Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11596 | 28 Jan 2025
Klinis : Diagnosa Perfusi tidak efektif Berikan intervensinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan rinci terkait diagnosa, intervensi, dan luaran yang sesuai untuk kondisi "Perfusi tidak efektif" berdasarkan standar Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Sistem Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Perfusi tidak efektif" adalah "Penurunan Perfusi Jaringan", yang didefinisikan sebagai "Penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh yang dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi". Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan pada sirkulasi darah yang dapat menyebabkan jaringan tubuh tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang memadai.
Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan diagnosa tersebut, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur dan memantau tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara rutin untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
2. Manajemen Perfusi: Memonitor dan mengatur tingkat perfusi jaringan melalui tindakan seperti pemberian cairan intravena, pemberian vasopressor, atau pengaturan posisi pasien.
3. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi dan mengelola nyeri yang mungkin timbul akibat penurunan perfusi, dengan memberikan analgesik atau menggunakan teknik non-farmakologis.
4. Optimalisasi Oksigenasi: Memastikan pasien mendapatkan oksigenasi yang adekuat melalui pemberian oksigen, pengaturan posisi, atau tindakan lain yang diperlukan.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi yang tepat, dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan dapat tercapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perfusi Jaringan Membaik: Pasien menunjukkan peningkatan sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan tubuh, ditandai dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yang stabil, ekstremitas hangat, dan kapiler isi dan pengisian yang normal.
2. Bebas Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat penurunan perfusi, seperti iskemia, nekrosis, atau gangren.
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien dan keluarga memahami pentingnya memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi yang tepat, dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur dan memantau tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara rutin untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
2. Manajemen Cairan: Mengatur pemberian cairan intravena untuk menjaga volume dan keseimbangan cairan yang adekuat.
3. Manajemen Oksigenasi: Memonitor dan mengatur pemberian oksigen sesuai kebutuhan pasien.
4. Manajemen Posisi: Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan perfusi jaringan, misalnya dengan elevasi ekstremitas.
5. Manajemen Rasa Nyaman: Memberikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang mungkin dialami pasien.
6. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi tentang pentingnya memantau tanda-tanda vital, menjaga posisi yang tepat, dan melaporkan setiap perubahan yang terjadi.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai diagnosa, intervensi, dan luaran yang sesuai, perawat dapat memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk menangani kondisi "Perfusi tidak efektif" pada pasien. -
Article No. 11597 | 28 Jan 2025
Klinis : Diagnosa Perfusi tidak efektif Berikan intervensinya SIKI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait kondisi "Diagnosa Perfusi tidak efektif" dengan menggunakan format SDKI, SIKI, dan SLKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Perfusi tidak efektif" adalah Penurunan Curah Jantung. Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi Penurunan Curah Jantung adalah sebagai berikut:
1. Pemantauan Kardiovaskular
- Pantau tanda-tanda vital (tekanan darah, laju nadi, frekuensi napas, saturasi oksigen)
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau edema perifer
2. Manajemen Perfusi
- Atur posisi tidur untuk memfasilitasi perfusi
- Berikan oksigen jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan atau obat-obatan inotropik
3. Manajemen Aktivitas
- Atur aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan latihan fisik yang sesuai
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Edukasi mengenai tanda dan gejala penurunan curah jantung
- Edukasi mengenai pentingnya mematuhi pengobatan dan gaya hidup sehat
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Tidak ada edema perifer
3. Tidak ada keluhan sesak napas atau kelelahan saat aktivitas
4. Pasien dan keluarga memahami dan dapat mengenali tanda dan gejala penurunan curah jantung
5. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan Penurunan Curah Jantung dipilih karena kondisi "Perfusi tidak efektif" menunjukkan adanya gangguan pada kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif. Intervensi Keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi kardiovaskular, mengelola perfusi, mengelola aktivitas, dan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga. Luaran/Output yang diharapkan menggambarkan kondisi yang ingin dicapai, seperti tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada edema, tidak ada keluhan saat aktivitas, serta pasien dan keluarga yang memahami kondisinya. Dengan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan. -
Article No. 11520 | 27 Jan 2025
Klinis : hipotensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipotensi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan curah jantung (Decreased Cardiac Output)
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan curah jantung adalah gangguan hemodinamik yang ditandai dengan penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penurunan kontraktilitas miokard, gangguan irama jantung, atau penurunan volume darah.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi penurunan curah jantung adalah stabilisasi hemodinamik, peningkatan perfusi jaringan, serta pencegahan komplikasi lebih lanjut. Indikator keberhasilan dapat terlihat dari tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada tanda-tanda hipovolemia, dan tidak ada gejala sisa organ.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penurunan curah jantung meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena, pemberian obat-obatan vasoaktif, latihan fisik yang sesuai, serta edukasi kepada pasien dan keluarga. Fokus utama adalah menjaga stabilitas hemodinamik dan mencegah komplikasi yang dapat timbul.
Dalam penanganan hipotensi, perawat perlu mempertimbangkan kondisi pasien secara menyeluruh, melakukan evaluasi yang komprehensif, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 11521 | 27 Jan 2025
Klinis : mengatakan tidak ada keluhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "mengatakan tidak ada keluhan".
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Berada dalam kondisi yang berpotensi menyebabkan perubahan tanda-tanda vital yang tidak stabil.
- Faktor Risiko: Tidak ada keluhan.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- Indikator:
- Frekuensi nadi dalam rentang normal
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Definisi: Pengamatan dan pencatatan secara berkala mengenai tanda-tanda vital klien.
- Tujuan:
- Mengidentifikasi perubahan tanda-tanda vital
- Mendeteksi tanda-tanda komplikasi
- Memantau efektivitas intervensi
- Aktivitas:
- Mengukur tanda-tanda vital secara berkala
- Membandingkan hasil pengukuran dengan nilai normal
- Mendokumentasikan hasil pengukuran
Penjelasan:
Meskipun klien tidak mengeluhkan adanya keluhan, terdapat risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital yang perlu diperhatikan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital secara berkala untuk mengidentifikasi perubahan, mendeteksi tanda-tanda komplikasi, dan memantau efektivitas intervensi. Pemantauan tanda-tanda vital yang stabil akan membantu mencapai luaran keperawatan berupa stabilitas tanda-tanda vital. -
Article No. 11522 | 27 Jan 2025
Klinis : data subjektif dan data objektif dalam intervensi dari mengajarkan diit yang diprogramkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan Tentang Diet yang Direkomendasikan
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan tidak memahami jenis-jenis makanan yang diperbolehkan dalam diet yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan.
- Pasien mengatakan kebingungan dengan porsi dan frekuensi makan yang dianjurkan.
- Pasien mengatakan belum mengetahui cara memodifikasi makanan sesuai diet.
Data Objektif:
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah bingung saat ditanya tentang diet yang direkomendasikan.
- Pasien tidak dapat menyebutkan makanan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dalam dietnya.
- Pasien tidak dapat menyebutkan porsi dan frekuensi makan yang dianjurkan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kurang Pengetahuan: Keadaan di mana individu/keluarga/komunitas menunjukkan defisit dalam informasi kognitif yang terkait dengan kondisi/masalah kesehatan, perawatan kesehatan, dan pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pengetahuan Tentang Kesehatan: Tingkat pemahaman individu/keluarga/komunitas tentang informasi yang diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Edukasi Gizi: Upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan motivasi individu/keluarga/komunitas dalam memilih dan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.
Intervensi Keperawatan:
1. Mengkaji pengetahuan pasien tentang diet yang direkomendasikan, termasuk jenis-jenis makanan, porsi, dan frekuensi makan.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan, manfaat, dan komponen dari diet yang direkomendasikan.
3. Mengajarkan pasien cara memodifikasi makanan sesuai dengan diet yang direkomendasikan.
4. Memberikan contoh menu harian yang sesuai dengan diet yang direkomendasikan.
5. Membantu pasien menyusun rencana makanan harian yang sesuai dengan diet.
6. Mendorong pasien untuk aktif bertanya dan mencari informasi tambahan terkait diet yang direkomendasikan.
7. Mengevaluasi pemahaman pasien tentang diet yang direkomendasikan dan memberikan umpan balik yang konstruktif. -
Article No. 11523 | 27 Jan 2025
Klinis : data subjektif dan data objektif mengajarkan diit yang telah diprogram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik
Penjelasan:
Berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diuraikan, pasien memerlukan edukasi dan dukungan dalam mengajarkan diet yang telah diprogram. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam manajemen regimen terapeutik, di mana pasien belum mampu mengelola perawatan dirinya secara mandiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan yang disengaja atau tidak disengaja untuk memulai dan mempertahankan tindakan/perilaku yang efektif untuk mengelola kondisi kesehatan."
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah:
1. Pasien dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang regimen terapeutik yang direkomendasikan.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang sesuai dengan regimen terapeutik yang direkomendasikan.
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku terapeutik yang direkomendasikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Edukasi Gizi
2. Manajemen Diet
3. Dukungan Keluarga
4. Bimbingan dalam Pengambilan Keputusan
5. Manajemen Regimen Terapeutik
Tujuan dari intervensi ini adalah meningkatkan pemahaman pasien dan kemampuannya dalam mengelola diet yang telah diprogram, sehingga dapat mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 11524 | 27 Jan 2025
Klinis : data subjektif dan data objektif mengajarkan diit yang telah diprogram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, klien memerlukan edukasi terkait program diet yang telah diprogram. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Edukasi Kesehatan didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu, keluarga, atau komunitas untuk memperoleh, memproses, dan memahami informasi kesehatan dasar dan layanan yang diperlukan untuk membuat keputusan kesehatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
1. Pengetahuan Kesehatan Meningkat
2. Perilaku Kesehatan Membaik
3. Efikasi Diri Meningkat
4. Pencapaian Tujuan Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
1. Edukasi Kesehatan
2. Bimbingan/Konseling
3. Fasilitasi Proses Belajar
4. Manajemen Motivasi
5. Dukungan Emosional
Sebagai perawat, saya akan membantu klien memperoleh, memproses, dan memahami informasi terkait program diet yang telah diprogram. Tujuannya adalah agar klien dapat membuat keputusan kesehatan yang tepat dan mencapai tujuan kesehatan yang diharapkan. -
Article No. 11525 | 27 Jan 2025
Klinis : data subjektif dan data objektif dari mengajarkan diit yang telah diprogram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
"Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri"
Penjelasan Singkat:
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri" didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasien untuk mengatur secara efektif pengobatan, aktivitas, dan diet yang dibutuhkan untuk mengelola kondisi kesehatannya.
Data Subjektif:
- Pasien menyatakan kesulitan dalam mengikuti diet yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan.
- Pasien mengungkapkan kebingungan terhadap instruksi diet yang diberikan.
- Pasien mengeluhkan kurangnya pemahaman terkait pentingnya diet untuk kondisi kesehatannya.
Data Objektif:
- Pasien belum dapat menjelaskan dengan jelas diet yang telah direkomendasikan.
- Catatan makanan yang dikonsumsi pasien menunjukkan ketidakpatuhan terhadap diet yang dianjurkan.
- Pemeriksaan tanda-tanda vital dan hasil laboratorium menunjukkan adanya ketidakstabilan kondisi kesehatan pasien.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
"Manajemen Kesehatan Diri: Efektif"
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
2. Edukasi Kesehatan
3. Konseling Gizi
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien untuk menyusun rencana perawatan yang tepat, memberikan edukasi dan konseling terkait diet yang direkomendasikan, serta memantau secara berkala kepatuhan dan efektivitas manajemen kesehatan diri pasien. Tujuannya adalah untuk membantu pasien mencapai manajemen kesehatan diri yang efektif demi pemulihan dan peningkatan kondisi kesehatannya. -
Article No. 11526 | 27 Jan 2025
Klinis : data subjektif dan data objektif dari mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakpatuhan Pengobatan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Ketidakpatuhan Pengobatan" merujuk pada kondisi di mana pasien memiliki kemungkinan untuk tidak mengikuti rencana pengobatan yang telah ditetapkan oleh tenaga kesehatan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pemahaman yang kurang terkait pentingnya pengobatan, efek samping yang tidak diinginkan, atau kendala dalam mengakses dan memperoleh obat-obatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk tidak mengikuti rencana pengobatan yang telah ditetapkan.
Karakteristik Definisi: Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan, ketidakpuasan terhadap intervensi pengobatan, keyakinan yang keliru terhadap pengobatan, kendala dalam memperoleh obat-obatan, efek samping obat, dan kurangnya pemahaman terhadap pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan kepatuhan terhadap pengobatan, pasien memiliki pemahaman yang baik terkait pengobatan, dan pasien mampu mengatasi kendala dalam memperoleh obat-obatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan: Edukasi tentang pentingnya pengobatan, monitor efek samping obat, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi kendala dalam memperoleh obat-obatan, dan evaluasi secara berkala terhadap kepatuhan pasien dalam pengobatan.
Dalam konteks kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, perawat memiliki peran penting dalam memastikan pasien memahami pentingnya mengonsumsi obat sesuai dengan instruksi, mengingatkan pasien untuk mengambil obat sebelum makan, dan memantau efek samping yang mungkin timbul. -
Article No. 11527 | 27 Jan 2025
Klinis : contoh data subjektif dan data objektif dari mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah Perawat Profesional yang akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan.
Diagnosa Keperawatan:
Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
Definisi:
Ketidakmampuan untuk merencanakan, mengatur, atau melaksanakan regimen terapeutik yang telah direkomendasikan dengan tepat.
Data Subjektif:
- Pasien menyatakan sering lupa mengambil obat
- Pasien mengeluh merasa bingung dengan jadwal pemberian obat
- Pasien mengungkapkan tidak memahami tujuan dan manfaat dari pengobatan yang diberikan
Data Objektif:
- Pasien tidak dapat menjelaskan dengan baik nama, dosis, dan jadwal pemberian obat
- Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar obat dalam darah tidak sesuai target terapi
- Pasien tampak cemas saat ditanya mengenai pengobatannya
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pemahaman Regimen Terapeutik
- Kepatuhan Regimen Terapeutik
- Motivasi Regimen Terapeutik
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien Patuh terhadap Regimen Terapeutik
- Pasien Mampu Mengelola Regimen Terapeutik
- Pasien Termotivasi untuk Menjalankan Regimen Terapeutik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Regimen Terapeutik
- Edukasi Regimen Terapeutik
- Konseling Regimen Terapeutik
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI terkait kondisi mengkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.