Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11637 | 30 Jan 2025
Klinis : NYERI SAAT BUANG AIR KECIL, KELUAR NANAH, DEMAM MERIANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih, ditandai dengan nyeri saat buang air kecil, keluar nanah, dan demam meriang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut ditandai dengan keluhan nyeri yang bersifat tiba-tiba dan memiliki durasi yang terbatas. Pada kasus ini, nyeri terjadi saat buang air kecil, yang merupakan gejala khas dari infeksi saluran kemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan penurunan nyeri, serta tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti demam dan keluar nanah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nyeri, pemberian antibiotik sesuai hasil kultur urin, serta edukasi mengenai perawatan diri dan pencegahan infeksi.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah nyeri akut berhubungan dengan infeksi saluran kemih, dengan penanganan yang komprehensif mencakup pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 11638 | 30 Jan 2025
Klinis : gangguan komunikasi verbal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi gangguan komunikasi verbal, dengan tone akademis dan persona seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan komunikasi verbal adalah "Komunikasi Verbal Terganggu" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara lisan dengan jelas dan efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Komunikasi Verbal: Kemampuan klien untuk mengekspresikan diri secara lisan dengan jelas, sesuai, dan efektif. Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
a. Klien dapat berkomunikasi secara verbal dengan lancar dan jelas.
b. Klien dapat menyampaikan pesan, pikiran, dan perasaannya dengan baik.
c. Klien dapat berinteraksi secara verbal dengan orang lain secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Fasilitasi Komunikasi
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan komunikasi verbal klien, seperti kondisi kesehatan, tingkat pendidikan, budaya, dan lingkungan.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi verbal, misalnya dengan mengurangi distraksi dan memberikan waktu yang cukup untuk klien berbicara.
c. Gunakan teknik komunikasi verbal yang sesuai dengan kondisi klien, seperti penggunaan bahasa yang sederhana, kecepatan berbicara yang tepat, dan kontak mata yang baik.
d. Dorong klien untuk berlatih berkomunikasi verbal dengan orang lain, seperti keluarga atau tenaga kesehatan.
2. Manajemen Komunikasi
a. Ajarkan klien teknik-teknik komunikasi verbal yang efektif, seperti penggunaan intonasi, volume suara, dan kecepatan berbicara yang tepat.
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan dalam komunikasi verbal, seperti kecemasan, rasa malu, atau kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.
c. Kolaborasi dengan ahli bahasa atau terapis wicara, jika diperlukan, untuk memberikan intervensi yang lebih spesifik.
d. Melibatkan keluarga atau orang terdekat klien untuk mendukung latihan komunikasi verbal di rumah.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada klien, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal klien sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 11639 | 30 Jan 2025
Klinis : Sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan gejala yang Anda paparkan, saya akan memberikan kode-kode terkait diagnosis dan prosedur medis yang mungkin sesuai.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R07.3
- Deskripsi: Nyeri dada lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.52
- Deskripsi: Endoskopi saluran cerna atas, termasuk esofagus, lambung, dan duodenum.
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu sakit dan panas di ulu hati yang hilang timbul, disertai dengan nafas yang agak berat dan sakit tenggorokan, diagnosis yang paling mungkin adalah nyeri dada lainnya (R07.3) dalam klasifikasi ICD-10. Gejala-gejala ini dapat mengarah pada kondisi seperti refluks gastroesofageal, spasme esofagus, atau kemungkinan adanya kelainan pada saluran cerna atas.
Untuk tindakan medis yang mungkin diperlukan, endoskopi saluran cerna atas (89.52) dalam klasifikasi ICD-9-CM dapat menjadi prosedur yang diindikasikan. Prosedur ini dapat membantu dalam mendiagnosis dan mengevaluasi kondisi yang mendasari keluhan Anda, seperti kemungkinan adanya inflamasi, ulkus, atau kelainan struktural pada esofagus, lambung, atau duodenum.
Penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosis dan prosedur ini dapat diberikan oleh dokter atau perekam medis yang menangani kasus Anda secara lebih rinci. -
Article No. 11640 | 30 Jan 2025
Klinis : Sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang Anda berikan, yaitu sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat, dan sakit tenggorokan, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
a. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain).
b. Gangguan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Terkontrol
Definisi: Tingkat kenyamanan individu yang dapat diterima selama pengalaman nyeri.
Indikator:
- Mengungkapkan penurunan rasa nyeri
- Mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan rasa nyeri terkontrol
b. Pola Napas Efektif
Definisi: Proses inspirasi dan ekspirasi yang memenuhi kebutuhan oksigen dan menurunkan kadar karbon dioksida.
Indikator:
- Mampu mempertahankan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
- Melaporkan tidak ada kesulitan bernapas
- Tidak tampak tanda-tanda distres pernapasan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengurangi atau mengendalikan nyeri.
Aktivitas:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, beratnya nyeri)
- Berikan informasi tentang penyebab, durasi, dan penanganan nyeri
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, terapi es/hangat)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai
b. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
Aktivitas:
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya gangguan pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian bronkodilator atau terapi lainnya yang sesuai
Penjelasan di atas memberikan analisis yang komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi sakit dan panas di ulu hati, nafas agak berat, dan sakit tenggorokan. Sebagai perawat profesional, saya berharap bahwa informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif. -
Article No. 11641 | 30 Jan 2025
Klinis : Sakit dan panas di ulu hati selama beberapa detik yang hilang timbul, nafas agak berat dan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri dada berhubungan dengan gangguan perfusi jaringan jantung.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri dada adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah sekitar jantung atau dada yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau gangguan pada struktur atau fungsi jantung.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien mampu melaporkan berkurangnya nyeri dada, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri dada, dan dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pengaturan posisi, dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Gangguan pola napas berhubungan dengan perubahan ventilasi.
Penjelasan:
- SDKI: Gangguan pola napas adalah perubahan frekuensi, kedalaman, atau irama napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan pola napas yang efektif, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi pola napas, dan dapat melakukan teknik napas dalam yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemantauan respirasi, pengaturan posisi, dan latihan napas dalam.
3. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan inflamasi.
Penjelasan:
- SDKI: Nyeri tenggorokan adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan di daerah tenggorokan yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau gangguan pada struktur atau fungsi tenggorokan.
- SLKI: Pasien mampu melaporkan berkurangnya nyeri tenggorokan, dapat mengenali faktor yang mempengaruhi nyeri tenggorokan, dan dapat menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, penggunaan gargle, dan pemantauan tanda-tanda vital. -
Article No. 11642 | 30 Jan 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medik, berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, dengan diagnosis awal tuberkulosis paru adalah sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Biopsiperkutan (dengan jarum) paru
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru dengan pemeriksaan bakteriologis atau histologis positif, yang sesuai dengan kondisi pasien yang menunjukkan gejala-gejala klinis tuberkulosis paru dan hasil pemeriksaan radiologis.
- Kode ICD-9-CM 87.44 untuk biopsiperkutan (dengan jarum) paru dapat dipertimbangkan jika diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, seperti pengambilan sampel jaringan paru melalui prosedur biopsi untuk analisis mikrobiologis atau histologis. -
Article No. 11643 | 30 Jan 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "risiko infeksi":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang tepat untuk kondisi "risiko infeksi" adalah "Risiko Infeksi". Diagnosa ini mengacu pada "kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan" (SDKI, 2017). Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penurunan sistem imun, prosedur invasif, paparan terhadap patogen, dan kondisi lingkungan yang tidak higienis.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk pasien dengan "Risiko Infeksi", beberapa Luaran/Output yang diharapkan tercapai antara lain:
a. Kontrol Infeksi: Pasien dapat mempertahankan integritas kulit dan mukosa, serta mengendalikan paparan terhadap sumber infeksi.
b. Status Imunitas: Pasien dapat mempertahankan sistem imun yang adekuat untuk mencegah infeksi.
c. Perilaku Pencegahan Infeksi: Pasien dan/atau keluarga dapat mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang sesuai.
d. Pengetahuan tentang Infeksi: Pasien dan/atau keluarga dapat menjelaskan faktor risiko, pencegahan, dan penanganan infeksi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan pada pasien dengan "Risiko Infeksi", beberapa Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Pengkajian Risiko Infeksi: Mengevaluasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada pasien, seperti kondisi imunitas, prosedur invasif, dan lingkungan.
b. Manajemen Lingkungan: Menjaga kebersihan dan higienis lingkungan, serta memastikan bahwa peralatan dan fasilitas medis steril.
c. Manajemen Perilaku: Mengajarkan dan memfasilitasi pasien dan/atau keluarga untuk menerapkan perilaku pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan masker, dan sterilisasi peralatan.
d. Perawatan Luka: Melakukan perawatan luka secara aseptik dan memantau tanda-tanda infeksi.
e. Edukasi Kesehatan: Memberikan pendidikan kepada pasien dan/atau keluarga tentang risiko infeksi, pencegahan, dan penanganan infeksi.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkoordinasi dengan anggota tim kesehatan lainnya (misalnya dokter, ahli gizi, dan ahli infeksi) untuk mengelola risiko infeksi secara komprehensif.
Penerapan Intervensi Keperawatan yang tepat, didukung dengan pemantauan yang ketat, diharapkan dapat membantu pasien mencapai Luaran/Output yang diinginkan dan menurunkan risiko infeksi. -
Article No. 11644 | 30 Jan 2025
Klinis : Infeksinya bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Infeksinya bersihan jalan nafas":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dalam kasus ini adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka, bersih, dan bebas dari sekret atau obstruksi. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi yang mengganggu fungsi pernapasan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien akan mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Pernapasan: Pola napas teratur dengan laju dan irama normal.
b. Jalan Napas: Jalan napas terbuka dan bebas dari sekret atau obstruksi.
c. Batuk: Kemampuan untuk menghasilkan batuk yang efektif untuk mengeluarkan sekret.
d. Oksigenasi: Kadar oksigen dalam darah dalam batas normal.
e. Risiko Infeksi: Risiko infeksi saluran pernapasan menurun.
Pencapaian luaran-luaran ini akan menunjukkan pemulihan pasien dari kondisi bersihan jalan napas yang tidak efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
a. Manajemen Jalan Napas:
- Pantau pernapasan dan karakteristik sekret
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret
b. Manajemen Infeksi:
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasinya
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
c. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi dan kendalikan sumber nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
d. Edukasi Kesehatan:
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan diri dan pencegahan komplikasi
Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi pemulihan bersihan jalan napas yang efektif, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Penjelasan di atas merupakan gambaran umum dari Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran SLKI, dan Intervensi SIKI yang sesuai untuk kondisi "Infeksinya bersihan jalan nafas". Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 11645 | 30 Jan 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk berdahak, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan SDKI:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan SLKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif meliputi:
- Pengisapan jalan napas
- Fisioterapi dada
- Pemberian bronkodilator
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara batuk efektif
Penjelasan SIKI:
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
- Jalan napas pasien terbebas dari sekret
- Pasien dapat batuk efektif
- Frekuensi pernapasan pasien dalam batas normal
- Saturasi oksigen pasien dalam batas normal
Dengan tone akademis, persona pakar dan nurse, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam menangani kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak. -
Article No. 11646 | 30 Jan 2025
Klinis : gula darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan menyediakan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gula darah. Saya akan menjawab dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah
Definisi: Rentan mengalami fluktuasi kadar gula darah di atas atau di bawah rentang normal, yang dapat menimbulkan komplikasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Indikator: Riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan tidak teratur, aktivitas fisik tidak teratur, stres emosional, penyakit penyerta, pengetahuan manajemen diabetes yang kurang.
- Faktor Risiko: Diabetes melitus, penyakit terkait gula darah, obat-obatan, asupan gizi tidak adekuat, aktivitas fisik tidak adekuat, manajemen diri diabetes yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Kadar gula darah stabil, tidak ada komplikasi akut, pasien mampu mengelola kadar gula darah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Monitoring gula darah, edukasi pengelolaan diabetes, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, kolaborasi pemberian obat antidiabetes.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Ketidakstabilan Kadar Gula Darah" mengidentifikasi kemungkinan pasien mengalami fluktuasi kadar gula darah yang dapat menimbulkan komplikasi. Indikator dan faktor risiko yang terkait perlu diperhatikan, seperti riwayat hipoglikemia/hiperglikemia, pola makan dan aktivitas fisik tidak teratur, serta pengetahuan manajemen diabetes yang kurang. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya stabilitas kadar gula darah, tidak ada komplikasi akut, dan pasien mampu mengelola kadar gula darahnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup monitoring gula darah, edukasi, pengaturan diet, aktivitas fisik, manajemen stres, serta kolaborasi pemberian obat antidiabetes.