Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11378 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, dan takut kematian akibat penyakit tidak dapat disembuhkan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mencakup beberapa aspek yang teridentifikasi dari kondisi yang diberikan, yaitu:
1. Ancaman perubahan penampilan - Ini mengarah pada gangguan citra tubuh, dimana pasien mengalami perubahan pada penampilan fisiknya akibat penyakit.
2. Penurunan harga diri - Adanya perubahan penampilan dapat mempengaruhi harga diri pasien dan persepsi dirinya.
3. Takut kematian - Pasien merasa khawatir dan takut menghadapi kematian akibat penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan.
4. Hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan - Pasien menghadapi situasi dimana penyakitnya tidak dapat disembuhkan, sehingga mempengaruhi proses pemulihannya.
5. Persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas - Pasien merasa terbatas dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat penyakitnya.
6. Ekspresi terhadap penyakit murung - Pasien menunjukkan ekspresi murung sebagai respon terhadap kondisi penyakitnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Citra Tubuh: Menunjukkan penerimaan terhadap perubahan penampilan
- Kriteria Hasil:
a. Mengekspresikan perasaan tentang perubahan penampilan
b. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan penampilan
c. Menunjukkan upaya untuk meningkatkan penampilan
2. Harga Diri: Mempertahankan harga diri
- Kriteria Hasil:
a. Mendeskripsikan kekuatan dan potensi yang dimiliki
b. Menunjukkan perilaku asertif
c. Mengekspresikan perasaan positif tentang diri
3. Manajemen Kematian: Menerima kematian
- Kriteria Hasil:
a. Mengidentifikasi sumber dukungan dalam menghadapi kematian
b. Mengekspresikan perasaan tentang kematian
c. Menunjukkan upaya untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Asuhan Keperawatan Citra Tubuh
- Identifikasi persepsi pasien tentang perubahan penampilan
- Fasilitasi diskusi tentang perubahan penampilan dan strategi untuk meningkatkannya
- Bantu pasien menerima perubahan penampilan dan mencari alternatif peningkatan penampilan
- Berikan dukungan emosional dan penerimaan terhadap perubahan penampilan pasien
2. Asuhan Keperawatan Harga Diri
- Identifikasi sumber-sumber harga diri pasien
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang dirinya
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan potensi yang dimiliki
- Fasilitasi pasien untuk berperilaku asertif dan mengekspresikan perasaan positif tentang dirinya
3. Asuhan Keperawatan Manajemen Kematian
- Identifikasi pemahaman pasien tentang kematian
- Fasilitasi diskusi tentang sumber dukungan dalam menghadapi kematian
- Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang kematian
- Berikan informasi dan edukasi tentang persiapan menghadapi kematian
- Berikan dukungan emosional dan spiritual dalam menghadapi kematian
Penjelasan rinci:
Dalam kondisi pasien dengan ancaman perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit murung, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, dan takut kematian akibat penyakit tidak dapat disembuhkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup tiga aspek utama, yaitu Citra Tubuh, Harga Diri, dan Manajemen Kematian. Masing-masing aspek memiliki kriteria hasil yang diharapkan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Asuhan Keperawatan Citra Tubuh, Asuhan Keperawatan Harga Diri, dan Asuhan Keperawatan Manajemen Kematian. Setiap intervensi mencakup berbagai tindakan spesifik yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan diagnosa keperawatan.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan terstruktur, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dalam menghadapi perubahan penampilan, mempertahankan harga diri, dan menerima kematian, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 11379 | 22 Jan 2025
Klinis : ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum dan selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan ulasan yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Ketidakberdayaan (00125)". Ketidakberdayaan didefinisikan sebagai pengalaman subjektif individu bahwa ia tidak dapat melakukan tindakan untuk mempengaruhi hasil yang signifikan. Dalam kasus ini, pasien memiliki persepsi bahwa penyakitnya tidak dapat disembuhkan, sehingga merasa terbatas dalam melakukan aktivitas dan menunjukkan ekspresi murung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Ketidakberdayaan (1603)
- Pasien dapat mengungkapkan perasaan tentang situasi kesehatannya
- Pasien dapat mengidentifikasi strategi koping yang efektif
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang membantu meningkatkan kontrol atas situasi
2. Motivasi (1209)
- Pasien dapat mengidentifikasi manfaat dari perilaku yang diharapkan
- Pasien dapat menunjukkan keinginan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang menunjukkan motivasi untuk berubah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Ketidakberdayaan (5330)
- Identifikasi situasi dan peristiwa yang memicu perasaan tidak berdaya pada pasien
- Bantu pasien mengenali sumber-sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kontrol
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran tentang situasi kesehatannya
- Berikan informasi yang dapat membantu pasien memahami situasi kesehatannya
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif untuk mengatasi perasaan tidak berdaya
2. Peningkatan Motivasi (5270)
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pasien
- Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan dan rencana tindakan
- Berikan umpan balik positif dan penguatan terhadap kemajuan yang dicapai pasien
- Kolaborasi dengan pasien untuk mengidentifikasi manfaat yang akan diperoleh dari perubahan perilaku
- Dorong partisipasi aktif pasien dalam setiap tahap proses perawatan
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat meningkatkan kontrol terhadap situasi kesehatannya, serta termotivasi untuk terlibat aktif dalam proses penyembuhan. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencapai hasil yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Terima kasih. -
Article No. 11380 | 22 Jan 2025
Klinis : resiko kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit. Tone saya akan akademis, dan saya akan berperan sebagai seorang perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi dengan risiko kerusakan integritas kulit adalah "Risiko Kerusakan Integritas Kulit" (SDKI, 2017). Risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai "Rentan mengalami perubahan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat mengganggu fungsi kulit sebagai barrier" (SDKI, 2017). Diagnosa ini mengidentifikasi potensi masalah kesehatan yang mungkin terjadi pada pasien dan memerlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Integritas kulit tetap utuh: Pasien menunjukkan kulit yang tidak mengalami kerusakan atau luka selama masa perawatan (SLKI, 2019).
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, eritema, edema, atau purulens pada kulit (SLKI, 2019).
3. Mobilitas fisik membaik: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa membahayakan integritas kulitnya (SLKI, 2019).
4. Pengetahuan tentang perawatan kulit meningkat: Pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang cara merawat kulit dan mencegah kerusakan integritas kulit (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Perawatan kulit: Melakukan perawatan kulit secara rutin, termasuk membersihkan, melembabkan, dan melindungi kulit dari iritasi atau gesekan (SIKI, 2018).
2. Manajemen risiko: Mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan kerusakan integritas kulit, seperti imobilitas, inkontinensia, atau malnutrisi, dan mengambil tindakan pencegahan (SIKI, 2018).
3. Terapi topikal: Memberikan terapi topikal sesuai kebutuhan, seperti penggunaan salep, krim, atau balutan untuk mempercepat penyembuhan luka dan mencegah infeksi (SIKI, 2018).
4. Edukasi dan konseling: Memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga tentang perawatan kulit, pencegahan kerusakan integritas kulit, dan pentingnya mobilisasi (SIKI, 2018).
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli nutrisi, atau ahli terapi fisik, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan terintegrasi (SIKI, 2018).
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah dan mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien. -
Article No. 11274 | 21 Jan 2025
Klinis : hipertemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi hipertemia dari sudut pandang seorang perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertemia berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran atau hasil sebagai berikut:
1. Suhu Tubuh: Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5-37,5°C atau 97,7-99,5°F).
2. Tanda-tanda Vital: Tanda-tanda vital pasien, seperti frekuensi nadi, pernapasan, dan tekanan darah, berada dalam kisaran normal.
3. Kenyamanan Pasien: Pasien merasakan kenyamanan dan tidak lagi mengeluhkan gejala-gejala yang terkait dengan hipertermia.
4. Pengetahuan Pasien: Pasien memahami penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia serta dapat melakukan tindakan pencegahan di masa depan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat perlu melakukan intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sebagai berikut:
1. Manajemen Suhu Tubuh
- Mengukur suhu tubuh pasien secara berkala
- Mengatur lingkungan agar tetap sejuk dan nyaman
- Memberikan cairan dingin secara oral atau melalui kompres dingin
- Memonitor tanda-tanda vital pasien
2. Manajemen Nyeri
- Menilai tingkat nyeri yang dialami pasien
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
3. Edukasi Kesehatan
- Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia
- Mengajarkan pasien dan keluarga cara mengukur suhu tubuh di rumah
- Memotivasi pasien untuk menjaga kebersihan dan hidrasi yang baik
4. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan
- Berkoordinasi dengan dokter untuk menentukan penyebab dan penanganan hipertermia
- Bekerja sama dengan tim gizi untuk memastikan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
- Melakukan konsultasi dengan ahli lain jika diperlukan, seperti ahli penyakit dalam atau ahli infeksi.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, kenyamanan pasien meningkat, dan pengetahuan pasien tentang manajemen hipertermia bertambah. -
Article No. 11275 | 21 Jan 2025
Klinis : kelelahan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output keperawatan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi kelelahan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kelelahan adalah "Kelelahan" (Fatigue) berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Kelelahan didefinisikan sebagai sensasi subjektif dari keletihan fisik, emosional, dan/atau kognitif yang berkelanjutan dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Karakteristik definisi kelelahan dalam SDKI antara lain:
- Merasa lelah secara fisik, emosional, dan/atau kognitif
- Sulit untuk memulai atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari
- Kurang energi, mudah lelah, dan tidak berdaya
- Perubahan pola tidur
- Perubahan mood dan motivasi
2. Luaran/Output Keperawatan SLKI
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
- Klien dapat meningkatkan energi dan menurunkan kelelahan.
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
- Klien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi kognitif.
- Klien dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi dalam perawatan.
Indikator luaran tersebut dapat diukur melalui penilaian tingkat energi, kualitas tidur, kemampuan aktivitas sehari-hari, fungsi kognitif, dan motivasi klien.
3. Intervensi Keperawatan SIKI
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi klien
- Kaji pola aktivitas dan istirahat klien
- Bantu klien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat
- Ajarkan teknik manajemen energi (misalnya pacing, prioritas aktivitas)
- Dorong klien untuk beristirahat secara teratur
b. Manajemen Tidur
- Kaji pola tidur klien
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas tidur
- Berikan edukasi tentang strategi tidur yang baik
- Ajarkan teknik relaksasi untuk meningkatkan tidur
- Fasilitasi lingkungan yang mendukung tidur yang baik
c. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Bantu klien mengatur dan menjadwalkan aktivitas sesuai kemampuan
- Ajarkan teknik konservasi energi dalam melakukan aktivitas
- Berikan bantuan atau alat bantu yang diperlukan untuk aktivitas
d. Stimulasi Kognitif
- Kaji fungsi kognitif klien
- Berikan stimulasi mental melalui aktivitas yang sesuai
- Ajarkan teknik latihan fungsi kognitif
- Dorong keterlibatan klien dalam aktivitas yang mendukung fungsi kognitif
e. Peningkatan Motivasi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi motivasi klien
- Berikan dukungan emosional dan penguatan positif
- Libatkan klien dalam perencanaan dan pengambilan keputusan perawatan
- Fasilitasi klien untuk mencapai tujuan yang realistis
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang diinginkan dapat tercapai dan klien dapat meningkatkan energi, mempertahankan pola tidur yang adekuat, melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal, mempertahankan fungsi kognitif, serta meningkatkan motivasi dan partisipasi dalam perawatan. -
Article No. 11276 | 21 Jan 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi ansietas berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosis Keperawatan SDKI untuk Kondisi Ansietas:
Ansietas adalah diagnosis keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut. Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Ansietas dapat muncul akibat perubahan yang terjadi, ancaman integritas diri, atau tidak adanya prediktabilitas dan kontrol terhadap situasi. Tanda dan gejala ansietas dapat berupa fisik (seperti gemetar, berkeringat, jantung berdebar), perilaku (seperti gelisah, mudah terkejut), kognitif (seperti khawatir, sulit berkonsentrasi), dan afektif (seperti takut, cemas).
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Ansietas Terkendali: Klien dapat menunjukkan tingkat ansietas yang menurun, ditandai dengan penurunan respon fisik, perilaku, kognitif, dan afektif yang berhubungan dengan ansietas.
2. Pengelolaan Ansietas: Klien dapat mendemonstrasikan strategi yang efektif untuk mengelola ansietas, seperti latihan relaksasi, visualisasi, atau teknik lainnya.
3. Kemampuan Koping: Klien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menggunakan strategi koping yang adaptif dalam menghadapi situasi yang menyebabkan ansietas.
4. Tingkat Stres Terkendali: Klien dapat menunjukkan penurunan tingkat stres yang berhubungan dengan ansietas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Ansietas
- Identifikasi faktor penyebab dan pemicu ansietas
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau meditasi
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran terkait ansietas
- Berikan dukungan emosional dan validasi perasaan klien
- Kolaborasi dengan profesional kesehatan lain jika diperlukan (misalnya, psikolog atau psikiater)
2. Pengurangan Stres
- Identifikasi sumber stres dan strategi koping yang adaptif
- Ajarkan teknik manajemen stres, seperti latihan fisik, manajemen waktu, atau teknik relaksasi
- Dorong klien untuk melakukan aktivitas menyenangkan dan rekreasi
- Berikan dukungan sosial dan edukasi bagi keluarga atau significant others
3. Peningkatan Koping
- Identifikasi sumber kekuatan, sumber daya, dan strategi koping yang efektif
- Ajarkan teknik koping adaptif, seperti pemecahan masalah, berpikir positif, atau teknik visualisasi
- Dorong klien untuk mempraktikkan strategi koping yang telah dipelajari
- Berikan umpan balik positif dan reinforcement saat klien menerapkan strategi koping yang efektif
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tingkat ansietas yang terkendali, kemampuan dalam mengelola ansietas, peningkatan kemampuan koping, dan tingkat stres yang terkendali. -
Article No. 11277 | 21 Jan 2025
Klinis : febris
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis terkait kondisi febris dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklarifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: tidak ada kode spesifik
- Deskripsi: Penatalaksanaan demam umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis spesifik, melainkan fokus pada manajemen gejala dan pencarian penyebab. Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan antara lain pengukuran suhu tubuh, pemberian antipiretik, pemeriksaan laboratorium, dan pemberian cairan serta elektrolit jika diperlukan.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak diklarifikasi):
- Kode ini digunakan untuk menggambarkan keadaan febris atau demam yang belum dapat ditentukan penyebabnya.
- Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, baik infeksi, peradangan, gangguan imunologis, atau kondisi lainnya.
- Diagnosis febris atau demam memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebabnya, seperti melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Tidak ada kode prosedur atau tindakan medis spesifik untuk diagnosis febris atau demam.
- Penatalaksanaan febris atau demam umumnya berfokus pada manajemen gejala dan pencarian penyebab yang mendasarinya.
- Tindakan yang mungkin dilakukan antara lain pengukuran suhu tubuh, pemberian antipiretik, pemeriksaan laboratorium (seperti tes darah, urinalisis, atau kultur), dan pemberian cairan serta elektrolit jika diperlukan.
- Tindakan medis yang dilakukan akan bergantung pada keadaan klinis pasien, kemungkinan penyebab, dan rencana penatalaksanaan yang ditentukan oleh tenaga kesehatan. -
Article No. 11278 | 21 Jan 2025
Klinis : wasir
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi wasir:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64
- Deskripsi: Wasir (Hemorrhoids)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.31 - Ligasi atau skleroterapi wasir
- Deskripsi: Tindakan medis untuk mengobati wasir dengan mengikat atau menyuntikkan bahan sklerosing ke dalam pembuluh darah yang menyebabkan wasir.
- Kode: 45.33 - Eksisi atau destruksi wasir, tanpa tindakan lain
- Deskripsi: Prosedur pengangkatan atau pemusnahan jaringan wasir tanpa tindakan lain yang dilakukan.
- Kode: 45.34 - Eksisi atau destruksi wasir dengan tindakan lain
- Deskripsi: Prosedur pengangkatan atau pemusnahan jaringan wasir yang disertai dengan tindakan lain, seperti fistulektomi atau fissurektomi.
Wasir (hemorrhoids) merupakan kondisi di mana terjadi pembesaran pembuluh darah di sekitar anus atau rektum. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intra-abdominal, seperti pada kehamilan, konstipasi, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Gejala yang umum timbul adalah nyeri, perdarahan, dan rasa tidak nyaman di area anus. Penanganan dapat berupa terapi konservatif, seperti menggunakan obat topikal atau supositoria, hingga tindakan medis seperti ligasi atau eksisi wasir. -
Article No. 11280 | 21 Jan 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Penjelasan:
Kode R05 dalam ICD-10 merupakan kode yang digunakan untuk mendiagnosis batuk sebagai gejala atau keluhan. Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh yang berfungsi untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, mukus, atau iritasi. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi saluran pernapasan, alergi, penyakit paru-paru, atau kondisi lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk batuk.
- Deskripsi: Batuk umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis khusus, kecuali jika ada komplikasi atau kondisi yang mendasarinya.
Penjelasan:
Batuk merupakan gejala atau keluhan yang sering timbul, dan umumnya tidak memerlukan prosedur atau tindakan medis khusus. Penanganan batuk biasanya dilakukan secara konservatif, seperti memberikan obat-obatan simtomatik untuk mengurangi gejala, serta mengatasi penyebab mendasar yang menyebabkan batuk. Dalam kasus-kasus tertentu, prosedur atau tindakan medis mungkin diperlukan jika ada komplikasi atau kondisi yang mendasari batuk, seperti penatalaksanaan infeksi saluran pernapasan atau penyakit paru-paru. -
Article No. 11281 | 21 Jan 2025
Klinis : mohon buatkan DS dan DO 1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b.d konflik pengambilan keputusan pada penderita HT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif Berhubungan dengan Konflik Pengambilan Keputusan pada Penderita Hipertensi (HT)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif adalah ketidakmampuan keluarga untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah keluarga dapat menunjukkan kemampuan untuk mengidentifikasi, mencari, menggunakan, dan mengevaluasi sumber daya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Sistem Keluarga, Edukasi Kesehatan Keluarga, dan Konseling Keluarga.
Data Subyektif (DS):
- Keluarga menyatakan adanya konflik dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan kesehatan penderita hipertensi.
- Keluarga mengeluhkan kesulitan dalam mencari dan menggunakan sumber daya yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Data Objektif (DO):
- Tidak ada rencana tertulis terkait manajemen kesehatan keluarga.
- Anggota keluarga tidak dapat menjelaskan dengan jelas peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan kesehatan penderita hipertensi.
- Terdapat perbedaan pemahaman antar anggota keluarga terkait kebutuhan kesehatan penderita hipertensi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar/Perawat