Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13444 | 06 Mar 2025
Klinis : buatkan kasus dari diagnosa keperawatan harga diri rendah kronik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah Kronik
Definisi:
Penilaian negatif individu terhadap dirinya sendiri yang berlangsung terus-menerus.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Domain: Persepsi Diri
2. Kelas: Harga Diri
3. Kode: 00119
4. Definisi: Penilaian negatif yang berkelanjutan terhadap diri sendiri dan kemampuannya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran: Harga Diri
2. Kode: 1205
3. Definisi: Tingkat penghargaan individu terhadap dirinya sendiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intervensi: Peningkatan Harga Diri
2. Kode: 6110
3. Definisi: Membantu individu untuk meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya sendiri.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan harga diri rendah kronik menggambarkan kondisi di mana pasien memiliki penilaian negatif terhadap dirinya yang berlangsung terus-menerus. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, lingkungan sosial, atau kondisi psikologis tertentu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah membantu pasien untuk meningkatkan penilaian positif terhadap dirinya sendiri melalui pendekatan yang komprehensif, seperti terapi kognitif-perilaku, bimbingan konseling, dan pengembangan keterampilan sosial. -
Article No. 13445 | 06 Mar 2025
Klinis : buatkan kasus dari diagnosa keperawatan harga diri rendah kronik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kasus harga diri rendah kronik.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi harga diri rendah kronik adalah "Harga Diri Rendah Kronik" (SDKI, 2017). Harga diri rendah kronik didefinisikan sebagai evaluasi diri negatif yang berlangsung lama dan menetap. Karakteristik definisinya meliputi: penilaian diri yang negatif, perasaan tidak berharga, pesimis, dan tidak memiliki kepercayaan diri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan harga diri rendah kronik dapat mencapai beberapa luaran yang diharapkan, antara lain:
1. Harga Diri: Pasien dapat menunjukkan peningkatan penerimaan diri dan evaluasi diri yang positif.
2. Kontrol Diri: Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk mengendalikan diri dan perilakunya.
3. Interaksi Sosial: Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif.
4. Harapan: Pasien dapat menunjukkan peningkatan harapan dan optimisme dalam dirinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan harga diri rendah kronik, diperlukan beberapa intervensi keperawatan, antara lain:
1. Terapi Kelompok: Memberikan kesempatan bagi pasien untuk saling berbagi pengalaman, menerima dukungan, dan belajar dari sesama anggota kelompok.
2. Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran negatif menjadi lebih positif, serta meningkatkan kemampuan problem-solving.
3. Latihan Asertivitas: Melatih pasien untuk dapat mengekspresikan perasaan, kebutuhan, dan pendapat secara terbuka dan tepat.
4. Bimbingan Spiritualitas: Memfasilitasi pasien untuk menemukan makna hidup, tujuan, dan harapan melalui pendekatan spiritual.
5. Dukungan Keluarga: Melibatkan keluarga dalam proses perawatan untuk memberikan dukungan emosional dan membantu pasien mencapai tujuan.
6. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait harga diri rendah kronik, strategi penanganan, dan upaya meningkatkan harga diri.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan harga diri, kontrol diri, interaksi sosial, dan harapan, sehingga dapat membantu mengatasi kondisi harga diri rendah kronik yang dialaminya. -
Article No. 13446 | 06 Mar 2025
Klinis : ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Definisi:
Variasi yang tidak dapat diprediksi dalam kadar glukosa darah, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Kurang pengetahuan tentang manajemen diabetes, pola makan tidak sesuai, aktivitas fisik tidak seimbang, stres psikologis, gangguan fungsi endokrin.
- Gejala dan Tanda: Poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, fatigue, perubahan penglihatan, mual, pusing.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal, pasien dapat mengelola faktor penyebab ketidakstabilan glukosa darah.
- Indikator: Kadar glukosa darah stabil, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, pasien mampu melakukan manajemen diri diabetes yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi manajemen diabetes, pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin/obat antidiabetes, manajemen diet dan aktivitas fisik, manajemen stres.
- Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk menstabilkan kadar glukosa darah, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola penyakitnya.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa ini akan menjadi panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah. -
Article No. 13447 | 06 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dnegan keluhan sesak, terdengar ronchi di lapang paru bagian bawah, hasil rontgen menunjukan adanya efusi pleura
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda jelaskan, yaitu pasien datang dengan keluhan sesak napas, adanya ronchi di lapang paru bagian bawah, dan hasil rontgen menunjukkan efusi pleura, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah:
1. Gangguan Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan lancar yang mengakibatkan ketidakadekuatan ventilasi dan/atau pertukaran gas.
Gejala mayor: Sensasi sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, irama napas tidak teratur.
Gejala minor: Ortopnea, pola napas abnormal, suara napas tidak normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien diharapkan dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Perbaikan Pola Napas
Kriteria Hasil:
a. Pasien menunjukkan pola napas yang teratur.
b. Pasien menunjukkan penggunaan otot pernapasan yang normal.
c. Pasien menyatakan tidak ada sensasi sesak napas.
d. Hasil pemeriksaan oksigenasi menunjukkan nilai normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitoring Pernapasan
a. Kaji pola, kedalaman, dan irama napas pasien.
b. Pantau penggunaan otot bantu pernapasan.
c. Catat karakteristik suara napas.
d. Ukur saturasi oksigen dan nilai-nilai lainnya.
2. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
c. Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
d. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan efusi pleura.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
a. Jelaskan penyebab dan gejala gangguan pola napas.
b. Ajarkan teknik bernapas yang benar.
c. Dorong pasien untuk melakukan latihan pernapasan.
d. Libatkan keluarga dalam perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai perbaikan pola napas dan meminimalkan komplikasi yang mungkin timbul. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan. -
Article No. 13448 | 06 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dnegan keluhan sesak, terdengar ronchi di lapang paru bagian bawah, hasil rontgen menunjukan adanya efusi pleura, tidak tampak retraksi dada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat professional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sesak, terdengar ronchi di lapang paru bagian bawah, hasil rontgen menunjukan adanya efusi pleura, dan tidak tampak retraksi dada, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas" (00031). Diagnosis ini dipilih karena pasien mengalami gangguan dalam mempertahankan jalan napas yang bebas dari sekresi atau obstruksi untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Indikator: Frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada retraksi dada, tidak ada suara napas tambahan, dan kemampuan batuk/bernapas dalam yang memadai.
- Target: Pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif dalam waktu 3 hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
- Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Aktivitas:
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret jika diperlukan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dengan dokter untuk terapi nebulizer atau bronkodilator jika perlu.
2. Manajemen Ventilasi (3390)
- Tujuan: Mempertahankan ventilasi yang adekuat.
- Aktivitas:
- Monitor status pernapasan pasien.
- Ajarkan teknik pernapasan yang benar.
- Kolaborasi dengan dokter untuk intervensi lebih lanjut jika diperlukan (misalnya pleurosentesis).
3. Manajemen Efusi Pleura (3320)
- Tujuan: Mengurangi efusi pleura.
- Aktivitas:
- Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan pleurosentesis jika diperlukan.
- Observasi tanda-tanda komplikasi akibat efusi pleura.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen efusi pleura.
Penjelasan di atas merupakan diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 13449 | 06 Mar 2025
Klinis : Pasien datang lemas, bengkak di seluruh badan dan ekstremitas, hasil usg abdomen menunjukan ada ascites dan chronic parenchimal disease, hasil ureum creatinin menunjukan azotemia renal. Hasil lab lain menunujukan hipoalbuminemia dan anemia karena Hb rendah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu pasien datang dengan keluhan lemas, bengkak di seluruh badan dan ekstremitas, hasil USG abdomen menunjukkan adanya asites dan penyakit parenkim kronis, serta hasil laboratorium menunjukkan azotemia renal, hipoalbuminemia, dan anemia, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan
Definisi: Ketidakadekuatan masukan atau pengeluaran cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular.
Faktor yang berhubungan: Penyakit ginjal kronis, asites, perubahan permeabilitas kapiler.
2. Nutrisi tidak adekuat
Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang berhubungan: Penyakit ginjal kronis, hipoalbuminemia.
3. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor yang berhubungan: Kelelahan, penurunan masa otot, anemia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan
Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dan berat badan dalam rentang normal, tidak ada edema, intake dan output cairan seimbang.
2. Status nutrisi membaik
Kriteria hasil: Berat badan dalam rentang normal, kadar albumin dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Toleransi aktivitas membaik
Kriteria hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebih, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen cairan
- Kaji status hidrasi pasien
- Pantau intake dan output cairan
- Berikan cairan sesuai kebutuhan pasien
- Kolaborasi pemberian diuretik dan terapi lainnya
2. Manajemen nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Berikan asupan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan pasien
- Kolaborasi pemberian suplementasi nutrisi, jika diperlukan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi
3. Manajemen aktivitas
- Kaji toleransi aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Berikan latihan aktivitas yang terukur dan bertahap
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya aktivitas
Penjelasan rinci di atas disampaikan dengan nada akademis, persona pakar, dan sudut pandang perawat. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain jika masih ada yang kurang jelas. -
Article No. 13337 | 05 Mar 2025
Klinis : demam sejak hari jumat ( febris hari ke 4) mual + muntah + hari ini muntah 4x diare cair 4x lendir + darah -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam sejak Jumat (hari ke-4), disertai dengan mual, muntah 4 kali, diare cair 4 kali dengan lendir namun tidak disertai darah, saya sebagai perawat profesional dapat memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Diare dan Muntah, ditandai dengan adanya demam, mual, muntah, dan diare cair.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan dan/atau elektrolit yang menyebabkan penurunan atau peningkatan volume cairan dan/atau konsentrasi elektrolit dalam tubuh.
- Karakteristik Definisi: Demam, mual, muntah, diare, dan perubahan status cairan/elektrolit.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Keseimbangan Cairan, Keseimbangan Elektrolit, dan Tidak ada Tanda dan Gejala Dehidrasi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Cairan, Manajemen Elektrolit, Manajemen Muntah, dan Manajemen Diare.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah komplikasi, dan mengatasi gejala yang muncul.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan penilaian komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, dan memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala untuk memastikan pemulihan yang optimal. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi atau bantuan tambahan. -
Article No. 13338 | 05 Mar 2025
Klinis : demam sejak kemaren, batuk berdahak, pilek, muntah >10x sejak sore, BAB cair (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan muntah yang berlebihan.
Penjelasan:
Risiko Ketidakseimbangan Cairan merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Anda, yaitu muntah lebih dari 10 kali sejak sore. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya ketidakseimbangan cairan.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan.
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Anda, yaitu adanya batuk berdahak. Hal ini dapat mengindikasikan adanya produksi sekret yang berlebihan, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk membantu mempertahankan bersihan jalan napas.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.
Penjelasan:
Hipertermia merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Anda, yaitu adanya demam sejak kemarin. Demam dapat disebabkan oleh proses infeksi, sehingga perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk memantau dan mengelola hipertermia.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari PPNI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan tersebut meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, pengaturan asupan dan pengeluaran cairan, pemberian oksigen, serta tindakan keperawatan lainnya yang sesuai dengan kondisi pasien. -
Article No. 13339 | 05 Mar 2025
Klinis : demam sejak kemaren, batuk berdahak, pilek, muntah >10x sejak sore, BAB cair (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Keletihan akibat Perubahan Proses Penyakit, ditandai dengan Demam, Batuk berdahak, Pilek, Muntah >10x, dan BAB cair.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan energi, penurunan kekuatan, atau peningkatan kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal, klien dapat beristirahat yang cukup, dan tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi Manajemen Energi, Manajemen Kelelahan, Manajemen Hipertermia, Manajemen Nutrisi, dan Edukasi tentang Manajemen Aktivitas.
Secara garis besar, kondisi yang Anda deskripsikan menunjukkan adanya gejala infeksi yang menyebabkan penurunan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diberikan akan berfokus pada manajemen gejala dan dukungan untuk pemulihan kondisi klien. -
Article No. 13340 | 05 Mar 2025
Klinis : demam sejak kemaren, batuk berdahak, pilek, muntah >10x sejak sore, BAB cair (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu demam sejak kemarin, batuk berdahak, pilek, muntah lebih dari 10 kali sejak sore, dan tidak ada diare, saya sebagai perawat profesional memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berhubungan dengan penurunan sistem imun.
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan yang menunjukkan adanya peningkatan kemungkinan organisme patogen untuk menyerang saluran pernapasan.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan sistem imun, paparan agen infeksius, perilaku higienis yang buruk.
- Gejala dan Tanda: Demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, sesak napas.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Klien bebas dari gejala ISPA, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak terjadi komplikasi.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, manajemen demam, terapi oksigen (jika diperlukan), edukasi tentang pencegahan infeksi, perawatan batuk dan pilek, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk penanganan yang komprehensif.
Sebagai perawat profesional, saya akan melakukan assessment, perencanaan, implementasi, dan evaluasi yang komprehensif untuk membantu Anda dalam pemulihan. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang ingin Anda ketahui lebih lanjut.