Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11367 | 22 Jan 2025
Klinis : Sejak 2 hari yl os smrs mengeluh panas panas naik turun mual muntah nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Hipertermia: Suhu tubuh di atas rentang normal (>37,8°C) yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan hilangnya panas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Pasien mampu mengontrol suhu tubuh
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan suhu tubuh
- Manajemen hiperpireks
- Pemberian antipiretik
- Penatalaksanaan tanda-tanda infeksi
Dalam kondisi ini, pasien mengalami gejala-gejala seperti demam naik turun, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan, yang mengarah pada kemungkinan adanya proses infeksi yang menyebabkan hipertermia. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, manajemen hiperpireks, pemberian antipiretik, dan penatalaksanaan tanda-tanda infeksi untuk membantu mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 11368 | 22 Jan 2025
Klinis : • Ny. S sering mengeluh nyeri di bagian tumit nya tetapi belum di periksakan ke dokter dan tidak tahu bagaimana cara mengatasi nya • Ny. S mengatakan masih belum tahu cara mengatasi tumit nya yang tiba-tiba sakit setiap bangun tidur di pagi hari • Klien tampak belum mengetahui kenapa dan bagaimana cara mengatasi nyeri pada bagian tumitnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang dipaparkan di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan penatalaksanaannya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengetahuan tentang kondisi kesehatan
Indikator:
a. Klien dapat menjelaskan penyebab nyeri tumit.
b. Klien dapat menjelaskan cara penanganan nyeri tumit.
c. Klien dapat menjelaskan kapan harus memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi kesehatan
Aktivitas:
a. Mengkaji pemahaman klien tentang kondisi nyeri tumit.
b. Menjelaskan penyebab nyeri tumit, seperti kemungkinan adanya kondisi plantar fasciitis.
c. Menjelaskan cara penanganan nyeri tumit, seperti istirahat, penggunaan sepatu yang nyaman, terapi panas/dingin, dan pemberian obat pereda nyeri.
d. Menjelaskan kapan harus memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, misalnya jika nyeri tidak membaik atau semakin memburuk.
e. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya dan mempraktikkan penanganan nyeri tumit.
f. Melakukan evaluasi pemahaman klien terkait informasi yang diberikan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan manajemen kesehatan" dipilih karena klien belum mampu mengidentifikasi penyebab dan cara mengatasi nyeri tumit yang dialaminya. Klien tampak belum mengetahui cara penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan ini.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan pengetahuan klien tentang kondisi nyeri tumit, meliputi pemahaman tentang penyebab, cara penanganan, dan kapan harus memeriksakan diri ke tenaga kesehatan. Dengan pengetahuan yang memadai, diharapkan klien dapat mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Intervensi keperawatan yang diberikan adalah edukasi kesehatan. Melalui edukasi, perawat dapat mengkaji pemahaman klien, memberikan informasi terkait penyebab dan penanganan nyeri tumit, serta memberikan kesempatan bagi klien untuk bertanya dan mempraktikkan penanganan yang tepat. Evaluasi pemahaman klien juga perlu dilakukan untuk memastikan tercapainya tujuan luaran. -
Article No. 11369 | 22 Jan 2025
Klinis : Ny.i mengatakan sering mengeluh sakit pundak,tengkuk leher dan kaki Ny.i mengatakan baru tau kalo kolestrolnya tinggi Ny.i belum tau makanan apa saja yg tidak boleh di makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang dialami oleh Ny. I:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronik berhubungan dengan masalah musculoskeletal (sakit pundak, tengkuk, leher, dan kaki)
- Pasien mengeluh sering mengalami sakit di area pundak, tengkuk, leher, dan kaki yang berlangsung lama.
- Nyeri kronik merupakan nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan dan dapat disebabkan oleh masalah muskuloskeletal.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang diet yang sesuai dengan kondisinya (kolesterol tinggi)
- Pasien baru mengetahui bahwa kolesterolnya tinggi, tetapi belum mengetahui makanan apa saja yang harus dihindari.
- Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan mengacu pada ketidakmampuan pasien dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengelola kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional.
2. Manajemen Penyakit Kronis
- Pasien dapat menunjukkan pemahaman tentang faktor risiko, gejala, dan komplikasi dari kolesterol tinggi.
- Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk mengelola diet dan gaya hidup yang sesuai dengan kondisi kolesterol tinggi.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kepuasan terhadap status kesehatannya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi tentang kolesterol tinggi, termasuk definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan pengelolaan.
- Ajarkan diet yang sesuai untuk mengelola kolesterol tinggi, seperti mengurangi asupan lemak jenuh, kolesterol, dan meningkatkan asupan serat.
- Dorong pasien untuk aktif dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai.
- Evaluasi pemahaman pasien dan tingkat kepatuhan terhadap rekomendasi pengelolaan kolesterol.
Melalui penerapan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan Ny. I dapat mengelola nyeri kronik yang dialaminya, meningkatkan pemahaman tentang kolesterol tinggi, dan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, sehingga dapat mencapai peningkatan status kesehatan yang optimal. -
Article No. 11370 | 22 Jan 2025
Klinis : • Klien mengatakan kalau hanya kesemutan, hanya didiamkan saja dan beranggapan nanti akan hilang dengan sendirinya. • Klien mengatakan pernah memeriksakan asam urat dan didapatkan tinggi nilainya, namun masih memakan makanan kacang-kacangan dan gorengan • Ny. T mengatakan apabila ada anggota keluarga yang tidak enak badan, penolongan pertamanya minum obat warung, jika tak kunjung membaik langsung ke pelayanan kesehatan. • Klien mengatakan tidak minum obat asam urat DO : • Klien kurang menunjukan pemahaman tentang perilaku sehat. • Kurang menunjukan minat untuk meningkatkan perilaku sehat.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Penyebab: Kurangnya pengetahuan, persepsi yang keliru terhadap kondisi kesehatan, dan perilaku kesehatan yang tidak tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Kesehatan Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola masalah kesehatan secara efektif.
Kriteria Hasil:
a. Klien menunjukkan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan kondisi kesehatan.
b. Klien menunjukkan perilaku kesehatan yang sesuai.
c. Klien menunjukkan partisipasi aktif dalam pengelolaan kondisi kesehatan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan dan perilaku sehat yang tepat.
Aktivitas:
a. Assess pemahaman klien tentang kondisi kesehatan, penyebab, dan pengelolaan yang tepat.
b. Jelaskan tentang kondisi kesehatan, faktor risiko, dan dampak yang dapat ditimbulkan.
c. Ajarkan klien tentang perilaku sehat yang sesuai, seperti menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, rutin minum obat, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
d. Motivasi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kondisi kesehatan.
2. Manajemen Regimen Terapi
Tujuan: Membantu klien mengelola regimen terapi secara efektif.
Aktivitas:
a. Assess pemahaman klien tentang regimen terapi yang direkomendasikan.
b. Bantu klien menyusun rencana penggunaan obat-obatan secara teratur.
c. Monitoring kepatuhan klien dalam mengikuti regimen terapi.
d. Evaluasi efektivitas regimen terapi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin telah diberikan, dengan nada akademis dan perspektif seorang perawat (nurse) yang ahli dalam bidang asuhan keperawatan. -
Article No. 11372 | 22 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam dan mencret
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi pasien dengan keluhan demam dan mencret.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam dan mencret, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diare akut (00013)
- Definisi: Pengeluaran feses cair dalam jumlah yang lebih banyak dari normal, berlangsung selama kurang dari 14 hari.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
- Karakteristik Mayor: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair, dan volume feses meningkat.
2. Hipertermia (00007)
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal.
- Faktor yang berhubungan: Proses inflamasi, infeksi.
- Karakteristik Mayor: Suhu tubuh di atas 37,8°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia teratasi (0800)
- Definisi: Tercapainya suhu tubuh dalam kisaran normal.
- Indikator:
a. Suhu tubuh dalam kisaran normal
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi
c. Mengeluh nyaman
d. Aktivitas sesuai usia
2. Kontrol diare (0501)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan frekuensi, konsistensi, dan volume buang air besar.
- Indikator:
a. Frekuensi buang air besar menurun
b. Konsistensi feses membentuk
c. Volume feses menurun
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen demam (3740)
- Definisi: Pemberian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
- Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian suhu tubuh secara berkala
b. Berikan kompres hangat pada ekstremitas
c. Berikan cairan hangat dan makanan lunak
d. Anjurkan istirahat yang cukup
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian pengobatan
2. Manajemen diare (0460)
- Definisi: Pemberian tindakan untuk mengurangi frekuensi, volume, dan konsistensi feses cair.
- Aktivitas:
a. Lakukan pengkajian karakteristik diare
b. Berikan cairan dan elektrolit sesuai anjuran
c. Anjurkan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast)
d. Berikan obat antidiare sesuai resep tenaga kesehatan
e. Pantau tanda-tanda dehidrasi
Dalam penanganan kondisi pasien dengan keluhan demam dan mencret, diperlukan pengkajian yang komprehensif untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah hipertermia dan diare, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan yaitu stabilnya suhu tubuh dan terkendalinya diare. -
Article No. 11373 | 22 Jan 2025
Klinis : Seorang bayi laki-laki berusia 6 bulan dirawat di bangsal perinatologi dengan diagnosa gastroenteritis akut. Bayi mengalami diare cair lebih dari 5 kali dalam sehari, muntah 2 kali, dan tampak rewel. Pemeriksaan fisik menunjukkan bayi mengalami dehidrasi ringan dengan tanda-tanda turgor kulit menurun dan mata cekung. Berat badan bayi mengalami penurunan 500 gram dalam 3 hari terakhir. Bayi masih menyusu ASI, tetapi intensitasnya menurun karena bayi sering tampak lemah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diare dan muntah
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai kekurangan cairan intraseluler, interstisial, dan/atau intravaskular.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat sesuai kebutuhan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor tanda-tanda dehidrasi, mengatur pemberian cairan intravena, dan melakukan pemberian cairan per oral.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makan
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang adekuat dan mencapai pertumbuhan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor asupan dan output cairan, mengatur pemberian nutrisi enteral, dan memberikan edukasi kepada keluarga tentang kebutuhan nutrisi bayi.
3. Nyeri Akut berhubungan dengan diare dan muntah
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memonitor tanda-tanda nyeri, memberikan obat analgesik sesuai instruksi, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh bayi dengan gastroenteritis akut. -
Article No. 11374 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perubahan Citra Tubuh
2. Harga Diri Rendah
3. Takut Kematian
4. Hambatan Pemulihan
5. Persepsi Terbatas terhadap Kesehatan
6. Depresi
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perubahan Citra Tubuh
SDKI: Ketidakpuasan individu terhadap perubahan fisik yang terjadi dan keyakinan bahwa perubahan tersebut memengaruhi penampilan.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu menerima perubahan fisik dan meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.
SIKI: Terapi Kelompok, Terapi Perilaku Kognitif, Terapi Psikososial.
2. Harga Diri Rendah
SDKI: Penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri.
SLKI: Intervensi untuk meningkatkan penerimaan diri dan kepercayaan diri individu.
SIKI: Konseling Individu, Terapi Kelompok, Terapi Kognitif.
3. Takut Kematian
SDKI: Perasaan gelisah, khawatir, atau takut terhadap kematian.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu mengatasi kecemasan terkait kematian.
SIKI: Relaksasi, Terapi Kognitif, Terapi Penerimaan dan Komitmen.
4. Hambatan Pemulihan
SDKI: Ketidakmampuan individu untuk memulihkan kondisi akibat penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu beradaptasi dengan kondisi yang tidak dapat disembuhkan.
SIKI: Konseling Individu, Terapi Kelompok, Terapi Penerimaan dan Komitmen.
5. Persepsi Terbatas terhadap Kesehatan
SDKI: Keyakinan individu bahwa penyakit membatasi kemampuannya untuk melakukan aktivitas.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu meningkatkan persepsi positif terhadap kesehatan.
SIKI: Edukasi Kesehatan, Terapi Kognitif, Terapi Perilaku.
6. Depresi
SDKI: Perasaan sedih, murung, dan kehilangan minat dalam melakukan aktivitas.
SLKI: Intervensi untuk membantu individu mengatasi gejala depresi.
SIKI: Terapi Kognitif, Terapi Perilaku, Relaksasi.
Harap diperhatikan bahwa ini adalah penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Untuk pemahaman yang lebih mendalam, disarankan untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan profesional. -
Article No. 11375 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran keperawatan yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda paparkan. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poinnya dengan nada akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Citra Tubuh (00118): Adanya ancaman perubahan penampilan akibat penyakit yang diderita pasien.
2. Harga Diri Rendah Situasional (00120): Adanya penurunan harga diri pasien terkait dengan penyakit yang diderita.
3. Takut (00148): Adanya rasa takut pasien terhadap kematian yang diakibatkan oleh penyakitnya.
4. Hambatan Pemulihan Kesehatan (00255): Adanya hambatan pemulihan kesehatan berupa penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
5. Keterbatasan Aktivitas (00040): Persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas.
6. Kesedihan Kronis (00137): Ekspresi pasien terhadap penyakitnya yang murung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (1200):
- Pasien dapat menerima perubahan penampilan akibat penyakit yang diderita.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi untuk meningkatkan citra tubuh.
2. Harga Diri (1205):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif.
- Pasien dapat mencapai tingkat harga diri yang stabil.
3. Kontrol Rasa Takut (1210):
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab rasa takut terhadap kematian.
- Pasien dapat menerapkan strategi untuk mengurangi rasa takut.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan kontrol terhadap rasa takut.
4. Pemulihan Kesehatan (1802):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pemulihan kesehatan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mendukung pemulihan kesehatan.
- Pasien dapat mencapai tingkat pemulihan yang optimal sesuai dengan kondisinya.
5. Aktivitas Sehari-hari (0300):
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisinya.
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Pasien dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
6. Koping Emosional (1302):
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesedihan kronis.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif untuk mengelola kesedihan kronis.
- Pasien dapat mencapai tingkat kesedihan yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh (6700):
- Identifikasi persepsi pasien tentang perubahan penampilan.
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi citra tubuh pasien.
- Berikan dukungan emosional untuk membantu pasien menerima perubahan.
- Ajarkan teknik untuk meningkatkan penampilan dan citra tubuh.
2. Peningkatan Harga Diri (5400):
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri pasien.
- Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan dan potensi dirinya.
- Berikan umpan balik positif untuk menguatkan harga diri pasien.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatannya.
3. Manajemen Rasa Takut (5820):
- Identifikasi penyebab rasa takut pasien terhadap kematian.
- Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang kondisi kesehatan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa takut.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
4. Manajemen Pemulihan (6680):
- Identifikasi hambatan pemulihan kesehatan yang dialami pasien.
- Kembangkan rencana perawatan yang realistis dan dapat dicapai.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan mandiri yang dapat dilakukan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk optimalisasi pemulihan.
5. Peningkatan Aktivitas (0200):
- Identifikasi aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan pasien.
- Ajarkan teknik modifikasi aktivitas untuk mengoptimalkan kemandirian.
- Libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan aktivitas.
- Berikan motivasi dan umpan balik positif untuk meningkatkan keterlibatan pasien.
6. Manajemen Kesedihan (5290):
- Identifikasi penyebab dan dampak kesedihan kronis yang dialami pasien.
- Berikan dukungan emosional dan ruang untuk mengekspresikan perasaan.
- Ajarkan teknik koping yang efektif untuk mengelola kesedihan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk intervensi yang komprehensif.
Penjelasan di atas mencakup diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi yang Anda paparkan. Saya harap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya. -
Article No. 11376 | 22 Jan 2025
Klinis : resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang komprehensif terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi risiko jatuh.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko jatuh adalah "Risiko Jatuh". Diagnosis ini mengacu pada potensi peningkatan kerentanan individu terhadap jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik. Diagnosa ini didasarkan pada adanya faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya jatuh, seperti gangguan mobilitas, gangguan sensori, riwayat jatuh sebelumnya, lingkungan yang tidak aman, dan lain-lain.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Stabilitas Risiko Jatuh: Pasien menunjukkan penurunan risiko jatuh yang ditandai dengan tidak adanya kejadian jatuh selama periode asuhan keperawatan.
b. Keseimbangan: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mempertahankan keseimbangan saat beraktivitas.
c. Kemampuan Mobilisasi: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
d. Pengetahuan tentang Pencegahan Jatuh: Pasien dan/atau keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang strategi pencegahan jatuh.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pengkajian Risiko Jatuh: Melakukan pengkajian komprehensif untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko jatuh pada pasien, seperti riwayat jatuh, gangguan mobilitas, gangguan sensorik, penggunaan obat-obatan, lingkungan, dan lain-lain.
b. Manajemen Lingkungan: Mengidentifikasi dan mengurangi potensi bahaya di lingkungan sekitar pasien, seperti meminimalkan permukaan licin, mengatur penerangan yang cukup, menggunakan alat bantu mobilisasi yang sesuai, dan lain-lain.
c. Edukasi tentang Pencegahan Jatuh: Memberikan edukasi kepada pasien dan/atau keluarga mengenai strategi pencegahan jatuh, seperti penggunaan alat bantu mobilisasi, modifikasi lingkungan, latihan keseimbangan, dan lain-lain.
d. Latihan Keseimbangan dan Mobilisasi: Memberikan latihan-latihan untuk meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan kemampuan mobilisasi pasien, sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing.
e. Pemantauan dan Dokumentasi: Melakukan pemantauan terhadap risiko jatuh dan kejadian jatuh, serta mendokumentasikan setiap tindakan dan respons pasien secara sistematis.
Dengan adanya diagnosis keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu mencegah kejadian jatuh dan meningkatkan keselamatan serta kesejahteraan pasien. Peran perawat menjadi vital dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien. -
Article No. 11377 | 22 Jan 2025
Klinis : ada ancaman perubahan penampilan, penurunan harga dir, takut kematian, ada hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktifitas, ekspresi terhadap penyakit murung. gabungkan semuanya menjadi 1 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan menggunakan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang anda paparkan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakefektifan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit yang murung.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Risiko Ketidakefektifan Citra Tubuh: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan persepsi dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya yang dapat memengaruhi perilaku.
- Faktor terkait: Perubahan penampilan, penurunan harga diri, takut kematian, hambatan kesembuhan berupa penyakit tidak dapat disembuhkan, persepsi pasien terhadap penyakitnya merasa terbatas dalam melakukan aktivitas, dan ekspresi terhadap penyakit yang murung.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Citra Tubuh: Keadaan di mana individu memiliki persepsi positif tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya.
- Indikator yang terkait: Ekspresi emosi yang sesuai, Tingkat kepuasan terhadap penampilan tubuh, Tingkat kepercayaan diri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan: Terapi Citra Tubuh, Dukungan Emosional, Manajemen Stres, Konseling, Terapi Perilaku.
Dengan pendekatan ini, diharapkan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi risiko ketidakefektifan citra tubuh yang dihadapi.