Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11621 | 29 Jan 2025
Klinis : Ibu post SC tadi malam, asi blm keluar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Ibu post SC tadi malam dengan ASI belum keluar, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Produksi ASI
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Produksi ASI adalah gangguan dalam produksi ASI yang tidak mencukupi kebutuhan bayi.
- Karakteristik definisi: Produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi, ketidakpuasan bayi saat menyusu, pengeluaran ASI yang sedikit.
- Faktor yang berhubungan: Stres ibu, kurangnya stimulasi puting susu, riwayat operasi payudara, dan masalah medis lainnya.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
- Indikator: Produksi ASI meningkat, bayi puas dan cukup mendapat asupan ASI, tidak ada tanda-tanda dehidrasi pada bayi.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Laktasi
2. Perawatan Payudara
3. Promosi ASI Eksklusif
4. Konseling Laktasi
- Tujuan intervensi: Memaksimalkan produksi ASI, membantu ibu dalam menyusui, dan memastikan bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup.
Dalam kondisi Ibu post SC dengan ASI belum keluar, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menerapkan manajemen laktasi, melakukan perawatan payudara, memberikan promosi ASI eksklusif, dan memberikan konseling laktasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan asupan yang cukup. -
Article No. 11622 | 29 Jan 2025
Klinis : Analisa data Diagnosa intergritas kulit Pada pasien diabetes melutus
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi integritas kulit pada pasien diabetes melitus.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit didefinisikan sebagai rentan mengalami perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat mengganggu homeostasis. Faktor risiko yang dapat menyebabkan hal ini pada pasien diabetes melitus antara lain:
- Gangguan sirkulasi perifer
- Neuropati
- Gangguan imunitas
- Malnutrisi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan risiko kerusakan integritas kulit adalah:
- Integritas kulit tetap utuh
- Tidak terjadi luka/kerusakan kulit
- Tidak terjadi infeksi pada kulit
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko kerusakan integritas kulit pada pasien diabetes melitus antara lain:
- Perawatan kulit (moisturisasi, proteksi, dan inspeksi kulit secara rutin)
- Manajemen nutrisi yang adekuat
- Manajemen glikemia yang optimal
- Perawatan kaki (inspeksi, perawatan, dan edukasi perawatan kaki)
- Pencegahan trauma pada kulit
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat meminimalkan risiko kerusakan integritas kulit pada pasien diabetes melitus. -
Article No. 11623 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O80
- Deskripsi: Persalinan normal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 72.1
- Deskripsi: Ekstraksi vakum obstrik
Penjelasan:
Pasien datang ke rumah sakit dengan gejala lemas, pusing, mual, dan akan melahirkan. Berdasarkan kondisi ini, diagnosis yang paling sesuai adalah persalinan normal, yang didokumentasikan dengan kode ICD-10 O80.
Dalam kasus ini, jika diperlukan tindakan medis, salah satu prosedur yang mungkin dilakukan adalah ekstraksi vakum obstrik, yang memiliki kode ICD-9-CM 72.1. Prosedur ini digunakan untuk membantu proses kelahiran dengan menggunakan alat ekstraksi vakum.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya harus memastikan bahwa kode-kode ini tercatat dengan tepat dalam catatan medis pasien untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan pengkodean yang sesuai. -
Article No. 11624 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan mual dan muntah yang disebabkan oleh proses persalinan.
Penjelasan:
Pasien datang dengan kondisi lemas, pusing, dan mual, yang merupakan tanda-tanda kekurangan volume cairan. Hal ini dapat disebabkan oleh proses persalinan yang menyebabkan mual dan muntah, sehingga pasien berisiko mengalami kekurangan volume cairan.
SLKI:
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan volume cairan yang adekuat.
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Monitor tanda-tanda vital, input dan output cairan.
2. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi cairan yang adekuat.
2. Nyeri Proses Persalinan berhubungan dengan kontraksi uterus selama proses persalinan.
Penjelasan:
Pasien yang akan melahirkan mengalami nyeri yang disebabkan oleh kontraksi uterus selama proses persalinan. Hal ini merupakan hal yang wajar terjadi dan perlu mendapatkan penanganan yang tepat.
SLKI:
- Outcome yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan nyeri persalinan.
SIKI:
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
2. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
Saya harap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan. Apabila ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11625 | 29 Jan 2025
Klinis : pasien datang ke rumah sakit kondisi lemas pusing mual dan mau melahirkan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak, yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dan nutrisi jaringan otak.
Tanda dan Gejala: Pasien datang dengan keluhan lemas, pusing, dan mual, yang dapat menunjukkan adanya gangguan perfusi serebral.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Tanda dan Gejala: Pasien mungkin mengalami nyeri yang terkait dengan proses persalinan yang sedang terjadi.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke unit uteroplasenta, yang dapat menyebabkan gangguan oksigenasi dan nutrisi bagi janin.
Tanda dan Gejala: Pasien yang akan melahirkan memiliki risiko terhadap perfusi uteroplasenta yang tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien melaporkan tidak mengalami lemas atau pusing.
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran.
2. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta:
- Janin menunjukkan tanda-tanda kesejahteraan (denyut jantung normal, pergerakan janin adekuat).
- Tidak terjadi komplikasi pada proses persalinan.
- Pasien tidak mengalami perdarahan atau komplikasi lainnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral:
- Pantau tanda-tanda vital pasien secara rutin.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Pertahankan posisi kepala pasien agar tidak terlalu rendah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab lemas dan pusing.
2. Nyeri Akut:
- Identifikasi karakteristik, lokasi, dan intensitas nyeri.
- Berikan intervensi farmakologis sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri.
- Berikan kenyamanan fisik (posisi tidur, kompres hangat/dingin, dsb).
3. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Uteroplasenta:
- Pantau tanda-tanda vital dan kesejahteraan janin secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memantau kemajuan persalinan.
- Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien.
- Siapkan peralatan dan obat-obatan yang diperlukan untuk persalinan.
Dengan memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi kondisi pasien yang datang dengan keluhan lemas, pusing, mual, dan akan melahirkan. -
Article No. 11564 | 28 Jan 2025
Klinis : perawatan jenazah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan singkat sesuai SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Integritas Kulit adalah kerentanan terhadap kerusakan atau perubahan pada lapisan epidermis dan/atau dermis kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada kondisi ini adalah Integritas Kulit Baik, dimana kondisi kulit pasien tetap utuh, tidak terjadi kerusakan atau perubahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi Perawatan Jenazah, yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keutuhan kulit jenazah selama proses pemandian, pengkafanan, dan pemakaman. Intervensi ini mencakup tindakan seperti membersihkan kulit, menghindari gesekan atau tekanan yang dapat merusak kulit, dan menghindari kelembapan yang berlebihan.
Sebagai perawat, kita berperan penting dalam memastikan kondisi jenazah tetap terjaga dengan baik selama proses perawatan, sehingga integritas kulit dapat dipertahankan. Hal ini dilakukan untuk memberikan penghormatan terakhir dan menjaga martabat si almarhum/almarhumah. -
Article No. 11565 | 28 Jan 2025
Klinis : perawatan jenazah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai asuhan keperawatan untuk perawatan jenazah, sesuai dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi perawatan jenazah adalah "Persiapan Kematian". Diagnosa ini menggambarkan kesiapan individu dan keluarga untuk menghadapi kematian dan melakukan perawatan terhadap jenazah. Diagnosa ini mencakup aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual yang perlu diperhatikan dalam proses perawatan jenazah.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keluarga dapat menerima kematian anggota keluarganya secara tenang dan damai.
2. Keluarga dapat melaksanakan ritual/upacara pemakaman sesuai dengan keyakinan dan tradisi yang dianut.
3. Keluarga dapat mempertahankan integritas dan martabat jenazah selama proses perawatan.
4. Keluarga dapat mengelola emosi dan distres yang muncul selama proses perawatan jenazah.
5. Keluarga dapat memperoleh dukungan spiritual dan emosional selama proses perawatan jenazah.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Mengkaji kesiapan keluarga dalam menghadapi kematian dan melakukan perawatan jenazah.
2. Memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai proses perawatan jenazah sesuai dengan agama dan budaya yang dianut.
3. Memfasilitasi keluarga dalam melaksanakan ritual/upacara pemakaman sesuai dengan keyakinan dan tradisi yang dianut.
4. Memberikan dukungan emosional dan spiritual kepada keluarga selama proses perawatan jenazah.
5. Mengidentifikasi dan membantu keluarga dalam mengelola emosi dan distres yang muncul selama proses perawatan jenazah.
6. Memastikan integritas dan martabat jenazah terjaga selama proses perawatan.
7. Mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan dan melakukan tindak lanjut yang diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan untuk perawatan jenazah, perawat harus memperhatikan aspek budaya, agama, dan tradisi yang dianut oleh keluarga. Selain itu, perawat juga harus memiliki kepekaan dan empati dalam membantu keluarga menghadapi kematian anggota keluarganya. Perawat berperan penting dalam memfasilitasi proses perawatan jenazah dan memberikan dukungan emosional serta spiritual kepada keluarga. -
Article No. 11566 | 28 Jan 2025
Klinis : 1. Gangguan Sirkulasi Spontan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Gangguan Sirkulasi Spontan:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi Gangguan Sirkulasi Spontan adalah "Perfusi Jaringan Perifer Tidak Efektif". Diagnosis ini menggambarkan adanya gangguan pada sirkulasi darah ke jaringan perifer sehingga menimbulkan masalah pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi di tingkat sel.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Sirkulasi perifer membaik, ditandai dengan ekstremitas hangat, warna kulit normal, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
2. Sensasi pada ekstremitas membaik, pasien tidak mengeluhkan mati rasa, kesemutan, atau nyeri.
3. Tidak terjadi komplikasi akibat gangguan sirkulasi, seperti ulkus, nekrosis, atau gangren.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Mengukur suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah secara berkala untuk mendeteksi adanya perubahan terkait perfusi jaringan.
2. Manajemen Lingkungan: Menjaga ekstremitas pasien tetap hangat dengan pemberian selimut, menghindari paparan dingin, dan elevasi ekstremitas untuk memfasilitasi aliran balik vena.
3. Terapi Posisional: Memberikan posisi yang dapat meningkatkan aliran darah ke ekstremitas, seperti elevasi ekstremitas, atau mengubah posisi berbaring menjadi miring.
4. Terapi Oksigen: Memberikan oksigen sesuai kebutuhan untuk memastikan oksigenasi jaringan yang adekuat.
5. Manajemen Nyeri: Memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri pada ekstremitas, seperti pemberian analgesik, kompres hangat, atau masase ringan.
6. Edukasi dan Konseling: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan perawatan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan sirkulasi.
7. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, atau ahli lain untuk menentukan strategi perawatan yang komprehensif.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diinginkan dan mengatasi masalah gangguan sirkulasi spontan secara efektif. -
Article No. 11567 | 28 Jan 2025
Klinis : perawatan jenazAH
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi perawatan jenazah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi perawatan jenazah adalah "Perubahan proses kehidupan" (SDKI, 2017). Perubahan proses kehidupan didefinisikan sebagai "Pengalaman individu atau keluarga terhadap perubahan dalam siklus kehidupan yang normal, seperti kelahiran, kematian, atau perubahan peran" (SDKI, 2017). Dalam konteks perawatan jenazah, pasien/keluarga mengalami perubahan proses kehidupan berupa kematian yang merupakan bagian dari siklus kehidupan normal.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Penerimaan kematian (SLKI, 2019): Individu atau keluarga dapat menerima kematian anggota keluarga dan mampu mengekspresikan emosi yang terkait dengan kematian.
2. Dukungan keluarga (SLKI, 2019): Keluarga dapat saling memberikan dukungan emosional, informasional, dan instrumental dalam menghadapi kematian anggota keluarga.
3. Integritas rohani (SLKI, 2019): Individu atau keluarga dapat mempertahankan keyakinan dan praktik spiritual dalam menghadapi kematian.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Fasilitasi penerimaan kematian (SIKI, 2018):
- Memberikan kesempatan bagi individu atau keluarga untuk mengekspresikan perasaan dan emosi terkait kematian.
- Membantu individu atau keluarga memahami proses kematian dan perubahan yang terjadi.
- Mendorong individu atau keluarga untuk mengungkapkan harapan dan keyakinan mereka terkait kematian.
2. Dukungan keluarga (SIKI, 2018):
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan yang tersedia bagi keluarga.
- Memfasilitasi komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga.
- Mendorong keluarga untuk saling memberikan dukungan emosional, informasional, dan instrumental.
3. Asuhan spiritual (SIKI, 2018):
- Mengidentifikasi keyakinan dan praktik spiritual individu atau keluarga.
- Memfasilitasi individu atau keluarga untuk melakukan praktik spiritual yang sesuai dengan keyakinan mereka.
- Memberikan dukungan spiritual dalam menghadapi kematian.
Penjelasan rinci dari setiap poin di atas menunjukkan bahwa perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu individu atau keluarga dalam menghadapi kematian anggota keluarga. Diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat dapat memfasilitasi penerimaan kematian, dukungan keluarga, dan integritas rohani bagi pasien dan keluarga. -
Article No. 11568 | 28 Jan 2025
Klinis : Pasien Sdr. A rujukan dr RS PKU Banjar negara dengan obs konvulsif susp enchepalitis , pasien Kejang sejak 1 hari RSMS kejang sudah 5 kali, kejang kaku seluruh tubuh, durasi kejang 5-20 menit sejak juli 2022 pasien sering mengeluh nyeri kepala . saat tiba di igs dengan kejang Riw kejang sebelumnya bulan juli 2024 ct scan kepala ; hasil enchepalitis Pasien rutin kontrol di rsud banyumas dengan enchephalitis. Obat : devalproex 2x500 mg, fenitoin 3x100 mg, tramadol 1x50 mg, paracetamol 3x500 mg. TD: 127/77 mmhg, R ; 26 x/menit,N: 84 x/menit, S:36OC SP.O2 : 98 %.Terpasang O2nasal canule 3 lpm
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien Sdr. A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
- SDKI: Risiko Cedera Fisik
- SLKI: Tidak Berisiko Cedera, Berisiko Cedera, Cedera
- SIKI: Pemantauan Tanda Vital, Pembatasan Gerak, Proteksi Jatuh
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
- SDKI: Hambatan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas Terganggu, Mobilitas Terbatas, Mobilitas Tidak Efektif
- SIKI: Terapi Aktivitas, Latihan Gerak Pasif, Terapi Posisi
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Nyeri Terkontrol, Nyeri Tidak Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri, Distraksi, Terapi Relaksasi
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Cedera Fisik Berhubungan dengan Kejang
- Pasien mengalami kejang yang dapat menyebabkan cedera fisik, seperti benturan kepala, gigitan lidah, atau trauma lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda vital, pembatasan gerak untuk mencegah cedera, dan proteksi untuk mencegah jatuh.
2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Kejang
- Pasien mengalami hambatan mobilitas fisik akibat kejang yang terjadi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi aktivitas, latihan gerak pasif, dan terapi posisi untuk mempertahankan mobilitas.
3. Nyeri Akut Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- Pasien mengeluhkan nyeri kepala yang dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial akibat encephalitis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, distraksi, dan terapi relaksasi untuk mengurangi nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.