Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11467 | 25 Jan 2025
Klinis : Seorang Laki-laki, usia 48 tahun, diantar oleh keluarganya ke IGD setelah mengeluh nyeri dada sejak 2 jam yang lalu. Saat dilakukan pengkajian, keluhan nyeri dada klien terus bertambah, tampak pucat dan berkeringat, SpO2: 82% dan tiba-tiba klien tidak sadarkan diri.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiovaskular Akut
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan jantung yang dapat mengancam kehidupan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Oklusi arteri koroner, kerusakan miokard, diseksi aorta, emboli paru.
- Gejala dan Tanda: Nyeri dada, dispnea, fatigue, penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, perubahan kulit (pucat, dingin, berkeringat).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan jantung membaik, tekanan darah stabil, irama jantung normal, saturasi oksigen meningkat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring tanda-tanda vital, memonitor EKG, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan, edukasi tentang penyakit jantung.
Penjelasan Singkat:
Kondisi klien dengan nyeri dada yang terus bertambah, pucat, berkeringat, penurunan saturasi oksigen, dan tiba-tiba tidak sadarkan diri mengarah pada diagnosis gangguan perfusi jaringan kardiovaskular akut. Hal ini mengindikasikan adanya gangguan aliran darah ke jantung, yang dapat disebabkan oleh oklusi arteri koroner, kerusakan miokard, atau kondisi lain yang mengancam nyawa. Intervensi keperawatan yang dibutuhkan adalah pemantauan tanda-tanda vital, monitoring EKG, pemberian oksigen, dan pemberian obat-obatan sesuai indikasi, serta edukasi tentang penyakit jantung. -
Article No. 11468 | 25 Jan 2025
Klinis : Seorang Laki-laki, usia 48 tahun, diantar oleh keluarganya ke IGD setelah mengeluh nyeri dada sejak 2 jam yang lalu. Saat dilakukan pengkajian, keluhan nyeri dada klien terus bertambah, tampak pucat dan berkeringat, SpO2: 82% dan tiba-tiba klien tidak sadarkan diri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak (00029)
Definisi: Aliran darah ke jantung yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan jantung.
Tanda dan Gejala:
- Nyeri dada
- Pucat
- Berkeringat
- Penurunan saturasi oksigen (SpO2 82%)
- Ketidaksadaran
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hemodinamik Stabil (0802)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda gagal jantung
- Tidak ada tanda-tanda syok
2. Status Oksigenasi Adekuat (0402)
- Saturasi oksigen (SpO2) dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
3. Pemulihan Kesadaran (0913)
- Klien sadar penuh dan responsif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri Akut (1400)
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgetik sesuai instruksi dokter
- Lakukan manajemen non-farmakologis (posisi nyaman, kompres hangat/dingin)
2. Pemantauan Hemodinamik (4066)
- Periksa tanda-tanda vital secara teratur
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau hasil tes laboratorium terkait
3. Manajemen Oksigen (3302)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau saturasi oksigen (SpO2) secara kontinyu
- Fasilitasi ventilasi dan pernapasan yang efektif
4. Penanganan Kegawatdaruratan (6200)
- Lakukan langkah-langkah resusitasi jantung-paru jika diperlukan
- Pantau tanda-tanda vital dan status kesadaran secara ketat
- Koordinasikan dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak" dipilih karena klien menunjukkan gejala-gejala yang berhubungan dengan adanya gangguan aliran darah ke jantung, seperti nyeri dada, pucat, berkeringat, dan penurunan saturasi oksigen. Kondisi ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada fungsi jantung atau pembuluh darah yang menyuplai oksigen ke otot jantung.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) mencakup tiga area utama, yaitu:
1. Hemodinamik Stabil, yang menunjukkan kondisi jantung dan sistem peredaran darah dalam batas normal.
2. Status Oksigenasi Adekuat, yang menunjukkan kemampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan oksigenasi yang cukup.
3. Pemulihan Kesadaran, yang menunjukkan pemulihan fungsi otak setelah episode penurunan kesadaran.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi:
1. Manajemen Nyeri Akut, untuk mengatasi keluhan nyeri dada yang dirasakan klien.
2. Pemantauan Hemodinamik, untuk memantau kondisi jantung dan peredaran darah secara ketat.
3. Manajemen Oksigen, untuk memastikan oksigenasi yang adekuat dan mencegah komplikasi pernapasan.
4. Penanganan Kegawatdaruratan, untuk memberikan tindakan resusitasi dan stabilisasi kondisi klien yang sedang mengalami penurunan kesadaran.
Seluruh intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan kondisi klien, mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan, serta memulihkan kesadaran klien, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 11469 | 25 Jan 2025
Klinis : pasien mengeluhkan sering buang air kecil sehingga balutan luka lebih sering terkena air
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan bahasa yang akademis dan menggunakan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang mengeluhkan sering buang air kecil sehingga balutan luka lebih sering terkena air:
Diagnosa Keperawatan:
Inkompetensi Sfingter Urinarius
Penjelasan:
Inkompetensi Sfingter Urinarius adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan individu untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela. Kondisi ini dapat menyebabkan sering berkemih dan inkontinensia urin, yang dapat berdampak pada perawatan luka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, Inkompetensi Sfingter Urinarius didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan individu untuk mengendalikan pengeluaran urin secara sukarela yang disebabkan oleh kerusakan pada sistem kontrol urinasi."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosa ini adalah Kontrol Eliminasi Urin, yang menggambarkan kemampuan individu untuk mengatur pengeluaran urin secara teratur dan terkendali.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Inkompetensi Sfingter Urinarius antara lain Manajemen Inkontinensia, Terapi Bladder Training, serta Perawatan Kateter Urin.
Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk memulihkan kontrol sfingter urinarius, mengurangi frekuensi berkemih, dan mencegah terkontaminasinya luka oleh urin, sehingga dapat mendukung penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 11470 | 25 Jan 2025
Klinis : pasien dengan diabetes melitus mengeluhkan sering buang air kecil sehingga balutan luka lebih sering terkena air
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin
Definisi: Ketidakmampuan mengendalikan pengeluaran urin yang dapat menyebabkan kebocoran.
2. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
Penjelasan Singkat:
1. Inkontinensia Urin
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakmampuan untuk mengendalikan pengeluaran urin, yang dapat disebabkan oleh diabetes melitus.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan kontrol berkemih, pengurangan frekuensi berkemih, dan pemeliharaan kulit perianal yang sehat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen inkontinensia urin, perawatan inkontinensia urin, dan edukasi inkontinensia urin.
2. Integritas Kulit Terganggu
- SDKI: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya yang dapat disebabkan oleh sering terkena air urin akibat inkontinensia.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit, penyembuhan luka, dan pencegahan komplikasi.
- SIKI: Perawatan luka, manajemen kelembaban kulit, dan edukasi perawatan kulit.
Dalam kondisi ini, pasien dengan diabetes melitus mengalami sering buang air kecil, sehingga balutan luka sering terkena air. Hal ini dapat menyebabkan inkontinensia urin dan integritas kulit yang terganggu. Perawat harus fokus pada manajemen inkontinensia urin, perawatan luka, dan edukasi yang sesuai untuk membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 11471 | 25 Jan 2025
Klinis : pasien dengan diabetes melitus mengeluhkan sering buang air kecil sehingga balutan luka lebih sering terkena air
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Terima kasih atas permintaan Anda. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E11.65
- Deskripsi: Diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi urogenital, termasuk dengan nefropati
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.99
- Deskripsi: Perawatan luka, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Pasien dengan diabetes melitus tipe 2 (E11) yang mengeluhkan sering buang air kecil (poliuria) dapat dikaitkan dengan komplikasi urogenital (kode E11.65). Kondisi ini sering terkait dengan nefropati diabetik, yang menyebabkan peningkatan produksi urin dan frekuensi berkemih. Hal ini dapat menyebabkan pembasahan yang lebih sering pada balutan luka, sehingga memerlukan perawatan luka yang lebih intensif (kode 99.99).
Manajemen kondisi ini meliputi kontrol kadar glukosa darah yang optimal, pengobatan komplikasi urogenital, dan perawatan luka yang tepat untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan. -
Article No. 11472 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien dengan terpasang IUD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Pasien dengan Terpasang IUD
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Panggul
Penjelasan: Pasien dengan terpasang IUD memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi panggul, seperti endometritis, salpingitis, atau pelvic inflammatory disease (PID). Hal ini dapat disebabkan oleh bakteria yang masuk melalui serviks saat pemasangan IUD atau pun migrasi bakteri dari vagina.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00004
- Definisi: Keadaan rentan untuk terinfeksi atau infeksi yang tidak diharapkan, yang disebabkan oleh patogen.
- Karakteristik Definisi: Riwayat infeksi sebelumnya, prosedur invasif, malnutrisi, imunokompromais, faktor risiko lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 01301
- Judul: Kontrol Infeksi
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, mengendalikan, dan mengobati infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 6340
- Judul: Pencegahan Infeksi
- Definisi: Meminimalkan transmisi dan penyebaran infeksi antara pasien, tenaga kesehatan, dan lingkungan.
Persona: Sebagai perawat, saya akan membantu Anda memahami pentingnya memantau tanda-tanda infeksi dan melakukan tindakan pencegahan yang sesuai untuk mengurangi risiko terjadinya komplikasi akibat IUD yang Anda gunakan. Saya akan memberikan edukasi dan memastikan Anda dapat mengenali gejala-gejala yang perlu dilaporkan segera kepada dokter. -
Article No. 11473 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien dengan terpasang IUD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan terpasang IUD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Alat Reproduksi
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami infeksi pada alat reproduksi.
- Faktor Risiko: Pemasangan IUD (Intrauterine Device) yang tidak tepat.
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Kode Diagnosa: 10037
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami infeksi pada alat reproduksi.
- Karakteristik Definisi: Adanya IUD (Intrauterine Device) yang terpasang, riwayat infeksi alat reproduksi, dan rentan terhadap infeksi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Kode Luaran: 10037
- Judul Luaran: Bebas Infeksi Alat Reproduksi
- Definisi: Individu mencapai kondisi bebas dari infeksi pada alat reproduksi.
- Indikator Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi alat reproduksi, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Kode Intervensi: 10037
- Judul Intervensi: Pencegahan Infeksi Alat Reproduksi
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada alat reproduksi.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau tanda-tanda infeksi alat reproduksi, menjaga kebersihan area genital, memberikan edukasi tentang perawatan IUD, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemeriksaan dan perawatan IUD.
Dengan pemahaman yang baik tentang SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mencegah terjadinya infeksi alat reproduksi pada pasien dengan terpasang IUD. -
Article No. 11474 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien dengan terpasang IUD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam kondisi pasien dengan terpasang IUD, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan terpasangnya IUD
- Pasien dengan IUD memiliki risiko infeksi karena adanya benda asing dalam rahim yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Terpasangnya IUD, Prosedur invasif, Gangguan sistem imun, Malnutrisi.
- Gejala dan Tanda: Demam, Nyeri, Kemerahan, Pembengkakan, Drainase, Peningkatan jumlah leukosit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- Kriteria Hasil: Tanda vital dalam batas normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi lokal, Tidak ada drainase atau eksudat pada daerah terpasangnya IUD.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemeriksaan daerah IUD, Perawatan daerah IUD, Konseling tentang tanda infeksi, Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
Sebagai perawat, saya akan memantau kondisi pasien secara ketat, memberikan edukasi yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah dan menangani risiko infeksi yang mungkin terjadi akibat terpasangnya IUD. -
Article No. 11475 | 25 Jan 2025
Klinis : Pasien dengan terpasang IUD
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk pasien dengan terpasang IUD.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Pemasangan IUD
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan yang diharapkan adalah pasien akan bebas dari tanda dan gejala infeksi selama pemasangan IUD.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Melakukan pengkajian tanda dan gejala infeksi secara sistematis.
b. Memantau tanda-tanda vital pasien.
c. Memfasilitasi prosedur pemasangan IUD dengan teknik aseptik.
d. Memberikan edukasi kepada pasien tentang perawatan IUD dan tanda-tanda infeksi.
e. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat mengidentifikasi risiko infeksi pada pasien dengan IUD, serta melakukan intervensi yang komprehensif untuk mencegah dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 11476 | 25 Jan 2025
Klinis : pasien abortus imminens
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Ancaman Keguguran (Abortus Imminens)
Definisi:
Ancaman Keguguran (Abortus Imminens) adalah keadaan di mana janin belum terpisah dari rahim, tetapi terdapat tanda-tanda permulaan keguguran, seperti perdarahan pervaginam dan/atau kram perut.
Penjelasan Singkat Standar Diagnosis, Intervensi, dan Hasil Keperawatan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ancaman Keguguran (Abortus Imminens) dicirikan dengan adanya perdarahan pervaginam, kram perut, dan servik masih tertutup. Pasien berisiko mengalami komplikasi seperti perdarahan, infeksi, dan janin tidak dapat dipertahankan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Ancaman Keguguran (Abortus Imminens) adalah: Perdarahan terkendali, Tidak terjadi infeksi, Janin dapat dipertahankan, dan Kecemasan pasien berkurang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi: Pemantauan tanda-tanda vital, Pemantauan perdarahan dan kontraksi uterus, Pemberian obat-obatan sesuai resep, Pemberian cairan intravena, Edukasi tentang perawatan diri dan pencegahan komplikasi, serta Pemberian dukungan emosional.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dengan Ancaman Keguguran (Abortus Imminens) dapat memperoleh perawatan yang optimal dan mencegah komplikasi yang lebih buruk.