Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13461 | 07 Mar 2025
Klinis : leukosit 11,5 ribu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan rincian yang terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi dengan leukosit 11,5 ribu.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan hasil pemeriksaan leukosit yang menunjukkan nilai 11,5 ribu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi" (00004). Diagnosis ini mengindikasikan adanya peningkatan risiko invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat menimbulkan penyakit pada pasien. Peningkatan kadar leukosit biasanya menandakan adanya respons imun tubuh terhadap infeksi atau proses peradangan, sehingga perlu penanganan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi (1902): Pasien akan menunjukkan peningkatan kemampuan dalam mencegah, mengendalikan, dan/atau mengatasi proses infeksi yang terjadi.
- Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
b. Menunjukkan hitung sel darah putih (leukosit) dalam batas normal
c. Bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Integritas Jaringan: Penyembuhan Luka (1102): Pasien akan menunjukkan perbaikan integritas kulit dan jaringan yang terkait dengan proses penyembuhan luka.
- Kriteria Hasil:
a. Menunjukkan perubahan warna, edema, dan nyeri yang sesuai dengan proses penyembuhan luka
b. Menunjukkan pertumbuhan jaringan granulasi yang adekuat
c. Menunjukkan penutupan luka yang progresif
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680)
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan kondisi pasien secara dini.
- Aktivitas:
a. Memantau tanda-tanda vital (suhu, denyut nadi, frekuensi napas, tekanan darah) secara rutin.
b. Menganalisis tren perubahan tanda-tanda vital dan melaporkan temuan yang abnormal.
2. Manajemen Infeksi (6540)
- Tujuan: Mencegah dan mengendalikan infeksi yang terjadi.
- Aktivitas:
a. Melakukan cuci tangan sesuai prosedur.
b. Menggunakan teknik aseptik saat melakukan tindakan keperawatan.
c. Memantau tanda dan gejala infeksi.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik, jika diperlukan.
3. Perawatan Luka (3660)
- Tujuan: Mempromosikan penyembuhan luka yang optimal.
- Aktivitas:
a. Menilai karakteristik luka secara berkala.
b. Melakukan perawatan luka sesuai prosedur, termasuk pembersihan, aplikasi salep, dan penggantian balutan.
c. Memantau perkembangan luka dan melaporkan temuan yang tidak diharapkan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat menunjukkan kontrol infeksi yang baik, dengan perbaikan tanda-tanda vital, penurunan kadar leukosit, serta penyembuhan luka yang optimal. Evaluasi yang berkelanjutan dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13462 | 07 Mar 2025
Klinis : pasien mengatakan mual dan muntah sudah 2 kali dalam sehari
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang diderita oleh pasien, yaitu mual dan muntah yang terjadi sebanyak 2 kali dalam sehari, maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.0
- Deskripsi: Pemberian antiemetik (obat untuk mengatasi mual dan muntah)
Penjelasan:
- Kode ICD-10 R11.0 digunakan untuk diagnosis mual, yang merupakan gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi gastrointestinal, obat-obatan, atau kondisi lainnya.
- Kode ICD-9-CM 94.0 menjelaskan prosedur pemberian antiemetik, yang merupakan tindakan medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien.
- Pemberian antiemetik dapat membantu mengurangi atau menghilangkan gejala mual dan muntah yang dialami oleh pasien, sehingga dapat membantu dalam proses pemulihan. -
Article No. 13463 | 07 Mar 2025
Klinis : pasien demam tidak diketahui penyebabnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien demam dengan penyebab yang tidak diketahui.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia berhubungan dengan infeksi tidak diketahui penyebabnya
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal akibat gangguan mekanisme pengaturan suhu. Pada kasus ini, pasien mengalami demam dengan penyebab yang tidak diketahui, sehingga diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia berhubungan dengan infeksi tidak diketahui penyebabnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia adalah Suhu tubuh kembali normal, Tanda-tanda vital stabil, dan Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring suhu tubuh secara teratur
2. Pemberian antipiretik sesuai indikasi
3. Pemberian kompres dingin untuk menurunkan suhu
4. Peningkatan asupan cairan
5. Edukasi tentang manajemen demam dan komplikasinya
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi kondisi hipertermia pada pasien dengan penyebab demam yang tidak diketahui. -
Article No. 13464 | 07 Mar 2025
Klinis : gejala demam berdarah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam berdarah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Tanda Tanda Vital berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat infeksi virus dengue.
Penjelasan:
Pasien dengan demam berdarah memiliki risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital, seperti peningkatan suhu tubuh, nadi, dan tekanan darah, yang dapat mengancam kondisi pasien. Hal ini disebabkan oleh infeksi virus dengue yang menyebabkan reaksi inflamasi dan perubahan hemodinamik.
2. Risiko Perdarahan berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit akibat infeksi virus dengue.
Penjelasan:
Pasien dengan demam berdarah memiliki risiko perdarahan yang disebabkan oleh penurunan jumlah trombosit akibat infeksi virus dengue. Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah, sehingga penurunannya dapat meningkatkan risiko perdarahan.
3. Kelelahan berhubungan dengan demam dan anoreksia akibat infeksi virus dengue.
Penjelasan:
Pasien dengan demam berdarah sering mengalami kelelahan yang disebabkan oleh demam tinggi dan anoreksia (penurunan nafsu makan) yang terjadi akibat infeksi virus dengue. Hal ini dapat menyebabkan penurunan energi dan kelemahan pada pasien.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Tanda Vital
2. Pemberian Cairan Intravena
3. Terapi Antiemetik
4. Pencegahan Perdarahan
5. Manajemen Kelelahan
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Tanda Tanda Vital
2. Tidak ada Perdarahan
3. Peningkatan Energi
Sebagai seorang perawat, saya akan memantau dan mengelola kondisi pasien dengan demam berdarah secara komprehensif berdasarkan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI untuk mencapai luaran keperawatan yang optimal. -
Article No. 13465 | 07 Mar 2025
Klinis : Obat oral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Terapi Obat
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Terapi Obat merupakan diagnosa keperawatan yang mengindikasikan adanya ketidakmampuan klien dalam melakukan pengobatan secara efektif, sehingga tujuan pengobatan tidak tercapai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat menunjukkan penggunaan obat yang efektif, mampu memantau efek obat, dan mencapai tujuan terapi yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian edukasi terkait penggunaan obat, pemantauan efek obat, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengoptimalkan terapi obat. Selain itu, intervensi untuk meningkatkan kepatuhan klien dalam mengonsumsi obat juga dapat dilakukan.
Sebagai seorang perawat, saya akan berusaha membantu klien mencapai tujuan terapi obat yang efektif melalui pemberian edukasi, pemantauan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Saya akan bekerja sama dengan klien untuk mengidentifikasi hambatan dan membantu menemukan solusi yang sesuai. -
Article No. 13466 | 07 Mar 2025
Klinis : peningkatan suhu atau hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi peningkatan suhu atau hipertermia.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, penyakit, atau paparan lingkungan yang berlebihan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Dalam SDKI, hipertermia dikategorikan sebagai Gangguan Termoregulasi, yang didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal." Diagnosa ini memiliki kode nomor 03.06.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang terkait dengan hipertermia meliputi:
1. Kontrol Suhu Tubuh: Kemampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
2. Pemulihan Suhu Tubuh: Kemampuan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat ke rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan untuk mengatasi hipertermia antara lain:
1. Manajemen Suhu Tubuh: Tindakan untuk memantau dan mengontrol suhu tubuh.
2. Terapi Pendinginan: Aplikasi metode pendinginan, seperti kompres dingin, untuk menurunkan suhu tubuh.
3. Edukasi Manajemen Suhu Tubuh: Pemberian informasi dan pengajaran kepada pasien/keluarga tentang cara mengelola suhu tubuh.
Dengan mengacu pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk mengatasi masalah peningkatan suhu atau hipertermia pada pasien. -
Article No. 13467 | 07 Mar 2025
Klinis : Penyakit yang membutuhkan pemberian obat secara oral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang membutuhkan pemberian obat secara oral.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Terapi Pengobatan
Penjelasan:
Ketidakefektifan Terapi Pengobatan adalah ketidakmampuan individu untuk mengambil, mencerna, dan/atau memanfaatkan regimen terapi yang diresepkan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pemahaman yang kurang tentang aturan penggunaan obat, efek samping yang tidak diketahui, dan kesulitan dalam mematuhi jadwal pengobatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Karakteristik Definisi: Individu tidak dapat mengikuti regimen pengobatan yang diresepkan.
- Faktor Terkait: Kurangnya pengetahuan tentang aturan penggunaan obat, efek samping, dan kesulitan dalam mematuhi jadwal pengobatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Individu dapat mengikuti regimen pengobatan yang diresepkan secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Edukasi tentang aturan penggunaan obat, manajemen efek samping, dan strategi untuk meningkatkan kepatuhan dalam pengobatan.
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan dalam penggunaan obat secara oral yang efektif. -
Article No. 13468 | 07 Mar 2025
Klinis : Penyakit yang membutuhkan pemberian obat secara oral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi penyakit yang membutuhkan pemberian obat secara oral.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Terapi Pengobatan
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk mencapai hasil terapi pengobatan yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kesulitan dalam menelan obat, ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat, atau interaksi obat yang tidak diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) yang terkait:
1. Manajemen Pengobatan: Kemampuan pasien dalam mengelola regimen pengobatan secara efektif.
2. Kepatuhan Pengobatan: Tingkat kepatuhan pasien dalam mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
3. Hasil Terapi Pengobatan: Pencapaian hasil yang diharapkan dari terapi pengobatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang terkait:
1. Manajemen Obat: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi penggunaan obat secara aman dan efektif.
2. Edukasi Pengobatan: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien terkait regimen pengobatan.
3. Monitoring Terapi Pengobatan: Intervensi keperawatan untuk memantau efektivitas dan keamanan terapi pengobatan.
Dengan mengacu pada SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melakukan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mencapai hasil terapi pengobatan yang optimal. -
Article No. 13469 | 07 Mar 2025
Klinis : Penyakit yang membutuhkan pemberian obat secara oral
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang membutuhkan pemberian obat secara oral, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Terapi Obat Oral
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan ini mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Ketidakefektifan Terapi Obat Oral merupakan situasi di mana individu mengalami kegagalan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pemberian obat secara oral.
Beberapa karakteristik definisi dari diagnosa ini antara lain:
- Ketidaktepatan regimen pengobatan
- Ketidakmampuan untuk menelan atau menyerapobat
- Efek samping obat yang merugikan
- Kurangnya pemahaman tentang pengobatan
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang terkait dengan diagnosa ini adalah Efektivitas Terapi Obat, yang mencakup hasil keperawatan seperti:
- Tanda-tanda vital stabil
- Tidak ada efek samping obat yang merugikan
- Pasien patuh terhadap regimen pengobatan
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dapat diterapkan antara lain:
- Manajemen Obat
- Edukasi Obat
- Monitoring Efek Terapi
Dengan pendekatan keperawatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan perawat dapat membantu pasien mencapai efektivitas terapi obat oral yang optimal. -
Article No. 13470 | 07 Mar 2025
Klinis : Hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertensi
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik di atas nilai normal.
- Karakteristik Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
- Faktor Terkait: Obesitas, stres, peningkatan asupan natrium, riwayat keluarga, usia, merokok, penyakit ginjal.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Tekanan Darah Terkontrol
- Kriteria Hasil: Tekanan darah sistolik dan diastolik dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda komplikasi, pasien dapat mempertahankan gaya hidup sehat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Hipertensi
- Aktivitas Keperawatan: Monitoring tekanan darah, edukasi gaya hidup sehat, pemberian obat antihipertensi, manajemen stres, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan bekerja secara komprehensif untuk mengelola kondisi hipertensi pada pasien. Tujuan utama adalah untuk menurunkan tekanan darah ke dalam batas normal, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pasien dalam menjalankan gaya hidup sehat yang dapat menjaga tekanan darah tetap terkontrol.