Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13163 | 03 Mar 2025
Klinis : keletihan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci tentang asuhan keperawatan untuk kondisi keletihan, dengan menggunakan terminologi dan format yang sesuai.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi keletihan adalah "Kelelahan" (Fatigue). Kelelahan didefinisikan sebagai perasaan letih yang berkelanjutan dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan, serta mengganggu kemampuan individual untuk berfungsi secara normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Energi (Energy Restoration): Pasien mendemonstrasikan peningkatan energi dan mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri.
2. Manajemen Kelelahan (Fatigue Management): Pasien mampu mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan.
3. Motivasi (Motivation): Pasien menunjukkan peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemulihan Energi (Energy Restoration):
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan pasien.
b. Bantu pasien untuk mengatur pola tidur dan istirahat yang adekuat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan secara bertahap.
d. Berikan edukasi tentang teknik manajemen energi, seperti pengaturan waktu, pengaturan aktivitas, dan teknik relaksasi.
2. Manajemen Kelelahan (Fatigue Management):
a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang memperburuk kelelahan.
b. Ajarkan pasien teknik manajemen stres dan relaksasi.
c. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengatasi penyebab medis kelelahan.
d. Pantau dan dokumentasikan perkembangan kelelahan pasien secara berkala.
3. Motivasi (Motivation):
a. Berikan dorongan dan pujian untuk setiap kemajuan yang dicapai pasien.
b. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait asuhan keperawatan.
c. Identifikasi dan libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan.
d. Anjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang menyenangkan dan bermakna.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan energi, manajemen kelelahan yang efektif, serta peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang mendukung kesehatan. -
Article No. 13164 | 03 Mar 2025
Klinis : Klien dibawa ke Poliklinik psikiatri oleh suaminya karena selalu menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, Kondisi ini sudah dialami sejak 8 bulan yang lalu. Menurut suaminya, kondisi klien ini bermula sejak dirinya dididiagnosa Diabetes mellitus postoperasi amputasi kaki kanan. Sejak saat itu klien tidak dapat bekerja secara maksimal sebagai ibu rumah tangga, usia klien saat ini 53 tahun, suku melayu, Pendidikan tamat SMA, aktif di kegiatan pengajian di lingkungan sekitar rumah, dan sholat lima waktu, sebelum sakit membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di pasar. Menurut suaminya klien selalu menyalahkan dirinya dan menyatakan hidupnya tidak bermakna, merasa menderita dan cobaan yang diberikan begitu berat, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, tidak berdaya, merasa diasingkan, tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas, padahal suami mengatakan istri klien sebelum sakit pintar memasak dan menyanyi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien tersebut adalah:
1. Gangguan Proses Berpikir Negatif (SIKI: Gangguan Proses Berpikir - Negatif)
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk memproses informasi, termasuk persepsi, atensi, memori, berpikir, dan pemecahan masalah yang menyebabkan pandangan negatif terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
- Karakteristik Utama: Menyalahkan diri sendiri, menyatakan hidupnya tidak bermakna, menyalahkan Tuhan, merasa dirinya tidak berdaya.
2. Gangguan Interaksi Sosial (SIKI: Interaksi Sosial - Terganggu)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk terlibat dalam pertukaran sosial yang memuaskan.
- Karakteristik Utama: Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, merasa diasingkan.
3. Gangguan Spiritualitas (SIKI: Spiritualitas - Terganggu)
- Definisi: Perubahan dalam kemampuan individu untuk mengekspresikan nilai-nilai, keyakinan, dan praktek spiritual yang memberikan arti dan tujuan hidup.
- Karakteristik Utama: Tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialami.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan diagnosis keperawatan.
- Berisi definisi, karakteristik utama, dan faktor-faktor terkait untuk setiap diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan luaran/hasil asuhan keperawatan.
- Berisi definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan intervensi keperawatan.
- Berisi definisi, aktivitas, dan klasifikasi untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terdokumentasi, dan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan klien secara komprehensif. -
Article No. 13165 | 03 Mar 2025
Klinis : Klien dibawa ke Poliklinik psikiatri oleh suaminya karena selalu menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, Kondisi ini sudah dialami sejak 8 bulan yang lalu. Menurut suaminya, kondisi klien ini bermula sejak dirinya dididiagnosa Diabetes mellitus postoperasi amputasi kaki kanan. Sejak saat itu klien tidak dapat bekerja secara maksimal sebagai ibu rumah tangga, usia klien saat ini 53 tahun, suku melayu, Pendidikan tamat SMA, aktif di kegiatan pengajian di lingkungan sekitar rumah, dan sholat lima waktu, sebelum sakit membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di pasar. Menurut suaminya klien selalu menyalahkan dirinya dan menyatakan hidupnya tidak bermakna, merasa menderita dan cobaan yang diberikan begitu berat, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan karena kondisi yang dialaminya, tidak berdaya, merasa diasingkan, tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas, padahal suami mengatakan istri klien sebelum sakit pintar memasak dan menyanyi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Berduka Disfungsional
Definisi: Respon emosional dan perilaku yang tidak sehat terhadap kehilangan atau perubahan yang signifikan dalam kehidupan.
Karakteristik Definisi: Menangis, berdiam diri di rumah, merasa tidak berdaya, tidak mampu beribadah, menyalahkan Tuhan, kondisi berlangsung lama (8 bulan).
2. Harga Diri Rendah Kronis
Definisi: Penilaian negatif yang terus-menerus terhadap diri sendiri dan kemampuannya.
Karakteristik Definisi: Merasa hidupnya tidak bermakna, menderita, dirinya adalah cobaan yang berat, menyalahkan diri sendiri, merasa diasingkan, tidak berdaya.
3. Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan pertukaran interpersonal.
Karakteristik Definisi: Tidak mau berinteraksi dengan lingkungan sekitar, tidak mampu berkreatifitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berduka Disfungsional
- Klien menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai dengan tahapan berduka.
- Klien mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
- Klien mampu melakukan aktivitas ibadah sesuai dengan keyakinannya.
2. Harga Diri Rendah Kronis
- Klien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya secara realistis.
- Klien dapat menunjukkan perilaku yang mencerminkan harga diri yang sehat.
- Klien dapat menerima dukungan dari keluarga dan lingkungan sosial.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
- Klien dapat terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungannya.
- Klien dapat menunjukkan kreativitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Berduka Disfungsional
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis.
- Membantu klien mengekspresikan perasaan duka secara konstruktif.
- Memfasilitasi klien untuk menemukan makna dan tujuan hidup baru.
- Kolaborasi dengan ahli agama/rohaniawan untuk membantu klien dalam beribadah.
2. Harga Diri Rendah Kronis
- Membantu klien mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya secara realistis.
- Meningkatkan harga diri klien melalui pendekatan penerimaan diri.
- Melibatkan keluarga dan lingkungan sosial untuk memberikan dukungan dan penerimaan.
- Memfasilitasi klien untuk terlibat dalam kegiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri.
3. Gangguan Interaksi Sosial
- Membantu klien mengembangkan keterampilan komunikasi dan berinteraksi secara efektif.
- Mendorong klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial di lingkungannya.
- Memfasilitasi klien untuk mengembangkan kreativitas dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Memberikan edukasi kepada keluarga dan lingkungan sosial untuk mendukung keterlibatan klien dalam interaksi sosial.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas didasarkan pada pemahaman pakar keperawatan jiwa dalam mengidentifikasi diagnosa, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan kondisi klien yang diberikan. -
Article No. 13166 | 03 Mar 2025
Klinis : D.0138 - Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi "Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: D.0138 - Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit dan jaringan yang normal.
- Karakteristik Definisi:
- Faktor risiko: Imobilitas, malnutrisi, gangguan sensasi, gangguan perfusi jaringan, peningkatan tekanan, kelemahan, usia lanjut, kelembaban, inkontinensia, dan obat-obatan.
- Risiko terjadinya: Kerusakan kulit, luka tekan, luka terbuka, dan kerusakan jaringan.
- Faktor yang Berhubungan: Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit dan jaringan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
- Tujuan Luaran:
- Integritas Kulit: Kulit tetap utuh, tidak ada kerusakan, luka, atau infeksi.
- Perfusi Jaringan: Jaringan mendapatkan suplai darah dan oksigen yang adekuat.
- Pemulihan Jaringan: Jaringan yang rusak atau luka dapat pulih dengan baik.
- Kriteria Hasil:
- Kulit tetap utuh, tidak ada kerusakan, luka, atau infeksi.
- Warna, suhu, dan turgor kulit normal.
- Perfusi jaringan adekuat, ditandai dengan pengisian kapiler yang baik.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka atau jaringan yang rusak.
- Jaringan yang rusak atau luka mengalami penyembuhan yang baik.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
- Pengkajian:
- Kaji integritas kulit dan jaringan, termasuk warna, suhu, turgor, dan kelembaban.
- Kaji faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan integritas kulit/jaringan.
- Kaji perfusi jaringan, termasuk pengisian kapiler, suhu ekstremitas, dan tanda-tanda sirkulasi yang adekuat.
- Intervensi:
- Posisikan pasien dengan baik untuk mengurangi tekanan dan gesekan pada kulit.
- Jaga kebersihan dan kelembaban kulit.
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk pemulihan jaringan.
- Terapkan perawatan luka sesuai kondisi pasien.
- Lakukan mobilisasi dan latihan pergerakan untuk meningkatkan perfusi jaringan.
- Edukasi pasien/keluarga tentang pencegahan dan perawatan luka.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, nutrisionis, fisioterapis) untuk penanganan komprehensif.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah dan mengatasi risiko gangguan integritas kulit/jaringan pada pasien, serta meningkatkan pemulihan dan kesehatan kulit dan jaringan. -
Article No. 13167 | 03 Mar 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko infeksi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Penurunan sistem imun
2. Prosedur invasif
3. Malnutrisi
4. Lingkungan yang kurang bersih
5. Riwayat infeksi sebelumnya
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Status Integritas Kulit: Tidak Terjadi Kerusakan
2. Tingkat Infeksi: Bebas Infeksi
3. Pengendalian Risiko Infeksi: Memadai
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menjaga Kebersihan Lingkungan
2. Manajemen Nutrisi: Memenuhi Kebutuhan Nutrisi
3. Pencegahan Infeksi: Menerapkan Tindakan Pencegahan Infeksi
4. Pemantauan Tanda Vital: Memantau Tanda-Tanda Vital
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk menerapkan intervensi-intervensi di atas guna mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan integritas kulit serta pengendalian risiko infeksi yang memadai. Evaluasi secara berkala akan dilakukan untuk memastikan tercapainya luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 13168 | 03 Mar 2025
Klinis : gangguan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Gangguan Integritas Kulit:
Gangguan integritas kulit adalah kondisi di mana terjadi kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, penyakit, atau kondisi lainnya. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. Kerusakan integritas kulit
Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor internal dan/atau eksternal.
Karakteristik Mayor: Adanya luka, abrasi, fissure, atau erosi pada kulit.
Karakteristik Minor: Perubahan warna, tekstur, atau sensasi kulit.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu:
1. Integritas Kulit: Pemulihan
Definisi: Kondisi di mana struktur dan fungsi kulit kembali normal.
Kriteria Hasil:
a. Luka/abrasi/fissure/erosi pada kulit mengalami perbaikan.
b. Tidak terjadi perubahan warna, tekstur, atau sensasi kulit.
c. Tidak terjadi komplikasi, seperti infeksi atau nekrosis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, antara lain:
1. Perawatan Luka
a. Memeriksa luka secara berkala dan memantau perkembangannya.
b. Membersihkan luka dengan teknik aseptik dan memilih jenis balutan yang sesuai.
c. Memberikan terapi farmakologis, seperti pemberian obat topikal, jika diperlukan.
d. Mempertahankan kelembapan luka untuk mempercepat proses penyembuhan.
2. Manajemen Nyeri
a. Menilai nyeri yang dirasakan pasien dan mengidentifikasi faktor penyebab.
b. Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Mengajarkan teknik manajemen nyeri kepada pasien.
3. Pencegahan Komplikasi
a. Memantau tanda-tanda infeksi dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.
b. Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit untuk mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.
c. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang tepat.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Kerusakan integritas kulit" dipilih karena kondisi pasien menunjukkan adanya perubahan struktur dan fungsi kulit, seperti luka, abrasi, fissure, atau erosi pada kulit. Diagnosa ini sesuai dengan definisi dan karakteristik mayor dan minor dari SDKI.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Integritas Kulit: Pemulihan", yang menggambarkan kondisi di mana struktur dan fungsi kulit kembali normal. Kriteria hasil yang diharapkan adalah luka/abrasi/fissure/erosi pada kulit mengalami perbaikan, tidak terjadi perubahan warna, tekstur, atau sensasi kulit, serta tidak terjadi komplikasi, seperti infeksi atau nekrosis.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi. Perawatan luka bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan dengan pembersihan, pemilihan balutan yang sesuai, dan pemberian terapi farmakologis jika diperlukan. Manajemen nyeri bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien melalui intervensi farmakologis dan non-farmakologis. Pencegahan komplikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan kerusakan kulit lebih lanjut, serta memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang tepat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu pemulihan integritas kulit dan tidak terjadi komplikasi. -
Article No. 13169 | 03 Mar 2025
Klinis : seorang remaja berusia 16 tahun merasa kesulitan dalam berinteraksi sosial. pasien tersebut menceritakan pernah mengalami perundungan sehingga membuatnya takut untuk bersosialisasi. keluarga pasien mengaku bahwa sejak mengalami perundungan, pasien terlihat sering menyendiri. saat konsultasi berlangsung, pasien tampak menghindari kontak mata dan menunjukkan gestur gelisah. pasien menggunakan nada suara pelan dan semenjak perundungan tersebut, ia merasa takut dan tidak percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Interaksi Sosial
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk memulai, mempertahankan, atau menyelesaikan interaksi dengan orang lain pada tingkat yang sesuai dengan usia dan perkembangan.
Karakteristik Definisi: Menghindari kontak mata, gelisah saat berinteraksi, nada suara pelan, takut dan tidak percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Interaksi Sosial
Definisi: Kemampuan individu untuk memulai, mempertahankan, dan menyelesaikan interaksi dengan orang lain pada tingkat yang sesuai dengan usia dan perkembangan.
Kriteria Hasil:
a. Pasien dapat memulai percakapan dengan orang lain.
b. Pasien dapat mempertahankan percakapan dengan orang lain.
c. Pasien dapat menyelesaikan percakapan dengan orang lain.
d. Pasien menunjukkan kontak mata yang sesuai saat berinteraksi.
e. Pasien menunjukkan gestur yang rileks saat berinteraksi.
f. Pasien berbicara dengan nada suara yang jelas dan tegas.
g. Pasien menunjukkan kepercayaan diri saat berinteraksi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Bermain
Definisi: Intervensi yang menggunakan aktivitas bermain untuk memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan individu.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi minat dan preferensi bermain pasien.
b. Menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk bermain.
c. Memfasilitasi interaksi dan komunikasi pasien dengan orang lain melalui kegiatan bermain.
d. Memberikan umpan balik positif dan penguatan saat pasien menunjukkan perilaku sosial yang sesuai.
e. Mengevaluasi kemajuan pasien dalam interaksi sosial selama kegiatan bermain.
2. Terapi Perilaku Kognitif
Definisi: Intervensi yang bertujuan untuk mengubah pola pikir, perasaan, dan perilaku maladaptif menjadi lebih adaptif.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi pandangan, keyakinan, dan perasaan negatif pasien terkait interaksi sosial.
b. Membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi pikiran, perasaan, dan perilaku negatif.
c. Memberikan edukasi tentang pentingnya kepercayaan diri dan komunikasi yang efektif dalam interaksi sosial.
d. Memfasilitasi latihan komunikasi dan interaksi sosial yang bertahap.
e. Memberikan umpan balik positif dan penguatan saat pasien menunjukkan kemajuan.
3. Manajemen Lingkungan
Definisi: Intervensi yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan dan kesejahteraan pasien.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi interaksi sosial pasien.
b. Melakukan modifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman pasien saat berinteraksi.
c. Memfasilitasi keterlibatan keluarga dan teman-teman dalam mendukung interaksi sosial pasien.
d. Mengkoordinasikan dengan pihak sekolah atau tempat kerja untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pasien.
e. Mengevaluasi efektivitas perubahan lingkungan dalam meningkatkan interaksi sosial pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan interaksi sosial, diharapkan pasien dapat memperoleh kemajuan dalam kemampuan berinteraksi dengan orang lain, merasa lebih percaya diri, dan dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan sosialnya. -
Article No. 13170 | 03 Mar 2025
Klinis : dua hari belum buang air besar, perut terasa sakit, minum kurang dari kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi
- Definisi: Kondisi di mana frekuensi defekasi berkurang, dengan konsistensi feses yang keras dan sulit dikeluarkan.
- Penyebab: Penurunan intake cairan, aktivitas fisik terbatas, penggunaan obat-obatan tertentu, pola makan yang tidak teratur.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Spasme otot usus, penumpukan feses.
3. Ketidakadekuatan Asupan Cairan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk masuk atau menyerap cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- Penyebab: Penurunan intake cairan, peningkatan kehilangan cairan.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Konstipasi
- Tujuan: Pasien dapat buang air besar secara normal.
- Intervensi: Identifikasi penyebab, berikan cairan yang cukup, lakukan latihan fisik, berikan makanan berserat, berikan obat laksatif jika perlu.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien dapat mengontrol nyeri.
- Intervensi: Identifikasi penyebab nyeri, berikan analgesik, lakukan tindakan non-farmakologis (kompres hangat, pijat).
3. Peningkatan Asupan Cairan
- Tujuan: Pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan.
- Intervensi: Identifikasi penyebab, berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat, monitor intake dan output cairan.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Pemberian Laksatif
- Definisi: Tindakan pemberian obat laksatif untuk merangsang buang air besar.
- Tujuan: Mengeluarkan feses yang tertahan.
2. Kompres Hangat
- Definisi: Tindakan pemberian kompres hangat pada area yang nyeri.
- Tujuan: Mengurangi spasme otot dan meningkatkan sirkulasi.
3. Edukasi Peningkatan Asupan Cairan
- Definisi: Tindakan pemberian informasi dan instruksi untuk meningkatkan asupan cairan.
- Tujuan: Memastikan pasien mendapatkan cairan yang cukup.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan intervensi yang diberikan efektif. -
Article No. 13171 | 03 Mar 2025
Klinis : tidak bisa menahan buang air besar, diare, suhu tubuh 38,5 derajat celsius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu tidak bisa menahan buang air besar, diare, dan suhu tubuh 38,5 derajat Celsius, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare akut adalah terjadinya pengeluaran feses cair atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
2. Gejala Diare Terkontrol
3. Tidak Terjadi Dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Manajemen Diare
3. Edukasi Tentang Diare
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan singkat:
Diare akut merupakan kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan keenceran feses. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Perawatan yang diberikan meliputi pemantauan tanda vital, manajemen diare, dan edukasi tentang diare untuk mencapai keseimbangan cairan, kontrol gejala, dan mencegah dehidrasi. -
Article No. 13172 | 03 Mar 2025
Klinis : pup berdarah, pup 2 hari sekali, perut tidak sakit, anus tidak sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Konstipasi
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu pup berdarah, pup 2 hari sekali, dan perut serta anus tidak sakit, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Konstipasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Konstipasi adalah:
- Frekuensi buang air besar normal
- Konsistensi feses normal
- Tidak ada keluhan terkait konstipasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Konstipasi meliputi:
- Manajemen Konstipasi
- Edukasi Terkait Konstipasi
- Peningkatan Intake Cairan dan Serat
- Relaksasi Otot Abdomen dan Rektal
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan.