Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21216 | 29 Aug 2025
Klinis : sebutkan siki dan slki untuk diagnosa sdki hipertermia (D.0130)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi mengenai diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia (D.0130)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia (D.0130)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Thermoregulasi (L.01)
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Pengelolaan Hipertermia (I.0135)
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas batas normal.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan hipertermia menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas batas normal. Untuk menangani kondisi ini, perawat dapat menggunakan intervensi keperawatan "Pengelolaan Hipertermia" dengan tujuan mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal, yang tercakup dalam luaran keperawatan "Thermoregulasi".
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 21217 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien mengeluh nyeri td = 154/86 mmhg nadi 79x/ menit rr : 20/ menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0 \fswiss Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.19041}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b DIAGNOSIS KEPERAWATAN:\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SDKI:\b0 D.0016 - Nyeri Akut\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b KRITERIA HASIL (SLKI):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SLKI:\b0 L.14001 - Tingkat Nyeri Terkontrol\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Kondumberkurangnya atau hilangnya rasa tidak nyaman yang dilaporkan secara subjektif akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Indikator:\par
- L.1400101: Melaporkan nyeri berkurang\par
- L.1400103: Menunjukkan perilaku nyeri berkurang (misalnya: tidak merintih, tidak mengaduh)\par
- L.1400104: Tanda vital dalam rentang normal\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI):\b0\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Kode SIKI:\b0 I.11023 - Manajemen Nyeri\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Definisi:\b0 Pemberian tindakan keperawatan untuk meringankan atau mengurangi nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi pasien.\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Aktivitas:\par
- I.1102301: Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, skala, durasi)\par
- I.1102302: Monitor tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan)\par
- I.1102304: Ajarkan teknik nonfarmakologi (nafas dalam, distraksi, relaksasi)\par
- I.1102306: Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi\par
- I.1102308: Evaluasi efektivitas intervensi pengurangan nyeri\par
\pard\sa200\sl276\slmult1\b Catatan Klinis:\b0 Data tekanan darah 154/86 mmHg menunjukkan kemungkinan respons fisiologis terhadap nyeri. Nadi dan RR dalam rentang normal. Perlu dilakukan assessment lebih mendalam menggunakan skala nyeri untuk menentukan intervensi yang tepat.\par
} -
Article No. 21218 | 29 Aug 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat ditetapkan sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI 00031)
b. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI 00032)
c. Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI 00031)
d. Kelebihan Volume Cairan (SDKI 00026)
e. Ansietas (SDKI 00146)
2. Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SDKI 00031)
- Kode SLKI: 30001
- Kode SIKI: 30001
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
b. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI 00032)
- Kode SLKI: 30002
- Kode SIKI: 30002
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
c. Perfusi Perifer Tidak Efektif (SDKI 00031)
- Kode SLKI: 30003
- Kode SIKI: 30003
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan sirkulasi darah ke perifer.
d. Kelebihan Volume Cairan (SDKI 00026)
- Kode SLKI: 20001
- Kode SIKI: 20001
- Definisi: Kelebihan cairan di dalam ruang interstisial dan/atau rongga tubuh.
e. Ansietas (SDKI 00146)
- Kode SLKI: 10001
- Kode SIKI: 10001
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
Diagnosa-diagnosa tersebut sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi, kelebihan cairan, dan kecemasan. -
Article No. 21219 | 29 Aug 2025
Klinis : - batuk dirasakan hilang timbul sejak bulan agustus, memberat 3 hari terakhir, batuk berdahak kadang disertai dengan sesak nafas - demam tinggi terus menerus sejak 2 hari terakhir, keluhan mual muntah disangkal oleh pasien - makan minum menurun karena keluhan yang dirasakan - BAB dan BAK dalam batas normal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
Gejala dan tanda mayor: Batuk produktif, sesak napas, perubahan suara.
Gejala dan tanda minor: Peningkatan produksi sekret, perubahan irama napas.
2. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Gejala dan tanda mayor: Peningkatan suhu tubuh, menggigil.
Gejala dan tanda minor: Mual, muntah.
3. Intake Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Gejala dan tanda mayor: Penurunan berat badan, penurunan nafsu makan.
Gejala dan tanda minor: Kelemahan, kelelahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan pola napas normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas.
2. Suhu Tubuh dalam Batas Normal
- Suhu tubuh pasien kembali dalam kisaran normal.
- Pasien tidak lagi mengeluhkan demam.
- Pasien tidak lagi menggigil.
3. Intake Nutrisi Adekuat
- Pasien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
- Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif:
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya perubahan.
- Bantu pasien batuk dan mengontrol batuk.
- Berikan humidifikasi oksigen atau terapi inhalasi sesuai kebutuhan.
- Pantau produksi dan karakteristik sekret.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan bersihan jalan napas.
2. Hipertermia:
- Ukur suhu tubuh secara rutin.
- Pertahankan suhu lingkungan yang nyaman.
- Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan.
- Pantau tanda-tanda dan gejala hipertermia.
- Kolaborasi pemberian terapi antipiretik jika diperlukan.
3. Intake Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- Ukur berat badan secara rutin.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi.
- Berikan makanan dan minuman yang disukai pasien.
- Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan nutrisi yang adekuat.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dirumuskan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang muncul pada pasien, yaitu batuk berdahak, sesak napas, demam tinggi, mual muntah, dan penurunan makan minum. Ketiga diagnosa keperawatan tersebut mencakup masalah utama yang dihadapi pasien dan akan menjadi fokus asuhan keperawatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) mencerminkan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan diagnosa keperawatan. Hal ini meliputi pemulihan bersihan jalan napas yang efektif, normalisasi suhu tubuh, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat.
Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut mencakup tindakan-tindakan keperawatan yang komprehensif, seperti pemantauan tanda vital, manajemen jalan napas, pemberian terapi oksigen dan inhalasi, manajemen demam, serta intervensi nutrisi. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti ahli gizi, juga diperlukan untuk memastikan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal.
Penjelasan ini disampaikan dengan nada akademis dan persona pakar/perawat untuk memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diperlukan dalam menangani kondisi pasien tersebut. -
Article No. 21220 | 29 Aug 2025
Klinis : Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan rinci terkait kondisi "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" dari perspektif seorang perawat pakar.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosa ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" adalah:
a. Kebebasan Jalan Napas: Pasien menunjukkan jalan napas yang terbuka dan bersih dari sekret atau obstruksi.
b. Ventilasi: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif dengan pengembangan dada yang adekuat.
c. Oksigenasi: Pasien menunjukkan saturasi oksigen dalam rentang normal.
d. Pengeluaran Sekret: Pasien mampu mengeluarkan sekret saluran napas secara efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" adalah:
a. Manajemen Jalan Napas
- Membersihkan jalan napas dengan suction atau alat bantu lainnya
- Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas
- Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
b. Manajemen Ventilasi
- Memantau pola napas, kedalaman, dan frekuensi napas
- Mengajarkan teknik pernapasan yang efektif, seperti latihan napas dalam
- Memfasilitasi mobilisasi dada dan latihan batuk efektif
c. Manajemen Oksigenasi
- Memantau saturasi oksigen dan nilai-nilai gasometri
- Mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan
d. Manajemen Pengeluaran Sekret
- Memberikan bantuan untuk mengeluarkan sekret, seperti suction atau percussive therapy
- Mengajarkan teknik batuk efektif dan drainase postural
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dengan "Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif" dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu jalan napas yang terbuka dan bersih, ventilasi yang efektif, oksigenasi yang adekuat, dan pengeluaran sekret yang optimal. -
Article No. 21221 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Kepala". Definisi dari diagnosa ini adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang dirasakan di daerah kepala, leher, atau saraf kranial. Diagnosa ini mencakup beberapa karakteristik definisi, seperti: perubahan ekspresi wajah, perilaku protektif, pelaporan rasa sakit, gelisah, dan perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mengendalikan nyeri kepala. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain:
1. Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab nyeri kepala
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif
3. Pasien melaporkan penurunan skala nyeri
4. Pasien menunjukkan perilaku relaksasi
5. Pasien dapat beristirahat dengan nyaman
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, intensitas, dll)
- Identifikasi faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi)
2. Peningkatan Kenyamanan
- Atur lingkungan yang tenang dan nyaman
- Kolaborasi untuk mengatur posisi yang nyaman bagi pasien
- Anjurkan istirahat yang cukup
3. Edukasi Kesehatan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab dan faktor pencetus nyeri kepala
- Beri edukasi tentang strategi manajemen nyeri yang dapat dilakukan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mengendalikan nyeri kepala, mengurangi keluhan, dan meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidupnya. Seluruh proses asuhan keperawatan ini harus dilakukan secara profesional, sistematis, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 21222 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan sakit kepala.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang dengan sakit kepala, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Kepala" (Headache). Diagnosa ini didasarkan pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) yang menjelaskan bahwa Nyeri Kepala adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan keluhan sakit kepala, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat mengendalikan nyeri kepalanya dengan skor nyeri menurun dari skor awal.
2. Kenyamanan: Pasien dapat merasakan kenyamanan yang meningkat selama proses perawatan.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami faktor penyebab, pencegahan, dan penanganan nyeri kepala.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, perawat dapat melakukan beberapa intervensi keperawatan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), antara lain:
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi.
- Berikan obat analgesik sesuai dengan resep dokter untuk membantu mengurangi nyeri.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
2. Peningkatan Kenyamanan:
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
- Berikan intervensi untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat mengganggu kenyamanan, seperti cahaya yang menyilaukan, suara bising, dan suhu ruangan yang tidak nyaman.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mengatasi faktor-faktor penyebab ketidaknyamanan.
3. Edukasi Kesehatan:
- Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, pencegahan, dan penanganan nyeri kepala.
- Ajarkan strategi manajemen nyeri dan tindakan yang dapat dilakukan saat nyeri kepala muncul.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pemantauan kondisi.
Penjelasan rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan sakit kepala. Diharapkan informasi ini dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan tepat sasaran. -
Article No. 21223 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien dengan keluhan batuk, dalam tone akademis dan persona pakar, nurse.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu batuk, diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, penyempitan jalan napas, kelemahan otot pernapasan, dan ketidakmampuan untuk batuk atau bernapas secara efektif.
- Gejala dan tanda: Batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea, dan suara napas tambahan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Definisi: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- Kriteria hasil:
1) Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
2) Pasien tidak mengalami kesulitan bernapas.
3) Suara napas tambahan (wheezing, mengi) berkurang atau hilang.
4) Pasien dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu Bersihan Jalan Napas Membaik, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
a. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Upaya untuk mempertahankan atau memperbaiki bersihan jalan napas.
- Aktivitas keperawatan:
1) Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya bunyi tambahan.
2) Pantau status pernapasan pasien, termasuk frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan.
3) Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien untuk menjaga oksigenasi yang adekuat.
4) Bantu pasien batuk dan bersihan jalan napas secara efektif.
5) Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
6) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi pernapasan, jika diperlukan.
b. Manajemen Batuk
- Definisi: Upaya untuk membantu pasien dalam mengelola batuk.
- Aktivitas keperawatan:
1) Identifikasi tipe dan penyebab batuk.
2) Anjurkan pasien untuk minum air hangat atau teh untuk melembabkan saluran napas.
3) Ajarkan teknik batuk efektif, seperti batuk dalam, batuk dengan mulut terbuka, dan batuk dengan dorongan abdominal.
4) Berikan mukolitik atau ekspektoran sesuai dengan resep untuk membantu pengeluaran sekret.
5) Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologis, jika diperlukan.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan keluhan batuk dapat memperoleh perawatan yang komprehensif dan mencapai perbaikan kondisi secara optimal. -
Article No. 21224 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dalam kasus ini adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan fisiologis, psikologis, perkembangan, atau lingkungan.
Dalam kasus pasien dengan keluhan gatal, intoleransi aktivitas dapat terjadi karena adanya gangguan kulit yang menyebabkan rasa gatal yang mengganggu, sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. Gejala lain yang mungkin muncul adalah rasa tidak nyaman, frustrasi, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
a. Tingkat Kenyamanan Meningkat
- Pasien dapat mengatasi rasa gatal yang mengganggu
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih nyaman
b. Tingkat Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa kelelahan atau tidak nyaman
- Pasien dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi kulit yang menyebabkan gatal
c. Tingkat Pengetahuan Meningkat
- Pasien memahami penyebab dan gejala gatal yang dialami
- Pasien mengetahui cara mengatasi gatal dan mencegah kekambuhan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
a. Manajemen Gejala
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan atau memperburuk gatal
- Ajarkan pasien teknik manajemen gatal, seperti menghindari faktor pencetus, menggunakan pelembab kulit, dan mengaplikasikan obat topikal sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, jika diperlukan
b. Peningkatan Kenyamanan
- Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dengan nyaman
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi rasa gatal
- Fasilitasi lingkungan yang nyaman bagi pasien
c. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Evaluasi tingkat aktivitas pasien dan bantu menyusun rencana aktivitas yang sesuai
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis) untuk program latihan fisik yang sesuai
d. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan gatal
- Ajarkan cara merawat kulit dan mencegah kekambuhan
- Dorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatannya
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada luaran yang diharapkan, diharapkan pasien dapat mencapai tingkat kenyamanan, toleransi aktivitas, dan pengetahuan yang meningkat, sehingga dapat mengelola kondisi gatalnya dengan baik. -
Article No. 21225 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala sampe kekuduk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala sampai ke kuduk.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri Kepala Akut" (SDKI). Nyeri kepala akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan actual atau potensial di daerah kepala.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri kepala yang dirasakan setelah intervensi keperawatan dilakukan.
2. Pengetahuan Tentang Nyeri: Pasien dapat mendemonstrasikan pengetahuan yang memadai tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri kepala.
3. Manajemen Nyeri: Pasien dapat menerapkan strategi manajemen nyeri secara efektif untuk mengurangi atau menghilangkan keluhan nyeri kepala.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri: Menggali informasi lebih lanjut tentang karakteristik nyeri kepala, seperti lokasi, durasi, intensitas, penyebab, dan faktor yang memperparah atau meringankan.
2. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi farmakologis (obat-obatan) dan non-farmakologis (kompres hangat, relaksasi, distraksi) untuk mengurangi nyeri kepala.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, gejala, dan penanganan nyeri kepala, serta strategi untuk mencegah atau mengelola nyeri kepala di masa mendatang.
4. Kolaborasi Interprofesional: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat bagi pasien.
5. Evaluasi dan Tindak Lanjut: Memantau efektivitas intervensi keperawatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan, serta memastikan pasien dapat mengelola nyeri kepala secara mandiri setelah pulang dari perawatan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mengalami penurunan tingkat nyeri kepala, memiliki pengetahuan yang baik tentang nyeri kepala, dan mampu menerapkan strategi manajemen nyeri secara efektif.