Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11240 | 20 Jan 2025
Klinis : abortus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah seorang perawat yang akan memberikan penjelasan mengenai diagnosa keperawatan dan standar dokumentasi asuhan keperawatan untuk kondisi abortus berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Aktif
Definisi: Keadaan rentan di mana individu mengalami peningkatan kemungkinan mengalami perdarahan yang belum terkendali.
Faktor Terkait: Proses abortus, gangguan fungsi pembekuan darah.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor Terkait: Kontraksi uterus, dilatasi serviks.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Keadaan rentan di mana individu mengalami peningkatan kemungkinan terkena atau terpapar patogen.
Faktor Terkait: Proses abortus, pembukaan serviks.
Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI):
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Diagnosa keperawatan yang teridentifikasi berdasarkan penilaian komprehensif.
- Perumusan diagnosa yang spesifik, jelas, dan dapat diukur.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Luaran keperawatan yang diharapkan dapat dicapai sesuai diagnosa keperawatan.
- Indikator hasil yang terukur dan dapat dievaluasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Intervensi keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada luaran.
- Intervensi yang didasarkan pada bukti ilmiah dan best practice.
Dengan menggunakan standar dokumentasi SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terarah, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. Hal ini akan membantu dalam mengoptimalkan kualitas dan keamanan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan kondisi abortus.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya bersedia untuk membantu. Terima kasih. -
Article No. 11241 | 20 Jan 2025
Klinis : abortus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi abortus:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan Aktif
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam kesehatan, yang disebabkan oleh proses abortus.
Penjelasan:
Abortus merupakan kondisi dimana kehamilan berakhir sebelum usia kehamilan 20 minggu. Pada kondisi ini, terjadi perdarahan yang dapat mengancam kesehatan ibu. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perdarahan Aktif, dimana pasien berisiko mengalami kehilangan darah yang dapat membahayakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan untuk meminimalkan atau menghentikan kehilangan darah.
Kriteria hasil:
- Perdarahan terkendali
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada gejala syok hipovolemik
2. Integritas Jaringan
Definisi: Keberfungsian jaringan tubuh.
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Luka/trauma pada serviks atau rahim dalam proses penyembuhan
Penjelasan:
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan pada pasien dengan abortus adalah kontrol perdarahan dan integritas jaringan. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko perdarahan yang dapat membahayakan pasien, serta memastikan proses penyembuhan jaringan yang terkena dampak abortus berjalan dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
Definisi: Mengumpulkan dan menganalisis data terkait tanda-tanda vital pasien.
Aktivitas:
- Pantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara berkala
- Identifikasi tanda-tanda perdarahan atau syok hipovolemik
2. Manajemen Perdarahan
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan dan menghentikan perdarahan.
Aktivitas:
- Lakukan kompresi pada daerah yang berdarah
- Berikan obat-obatan untuk menghentikan perdarahan, sesuai instruksi dokter
- Pantau kehilangan darah dan tanda-tanda vital
3. Perawatan Luka
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan kesehatan dan integritas jaringan.
Aktivitas:
- Bersihkan dan balut luka pada serviks atau rahim dengan teknik aseptik
- Pantau tanda-tanda infeksi dan proses penyembuhan
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan abortus meliputi pemantauan tanda vital, manajemen perdarahan, dan perawatan luka. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perdarahan, mencegah komplikasi, dan memastikan proses penyembuhan berlangsung dengan baik.
Seluruh tindakan keperawatan ini harus dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan, dengan melibatkan peran aktif pasien dan keluarga, serta koordinasi yang baik dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 11242 | 20 Jan 2025
Klinis : abortus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi abortus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan proses abortus.
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus dan proses abortus.
3. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap integritas tubuh dan gangguan proses kehamilan.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan pembukaan serviks dan manipulasi intrauterina.
Penjelasan Singkat Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang berisi definisi, karakteristik, faktor berhubungan, dan fokus intervensi untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Dalam kasus abortus, SDKI membantu perawat untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berisi deskripsi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- Untuk kasus abortus, SLKI dapat memandu perawat dalam menetapkan luaran yang diharapkan, seperti tidak terjadi perdarahan, penurunan nyeri, dan penurunan ansietas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memuat deskripsi intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien.
- Dalam kasus abortus, SIKI dapat membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi yang tepat, seperti pemantauan tanda vital, pemberian analgesik, dan edukasi terkait proses abortus.
Dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, komprehensif, dan berkualitas bagi pasien dengan kondisi abortus. -
Article No. 11243 | 20 Jan 2025
Klinis : abortus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi abortus.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan proses abortus.
2. Nyeri akut berhubungan dengan proses abortus.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan proses abortus.
4. Gangguan kenyamanan berhubungan dengan proses abortus.
5. Risiko trauma psikologis berhubungan dengan proses abortus.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan penilaian klinis perawat terhadap respons pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan. Dalam kasus abortus, diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus abortus, luaran keperawatan yang diharapkan meliputi penurunan risiko perdarahan, manajemen nyeri yang efektif, pencegahan infeksi, peningkatan kenyamanan, dan dukungan psikologis yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah pedoman yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Dalam kasus abortus, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan, pengelolaan nyeri, edukasi kesehatan, dan dukungan psikologis.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu/Bapak. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. Terima kasih.
Wassalamualaikum. -
Article No. 11244 | 20 Jan 2025
Klinis : nafsu makan menurun dan mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi penurunan nafsu makan dan mual.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi penurunan nafsu makan dan mual adalah "Gangguan Nutrisi: Intake Kurang" (SDKI 2018). Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh pasien tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kriteria diagnostik yang terkait dengan kondisi ini meliputi: penurunan berat badan, asupan makanan yang tidak adekuat, dan gejala gastrointestinal seperti mual.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah "Keseimbangan Nutrisi: Status Gizi" (SLKI 2019). Luaran ini menggambarkan keadaan di mana pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan mempertahankan status gizi yang optimal. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pencapaian luaran ini adalah: berat badan yang stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak adanya gejala gastrointestinal, serta peningkatan nafsu makan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Keseimbangan Nutrisi: Status Gizi", beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Nutrisi: Intervensi ini bertujuan untuk memantau dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi asupan makanan, mengevaluasi status nutrisi, dan merencanakan pemberian nutrisi yang sesuai.
2. Manajemen Mual dan Muntah: Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala mual dan muntah yang dialami pasien, dengan mengidentifikasi penyebab, memberikan pengobatan yang sesuai, dan mengajarkan teknik-teknik manajemen gejala.
3. Peningkatan Nafsu Makan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan nafsu makan pasien, dengan memberikan makanan yang menarik, meningkatkan faktor-faktor yang dapat menstimulasi nafsu makan, dan memberikan dukungan psikologis.
4. Edukasi Gizi: Intervensi ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan informasi terkait kebutuhan nutrisi, jenis-jenis makanan yang sesuai, dan strategi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran "Keseimbangan Nutrisi: Status Gizi" dan mengatasi kondisi penurunan nafsu makan dan mual yang dialaminya. -
Article No. 11245 | 20 Jan 2025
Klinis : klien mengatakan nafsu makan menurun dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi klien yang Anda sampaikan.
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu klien mengatakan nafsu makan menurun dan mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
2. Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah: Klien dapat menunjukkan peningkatan berat badan, tidak ada mual, dan tidak ada penurunan nafsu makan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
a. Manajemen Nutrisi
b. Manajemen Mual
c. Peningkatan Nafsu Makan
Perawat akan bekerja secara kolaboratif dengan klien dan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu klien dalam pemulihan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan sampaikan. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 11246 | 20 Jan 2025
Klinis : klien mengatakan nafsu makan menurun dan mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi klien yang mengatakan nafsu makan menurun dan mual:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien dengan keluhan nafsu makan menurun dan mual adalah Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Diagnosa ini mencerminkan adanya risiko klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi, di mana asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh klien kurang dari kebutuhan tubuh yang diperlukan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Klien mencapai Keseimbangan Nutrisi: Sesuai Kebutuhan Tubuh, di mana klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Klien mencapai Nafsu Makan yang Membaik, di mana klien menunjukkan peningkatan dalam nafsu makan.
3. Klien mencapai Mual yang Terkontrol, di mana klien dapat mengendalikan atau mengurangi keluhan mual yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Nutrisi
- Mengkaji asupan dan status nutrisi klien
- Memantau berat badan klien
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nafsu makan dan asupan nutrisi klien
2. Manajemen Nutrisi
- Merencanakan dan mengatur jadwal makan yang sesuai dengan kondisi klien
- Membantu klien memilih makanan yang bernutrisi dan dapat diterima oleh tubuhnya
- Memberikan makanan atau minuman yang dapat membantu meningkatkan nafsu makan klien
3. Manajemen Mual dan Muntah
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual dan muntah pada klien
- Memberikan intervensi farmakologis atau non-farmakologis untuk mengurangi mual dan muntah
- Mengajarkan klien teknik-teknik untuk mengendalikan mual dan muntah, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi komplementer
4. Edukasi dan Dukungan
- Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi dan cara meningkatkan asupan nutrisi
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada klien untuk meningkatkan motivasi dan kepatuhan dalam menjalani intervensi keperawatan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, peningkatan nafsu makan, dan kontrol yang baik terhadap keluhan mual. -
Article No. 11247 | 20 Jan 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan pusing berputar, sakit kepala, dan mual
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan persona saya sebagai pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien dengan keluhan pusing berputar, sakit kepala, dan mual:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh
- Definisi: Risiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
- Faktor risiko: Gangguan sistem vestibular, gangguan neurologis, dan riwayat jatuh.
2. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Gangguan gastrointestinal, obat-obatan, gangguan neurologis, dan stres.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh
- Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
- Faktor risiko: Gangguan sistem vestibular, gangguan neurologis, riwayat jatuh, dan penurunan fungsi sensorik.
2. Mual
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Penyebab: Gangguan gastrointestinal, obat-obatan, gangguan neurologis, dan stres.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mempertahankan posisi tubuh yang stabil.
- Kriteria hasil: Tidak terjadi jatuh, tidak ada tanda-tanda gangguan keseimbangan, dan tidak ada keluhan pusing atau vertigo.
2. Mual
- Luaran yang diharapkan: Individu dapat mengendalikan rasa mual.
- Kriteria hasil: Tidak terjadi muntah, tidak ada keluhan mual, dan dapat mengonsumsi makanan dan cairan dengan baik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh
- Intervensi: Manajemen risiko jatuh, terapi latihan keseimbangan, dan edukasi tentang pencegahan jatuh.
2. Mual
- Intervensi: Manajemen mual dan muntah, terapi nutrisi, dan manajemen farmakologi.
Secara singkat, pasien dengan keluhan pusing berputar, sakit kepala, dan mual dapat didiagnosis dengan Risiko Gangguan Keseimbangan Tubuh dan Mual. Standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan meliputi SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut. -
Article No. 11248 | 20 Jan 2025
Klinis : pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, memutuskan, dan melakukan tindakan yang tepat untuk memelihara kesehatan anggota keluarga.
Faktor Terkait:
1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam memelihara kesehatan
2. Kurangnya sumber daya keluarga (finansial, sosial, dan dukungan)
3. Persepsi dan nilai-nilai keluarga yang tidak mendukung pemeliharaan kesehatan
Gejala dan Tanda:
1. Ketidakpatuhan keluarga dalam menjalankan program kesehatan
2. Keluarga tidak mampu mengidentifikasi masalah kesehatan anggota keluarga
3. Keluarga tidak mampu mengambil keputusan yang tepat dalam pemeliharaan kesehatan
4. Keluarga tidak mampu melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan yang sesuai
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Edukasi Kesehatan Keluarga
2. Bimbingan Perencanaan Kesehatan Keluarga
3. Pendampingan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Pengetahuan Keluarga tentang Pemeliharaan Kesehatan
2. Kemampuan Keluarga dalam Pemeliharaan Kesehatan
3. Perilaku Keluarga dalam Pemeliharaan Kesehatan
Harapan saya penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar terkait dari PPNI untuk kondisi pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif. Jika Anda membutuhkan informasi tambahan, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 11249 | 20 Jan 2025
Klinis : pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeliharaan kesehatan keluarga yang tidak efektif, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
Penjelasan:
1. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
- Karakteristik Utama: Ketidakmampuan keluarga dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota keluarga, seperti ketidakmampuan dalam melakukan perilaku sehat, pengawasan kesehatan, dan tindakan perawatan.
- Faktor yang Berhubungan: Pengetahuan yang kurang, sikap yang negatif, dan keterampilan yang terbatas dalam pemeliharaan kesehatan keluarga.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang Diharapkan: Keluarga mampu memelihara kesehatan anggota keluarga secara efektif.
- Kriteria Hasil: Keluarga dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, melakukan perilaku sehat, melakukan pengawasan kesehatan, dan melakukan tindakan perawatan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi Kesehatan Keluarga, Perawatan Kesehatan Keluarga, Promosi Kesehatan Keluarga.
- Tujuan Intervensi: Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan keluarga dalam memelihara kesehatan anggota keluarga.
- Aktivitas Keperawatan: Memberikan informasi kesehatan, melatih keterampilan perawatan, dan mendorong perilaku sehat dalam keluarga.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan pemeliharaan kesehatan keluarga tidak efektif dapat ditangani melalui intervensi keperawatan yang berfokus pada edukasi, perawatan, dan promosi kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat memelihara kesehatan anggota keluarga secara efektif.