Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13361 | 05 Mar 2025
Klinis : cacar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi cacar, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Menyebar (SDKI)
Penjelasan: Pasien dengan cacar memiliki risiko tinggi untuk terjadinya penyebaran infeksi ke bagian tubuh yang lain atau kepada orang lain. Hal ini dikarenakan cacar disebabkan oleh virus varicella-zoster yang dapat menular melalui kontak langsung atau droplet.
2. Gangguan Integritas Kulit (SDKI)
Penjelasan: Cacar menyebabkan timbulnya lesi kulit berupa bintil-bintil merah yang berkembang menjadi lepuhan dan kemudian mengering, sehingga dapat mengganggu integritas kulit pasien.
3. Risiko Komplikasi (SDKI)
Penjelasan: Pasien dengan cacar memiliki risiko mengalami komplikasi, seperti pneumonia, ensefalitis, dan komplikasi lainnya, terutama pada kelompok usia ekstrem (anak-anak dan lansia) atau individu dengan sistem imun yang lemah.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Infeksi (SLKI)
Tujuan: Pasien bebas dari penularan infeksi selama perawatan.
Intervensi: Isolasi pasien, penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh tenaga kesehatan, edukasi tentang pencegahan penularan, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
2. Perawatan Luka (SLKI)
Tujuan: Lesi kulit pada pasien sembuh dengan baik.
Intervensi: Perawatan luka, penggunaan salep/krim anti-inflamasi, dan perawatan kulit.
3. Pemantauan Komplikasi (SLKI)
Tujuan: Pasien bebas dari komplikasi selama perawatan.
Intervensi: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan laboratorium, dan intervensi cepat jika terjadi komplikasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Isolasi (SIKI)
2. Perawatan Luka: Debridemen (SIKI)
3. Pemantauan Tanda Vital (SIKI)
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan cacar, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, perawatan luka, dan pemantauan komplikasi yang mungkin terjadi. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan efektif. -
Article No. 13362 | 05 Mar 2025
Klinis : Pasien mengatakan mengeluh dada kiru nyeri teritama saat aktivitas,batuk,TD 90 /69 nadi 110 rr 29x/mnt nadi 110 Rochi +/+ Ef. 28
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu pasien mengeluh nyeri dada kiri terutama saat aktivitas, batuk, tekanan darah 90/69 mmHg, nadi 110 kali per menit, respirasi 29 kali per menit, dan adanya suara napas rochi positif (+/+), serta ejeksi fraksi 28%, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Tanda dan gejala: Pasien mengeluh nyeri dada kiri terutama saat aktivitas dan batuk, dengan tanda-tanda vital yang menunjukkan adanya gangguan hemodinamik.
2. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Tanda dan gejala: Tekanan darah rendah (90/69 mmHg), nadi cepat (110 kali per menit), respirasi cepat (29 kali per menit), dan adanya suara napas rochi yang menunjukkan gangguan perfusi jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang
b. Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik pengelolaan nyeri yang efektif
c. Vital sign stabil (tekanan darah, nadi, respirasi)
2. Penurunan Curah Jantung:
a. Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan yang membaik (tekanan darah, nadi, respirasi, dan suara napas)
b. Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda gagal jantung (edema, ortopnea, distensi vena leher)
c. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus)
b. Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
c. Ajarkan teknik non-farmakologis pengelolaan nyeri (relaksasi, terapi dingin/hangat, distraksi)
d. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Penurunan Curah Jantung:
a. Pantau tanda-tanda vital secara ketat (tekanan darah, nadi, respirasi)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Batasi aktivitas pasien dan ajarkan teknik penghemat energi
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi sesuai kondisi pasien (misalnya diuretik, vasodilator, atau inotropik)
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengenali tanda-tanda penurunan perfusi jaringan dan tindakan yang harus dilakukan
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas dapat disampaikan secara lebih spesifik jika diperlukan. -
Article No. 13363 | 05 Mar 2025
Klinis : Pasien di bawa oleh orang tua dengan keluhan sejak kemarin sore hingga saat ini anak muntah +- 9-10 kali, keluhan disertai demam naik turun 2 hari, BAB cair disangkal, batuk – flu -, anak tampak lemas, minumn ASI mau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan Muntah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Dehidrasi: Keadaan peningkatan kehilangan cairan dari tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Observasi:
- Pantau tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan darah)
- Pantau intake dan output cairan
- Periksa membran mukosa, turgor kulit, dan berat badan
2. Terapeutik:
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Berikan antiemetik (obat anti mual-muntah) sesuai indikasi
3. Edukasi:
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya intake cairan yang cukup
- Anjurkan untuk minum sedikit tapi sering
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan muntah secara terus-menerus berisiko mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh. Intervensi keperawatan yang utama adalah memonitor tanda-tanda vital, intake-output cairan, serta memberikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit dalam rentang normal. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga penting untuk mencegah terjadinya dehidrasi lebih lanjut. -
Article No. 13364 | 05 Mar 2025
Klinis : keluhan disertai demam naik turun 2 hari, BAB cair disangkal, batuk – flu -, anak tampak lemas, minumn ASI mau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Penurunan Sistem Imun
Penjelasan:
Kondisi klien dengan keluhan demam naik turun, BAB cair, dan tampak lemas mengindikasikan adanya risiko infeksi. Penurunan sistem imun dapat terjadi akibat kondisi yang sedang dialami klien, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bebas dari tanda dan gejala infeksi
- Tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada komplikasi akibat infeksi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen infeksi
- Pemantauan tanda vital
- Perawatan demam
- Edukasi pencegahan infeksi
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan dengan Anoreksia
Penjelasan:
Klien menunjukkan tanda-tanda ketidakseimbangan nutrisi, yaitu minum ASI yang sedikit. Hal ini dapat berhubungan dengan anoreksia atau penurunan nafsu makan yang dialami klien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Berat badan dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda kekurangan nutrisi
- Asupan nutrisi adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nutrisi
- Pemberian makanan/asupan nutrisi
- Edukasi tentang nutrisi yang adekuat
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan yang dapat diterapkan untuk kondisi yang Anda deskripsikan. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 13365 | 05 Mar 2025
Klinis : pasien mengatakan perut sakit,muntah munta
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan perut sakit dan muntah-muntah adalah "Nyeri Akut" (SDKI, 2017). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan tersebut (NANDA-I, 2018). Dalam kasus ini, keluhan perut sakit dan muntah-muntah mengindikasikan adanya nyeri akut pada area perut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi skala 3 atau kurang.
2. Status Nutrisi: Pasien menunjukkan asupan nutrisi adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan berat badan stabil.
3. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang baik, seperti turgor kulit normal, membran mukosa lembab, dan intake-output cairan seimbang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor yang mempengaruhi.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Pantau efektivitas penatalaksanaan nyeri dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Nutrisi
a. Kaji status nutrisi pasien, termasuk asupan makanan dan cairan serta tanda-tanda dehidrasi.
b. Berikan diet yang sesuai dengan kondisi gastrointestinal pasien, seperti makanan lunak atau diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast).
c. Berikan antiemetik (obat antimuntah) sesuai resep dokter untuk mengurangi episode muntah.
d. Pantau berat badan dan asupan nutrisi pasien, serta lakukan intervensi nutrisi tambahan jika diperlukan.
3. Manajemen Cairan
a. Kaji keseimbangan cairan pasien, termasuk intake dan output, tanda-tanda dehidrasi, dan parameter laboratorium.
b. Berikan cairan intravena (IV) sesuai dengan kebutuhan dan resep dokter untuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah.
c. Pantau tanda-tanda vital, output urin, dan parameter laboratorium untuk memantau status keseimbangan cairan.
d. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya intake cairan yang adekuat untuk mencegah dehidrasi.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu kontrol nyeri yang memadai, status nutrisi yang stabil, dan keseimbangan cairan yang terjaga. -
Article No. 13366 | 05 Mar 2025
Klinis : pasien mengatakan muntah muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang mengeluhkan muntah-muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling tepat untuk kondisi pasien yang mengeluhkan muntah-muntah adalah "Mual" (Nausea). Mual didefinisikan sebagai sensasi yang tidak menyenangkan dan mendesak untuk muntah. Gejala utama yang dialami pasien adalah muntah, yang merupakan komponen utama dari diagnosis ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Mual: Pasien dapat menunjukkan strategi yang efektif untuk mengendalikan mual.
2. Integritas Jaringan: Jaringan mukosa dan kulit pasien tetap utuh dan tidak terjadi kerusakan.
3. Status Cairan: Cairan tubuh pasien terpelihara dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual
- Kaji faktor penyebab dan pemicu mual (misalnya, obat-obatan, riwayat penyakit, stres, dll.)
- Identifikasi dan batasi faktor penyebab yang dapat dimodifikasi
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan teknik kognitif untuk mengatasi mual
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola faktor penyebab mual
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi dan cairan pasien
- Berikan makanan dan cairan sesuai toleransi pasien (misalnya, sedikit tapi sering)
- Pantau intake dan output cairan pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
3. Manajemen Integritas Kulit dan Mukosa
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kerusakan pada kulit dan membran mukosa
- Berikan perawatan mulut dan bibir untuk menjaga kelembaban
- Lakukan tindakan pencegahan luka akibat muntah (misalnya, penggunaan pelindung mulut)
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mengendalikan mual, mempertahankan status cairan dan integritas jaringan yang baik, sehingga dapat memulihkan kondisinya secara optimal.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 13367 | 05 Mar 2025
Klinis : pasien mengatakan mengigil,demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci terkait dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluhkan mengigil dan demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat dari kegagalan mekanisme termoregulasi. Gejala yang muncul pada kondisi ini antara lain peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit kemerahan, dan peningkatan denyut nadi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal: Pasien akan menunjukkan suhu tubuh dalam rentang 36,5-37,5°C setelah intervensi keperawatan yang diberikan.
2. Tidak ada tanda-tanda ketidaknyamanan: Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti menggigil, kulit kemerahan, dan peningkatan denyut nadi.
3. Pengetahuan tentang manajemen hipertermia meningkat: Pasien akan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang manajemen hipertermia, seperti mengetahui penyebab, gejala, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital: Lakukan pemantauan suhu tubuh, nadi, pernapasan, dan tekanan darah pasien secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi.
2. Manajemen suhu tubuh: Berikan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh, seperti memberikan kompres hangat, mengatur suhu lingkungan, dan memberikan obat penurun demam jika diperlukan.
3. Manajemen kenyamanan: Berikan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan pasien, seperti memberikan selimut atau pakaian yang nyaman, dan memastikan pasien cukup istirahat.
4. Edukasi tentang manajemen hipertermia: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola hipertermia, serta pentingnya menjaga suhu tubuh dalam batas normal.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab hipertermia dan mengelola kondisi pasien secara komprehensif.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena pasien mengeluhkan mengigil dan demam, yang merupakan gejala utama dari kondisi ini. Hipertermia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau reaksi obat. Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen suhu tubuh, dan manajemen kenyamanan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh pasien dan mengatasi gejala yang muncul. Edukasi tentang manajemen hipertermia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kondisi ini. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain penting untuk menentukan penyebab hipertermia dan memberikan perawatan yang komprehensif.
Tujuan akhir dari asuhan keperawatan ini adalah untuk memulihkan kondisi pasien, mengatasi gejala, dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang manajemen hipertermia, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13368 | 05 Mar 2025
Klinis : PASIEN DENGAN Community Acquired Pneumonia Dengan Sepsis Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) + Ensefalopati+ Respiratory Failure + End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd + Anemia Inflamasi + Hipertensive Heart Disease + Hipertensi Stage II
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Penurunan Kardiopulmoner
- Definisi: Penurunan kemampuan sistem jantung dan paru-paru untuk memenuhi kebutuhan perfusi dan oksigenasi jaringan.
- Tanda dan Gejala: Takipnea, dispnea, sianosis, perubahan irama jantung, penurunan saturasi oksigen, edema perifer.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan energi.
- Tanda dan Gejala: Kelelahan, lemah, mudah lelah saat beraktivitas, penurunan tingkat aktivitas.
3. Gangguan Perfusi Jaringan
- Definisi: Penurunan aliran darah ke jaringan yang dapat mengancam viabilitas organ.
- Tanda dan Gejala: Perubahan tanda-tanda vital, penurunan saturasi oksigen, edema, oliguria, perubahan status mental.
4. Gangguan Eliminasi Urin
- Definisi: Ketidakmampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- Tanda dan Gejala: Oliguria, anuria, perubahan warna, bau, dan konsistensi urin, kadar ureum dan kreatinin darah meningkat.
5. Gangguan Hemodinamik
- Definisi: Ketidakstabilan sistem kardiovaskular yang dapat mengancam suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
- Tanda dan Gejala: Perubahan tanda-tanda vital, palpitasi, edema, pucat, sianosis, oliguria.
6. Kelelahan
- Definisi: Pengalaman subjektif dan objektif akan kurangnya energi, tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tanda dan Gejala: Mudah lelah, lemah, tidak ada motivasi, penurunan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
- Definisi: Kemampuan mempertahankan fungsi kardiovaskular yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, perfusi jaringan adekuat, tidak ada edema, urin output adekuat.
2. Peningkatan Fungsi Pernafasan
- Definisi: Kemampuan melakukan pertukaran gas yang optimal.
- Kriteria Hasil: Irama napas teratur, tidak ada distress pernapasan, tidak ada sianosis, saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Meningkatnya kemampuan untuk beraktivitas, menurunnya rasa lelah, meningkatnya partisipasi dalam aktivitas.
4. Peningkatan Fungsi Ginjal
- Definisi: Kemampuan ginjal untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Kriteria Hasil: Kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal, volume urin adekuat, tidak ada edema.
5. Penurunan Kelelahan
- Definisi: Berkurangnya pengalaman subjektif dan objektif akan kurangnya energi.
- Kriteria Hasil: Meningkatnya stamina dan energi, menurunnya rasa lelah, meningkatnya partisipasi dalam aktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik
- Definisi: Pengumpulan dan analisis data terkait fungsi kardiovaskular untuk memantau status kesehatan.
- Aktivitas: Pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan edema, pemantauan output urin, analisis hasil laboratorium.
2. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Memfasilitasi pertukaran gas yang optimal dan mencegah komplikasi pernapasan.
- Aktivitas: Pemberian oksigen, suction, latihan pernapasan, pengaturan posisi.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan tingkat aktivitas yang optimal.
- Aktivitas: Pengaturan aktivitas, pemberian latihan fisik, manajemen kelelahan.
4. Manajemen Cairan
- Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Aktivitas: Pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan intravena, manajemen hemodialisis.
5. Manajemen Kelelahan
- Definisi: Intervensi untuk mengatasi kelelahan yang dialami pasien.
- Aktivitas: Identifikasi penyebab kelelahan, pengaturan aktivitas, pemberian istirahat yang cukup, nutrisi yang adekuat.
Penjelasan Rinci:
Pasien dengan kondisi Community Acquired Pneumonia, Sepsis, MODS, Ensefalopati, Respiratory Failure, ESRD, Anemia Inflamasi, Hipertensive Heart Disease, dan Hipertensi Stage II membutuhkan penanganan yang komprehensif dan multidisiplin. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup masalah kardiopulmoner, aktivitas, perfusi jaringan, eliminasi urin, hemodinamik, dan kelelahan. Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, peningkatan fungsi pernapasan, toleransi aktivitas, fungsi ginjal, dan penurunan kelelahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen jalan napas, manajemen aktivitas, manajemen cairan, dan manajemen kelelahan. Penanganan yang tepat dan kolaboratif antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lainnya dibutuhkan untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 13369 | 05 Mar 2025
Klinis : Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tentu, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi "Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd" dalam format yang terstruktur:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G93.4
- Deskripsi: Ensefalopati, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 39.95
- Deskripsi: Hemodialisis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 G93.4 (Ensefalopati, tidak diklasifikasikan di tempat lain) adalah kode yang sesuai dengan kondisi "Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd". Ensefalopati adalah gangguan fungsi otak yang dapat terjadi sebagai komplikasi dari penyakit ginjal tahap akhir (ESRD) pada pasien yang menjalani hemodialisis.
2. Kode ICD-9-CM 39.95 (Hemodialisis) adalah kode prosedur yang sesuai dengan tindakan "On Hd" (Hemodialisis) yang dilakukan pada pasien dengan ESRD. Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang digunakan untuk mengeluarkan zat sisa dan kelebihan cairan dari aliran darah pasien.
Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM digunakan oleh dokter, perekam medis, dan profesional kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi dan mengkodekan diagnosis dan prosedur medis secara terstandar, yang berguna untuk tujuan administrasi, penagihan, dan epidemiologi. -
Article No. 13370 | 05 Mar 2025
Klinis : Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kondisi Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Gangguan Fungsi Kognitif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, memproses, menyimpan, dan/atau mengambil informasi secara efektif.
- Karakteristik Definisi: Gangguan daya ingat, gangguan orientasi, gangguan berpikir abstrak, dan gangguan dalam pemecahan masalah.
- Faktor Berhubungan: Ensefalopati metabolik yang terkait dengan gagal ginjal tahap akhir.
b. Kelelahan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik dan mental pada tingkat yang diinginkan.
- Karakteristik Definisi: Perasaan letih yang tidak hilang setelah istirahat, keterbatasan dalam memulai aktivitas, dan penurunan kinerja.
- Faktor Berhubungan: Gangguan metabolisme yang terkait dengan gagal ginjal tahap akhir.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mempertahankan Fungsi Kognitif
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan fungsi intelektual, seperti persepsi, memori, penalaran, dan pemecahan masalah pada tingkat yang optimal.
- Kriteria Hasil:
1) Pasien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan fungsi kognitif.
2) Pasien menunjukkan kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas rutin.
3) Pasien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan kemampuan untuk membuat keputusan.
b. Manajemen Kelelahan
- Definisi: Kemampuan untuk mengelola gejala kelelahan yang disebabkan oleh kondisi medis atau pengobatan.
- Kriteria Hasil:
1) Pasien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan tingkat energi.
2) Pasien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
3) Pasien menunjukkan peningkatan atau mempertahankan kemampuan untuk mengelola gejala kelelahan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Ensefalopati
- Definisi: Intervensi untuk mengelola gejala dan komplikasi ensefalopati.
- Aktivitas:
1) Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif, seperti gangguan metabolik, dehidrasi, dan infeksi.
2) Pantau status mental dan kemampuan kognitif pasien secara teratur.
3) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif.
4) Berikan lingkungan yang tenang dan aman untuk mendukung fungsi kognitif pasien.
5) Libatkan keluarga dalam memberikan stimulasi kognitif dan dukungan emosional.
b. Manajemen Kelelahan
- Definisi: Intervensi untuk mengelola gejala kelelahan.
- Aktivitas:
1) Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan, seperti anemia, gangguan metabolik, dan penurunan nutrisi.
2) Lakukan penilaian kelelahan secara teratur menggunakan alat ukur yang valid.
3) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola faktor-faktor yang memengaruhi kelelahan.
4) Berikan intervensi untuk meningkatkan energi, seperti manajemen tidur, aktivitas fisik yang sesuai, dan edukasi gizi.
5) Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan dan membantu pasien mengelola kelelahan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif bagi pasien dengan Ensefalopati End-Stage Renal Disease (ESRD) On Hd.