Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13617 | 10 Mar 2025
Klinis : 1. Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan proses inflamasi dari mikroorganisme.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi "Gangguan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan proses inflamasi dari mikroorganisme", diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Kerusakan Integritas Kulit". Diagnosis ini menggambarkan adanya perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh proses inflamasi akibat infeksi mikroorganisme. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada epidermis, dermis, atau lapisan kulit lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Integritas Kulit: Luka/Kerusakan Jaringan Membaik
Kriteria hasil yang diharapkan:
a. Ukuran luka/kerusakan jaringan mengecil
b. Tanda-tanda inflamasi (erythema, edema, nyeri, panas) berkurang
c. Jaringan granulasi terbentuk
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi (eksudat, bau tidak sedap, perubahan warna)
e. Proses penyembuhan luka/kerusakan jaringan berlangsung baik
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Perawatan Luka
a. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik atau saline sesuai prosedur
b. Tutup luka dengan balutan yang sesuai (seperti kasa steril, hydrocolloid, hidrofiber, atau balutan modern lainnya)
c. Lakukan perawatan kulit sekitar luka untuk mencegah kerusakan lebih lanjut
d. Evaluasi kondisi luka secara berkala dan lakukan perubahan balutan jika diperlukan
2. Manajemen Infeksi
a. Kaji tanda-tanda infeksi (suhu tubuh, eksudat, perubahan warna, bau, dll.)
b. Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
c. Pantau respons pasien terhadap terapi antibiotik
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi
3. Manajemen Nyeri
a. Kaji tingkat nyeri pasien menggunakan skala nyeri yang sesuai
b. Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang komprehensif
4. Peningkatan Sirkulasi
a. Mobilisasi dini sesuai toleransi pasien
b. Berikan kompres hangat pada area luka untuk meningkatkan sirkulasi
c. Posisikan ekstremitas yang terkena luka sesuai prinsip elevasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada perawatan luka, manajemen infeksi, pengelolaan nyeri, serta peningkatan sirkulasi, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perbaikan integritas kulit dan penyembuhan luka/kerusakan jaringan yang optimal. -
Article No. 13618 | 10 Mar 2025
Klinis : polyneuropathy
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis polyneuropathy beserta penjelasannya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G60
- Deskripsi: Polyneuropathy. Ini merupakan kelompok gangguan saraf perifer yang ditandai dengan kelemahan dan gangguan sensorik pada kedua ekstremitas secara simetris.
Dalam kasus polyneuropathy, tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik. Penanganan polyneuropathy umumnya melibatkan pendekatan terapeutik yang bertujuan untuk mengurangi gejala, memperlambat progresivitas penyakit, dan mengatasi kondisi yang menjadi penyebab, seperti:
- Terapi farmakologis, seperti penggunaan obat-obatan antikonvulsivant, antidepresan, atau analgetik untuk mengelola gejala nyeri dan sensorik.
- Terapi fisik dan rehabilitasi untuk mempertahankan kekuatan, fungsi, dan mobilitas.
- Identifikasi dan penanganan penyebab yang mendasari, seperti diabetes, defisiensi nutrisi, atau penyakit autoimun.
- Tindakan pencegahan komplikasi, seperti perawatan kaki dan penggunaan alat bantu mobilitas.
Pendekatan holistik yang melibatkan tim multidisiplin sangat penting dalam pengelolaan pasien dengan polyneuropathy untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 13619 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien mengeluh nyeri di kaki lutut sebelah kanan, terdapat luka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan pengurangan nyeri, mendemonstrasikan perilaku yang mengindikasikan pengurangan nyeri, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, kompres hangat, terapi relaksasi, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
2. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada kulit dan atau membran mukosa.
- SLKI: Pasien menunjukkan penyembuhan luka, integritas kulit membaik, dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, debridemen, aplikasi salep/krim, dan edukasi perawatan luka.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya menyampaikan penjelasan singkat ini. Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 13620 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan tone akademis dan persona sebagai perawat pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi pasien anak perempuan usia 5 tahun dengan kemungkinan campak:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus campak, ditandai dengan demam tinggi selama 3 hari.
2. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit campak, ditandai dengan ruam merah di kulit dan bintik Koplik di mukosa mulut.
3. Gangguan pola napas berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan akibat penyakit campak, ditandai dengan batuk kering.
4. Gangguan penglihatan berhubungan dengan infeksi pada mata akibat penyakit campak, ditandai dengan mata merah.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- Berfungsi sebagai acuan dalam menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Terdiri dari definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan rumusan diagnosis keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai acuan dalam menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan skala pengukuran.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Berfungsi sebagai acuan dalam menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan kriteria intervensi.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 13621 | 10 Mar 2025
Klinis : Ibu pada masa post partum, mengalami hipertensi berhubungan dengan pre eclampsia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi ibu pada masa post partum dengan hipertensi berhubungan dengan pre-eklampsia.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Hipertensi berhubungan dengan pre-eklampsia". Pre-eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan dapat menyebabkan kerusakan organ. Pada masa post partum, ibu berisiko mengalami komplikasi ini, sehingga diagnosis keperawatan yang tepat adalah hipertensi yang berhubungan dengan pre-eklampsia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tekanan darah dalam batas normal: Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan tekanan darah ibu dapat kembali dalam batas normal, yaitu sistolik 100-140 mmHg dan diastolik 60-90 mmHg.
2. Tidak terjadi komplikasi akibat pre-eklampsia: Diharapkan tidak terjadi komplikasi lanjut akibat pre-eklampsia, seperti kerusakan organ, perdarahan, atau kejang.
3. Ibu dapat beraktivitas secara mandiri: Setelah kondisi hipertensi dan pre-eklampsia teratasi, diharapkan ibu dapat beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan.
4. Ibu menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik: Ibu menunjukkan tanda-tanda peningkatan kesehatan, seperti peningkatan nafsu makan, tidur yang cukup, dan mood yang baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda vital secara berkala: Melakukan pemantauan tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara teratur untuk mendeteksi perubahan kondisi.
2. Pemberian obat antihipertensi: Memberikan obat antihipertensi sesuai dengan resep dokter untuk menurunkan tekanan darah.
3. Manajemen cairan dan elektrolit: Memantau asupan dan keluaran cairan, serta menjaga keseimbangan elektrolit tubuh.
4. Edukasi tentang pre-eklampsia dan komplikasinya: Memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga tentang pre-eklampsia, gejala, komplikasi, dan pentingnya pemantauan.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan fisioterapis untuk mengelola kondisi ibu secara komprehensif.
6. Dukungan emosional dan psikologis: Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada ibu untuk membantu proses pemulihan.
7. Mobilisasi dini: Memfasilitasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap untuk mempercepat pemulihan.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan kondisi ibu pascapartum dengan hipertensi berhubungan dengan pre-eklampsia dapat segera teratasi dan ibu dapat kembali ke kondisi sehat. -
Article No. 13622 | 10 Mar 2025
Klinis : Ibu pada masa post partum, mengalami hipertensi berhubungan dengan pre eclampsia
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu ibu pada masa post partum mengalami hipertensi berhubungan dengan pre-eklampsia, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O14.1
- Deskripsi: Pre-eklampsia berat
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 75.94
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah selama kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 O14.1 untuk "Pre-eklampsia berat" digunakan untuk mengkodekan kondisi ibu pascapersalinan (post partum) yang mengalami hipertensi berhubungan dengan pre-eklampsia. Pre-eklampsia berat adalah kondisi hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, disertai dengan protein dalam urin (proteinuria) dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi ibu dan janin.
2. Kode ICD-9-CM 75.94 untuk "Pemantauan tekanan darah selama kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan" dapat digunakan untuk mengkodekan tindakan pemantauan dan pengawasan tekanan darah ibu selama masa pascapersalinan, yang merupakan bagian dari penatalaksanaan kasus pre-eklampsia berat.
Penatalaksanaan yang mungkin dilakukan pada kasus ini dapat mencakup pemantauan ketat tanda-tanda vital, terapi antihipertensi, pemberian kortikosteroid untuk maturasi paru janin, dan tindakan persalinan jika diperlukan. -
Article No. 13623 | 10 Mar 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 35 tahun sedang mengandung. Usia kehamilan sudah 29 bulan. Saat ini klien mengeluah kurang berminat tehadap pasangannya. Klien mengatakan sering menolak ketika diajak suaminya berhubungan suami istri. Klien mengatakan bahwa ia malas dan tidak berhasrat untuk melakukan hubungan suami istri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Hasrat Seksual
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Hasrat Seksual didefinisikan sebagai penurunan keinginan atau minat untuk terlibat dalam aktivitas seksual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Penurunan Hasrat Seksual adalah Peningkatan Hasrat Seksual, yang ditandai dengan klien mengekspresikan keinginan untuk terlibat dalam aktivitas seksual, melakukan aktivitas seksual secara teratur, dan merasa puas dengan kehidupan seksualnya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Konseling Seksual: Memberikan informasi dan edukasi terkait perubahan seksual selama kehamilan, serta membantu klien dan pasangan mengidentifikasi strategi untuk mempertahankan intimitas.
2. Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan dan stres yang dapat mempengaruhi hasrat seksual.
3. Terapi Psikoedukasi: Membantu klien memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasrat seksual, seperti perubahan hormon, perubahan fisik, dan stres.
Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif antara perawat, klien, dan pasangan, diharapkan dapat membantu meningkatkan hasrat seksual klien selama masa kehamilan. -
Article No. 13624 | 10 Mar 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 35 tahun sedang mengandung. Usia kehamilan sudah 29 bulan. Saat ini klien mengeluah kurang berminat tehadap pasangannya. Klien mengatakan sering menolak ketika diajak suaminya berhubungan suami istri. Klien mengatakan bahwa ia malas dan tidak berhasrat untuk melakukan hubungan suami istri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Libido Seksual
Penjelasan Singkat:
Penurunan Libido Seksual adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda jabarkan. Penurunan Libido Seksual didefinisikan sebagai penurunan atau hilangnya keinginan seksual atau gairah seksual.
Berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), tanda dan gejala yang muncul pada klien adalah:
1. Klien mengatakan kurang berminat terhadap pasangannya.
2. Klien sering menolak ketika diajak suaminya berhubungan suami istri.
3. Klien mengatakan malas dan tidak berhasrat untuk melakukan hubungan suami istri.
Faktor yang berkontribusi pada penurunan libido seksual pada kehamilan dapat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, perubahan fisik, kelelahan, serta faktor psikologis seperti kecemasan, stres, atau depresi.
Rencana asuhan keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Klien dapat mengekspresikan kembali hasrat seksualnya.
2. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Edukasi tentang perubahan seksual selama kehamilan, manajemen stres, dan komunikasi efektif dengan pasangan.
Peran perawat adalah memberikan dukungan, edukasi, dan memfasilitasi komunikasi yang efektif antara klien dan pasangannya untuk mengatasi masalah penurunan libido seksual selama kehamilan. -
Article No. 13625 | 10 Mar 2025
Klinis : ansietas berhubungan dengan penyakitnya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi ansietas berhubungan dengan penyakitnya:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan panik [ansietas episodik paroksismal]
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.39
- Deskripsi: Terapi psikologis lainnya, termasuk konseling
Penjelasan:
- Kode ICD-10 F41.1 menggambarkan kondisi ansietas berhubungan dengan penyakitnya, yang termasuk dalam kategori "Gangguan panik [ansietas episodik paroksismal]". Kondisi ini ditandai dengan serangan ansietas yang tiba-tiba dan berulang, yang dapat disertai dengan gejala fisiologis seperti detak jantung yang cepat, berkeringat, dan perasaan takut yang berlebihan.
- Kode ICD-9-CM 94.39 untuk "Terapi psikologis lainnya, termasuk konseling" dapat digunakan untuk menggambarkan tindakan medis yang dilakukan, seperti konseling atau psikoterapi, untuk mengelola kondisi ansietas yang berhubungan dengan penyakit pasien.
Dalam penanganan kondisi ini, pendekatan holistik yang melibatkan terapi psikologis dan manajemen gejala ansietas dapat membantu pasien dalam mengelola kondisi dengan lebih efektif. -
Article No. 13626 | 10 Mar 2025
Klinis : ansietas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan panik [episodik paroksismal kecemasan]
Gangguan panik atau ansietas adalah suatu kondisi psikiatris yang ditandai dengan serangan kecemasan yang tiba-tiba dan berulang, disertai dengan gejala fisik seperti jantung berdebar, berkeringat, dan tremor. Pasien dengan gangguan ini sering merasa khawatir akan terjadi sesuatu yang buruk pada dirinya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode prosedur spesifik untuk ansietas.
- Deskripsi: Manajemen ansietas biasanya melibatkan terapi psikologis, seperti terapi kognitif-perilaku, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan antidepresan atau anxiolitik. Pemeriksaan fisik dan penunjang juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain.
Penjelasan detail:
- Ansietas atau kecemasan adalah respons emosional normal terhadap situasi tertentu yang dianggap mengancam. Namun, jika kecemasan menjadi berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka dapat dikategorikan sebagai gangguan mental.
- Kode ICD-10 F41.1 mencakup berbagai jenis gangguan panik, termasuk serangan panik, agorafobia dengan atau tanpa riwayat gangguan panik, dan gangguan panik tanpa agorafobia.
- Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk prosedur atau tindakan medis dalam penanganan ansietas. Penanganan umumnya dilakukan melalui terapi psikologis dan/atau penggunaan obat-obatan, bergantung pada berat dan faktor penyebab dari kondisi pasien.