengacu pada ulkus tekan (decubitus ulcer) pada punggung sakral (coccygeal region), stadium 2. Pada stadium ini, luka melibatkan epidermis dan dermis, ditandai dengan lepuhnya kulit atau terbentuknya lesi/lecet.
Tindakan medis yang sesuai adalah perawatan luka dan debridement (pembersihan) luka, yang memiliki kode ICD-9-CM 93.01. Prosedur ini dilakukan untuk membersihkan jaringan nekrotik atau mati pada luka, sehingga mempercepat penyembuhan.
Dokumentasi yang akurat dan lengkap sangat penting dalam mengelola kondisi pasien ini, termasuk mencatat ukuran, warna, dan karakteristik luka, serta skala nyeri yang dirasakan pasien. Hal ini akan membantu dalam pemantauan perkembangan kondisi dan menentukan intervensi yang tepat. -
Article No. 11180 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan adanya luka di bokong sebelah kanan, pasien mengeluh nyeri, skala 5 dan bertambah jika posisi tidur telentang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luas luka 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, luka tampak basah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenankan saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Luka Tekan berhubungan dengan imobilitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Luka Tekan adalah keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk mengalami kerusakan kulit dan jaringan di bawahnya, biasanya di atas tonjolan tulang, akibat tekanan, gesekan, atau kombinasi keduanya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Risiko Luka Tekan adalah:
- Tidak terjadi luka tekan
- Luka tekan sembuh
- Tidak terjadi komplikasi akibat luka tekan
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
- Manajemen tekanan (reposisi, penggunaan alas untuk mencegah gesekan)
- Perawatan kulit (membersihkan, melembabkan, dan melindungi kulit)
- Manajemen nutrisi (memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan)
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan luka tekan
Dalam kasus ini, pasien memiliki risiko luka tekan karena adanya luka di daerah bokong yang merupakan area dengan tonjolan tulang, serta keluhan nyeri yang bertambah saat posisi tidur telentang. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen tekanan, perawatan kulit, manajemen nutrisi, serta edukasi pasien dan keluarga. -
Article No. 11181 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan adanya luka di bokong sebelah kanan, pasien mengeluh nyeri, skala 5 dan bertambah jika posisi tidur telentang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luas luka 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, luka tampak basah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu seorang perempuan usia 44 tahun dengan luka di bokong sebelah kanan, nyeri, dan hasil pemeriksaan fisik menunjukkan luka dengan luas 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, dan tampak basah, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kerusakan Integritas Kulit (Impaired Skin Integrity)
Definisi: Perubahan epidermis dan/atau dermis yang mempengaruhi struktur dan fungsi kulit.
Faktor yang Berhubungan: Imobilitas fisik, gangguan nutrisi, perfusi jaringan yang buruk.
Tanda dan Gejala: Luka terbuka, kulit merah, edema, rasa tidak nyaman, nyeri.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Penyembuhan Luka (Wound Healing)
Definisi: Proses pemulihan jaringan yang terkait dengan perbaikan struktural dan fungsional jaringan.
Kriteria Hasil:
- Luka mengalami penyembuhan yang progresif
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
- Nyeri pada luka berkurang
- Pasien melaporkan peningkatan kenyamanan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan Luka (Wound Care)
Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi penyembuhan luka.
Aktivitas Keperawatan:
- Melakukan penilaian luka secara komprehensif (luas, kedalaman, warna, drainase, dll.)
- Membersihkan luka dengan cairan salin steril
- Menerapkan balutan luka yang sesuai (moist wound healing)
- Memantau tanda-tanda infeksi
- Melakukan manajemen nyeri yang efektif
2. Manajemen Nyeri (Pain Management)
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
Aktivitas Keperawatan:
- Menilai intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri pasien
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Mengkolaborasikan pemberian analgesik atau intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
3. Mobilisasi (Mobility)
Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pergerakan pasien.
Aktivitas Keperawatan:
- Memfasilitasi perubahan posisi untuk mengurangi tekanan pada luka
- Mengajarkan teknik mobilisasi yang aman dan sesuai
- Memantau toleransi pasien terhadap aktivitas
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu penyembuhan luka yang progresif, pengurangan nyeri, dan peningkatan kenyamanan pasien. -
Article No. 11182 | 19 Jan 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 44 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan adanya luka di bokong sebelah kanan, pasien mengeluh nyeri, skala 5 dan bertambah jika posisi tidur telentang. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan luas luka 8 cm, berwarna merah, tidak ada pus, luka tampak basah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit Berhubungan dengan Imobilitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Kerusakan Integritas Kulit adalah status kesehatan individu dengan kemungkinan mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berhubungan, salah satunya adalah imobilitas, yang dapat menyebabkan tekanan dan gesekan pada kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Integritas Kulit Terpelihara, yaitu kondisi kulit yang utuh dan berfungsi normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Perawatan Luka: Melakukan pembersihan, disinfeksi, dan aplikasi balutan pada luka.
2. Manajemen Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Menilai faktor risiko, memposisikan pasien, dan menjaga kebersihan kulit.
3. Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, dan melakukan teknik nonfarmakologis.
Tujuan akhir dari intervensi ini adalah mencegah perluasan luka, mengurangi nyeri, dan memfasilitasi penyembuhan luka sehingga integritas kulit dapat terpelihara. -
Article No. 11183 | 19 Jan 2025
Klinis : diagnosa kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang pakar perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai perubahan struktur dan fungsi kulit yang bersifat normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor internal (seperti perubahan status nutrisi, perubahan sirkulasi, dan imobilitas) atau faktor eksternal (seperti gesekan, tekanan, dan kelembaban).
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan untuk pasien dengan kerusakan integritas kulit antara lain: integritas kulit membaik, tidak terjadi komplikasi, dan proses penyembuhan berjalan dengan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, manajemen nutrisi, dan mobilisasi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerusakan integritas kulit meliputi:
a. Perawatan luka: membersihkan luka, menerapkan terapi topikal, dan mempertahankan lingkungan luka yang optimal.
b. Manajemen nutrisi: memastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk mendukung proses penyembuhan.
c. Mobilisasi: memfasilitasi pergerakan dan posisi tubuh yang dapat mencegah terjadinya luka tekan.
Dalam menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat harus mempertimbangkan kondisi individu pasien, faktor risiko, dan prinsip-prinsip keperawatan berbasis bukti. Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat membantu pasien mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 11184 | 19 Jan 2025
Klinis : diagnosa kerusakan integritas kulit sebutkan domain
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kerusakan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan Integritas Kulit
Domain:
Domain 2: Nutrisi Metabolik
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai kerusakan pada epidermis dan/atau dermis kulit. Karakteristik utamanya adalah adanya perubahan pada kulit, seperti luka, rusaknya struktur kulit, dan perubahan warna.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan Kerusakan Integritas Kulit adalah:
1. Integritas kulit membaik
2. Luka sembuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Kerusakan Integritas Kulit meliputi:
1. Perawatan luka
2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen nyeri
4. Pencegahan infeksi
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment yang komprehensif, menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan intervensi yang tepat untuk memulihkan integritas kulit pasien. Tujuan utamanya adalah mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan kondisi kulit, penyembuhan luka, dan pencegahan komplikasi. -
Article No. 11185 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minngguKondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan multiple myeloma:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan efusi pleura dan infeksi saluran napas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan
3. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit multiple myeloma
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan efusi pleura dan infeksi saluran napas:
- SDKI: Ketidakefektifan Pola Napas
- SLKI: Pemeliharaan Ventilasi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Pola Napas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan kelemahan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Toleransi Aktivitas
3. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit multiple myeloma:
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun:
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Asuhan Keperawatan Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menggambarkan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diinginkan. -
Article No. 11186 | 19 Jan 2025
Klinis : pasien dengan multiple myeloma datang kerumah sakit dengan keluhan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan demam sudah lebih 2 hari, pasien juga mengatakan batuk berdahak, dan diare sudah lebih 4 minngguKondisi saat ini pasien mengatakan nyeri diseluruh badan, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sejak 10 bulan terakhir, nyeri yang dirasakan berskala 7/6 (A/I), pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul, kesadaran pasien composmentis dengan GCS E4M6V5, akral teraba dingin, kongjungtiva anemis,sklera ikterik, CRT: 4 detik, TD: 146/82 mmhg, N: 82 x/mnt, RR: 18x/mnt, Suhu: 36,5, SPO2: 99, EWS: 4 (resiko rendah), menggunakan nasal canul 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit multiple myeloma ditandai dengan keluhan nyeri seluruh badan dengan skala 7/6 (A/I), nyeri seperti ditusuk-tusuk, dan hilang timbul.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan proses penyakit multiple myeloma ditandai dengan keluhan sesak napas terus menerus, batuk produktif, dan demam.
3. Diare berhubungan dengan efek samping pengobatan multiple myeloma.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis: Pasien melaporkan nyeri terkontrol dengan skor <4 (A/I) dalam 4 minggu.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang dalam tanpa sesak dalam 1 minggu.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien tidak mengalami diare dalam 1 minggu.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
b. Kolaborasi pemberian analgetik yang adekuat
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis
d. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
a. Kaji status pernapasan pasien
b. Berikan oksigen sesuai indikasi
c. Berikan nebulizer/humidifier untuk membantu bersihan jalan napas
d. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
3. Diare:
a. Kaji etiologi diare
b. Kolaborasi pemberian antidiare sesuai indikasi
c. Anjurkan asupan cairan dan elektrolit yang adekuat
d. Ajarkan manajemen diare kepada pasien dan keluarga
Penjelasan rinci:
Sebagai seorang perawat, kami telah mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan utama yang sesuai dengan kondisi pasien dengan multiple myeloma. Diagnosa tersebut mencakup masalah nyeri kronik, ketidakefektifan bersihan jalan napas, dan diare. Setiap diagnosa disertai dengan data pendukung dari kondisi pasien saat ini.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup kontrol nyeri yang memadai, bersihan jalan napas yang efektif, dan keseimbangan cairan yang terjaga. Kami telah menetapkan target waktu pencapaian luaran agar dapat dievaluasi secara berkala.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran tersebut meliputi pengkajian yang komprehensif, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta evaluasi efektivitas intervensi. Intervensi yang spesifik untuk setiap diagnosa keperawatan telah dijelaskan secara rinci.
Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang holistik dan berpusat pada pasien, dengan tujuan membantu pasien mencapai outcome yang optimal dalam menghadapi kondisi multiple myeloma.