Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11566 | 28 Jan 2025
Klinis : 1. Gangguan Sirkulasi Spontan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Gangguan Sirkulasi Spontan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi Gangguan Sirkulasi Spontan adalah "Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif". Diagnosis ini menggambarkan adanya gangguan pada sirkulasi darah ke jaringan perifer sehingga menimbulkan masalah pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi di tingkat sel.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Sirkulasi perifer membaik, ditandai dengan ekstremitas hangat, warna kulit normal, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
2. Sensasi pada ekstremitas membaik, pasien tidak mengeluhkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri.
3. Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan sirkulasi, seperti ulkus, nekrosis, atau gangren.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan terkait perfusi jaringan.
2. Manajemen Lingkungan: Menjaga ekstremitas pasien tetap hangat dengan pemberian selimut, menghindari paparan dingin, dan elevasi ekstremitas untuk memfasilitasi aliran balik vena.
3. Terapi Posisional: Memberikan posisi yang dapat meningkatkan aliran darah ke ekstremitas, seperti elevasi ekstremitas, atau mengubah posisi berbaring menjadi miring.
4. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat.
5. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri pada ekstremitas, seperti pemberian analgesik, kompres hangat, atau masase ringan.
6. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan perawatan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan sirkulasi.
7. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau ahli lain untuk menentukan strategi perawatan yang komprehensif.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan dan mengatasi masalah gangguan sirkulasi spontan secara efektif. -
Article No. 11567 | 28 Jan 2025
Klinis : perawatan jenazAH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi perawatan jenazah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi perawatan jenazah adalah "Perubahan proses kehidupan" (SDKI, 2017). Perubahan proses kehidupan didefinisikan sebagai "Pengalaman individu atau keluarga terhadap perubahan dalam siklus kehidupan yang normal, seperti kelahiran, kematian, atau perubahan peran" (SDKI, 2017). Dalam konteks perawatan jenazah, pasien/keluarga mengalami perubahan proses kehidupan berupa kematian yang merupakan bagian dari siklus kehidupan normal.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Penerimaan kematian (SLKI, 2019): Individu atau keluarga dapat menerima kematian anggota keluarga dan mampu mengekspresikan emosi yang terkait dengan kematian.
2. Dukungan keluarga (SLKI, 2019): Keluarga dapat saling memberikan dukungan emosional, informasional, dan instrumental dalam menghadapi kematian anggota keluarga.
3. Integritas rohani (SLKI, 2019): Individu atau keluarga dapat mempertahankan keyakinan dan praktik spiritual dalam menghadapi kematian.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Fasilitasi penerimaan kematian (SIKI, 2018):
- Memberikan kesempatan bagi individu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan emosi terkait kematian.
- Membantu individu atau keluarga memahami proses kematian dan perubahan yang terjadi.
- Mendorong individu atau keluarga untuk mengungkapkan harapan dan keyakinan mereka terkait kematian.
2. Dukungan keluarga (SIKI, 2018):
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang tersedia bagi keluarga.
- Memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga.
- Mendorong keluarga untuk saling memberikan dukungan emosional, informasional, dan instrumental.
3. Asuhan spiritual (SIKI, 2018):
- Mengidentifikasi keyakinan dan praktik spiritual individu atau keluarga.
- Memfasilitasi individu atau keluarga untuk melakukan praktik spiritual yang sesuai dengan keyakinan mereka.
- Memberikan dukungan spiritual dalam menghadapi kematian.
Penjelasan rinci dari setiap poin di atas menunjukkan bahwa perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu individu atau keluarga dalam menghadapi kematian anggota keluarga. Diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat dapat memfasilitasi penerimaan kematian, dukungan keluarga, dan integritas rohani bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 11568 | 28 Jan 2025
Klinis : Pasien Sdr. A rujukan dr RS PKU Banjar negara dengan obs konvulsif susp enchepalitis , pasien Kejang sejak 1 hari RSMS kejang sudah 5 kali, kejang kaku seluruh tubuh, durasi kejang 5-20 menit sejak juli 2022 pasien sering mengeluh nyeri kepala . saat tiba di igs dengan kejang Riw kejang sebelumnya bulan juli 2024 ct scan kepala ; hasil enchepalitis Pasien rutin kontrol di rsud banyumas dengan enchephalitis. Obat : devalproex 2x500 mg, fenitoin 3x100 mg, tramadol 1x50 mg, paracetamol 3x500 mg. TD: 127/77 mmhg, R ; 26 x/menit,N: 84 x/menit, S:36OC SP.O2 : 98 %.Terpasang O2nasal canule 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Sdr. A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
- SDKI: Risiko Cedera Fisik
- SLKI: Tidak Berisiko Cedera, Berisiko Cedera, Cedera
- SIKI: Pemantauan Tanda Vital, Pembatasan Gerak, Proteksi Jatuh
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
- SDKI: Hambatan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Terganggu, Mobilitas Terbatas, Mobilitas Tidak Efektif
- SIKI: Terapi Aktivitas, Latihan Gerak Pasif, Terapi Posisi
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri Terkontrol, Nyeri Tidak Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri, Distraksi, Terapi Relaksasi
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
- Pasien mengalami kejang yang dapat menyebabkan cedera fisik, seperti benturan kepala, gigitan lidah, atau trauma lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda vital, pembatasan gerak untuk mencegah cedera, dan proteksi untuk mencegah jatuh.
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
- Pasien mengalami hambatan mobilitas fisik akibat kejang yang terjadi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi aktivitas, latihan gerak pasif, dan terapi posisi untuk mempertahankan mobilitas.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Pasien mengeluhkan nyeri kepala yang dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial akibat encephalitis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, distraksi, dan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11569 | 28 Jan 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi nyeri berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dengan nada akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Nyeri:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut bersifat tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Tingkat kepuasan pasien terhadap pengurangan nyeri yang dialami.
2. Tingkat Nyeri: Tingkat keparahan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
3. Perilaku Mengatur Nyeri: Kemampuan pasien untuk menggunakan teknik nonfarmakologis dalam mengurangi nyeri.
4. Toleransi Aktivitas: Kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami peningkatan nyeri.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik dan terapi nonfarmakologis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri nonfarmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi kompres.
d. Pantau respons pasien terhadap intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Edukasi Kesehatan:
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai nyeri, penyebab, dan penanganannya.
b. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai teknik manajemen nyeri nonfarmakologis.
c. Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan nyeri.
3. Manajemen Lingkungan:
a. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung penurunan nyeri, seperti pengaturan suhu ruangan, pencahayaan, dan ketenangan.
b. Minimalkan stimuli yang dapat memicu nyeri, seperti gangguan suara dan aktivitas lain.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengalami pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang terjadi secara tiba-tiba dan bersifat sementara. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup kontrol nyeri, penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan pasien dalam mengatur nyeri, serta peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen nyeri, edukasi kesehatan, dan manajemen lingkungan untuk membantu pasien mengelola nyeri secara efektif dan mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 11570 | 28 Jan 2025
Klinis : pasien laki laki usia 30 tahun dengan batuk dan sesak nafas kurang lebih 2 bulan disertai dgn penurunan bb.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien laki-laki usia 30 tahun dengan batuk dan sesak napas kurang lebih 2 bulan disertai penurunan berat badan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI:
- Indikator: Adanya bunyi napas tambahan, kesulitan bernapas, dan produksi sekret yang berlebihan.
- Faktor Risiko: Penyakit pernapasan kronis, hipersekresi sekret, dan gangguan pada sistem saraf.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen jalan napas, suction, dan terapi oksigen.
2. Penurunan Berat Badan
Definisi: Penurunan berat badan yang tidak diinginkan dan tidak terkontrol.
SDKI:
- Indikator: Penurunan berat badan tanpa upaya yang disengaja, perubahan ukuran pakaian, dan penurunan asupan makanan.
- Faktor Risiko: Penyakit kronis, gangguan pencernaan, dan perubahan metabolisme.
SLKI:
- Luaran yang Diharapkan: Pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal.
SIKI:
- Intervensi: Terapi gizi, peningkatan asupan makanan, dan pemantauan berat badan.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, kami dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi pasien dengan batuk, sesak napas, dan penurunan berat badan. Ini akan membantu kami mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan perawatan, dan menerapkan intervensi yang sesuai untuk memulihkan kondisi pasien. -
Article No. 11571 | 28 Jan 2025
Klinis : mual muntah pusing berat badan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi mual, muntah, pusing, dan berat badan menurun.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan malnutrisi, perubahan status kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas hidup sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan, akibat dari ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, tidak ada tanda-tanda intoleransi aktivitas, dan tidak ada perubahan vital sign yang tidak diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan status nutrisi
2. Manajemen gejala fisik (mual, muntah, pusing)
3. Manajemen aktivitas
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dalam mengelola gejala fisik, meningkatkan status nutrisi, dan membantu pasien untuk beradaptasi dengan aktivitas sehari-hari yang sesuai dengan kemampuannya. Saya akan berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 11572 | 28 Jan 2025
Klinis : mual muntah pusing berat badan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan mual dan muntah, berdasarkan data SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia).
Penjelasan:
Kondisi mual dan muntah yang dialami pasien dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Hal ini terjadi karena adanya kehilangan cairan dan elektrolit melalui saluran gastrointestinal, sehingga perlu dilakukan identifikasi dan intervensi yang tepat.
2. Risiko malnutrisi berhubungan dengan penurunan berat badan, berdasarkan data SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia).
Penjelasan:
Penurunan berat badan yang dialami pasien dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Hal ini perlu diidentifikasi dan diatasi dengan intervensi yang sesuai, seperti pemantauan asupan nutrisi, evaluasi kebutuhan nutrisi, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
3. Gangguan kenyamanan berhubungan dengan mual, muntah, dan pusing, berdasarkan data SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
Penjelasan:
Gejala mual, muntah, dan pusing yang dialami pasien dapat mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, diperlukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengelola dan mengurangi keluhan tersebut, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 11573 | 28 Jan 2025
Klinis : mual muntah pusing berat badan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mual, muntah, pusing, dan penurunan berat badan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intoleransi makan akibat mual dan muntah.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan diagnosa keperawatan yang mengindikasikan adanya potensi atau kemungkinan terjadi ketidakseimbangan asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan pertumbuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak mengalami komplikasi akibat malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan mencakup:
1. Manajemen mual dan muntah, misalnya pemberian antiemetik, kompres hangat, dan perbaikan pola makan.
2. Pemantauan asupan dan output nutrisi, serta status gizi pasien.
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya nutrisi yang adekuat.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi yang tepat.
Secara keseluruhan, diagnosa ini bertujuan untuk mencegah terjadinya malnutrisi dan menjaga keseimbangan nutrisi pasien melalui intervensi keperawatan yang komprehensif. -
Article No. 11574 | 28 Jan 2025
Klinis : akral teraba dingin, nadi lemah, tekanan darah menurun, nadi meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu akral teraba dingin, nadi lemah, tekanan darah menurun, dan nadi meningkat, diagnosis keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi: Ketidakcukupan sirkulasi darah ke perifer.
Faktor Risiko: Penurunan volume darah, vasokonstriksi perifer.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan standar yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam menentukan diagnosis keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang berisi rumusan luaran keperawatan yang diharapkan dicapai sebagai hasil intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan tentang intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat memberikan rekomendasi intervensi keperawatan untuk mengatasi diagnosis keperawatan Perfusi Perifer Tidak Efektif, seperti:
1. Monitor tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah)
2. Kaji sirkulasi perifer (warna, suhu, turgor, kapilari refill)
3. Lakukan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi perifer, seperti posisikan ekstremitas di atas jantung, aplikasi kompres hangat, pemberian vasodilator
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab penurunan perfusi perifer. -
Article No. 11575 | 28 Jan 2025
Klinis : terdapat sputum, sputum susah di keluarkan, ronchi di kedua lapang paru, respiration rate meningkat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, bebas dari sputum, dan frekuensi pernapasan dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Observasi tanda-tanda vital (laju pernapasan, kedalaman pernapasan, bunyi napas).
2. Auskultasi suara napas untuk mendeteksi adanya ronchi.
3. Berikan posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
4. Berikan terapi oksigen, inhalasi, dan fisioterapi dada sesuai kebutuhan.
5. Anjurkan pasien untuk batuk efektif dan lakukan suction jika diperlukan.
6. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya membersihkan jalan napas.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya lagi jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut.