Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13595 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn. R usia 52 tahun dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir, mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit, mudah lelah, nyeri perut kanan atas, dan pembengkakan tungkai. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu dan pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan yang tidak adekuat, mual, dan anoreksia sekunder perubahan patologis.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi, gejala kelelahan, dan malnutrisi.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan ventilasi yang tidak adekuat sekunder asites.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, asites, dan edema.
5. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra-abdomen sekunder asites.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tingkat asupan nutrisi, Status gizi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nutrisi, Manajemen mual dan muntah.
2. SDKI: Intoleransi aktivitas.
SLKI: Tingkat toleransi aktivitas, Tingkat energi.
SIKI: Manajemen aktivitas, Manajemen kelelahan.
3. SDKI: Bersihan jalan napas tidak efektif.
SLKI: Permeabilitas jalan napas, Status pernapasan.
SIKI: Manajemen jalan napas, Manajemen asites.
4. SDKI: Gangguan integritas kulit.
SLKI: Integritas kulit, Tingkat edema.
SIKI: Perawatan luka, Manajemen edema.
5. SDKI: Nyeri akut.
SLKI: Tingkat nyeri, Kontrol nyeri.
SIKI: Manajemen nyeri, Manajemen asites. -
Article No. 13596 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, dapat ditetapkan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan pengeluaran cairan yang ditandai dengan mual, muntah, dan asites.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Kekurangan volume cairan adalah keadaan di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien akan menunjukkan tanda-tanda dan gejala kekurangan volume cairan yang membaik, seperti intake dan output cairan yang seimbang, mukosa mulut lembab, dan edema yang berkurang.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan cairan masuk dan keluar, pemberian cairan intravena, pengaturan asupan nutrisi dan cairan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
2. Nyeri kronis berhubungan dengan perubahan patologis pada hati dan limpa yang ditandai dengan nyeri perut kanan atas dan pembengkakan tungkai.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI: Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien akan menunjukkan penurunan intensitas nyeri, kemampuan mengelola nyeri yang meningkat, dan peningkatan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
3. Risiko malnutrisi berhubungan dengan nafsu makan yang menurun dan penyerapan nutrisi yang terganggu.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI: Risiko malnutrisi adalah kondisi yang menunjukkan adanya kemungkinan terjadi ketidakseimbangan nutrisi.
- SLKI: Pasien akan menunjukkan status nutrisi yang membaik, dengan peningkatan berat badan, kadar albumin, dan intake nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nutrisi, pemberian makanan dan suplemen sesuai kebutuhan, dan kolaborasi dengan ahli gizi. -
Article No. 13597 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tn. R, dapat ditentukan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Hepatorenal
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
4. Risiko Perdarahan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Hepatorenal
- SDKI: Penurunan aliran darah ke organ hati dan ginjal yang menyebabkan penurunan fungsi organ.
- SLKI: Peningkatan kadar bilirubin total dan bilirubin direk, penurunan albumin, peningkatan INR.
- SIKI: Pemberian terapi antikoagulan, monitor aktivitas dan tanda-tanda perdarahan, pemantauan hasil laboratorium.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan makanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang disebabkan oleh anoreksia.
- SLKI: Penurunan berat badan, kadar albumin rendah.
- SIKI: Pengaturan diet, pemberian nutrisi oral/enteral, monitor asupan dan output cairan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang disebabkan oleh kelemahan umum.
- SLKI: Penurunan kekuatan otot, mudah lelah.
- SIKI: Pemberian terapi oksigen, evaluasi toleransi aktivitas, latihan fisik bertahap.
4. Risiko Perdarahan
- SDKI: Peningkatan kemungkinan terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh penyakit hati kronis.
- SLKI: Peningkatan INR, trombositopenia.
- SIKI: Pemberian terapi antikoagulan, monitor tanda-tanda perdarahan, kolaborasi dengan tim medis.
Secara singkat, kondisi Tn. R menunjukkan adanya penyakit hati kronis (kemungkinan sirosis hati) yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan hepatorenal, ketidakseimbangan nutrisi, intoleransi aktivitas, dan risiko perdarahan. Perencanaan dan intervensi keperawatan harus ditujukan untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut. -
Article No. 13598 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Tn R adalah:
1. Gangguan sirkulasi intrakardiak berhubungan dengan gagal hati ditandai dengan asites, edema tungkai, dan splenomegali.
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Sirkulasi Intrakardiak
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Keefektifan Sirkulasi Perifer
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Cairan dan Elektrolit
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah.
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Status Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi dan keluhan mudah lelah.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
4. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hepar dan splenomegali.
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat gagal hati.
- SDKI: Risiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi
Penjelasan singkat:
1. Gangguan sirkulasi intrakardiak: Adanya asites, edema tungkai, dan splenomegali menunjukkan gangguan fungsi hati yang menyebabkan peningkatan tekanan vena, retensi cairan, dan gangguan sirkulasi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: Anoreksia, mual, dan muntah dapat menyebabkan penurunan asupan nutrisi sehingga terjadi malnutrisi.
3. Intoleransi aktivitas: Penurunan energi dan mudah lelah disebabkan oleh gangguan fungsi hati yang menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan.
4. Nyeri akut: Pembengkakan hepar dan splenomegali dapat menyebabkan nyeri akut di abdomen.
5. Risiko infeksi: Gangguan fungsi hati menyebabkan penurunan sistem imun sehingga meningkatkan risiko infeksi. -
Article No. 13599 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn R dengan usia 52 tahun memiliki gejala yang mengarah pada diagnosis keperawatan Sirosis Hati. Berikut adalah penjelasan singkat terkait Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Sirosis Hati
Penjelasan Singkat:
Sirosis hati adalah suatu kondisi kronis yang ditandai dengan kerusakan progresif pada jaringan hati yang mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan gangguan fungsi hati. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi alkohol yang berlebihan dan infeksi virus hepatitis.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penurunan fungsi hati
- Risiko perdarahan
- Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
- Intoleransi aktivitas
- Ketidakefektifan bersihan jalan napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Fungsi hati membaik
- Tidak terjadi perdarahan
- Status nutrisi membaik
- Toleransi aktivitas meningkat
- Bersihan jalan napas efektif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan fungsi hati
- Pencegahan perdarahan
- Manajemen nutrisi
- Peningkatan toleransi aktivitas
- Peningkatan bersihan jalan napas
Berdasarkan kondisi pasien, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Memantau tanda-tanda vital, status cairan, dan tanda-tanda perdarahan
- Mengatur asupan nutrisi sesuai kebutuhan pasien
- Memberikan edukasi terkait penyakit dan pentingnya menghindari konsumsi alkohol
- Memfasilitasi aktivitas sesuai toleransi pasien
- Memantau fungsi pernafasan dan mempertahankan bersihan jalan napas -
Article No. 13600 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, Diagnosis Keperawatan yang dapat ditegakkan untuk Tn R adalah sebagai berikut:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Terkait Gangguan Fungsi Hati Sekunder Sirosis Hati
SDKI: Gangguan Perfusi Jaringan
SLKI: Pemulihan Perfusi Jaringan
SIKI: Manajemen Gangguan Perfusi Jaringan
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan perfusi jaringan yang ditandai dengan adanya asites, edema tungkai, dan splenomegali. Hal ini disebabkan oleh gangguan fungsi hati akibat sirosis hati yang dialami pasien.
2. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh Terkait Penurunan Nafsu Makan
SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi
SLKI: Keseimbangan Nutrisi
SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan:
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, mual, dan muntah, yang dapat menyebabkan risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Gejala Neurosensorik Terkait Efek Samping Gangguan Fungsi Hati
SDKI: Gejala Neurosensorik
SLKI: Pemulihan Fungsi Neurosensorik
SIKI: Manajemen Gejala Neurosensorik
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala neurosensorik berupa gatal pada kulit, yang dapat disebabkan oleh efek samping gangguan fungsi hati akibat sirosis hati.
4. Intoleransi Aktivitas Terkait Kelelahan
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Pasien mengeluhkan mudah lelah, yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas.
5. Nyeri Akut Terkait Proses Penyakit
SDKI: Nyeri Akut
SLKI: Pemulihan Nyeri
SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri perut pada kuadran kanan atas, yang dapat disebabkan oleh proses penyakit sirosis hati.
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang dialami oleh pasien.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13601 | 10 Mar 2025
Klinis : Duh tubuh pada urethra + dysuria
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dapatkah Saya Bantu Anda?
1. Kode ICD-10:
- Kode: N34.0
- Deskripsi: Uretritis, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 59.8
- Deskripsi: Lainnya prosedur terapeutik pada uretra
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu "Duh tubuh pada urethra + dysuria", diagnosis yang sesuai adalah Uretritis (N34.0) dalam klasifikasi ICD-10. Uretritis adalah peradangan pada uretra, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau iritasi lainnya.
Kode ICD-9-CM 59.8 "Lainnya prosedur terapeutik pada uretra" dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menangani kondisi ini, seperti pemberian obat, irigasi uretra, atau prosedur lainnya yang bertujuan untuk mengobati atau mengelola gejala uretritis.
Perlu diperhatikan bahwa penentuan diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang, seperti dokter atau perekam medis, setelah melakukan evaluasi klinis dan pemeriksaan yang komprehensif. -
Article No. 13602 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tn. R, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema, asites, dan gatal pada kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh:
SDKI: Pola makan tidak adekuat yang menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
SLKI: Perawatan Defisit Nutrisi, Perawatan Diare, Perawatan Mual dan Muntah.
SIKI: Intervensi Pemberian Makanan Enteral, Intervensi Manajemen Perubahan Berat Badan.
2. Gangguan integritas kulit:
SDKI: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
SLKI: Perawatan Kulit, Perawatan Edema.
SIKI: Intervensi Perawatan Luka, Intervensi Manajemen Edema.
3. Intoleransi aktivitas:
SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
SLKI: Perawatan Aktivitas, Perawatan Kelelahan.
SIKI: Intervensi Manajemen Aktivitas, Intervensi Manajemen Kelelahan.
4. Kecemasan:
SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang dirasakan.
SLKI: Perawatan Manajemen Kecemasan.
SIKI: Intervensi Terapi Relaksasi, Intervensi Terapi Suportif. -
Article No. 13603 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi Tn R yang dideskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan perfusi jaringan
3. Intoleransi aktivitas
4. Nyeri
5. Risiko perdarahan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: Asupan nutrisi adekuat
2. Perfusi jaringan membaik
3. Toleransi aktivitas meningkat
4. Kontrol nyeri meningkat
5. Risiko perdarahan menurun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan nutrisi: Asupan nutrisi adekuat
a. Kaji status nutrisi pasien (berat badan, indeks masa tubuh, asupan makanan, dll)
b. Berikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien (tinggi protein, rendah garam, dll)
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makanan yang tepat
d. Pantau intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi
2. Perfusi jaringan membaik
a. Kaji tanda-tanda penurunan perfusi jaringan (edema, asites, skin angioma, dll)
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki perfusi (diuretik, vasodilator, dll)
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik elevasi tungkai untuk mengurangi edema
d. Pantau tanda-tanda vital dan parameter laboratorium terkait fungsi hati
3. Toleransi aktivitas meningkat
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
b. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien (misalnya ROM, ambulasi, dll)
c. Ajarkan teknik manajemen energi untuk menghemat tenaga saat beraktivitas
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program rehabilitasi yang tepat
4. Kontrol nyeri meningkat
a. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien (lokasi, intensitas, kualitas, dll)
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, dll)
d. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri yang diberikan
5. Risiko perdarahan menurun
a. Kaji tanda-tanda perdarahan (perdarahan gusi, hidung, muntah darah, dll)
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki pembekuan darah
c. Pantau parameter laboratorium terkait fungsi pembekuan darah (PT, APTT, INR, dll)
d. Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang perlu dilakukan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi Tn R mencakup masalah-masalah terkait nutrisi, perfusi jaringan, aktivitas, nyeri, dan risiko perdarahan. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi, perbaikan perfusi jaringan, peningkatan toleransi aktivitas, kontrol nyeri yang memadai, dan penurunan risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian komprehensif, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemberian edukasi dan latihan, serta pemantauan keadaan pasien secara berkala untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 13604 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis dan pemeriksaan penunjang yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Perifer (SDKI)
- Definisi: Perubahan aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- Faktor Risiko: Edema, Hipoalbumin, Sirosis hati.
2. Penurunan Curah Jantung (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa volume darah yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Faktor Risiko: Edema, Asites, Hipovolemia.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor Risiko: Malnutrisi, Anemia, Kelelahan.
4. Nyeri Kronis (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lama atau berulang.
- Faktor Risiko: Penyakit Hati Kronis, Sirosis Hati.
5. Risiko Infeksi (SDKI)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Malnutrisi, Hipovolemia, Penyakit Hati Kronis.
Penjelasan Singkat Intervensi Keperawatan:
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Curah Jantung Membaik
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Nyeri Terkontrol
- Bebas Infeksi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen Edema
- Manajemen Cairan
- Manajemen Kelelahan
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi
Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk memperbaiki perfusi jaringan perifer, meningkatkan curah jantung, meningkatkan toleransi aktivitas, mengendalikan nyeri, dan mencegah infeksi pada pasien dengan sirosis hati.