Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13216 | 04 Mar 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam sudah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu pasien datang dengan keluhan demam sudah 3 hari, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah suhu tubuh di atas ambang batas normal, disertai dengan gejala-gejala sistemik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh normal
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Tidak terjadi komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Manajemen demam
3. Terapi cairan dan elektrolit
4. Edukasi pasien dan keluarga
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar/perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran umum mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang dapat diterapkan pada pasien dengan keluhan demam selama 3 hari. Pasien perlu dievaluasi secara komprehensif untuk menentukan penyebab demam dan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 13217 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke poliklinik thalassemia dengan keluhan lemah dan tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik: kesadaran kompos mentis, frekuensi nadi 80 x/menit, RR 32 x/menit, suhu 37,8C, konjuntiva anemis, akral dingin dan ujung jari pucat, kulit berwarna lebih gelap dari rasnya, pembesaran abdomen, splenomegali. Menurut ibu anaknya sudah jarang bermain diluar rumah sejak harus bolak balik ke rumah sakit untuk transfusi darah yaitu sejak 3 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap kemampuan.
Karakteristik Definisi: Subyektif: Klien/ibu menyatakan anak malas bermain, lemah, dan tidak aktif; Obyektif: Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan frekuensi nadi 80 x/menit, RR 32 x/menit, konjuntiva anemis, akral dingin, ujung jari pucat, kulit lebih gelap, pembesaran abdomen, dan splenomegali.
2. Ketidakefektifan Pola Tidur
Definisi: Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
Karakteristik Definisi: Subyektif: Ibu menyatakan anak jarang bermain di luar rumah sejak harus rutin ke rumah sakit untuk transfusi darah; Obyektif: Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan anak terlihat lemah dan tidak aktif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien/anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Klien/anak dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas
- Klien/anak menunjukkan peningkatan energi dan daya tahan tubuh
2. Ketidakefektifan Pola Tidur
- Klien/anak dapat tidur dengan cukup dan berkualitas
- Klien/anak dapat beristirahat dan memulihkan energi
- Klien/anak menunjukkan peningkatan aktivitas dan keterlibatan dalam kegiatan sehari-hari
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan, toleransi, dan preferensi aktivitas klien/anak
- Fasilitasi peningkatan aktivitas secara bertahap sesuai toleransi
- Bantu klien/anak menentukan jadwal aktivitas harian
- Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup sesuai kebutuhan klien/anak
- Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada klien/anak dan keluarga tentang pentingnya aktivitas dan manajemen energi
2. Ketidakefektifan Pola Tidur
- Manajemen Pola Tidur
- Kaji pola tidur klien/anak, termasuk durasi, frekuensi, dan kualitas tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
- Bantu klien/anak mengembangkan rutinitas tidur yang sehat
- Terapi Relaksasi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur yang berkualitas
- Kolaborasi dengan terapis untuk memberikan terapi relaksasi yang sesuai
- Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada klien/anak dan keluarga tentang pentingnya pola tidur yang adekuat dan teknik-teknik untuk meningkatkannya
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas dan Ketidakefektifan Pola Tidur. Kedua diagnosa ini didasarkan pada gejala dan temuan fisik yang ditunjukkan oleh anak, seperti keluhan lemah dan tidak aktif, serta keluhan jarang bermain di luar rumah karena harus rutin ke rumah sakit untuk transfusi darah.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah agar anak dapat meningkatkan toleransi aktivitas, memiliki pola tidur yang efektif, dan dapat beradaptasi dengan kondisi penyakitnya. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen aktivitas, manajemen energi, edukasi kesehatan, manajemen pola tidur, dan terapi relaksasi. Tujuannya adalah untuk membantu anak meningkatkan kemampuan, toleransi, dan daya tahan, serta memfasilitasi tidur yang berkualitas untuk memulihkan energi.
Penjelasan ini disampaikan dengan nada akademis dan persona pakar/perawat, sesuai dengan permintaan. -
Article No. 13218 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 7 tahun dibawa ibunya ke poliklinik thalassemia dengan keluhan lemah dan tidak aktif. Hasil pemeriksaan fisik: kesadaran kompos mentis, frekuensi nadi 80 x/menit, RR 32 x/menit, suhu 37,8C, konjuntiva anemis, akral dingin dan ujung jari pucat, kulit berwarna lebih gelap dari rasnya, pembesaran abdomen, splenomegali. Menurut ibu anaknya sudah jarang bermain diluar rumah sejak harus bolak balik ke rumah sakit untuk transfusi darah yaitu sejak 3 tahun yang lalu.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak usia 7 tahun dengan thalassemia yang mengalami kelemahan dan penurunan aktivitas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia, splenomegali, dan penurunan daya tahan tubuh.
Karakteristik Mayor: Adanya keluhan lemah dan tidak aktif, akral dingin, konjuntiva anemis, dan pembesaran abdomen.
Karakteristik Minor: Frekuensi nadi rendah, frekuensi napas cepat, dan suhu tubuh meningkat.
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Kriteria Hasil:
a. Anak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri tanpa cepat lelah.
b. Anak mampu bermain di luar rumah dengan durasi yang semakin lama.
c. Anak menunjukkan peningkatan energi dan gairah dalam beraktivitas.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Energi
a. Kaji tingkat energi anak dan aktivitas yang dapat dilakukan.
b. Bantu anak dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
c. Anjurkan anak untuk beristirahat yang cukup setelah beraktivitas.
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan pengobatan anemia.
2. Peningkatan Aktivitas
a. Bantu anak dalam menyusun rencana aktivitas sehari-hari yang sesuai.
b. Beri motivasi dan dukungan agar anak dapat berpartisipasi dalam aktivitas bermain di luar rumah.
c. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan fisik yang aman dan sesuai.
d. Edukasi keluarga tentang pentingnya aktivitas yang teratur untuk meningkatkan toleransi anak.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena anak mengalami keluhan lemah dan tidak aktif, yang berkaitan dengan kondisi anemia, splenomegali, dan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit thalassemia. Luaran yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas anak, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan bermain di luar rumah dengan lebih baik. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen energi dan peningkatan aktivitas, dengan tujuan membantu anak dalam mengatur energi, menyusun rencana aktivitas yang sesuai, serta memotivasi dan mendukung anak agar dapat meningkatkan aktivitas secara bertahap.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 13219 | 04 Mar 2025
Klinis : pasien datang dengan luka lecet di pergelangan kaki kanan setelah kecelakaan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
Etiologi:
- Cedera fisik (trauma, luka, lecet)
- Faktor mekanis (gesekan, tekanan)
Karakteristik Mayor:
- Kerusakan pada permukaan kulit (lecet, luka)
- Perubahan warna kulit (kemerahan, memar)
- Nyeri
Karakteristik Minor:
- Perubahan sensasi (rasa tidak nyaman)
- Pembengkakan
- Drainase cairan
Rencana Keperawatan:
1. Pengkajian Komprehensif
- Lakukan pengkajian luas dan mendalam terkait luka lecet, riwayat kesehatan, faktor risiko, dan respons pasien.
2. Perawatan Luka
- Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau salin steril.
- Tutup luka dengan balutan yang sesuai untuk mempertahankan kelembaban dan mencegah infeksi.
- Evaluasi perkembangan luka secara berkala.
3. Pengelolaan Nyeri
- Nilai intensitas nyeri pasien dengan menggunakan alat ukur nyeri yang tepat.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
4. Edukasi dan Konseling
- Edukasikan pasien dan keluarga mengenai perawatan luka, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan.
5. Evaluasi Outcome
- Pantau perkembangan luka, tingkat nyeri, dan kemampuan pasien dalam merawat luka.
- Modifikasi rencana perawatan sesuai dengan respons pasien.
SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar ini digunakan untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 13220 | 04 Mar 2025
Klinis : Difisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi defisit nutrisi:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi defisit nutrisi adalah "Defisit Nutrisi" (00002). Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti anoreksia, disfagia, masalah gastrointestinal, atau ketidakmampuan untuk menyiapkan makanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Indeks Massa Tubuh (IMT) dalam rentang normal
2. Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi (misalnya, rambut rontok, perubahan warna kulit, pembengkakan, dll.)
3. Asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral sesuai kebutuhan
4. Tidak ada keluhan terkait status nutrisi (misalnya, mual, nyeri perut, diare, dll.)
5. Pasien/keluarga dapat menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan strategi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pengkajian nutrisi: Kaji riwayat makan, asupan makanan, dan faktor-faktor yang memengaruhi status nutrisi pasien.
2. Perencanaan nutrisi: Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Edukasi nutrisi: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat, makanan yang sesuai, dan strategi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
4. Dukungan nutrisi: Berikan dukungan nutrisi yang sesuai, seperti suplemen nutrisi, aturan makan, atau bantuan dalam menyiapkan makanan.
5. Pemantauan status nutrisi: Pantau berat badan, intake nutrisi, dan tanda-tanda kekurangan nutrisi secara berkala.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkoordinasi dengan dokter, ahli gizi, atau profesional lain untuk memastikan penanganan nutrisi yang komprehensif.
7. Evaluasi dan penyesuaian: Secara berkala mengevaluasi respons pasien terhadap intervensi dan menyesuaikan rencana perawatan jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan defisit nutrisi dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu status nutrisi yang optimal dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. -
Article No. 13221 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 14 bulan dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan keluhan sulit naik berat badan. Berat badan lahir 3 kg, berat badan sekarang 8,1 kg. menurut ibu anak mengalami kesulitan saat minum susu, tampak seperti kelelahan dan sering berhenti untuk jeda saat menyusu. Sejak usia 6 bulan anak sering tampak kebiruan, terutama saat menangis bibir dan akral kebiruan. Anak tampak kurang aktif dalam bermain. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi nadi 100 x/menit, respirasi 32 x/menit, SpO2 85%, suhu 37,5 C, konjungtiva tidak anemis, bibir terlihat sianosis, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur sistolik, suara napas bronkrial vesikuler, ronki basah pada kedua paru lobus bawah, wheezing tidak ada, akral hangat, ujung jari sianosis. Hasil pemeriksaan diagnostik: hipertropi ventrikel kanan, gambaran ventrikel septal defect perimembran berukuran besar, stenosis pulmonal pada infundibular, overriding aorta
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas sekunder karena stenosis pulmonal dan obstruksi aliran udara.
Ditandai dengan pola napas cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, SPO2 rendah, dan ronki basah pada paru-paru.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan curah jantung sekunder karena defek septum ventrikel dan overriding aorta.
Ditandai dengan akral sianosis, suhu ekstremitas dingin, dan denyut nadi cepat.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat sekunder karena kesulitan minum susu.
Ditandai dengan kesulitan minum susu, berat badan tidak naik, dan tampak pucat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola napas efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Tidak ada suara napas tambahan
2. Perfusi jaringan efektif
- Akral hangat dan kering
- Warna kulit normal
- Denyut nadi perifer teraba
- Pembebasan edema
3. Keseimbangan cairan terpenuhi
- Berat badan meningkat sesuai usia
- Turgor kulit baik
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen jalan napas
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Auskultasi suara napas, identifikasi suara napas tambahan
- Lakukan suction jika diperlukan
2. Manajemen perfusi
- Monitor tanda-tanda vital
- Pertahankan posisi yang meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Pantau intake dan output cairan
3. Manajemen nutrisi
- Konsultasi ahli gizi untuk evaluasi kebutuhan nutrisi
- Bantu pemberian susu formula atau ASI secara bertahap
- Pantau berat badan dan perubahan status nutrisi
- Berikan suplemen sesuai rekomendasi ahli gizi
Penjelasan rinci:
Anak usia 14 bulan dengan kondisi jantung bawaan berupa defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, dan overriding aorta mengalami beberapa masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan utama mencakup ketidakefektifan pola napas, ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, dan kekurangan volume cairan. Luaran yang diharapkan adalah pemulihan pola napas, perfusi jaringan yang efektif, dan keseimbangan cairan yang terpenuhi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen jalan napas, manajemen perfusi, dan manajemen nutrisi, meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, suction, pemberian cairan intravena, dan dukungan nutrisi yang adekuat. Penanganan yang komprehensif diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal bagi anak dengan kondisi jantung bawaan ini. -
Article No. 13222 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 14 bulan dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan keluhan sulit naik berat badan. Berat badan lahir 3 kg, berat badan sekarang 8,1 kg. menurut ibu anak mengalami kesulitan saat minum susu, tampak seperti kelelahan dan sering berhenti untuk jeda saat menyusu. Sejak usia 6 bulan anak sering tampak kebiruan, terutama saat menangis bibir dan akral kebiruan. Anak tampak kurang aktif dalam bermain. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi nadi 100 x/menit, respirasi 32 x/menit, SpO2 85%, suhu 37,5 C, konjungtiva tidak anemis, bibir terlihat sianosis, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur sistolik, suara napas bronkrial vesikuler, ronki basah pada kedua paru lobus bawah, wheezing tidak ada, akral hangat, ujung jari sianosis. Hasil pemeriksaan diagnostik: hipertropi ventrikel kanan, gambaran ventrikel septal defect perimembran berukuran besar, stenosis pulmonal pada infundibular, overriding aorta
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan penyakit jantung bawaan (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami keluhan sesak napas dan sianosis, yang merupakan tanda-tanda adanya gangguan pada sistem pernapasan akibat penyakit jantung bawaan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan kesulitan minum susu (SDKI)
Penjelasan: Pasien mengalami kesulitan saat minum susu dan sulit untuk menaikkan berat badan, yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan saat menyusu (SDKI)
Penjelasan: Pasien tampak kelelahan saat menyusu, menunjukkan adanya intoleransi terhadap aktivitas.
Berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang dapat ditetapkan untuk kondisi ini adalah:
1. Pola Napas Efektif
2. Status Nutrisi Membaik
3. Toleransi Aktivitas Membaik
Sementara itu, berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat diberikan meliputi:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Pemantauan Nutrisi
3. Manajemen Energi
Secara keseluruhan, kondisi pasien ini menunjukkan adanya penyakit jantung bawaan dengan gangguan pernapasan, nutrisi, dan aktivitas. Tindakan keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13223 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 14 bulan dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan keluhan sulit naik berat badan. Berat badan lahir 3 kg, berat badan sekarang 8,1 kg. menurut ibu anak mengalami kesulitan saat minum susu, tampak seperti kelelahan dan sering berhenti untuk jeda saat menyusu. Sejak usia 6 bulan anak sering tampak kebiruan, terutama saat menangis bibir dan akral kebiruan. Anak tampak kurang aktif dalam bermain. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi nadi 100 x/menit, respirasi 32 x/menit, SpO2 85%, suhu 37,5 C, konjungtiva tidak anemis, bibir terlihat sianosis, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur sistolik, suara napas bronkrial vesikuler, ronki basah pada kedua paru lobus bawah, wheezing tidak ada, akral hangat, ujung jari sianosis. Hasil pemeriksaan diagnostik: hipertropi ventrikel kanan, gambaran ventrikel septal defect perimembran berukuran besar, stenosis pulmonal pada infundibular, overriding aorta
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kurang Volume Cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat ditandai dengan penurunan berat badan, kesulitan minum susu, dan sianosis.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan gangguan kardiovaskular ditandai dengan kelelahan saat minum susu, aktivitas bermain yang kurang, dan peningkatan tanda-tanda vital.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Kardiak berhubungan dengan defek jantung bawaan (VSD, stenosis pulmonal, dan overriding aorta) ditandai dengan sianosis, murmur, dan peningkatan tekanan ventrikel kanan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Anak akan mempertahankan volume cairan yang adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan saturasi oksigen yang normal.
2. Toleransi Aktivitas: Anak akan meningkatkan toleransi aktivitas yang ditandai dengan peningkatan stamina saat minum susu, meningkatnya partisipasi dalam bermain, dan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Perfusi Jaringan Kardiak: Anak akan mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang optimal ditandai dengan tidak adanya sianosis, murmur yang berkurang, dan perbaikan tekanan ventrikel kanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Cairan:
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan manajemen defisit cairan
2. Toleransi Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas
- Berikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas (misalnya, istirahat yang cukup, aktivitas bertahap)
- Libatkan pasien dalam aktivitas bermain yang sesuai dengan kemampuannya
- Edukasi orang tua tentang manajemen aktivitas anak
3. Perfusi Jaringan Kardiak:
- Pantau tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan manajemen defek jantung bawaan
- Edukasi orang tua tentang perawatan anak dengan defek jantung bawaan
Penjelasan rinci:
Anak dengan keluhan sulit naik berat badan, kesulitan minum susu, serta tanda-tanda sianosis dan intoleransi aktivitas menunjukkan adanya masalah pada keseimbangan cairan, toleransi aktivitas, dan perfusi jaringan kardiak. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kurang Volume Cairan, Intoleransi Aktivitas, dan Perubahan Perfusi Jaringan Kardiak. Luaran yang diharapkan adalah mempertahankan keseimbangan cairan, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan perfusi jaringan kardiak yang optimal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen nutrisi dan cairan, serta kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi untuk penanganan komprehensif kondisi anak. -
Article No. 13224 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 14 bulan dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan keluhan sulit naik berat badan. Berat badan lahir 3 kg, berat badan sekarang 8,1 kg. menurut ibu anak mengalami kesulitan saat minum susu, tampak seperti kelelahan dan sering berhenti untuk jeda saat menyusu. Sejak usia 6 bulan anak sering tampak kebiruan, terutama saat menangis bibir dan akral kebiruan. Anak tampak kurang aktif dalam bermain. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi nadi 100 x/menit, respirasi 32 x/menit, SpO2 85%, suhu 37,5 C, konjungtiva tidak anemis, bibir terlihat sianosis, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur sistolik, suara napas bronkrial vesikuler, ronki basah pada kedua paru lobus bawah, wheezing tidak ada, akral hangat, ujung jari sianosis. Hasil pemeriksaan diagnostik: hipertropi ventrikel kanan, gambaran ventrikel septal defect perimembran berukuran besar, stenosis pulmonal pada infundibular, overriding aorta
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jantung, yang dapat mengancam kesehatan.
- Karakteristik Utama: Perubahan pada nadi, irama jantung, dan saturasi oksigen.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik.
- Karakteristik Utama: Kelelahan, dispnea, dan kelemahan.
3. Gangguan Pertumbuhan
- Definisi: Penyimpangan dari pola pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
- Karakteristik Utama: Perubahan berat badan, penurunan nafsu makan, dan perubahan pola makan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak
- Definisi: Kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi nadi dalam batas normal
- Irama jantung teratur
- Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil:
- Toleransi terhadap aktivitas meningkat
- Dispnea berkurang
- Kelelahan berkurang
3. Pertumbuhan
- Definisi: Peningkatan kapasitas fisik dan psikososial sesuai dengan usia.
- Kriteria Hasil:
- Berat badan meningkat
- Nafsu makan membaik
- Perkembangan motorik sesuai usia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intervensi untuk Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak:
- Pemantauan tanda-tanda vital secara teratur
- Pengaturan posisi untuk meningkatkan aliran darah
- Pemberian oksigen sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis
2. Intervensi untuk Intoleransi Aktivitas:
- Pengaturan aktivitas dan istirahat
- Latihan fisik bertahap untuk meningkatkan toleransi
- Edukasi kepada anak dan keluarga tentang manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
3. Intervensi untuk Gangguan Pertumbuhan:
- Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara berkala
- Pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak
- Edukasi kepada keluarga tentang pola makan yang tepat
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang adekuat
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak: Kondisi anak dengan keluhan sulit naik berat badan, sering tampak kebiruan, dan hasil pemeriksaan diagnostik menunjukkan hipertropi ventrikel kanan, VSD, dan stenosis pulmonal mengindikasikan adanya masalah pada perfusi jaringan kardiak. Perubahan pada nadi, saturasi oksigen, dan bunyi jantung yang ditemukan juga mendukung diagnosis ini.
2. Intoleransi Aktivitas: Anak tampak kurang aktif dalam bermain dan sering terlihat kelelahan saat minum susu, menunjukkan adanya intoleransi terhadap aktivitas. Gejala seperti dispnea dan kelelahan adalah karakteristik utama dari diagnosis ini.
3. Gangguan Pertumbuhan: Anak mengalami kesulitan dalam minum susu dan pertumbuhan berat badan yang tidak optimal, dengan berat badan lahir 3 kg dan saat ini 8,1 kg pada usia 14 bulan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Kardiak: Dengan intervensi yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga frekuensi nadi, irama jantung, dan saturasi oksigen dapat kembali dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas: Melalui intervensi yang tepat, diharapkan anak dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik, dengan berkurangnya gejala seperti dispnea dan kelelahan.
3. Pertumbuhan: Intervensi yang komprehensif diharapkan dapat meningkatkan berat badan, memulihkan nafsu makan, dan mendukung perkembangan motorik sesuai usia anak.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi yang dirancang secara spesifik untuk masing-masing diagnosa keperawatan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pengaturan aktivitas dan latihan fisik, edukasi kepada keluarga, serta kolaborasi dengan ahli gizi diharapkan dapat membantu anak mencapai kondisi yang optimal. -
Article No. 13225 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 14 bulan dibawa ibunya ke poliklinik anak dengan keluhan sulit naik berat badan. Berat badan lahir 3 kg, berat badan sekarang 8,1 kg. menurut ibu anak mengalami kesulitan saat minum susu, tampak seperti kelelahan dan sering berhenti untuk jeda saat menyusu. Sejak usia 6 bulan anak sering tampak kebiruan, terutama saat menangis bibir dan akral kebiruan. Anak tampak kurang aktif dalam bermain. Hasil pemeriksaan fisik: frekuensi nadi 100 x/menit, respirasi 32 x/menit, SpO2 85%, suhu 37,5 C, konjungtiva tidak anemis, bibir terlihat sianosis, bunyi jantung S1 dan S2 reguler, murmur sistolik, suara napas bronkrial vesikuler, ronki basah pada kedua paru lobus bawah, wheezing tidak ada, akral hangat, ujung jari sianosis. Hasil pemeriksaan diagnostik: hipertropi ventrikel kanan, gambaran ventrikel septal defect perimembran berukuran besar, stenosis pulmonal pada infundibular, overriding aorta
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan minum susu dan kelelahan saat menyusu.
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Karakteristik Definisi: Kesulitan minum susu, tampak kelelahan saat menyusu, dan berat badan tidak meningkat.
2. Gangguan perfusi jaringan kardiopulmonal berhubungan dengan adanya kelainan jantung bawaan.
Definisi: Aliran darah ke jantung dan paru-paru tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
Karakteristik Definisi: Sianosis, murmur jantung, takipnea, takikardia, dan hipoksia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Berat badan meningkat sesuai usia
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Anak tampak lebih aktif
2. Perfusi Jaringan Kardiopulmonal
- Tanda-tanda vital stabil (nadi, respirasi, SpO2)
- Tidak ada sianosis
- Bunyi jantung normal, tidak ada murmur
- Tidak ada ronki basah pada paru-paru
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Keseimbangan Nutrisi:
- Pantau asupan dan output nutrisi anak
- Berikan dukungan menyusui dan teknik menyusui yang efektif
- Berikan makanan tambahan yang kaya nutrisi sesuai usia
- Konsultasi ahli gizi untuk evaluasi dan rencana nutrisi
2. Intervensi untuk Perfusi Jaringan Kardiopulmonal:
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen
- Auskultasi suara jantung dan paru-paru secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan medis
- Berikan posisi yang nyaman untuk meningkatkan perfusi
Penjelasan rinci:
Anak usia 14 bulan dengan keluhan sulit naik berat badan dan didapatkan tanda-tanda kelainan jantung bawaan mengarah pada diagnosa keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh dan Gangguan perfusi jaringan kardiopulmonal. Anak mengalami kesulitan minum susu dan tampak kelelahan saat menyusu, sehingga asupan nutrisi tidak adekuat. Adanya sianosis, murmur jantung, takipnea, dan hipoksia menunjukkan adanya gangguan perfusi kardiopulmonal akibat kelainan jantung bawaan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah memantau asupan dan output nutrisi, memberikan dukungan menyusui, serta mengatasi gangguan perfusi dengan monitor tanda-tanda vital, pemberian oksigen, dan kolaborasi dengan dokter. Tujuan akhir adalah tercapainya keseimbangan nutrisi dan perfusi jaringan kardiopulmonal yang optimal.