Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11448 | 24 Jan 2025
Klinis : laki laki usia 60 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis medis hepatitis. Pasien mengeluh lemah, mual dan muntah. Hasil pengkajian: sclera ikterik, urine pekat, bilirubin direk 2,1 mg/dL, albumin 2,1 mg/dL, BB turun 5 kg dalam sebulan terakhir, dan aktivitas dibantu. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kasus tersebut.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan prioritas yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
Tanda dan gejala yang mendukung diagnosa ini adalah: penurunan berat badan 5 kg dalam sebulan terakhir, dan aktivitas dibantu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
a. Status nutrisi membaik, yang ditandai dengan:
- Berat badan stabil/meningkat
- Kadar albumin dalam batas normal (3,5-5,0 g/dL)
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Nafsu makan membaik
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang perlu dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
a. Manajemen Nutrisi
- Timbang berat badan secara berkala
- Lakukan skrining dan penilaian status nutrisi
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan tinggi kalori/protein
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan menyediakan diet yang sesuai
- Pantau asupan nutrisi dan cairan
- Berikan suplementasi nutrisi jika diperlukan
b. Manajemen Mual dan Muntah
- Identifikasi faktor penyebab mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Atur pola makan menjadi lebih sering dengan porsi kecil
- Hindari makanan yang dapat memicu mual
- Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang
c. Peningkatan Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Rancang program aktivitas yang sesuai dengan kondisi pasien
- Libatkan keluarga dalam membantu aktivitas pasien
- Pantau respon pasien terhadap aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif terkait manajemen nutrisi, mual/muntah, dan peningkatan aktivitas, diharapkan dapat membantu pasien mencapai status nutrisi yang membaik, sehingga dapat mendukung proses penyembuhan penyakit hepatitisnya. -
Article No. 11449 | 24 Jan 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Penyakit Campak
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan individu terhadap infeksi yang dapat diidentifikasi dan dapat menjadi sasaran intervensi keperawatan.
- Faktor Risiko: Sistem imun yang terganggu, paparan lingkungan yang berisiko, dan riwayat penyakit infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi sekunder, pemulihan kondisi umum yang baik, dan pemahaman pasien/keluarga tentang pencegahan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: Manajemen infeksi, peningkatan sistem imun, edukasi pencegahan infeksi, dan pemantauan tanda-tanda vital serta gejala infeksi.
Sebagai perawat, saya akan berfokus pada upaya pencegahan infeksi sekunder, peningkatan sistem imun pasien, dan edukasi kepada pasien/keluarga mengenai tanda-tanda bahaya serta tindakan pencegahan selama proses pemulihan. -
Article No. 11450 | 24 Jan 2025
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang komprehensif mengenai kondisi hipertermi dari perspektif keperawatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertermia, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital stabil: Suhu tubuh kembali ke rentang normal, nadi, pernapasan, dan tekanan darah stabil.
2. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi: Kulit dan membran mukosa lembab, turgor kulit baik, intake dan output cairan seimbang.
3. Nyaman: Pasien melaporkan merasa lebih nyaman dan menunjukkan tanda-tanda kenyamanan, seperti relaksasi, ekspresi tenang, dan aktivitas yang sesuai.
4. Pengetahuan tentang manajemen hipertermia meningkat: Pasien dan keluarga memahami penyebab, tanda-tanda, dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan Suhu Tubuh
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala dan catat hasilnya.
- Perhatikan tren suhu tubuh dan identifikasi pola perubahan.
- Lakukan evaluasi efektivitas intervensi untuk menurunkan suhu tubuh.
2. Manajemen Hipertermia
- Berikan cairan intravena atau oral untuk mengganti cairan yang hilang akibat peningkatan suhu tubuh.
- Terapkan metode pendinginan, seperti kompres dingin, pemberian es, atau kipas angin.
- Pertimbangkan pemberian obat antipiretik jika indikasi.
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia, jika memungkinkan.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan bahaya hipertermia.
- Ajarkan cara memonitor suhu tubuh dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkannya.
- Beri informasi tentang pentingnya menjaga hidrasi dan mencegah dehidrasi.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan.
4. Manajemen Kenyamanan
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan, seperti pengaturan suhu ruangan, pemberian obat analgesik, dan teknik relaksasi.
- Pantau tanda-tanda kenyamanan pasien dan lakukan evaluasi.
- Libatkan pasien dan keluarga dalam upaya meningkatkan kenyamanan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas perawatan pada pasien dengan hipertermia. -
Article No. 11451 | 24 Jan 2025
Klinis : Pasien terpasang TR Band pasca kateterisasi jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
untuk kondisi pasien yang terpasang TR Band pasca kateterisasi jantung.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien yang terpasang TR Band pasca kateterisasi jantung, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah Risiko Perdarahan. Pasien yang menjalani kateterisasi jantung berisiko mengalami perdarahan pada daerah tempat pemasangan kateter (sering kali di area groin). Pemasangan TR Band bertujuan untuk menekan lokasi penusukan dan mencegah terjadinya perdarahan. Namun, tetap ada risiko perdarahan yang harus diidentifikasi dan diatasi oleh perawat.
2. Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Tidak terjadi perdarahan pada area tempat pemasangan kateter.
b. Tanda-tanda vital pasien stabil (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu).
c. Pasien menunjukkan pengetahuan yang baik mengenai perawatan TR Band dan tanda-tanda perdarahan.
d. Pasien dapat melakukan mobilisasi secara bertahap tanpa adanya komplikasi.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Pemantauan lokasi pemasangan TR Band dan observasi adanya perdarahan atau pembengkakan.
c. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan TR Band, tanda-tanda perdarahan, dan pentingnya melaporkan keluhan.
d. Pengaturan aktivitas dan mobilisasi pasien secara bertahap sesuai dengan toleransi.
e. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk memastikan pemulihan pasien berjalan dengan baik.
f. Dokumentasi asuhan keperawatan secara lengkap dan akurat.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien yang terpasang TR Band pasca kateterisasi jantung dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu terhindar dari komplikasi perdarahan dan dapat melakukan pemulihan secara optimal. -
Article No. 11452 | 24 Jan 2025
Klinis : PASIEN MENGELUH BATUK, DADA SESAK SUDAH 2HARI, PASIEN PUNYA RIWAYAT ASMA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluh batuk, dada sesak selama 2 hari, dan memiliki riwayat asma adalah: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif.
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab:
1. Hipersekresi sekret
2. Peningkatan produksi sekret
3. Obstruksi jalan napas
4. Kelemahan otot pernapasan
Karakteristik Definisi:
1. Batuk tidak efektif
2. Dispnea
3. Napas cuping hidung
4. Suara napas tambahan (mengi, ronki)
5. Sianosis
6. Riwayat penyakit pernapasan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Meningkat
a. Pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah
b. Tidak ada sekret yang tertahan di jalan napas
c. Pasien dapat mempertahankan SpO2 dalam batas normal
2. Tingkat Kenyamanan Meningkat
a. Pasien melaporkan sesak napas berkurang
b. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kesulitan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction/penghisapan sekret jika perlu
d. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Bronkodilator
a. Berikan bronkodilator sesuai resep
b. Monitor efektivitas bronkodilator
c. Ajarkan penggunaan alat nebulizer/inhaler
3. Manajemen Risiko
a. Identifikasi faktor pencetus serangan asma
b. Ajarkan manajemen serangan asma
c. Berikan edukasi mengenai asma dan pengelolaannya
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena pasien mengeluhkan batuk dan sesak napas, yang merupakan tanda-tanda ketidakefektifan bersihan jalan napas. Riwayat asma juga menjadi faktor penyebab yang dapat menyebabkan peningkatan produksi sekret dan obstruksi jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah agar pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, serta meningkatkan kenyamanan dengan berkurangnya sesak napas. Ini akan membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen jalan napas, pemberian bronkodilator, dan manajemen risiko. Intervensi ini bertujuan untuk membersihkan jalan napas, melebarkan saluran pernapasan, dan mencegah serangan asma di kemudian hari. Edukasi pasien juga penting untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan pasien dalam mengelola kondisinya.
Penekanan utama dalam asuhan keperawatan ini adalah untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif dan meningkatkan kenyamanan pasien, sehingga pasien dapat beraktivitas dengan baik dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 11453 | 24 Jan 2025
Klinis : Tekanan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Definisi:
Adanya perubahan pada salah satu atau lebih tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah) di luar rentang normal yang dapat mengancam kesehatan.
Penyebab:
1. Perubahan fisiologis
2. Komplikasi penyakit
3. Efek samping pengobatan
4. Stres
Gejala dan Tanda:
1. Perubahan pada satu atau lebih tanda-tanda vital di luar rentang normal
2. Kesulitan mempertahankan stabilitas tanda-tanda vital
3. Perubahan pada status kesehatan umum
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
2. Manajemen Perfusi Jaringan
3. Manajemen Nyeri
Hasil Keperawatan (SIKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
2. Perfusi Jaringan Adekuat
3. Kontrol Nyeri
Dalam praktik keperawatan, pemantauan yang cermat dan intervensi yang tepat pada kondisi ketidakstabilan tanda-tanda vital sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pasien. Perawat harus mampu mengidentifikasi penyebab, menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai, serta memantau perkembangan secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 11454 | 24 Jan 2025
Klinis : Tekanan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertensi
Penjelasan:
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik yang melebihi nilai normal. Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan ini dapat dicirikan oleh gejala-gejala seperti tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Tekanan darah terkendali
- Perfusi jaringan adekuat
- Tidak terjadi komplikasi
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Manajemen hipertensi
- Edukasi gaya hidup sehat
- Pemantauan tanda-tanda vital
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian secara komprehensif, pemantauan tekanan darah secara berkala, edukasi pasien mengenai pentingnya modifikasi gaya hidup (diet rendah garam, aktivitas fisik, manajemen stres, dll), serta intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 11455 | 24 Jan 2025
Klinis : Tekanan darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tekanan darah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakakuratan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer: Identifikasi penyebab, kaji tanda dan gejala, monitor tanda vital, lakukan intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan.
- Intoleransi Aktivitas: Identifikasi penyebab, kaji kemampuan dan keterbatasan aktivitas, monitor respon fisik, lakukan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer: Perfusi jaringan perifer, integritas kulit, penyembuhan luka.
- Intoleransi Aktivitas: Toleransi aktivitas, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, kebugaran fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer: Manajemen sirkulasi, manajemen nyeri, perawatan luka.
- Intoleransi Aktivitas: Manajemen aktivitas, manajemen energi, peningkatan mobilitas.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa penentuan diagnosa dan intervensi keperawatan harus dilakukan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikembangkan oleh PPNI menjadi panduan penting dalam praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11456 | 24 Jan 2025
Klinis : Seorang Laki-laki, usia 48 tahun, diantar oleh keluarganya ke IGD setelah mengeluh nyeri dada sejak 2 jam yang lalu. Saat dilakukan pengkajian, keluhan nyeri dada klien terus bertambah, tampak pucat dan berkeringat, SpO2: 82% dan tiba-tiba klien tidak sadarkan diri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan suplai oksigen ke miokard, ditandai dengan nyeri dada yang terus bertambah, tampak pucat dan berkeringat, serta penurunan SpO2.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan kontraktilitas jantung, ditandai dengan tiba-tiba tidak sadarkan diri.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
2. Penurunan curah jantung: Jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel kiri per menit kurang dari kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Klien mampu melaporkan penurunan nyeri, tampak rileks, dan tanda-tanda vital stabil.
2. Penurunan curah jantung: Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal, perfusi jaringan adekuat, dan tidak ada tanda-tanda hipoperfusi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri akut: Manajemen nyeri, terapi farmakologi, pemberian oksigen.
2. Penurunan curah jantung: Monitor tanda-tanda vital, manajemen cairan, intervensi kardiovaskular.
Dalam kondisi klien ini, perawat harus segera memberikan penanganan yang cepat dan tepat untuk mengatasi nyeri dada dan penurunan curah jantung, serta melakukan monitoring yang ketat untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa. -
Article No. 11457 | 24 Jan 2025
Klinis : luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Penjelasan singkat:
Berdasarkan Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), pasien dengan luka memiliki risiko infeksi. Hal ini disebabkan karena luka menyebabkan integritas kulit terganggu, sehingga memudahkan masuknya mikroorganisme penyebab infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menetapkan bahwa luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko infeksi adalah tidak terjadi infeksi pada luka. Indikator yang dapat diukur adalah tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, erythema, edema, dan purulen pada luka.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merekomendasikan intervensi keperawatan seperti perawatan luka, pemberian antibiotik, serta pemantauan tanda-tanda infeksi secara berkala. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan memfasilitasi penyembuhan luka.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment secara komprehensif, merencanakan intervensi yang tepat, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan pasien dengan luka tidak mengalami infeksi.