Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21262 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan BAB hitam sejak hari sudah 3x disertai dengan muntah hitam 3x, demam (-), pasien sempat terjatuh di toilet kepala terbentur RPD: Stroke dan HT RPO: rutin konsumsi CPG & candesartan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang dijelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0 Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif berhubungan dengan perdarahan saluran cerna bagian atas (hematemesis dan melena) serta riwayat stroke dan hipertensi.\par
\b Kode SDKI:\b0 D.0016 (Risiko Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif)\par
\b Penjelasan SDKI:\b0 Kondisi di mana terdapat kerentanan terhadap penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak, yang dapat mengakibatkan gangguan neurologis. Pada kasus ini, perdarahan saluran cerna (muntah hitam dan BAB hitam) menyebabkan kehilangan darah akut, yang berpotensi menurunkan volume intravaskular dan tekanan perfusi serebral. Riwayat stroke dan hipertensi meningkatkan kerentanan pasien terhadap gangguan perfusi otak.\par
\par
\b Kriteria Hasil (SLKI):\b0 S.2806 (Perfusi Jaringan Serebral Terjaga)\par
\b Penjelasan SLKI:\b0 Tercapainya pemeliharaan aliran darah adekuat ke otak, ditandai dengan tanda-tanda neurologis stabil (seperti tingkat kesadaran tetap baik, tidak ada keluhan sakit kepala berat, tidak terdapat defisit motorik atau sensorik baru), tekanan darah dalam rentang yang ditargetkan, serta tidak adanya penurunan hemoglobin dan hematokrit yang signifikan.\par
\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 I.11210 (Manajemen Perdarahan)\par
\b Penjelasan SIKI:\b0 Tindakan untuk mengontrol dan memantau kehilangan darah, termasuk pemantauan tanda-tanda vital (khususnya tekanan darah dan nadi), pemantauan frekuensi dan karakteristik muntah serta BAB, kolaborasi pemberian terapi cairan intravena atau transfusi darah jika diperlukan, serta edukasi pada pasien untuk menghindari aktivitas berat yang dapat memicu perdarahan ulang.\par
\par
\b Catatan Tambahan:\b0 Perdarahan saluran cerna pada pasien ini diduga terkait dengan penggunaan obat antiplatelet (CPG/Clopidogrel) dan riwayat hipertensi. Penting untuk memantau tanda-tanda syhipovolemik dan melakukan konsultasi medis segera untuk penanganan lebih lanjut.\par
} -
Article No. 21263 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan BAB hitam sejak hari sudah 3x disertai dengan muntah hitam 3x, demam (-), pasien sempat terjatuh di toilet kepala terbentur RPD: Stroke dan HT RPO: rutin konsumsi CPG & candesartan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perdarahan Gastrointestinal (NANDA-I: 00413)
Definisi: Rentan mengalami kehilangan darah dari saluran cerna, yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10036
Judul: Risiko Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah dari saluran cerna, yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10023
Judul: Perdarahan Terkendali
Definisi: Keadaan di mana individu menunjukkan tidak ada perdarahan aktif dari saluran cerna.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 10030
Judul: Pemantauan Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Serangkaian tindakan memantau tanda-tanda dan gejala perdarahan saluran cerna.
2. Kode: 10031
Judul: Manajemen Perdarahan Gastrointestinal
Definisi: Serangkaian tindakan untuk mengendalikan dan mencegah perdarahan dari saluran cerna.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan BAB dan muntah berwarna hitam, yang merupakan tanda-tanda perdarahan gastrointestinal. Riwayat stroke dan hipertensi serta penggunaan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan tanda-tanda perdarahan dan pengelolaan perdarahan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam jiwa pasien. -
Article No. 21264 | 30 Aug 2025
Klinis : risiko perfusi tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko perfusi tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perfusi Tidak Efektif (SDKI 00201)
Definisi:
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh yang dapat mengancam kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI 00201 - Risiko Perfusi Tidak Efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI 00201 - Perfusi Jaringan
SLKI 00202 - Oksigenasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI 00201 - Pemantauan Sirkulasi
SIKI 00202 - Manajemen Perfusi
SIKI 00203 - Terapi Oksigen
Penjelasan Singkat:
Risiko Perfusi Tidak Efektif adalah kondisi di mana seseorang berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke organ dan jaringan tubuh yang dapat mengancam kesehatan. Diagnosa ini memerlukan intervensi keperawatan untuk memantau sirkulasi, mengelola perfusi, dan memberikan terapi oksigen untuk memastikan perfusi yang adekuat ke seluruh tubuh. -
Article No. 21242 | 30 Aug 2025
Klinis : gangguan pemenuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan, kelemahan tubuh d.d intake makanan < kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya, sesuai dengan kondisi yang Anda berikan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: LS 01001
Definisi: Klien menunjukkan perbaikan dalam pemenuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: IP 01001
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi klien.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan "Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" menggambarkan kondisi klien yang mengalami intake nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh akibat asupan makanan yang kurang dari kebutuhan.
SDKI "Gangguan Pemenuhan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" menjelaskan bahwa kondisi ini ditandai dengan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. SLKI "Perbaikan Pemenuhan Nutrisi" menunjukkan luaran yang diharapkan, yaitu klien dapat menunjukkan perbaikan dalam pemenuhan nutrisinya. Sementara itu, SIKI "Peningkatan Asupan Nutrisi" mencakup serangkaian intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan asupan nutrisi klien. -
Article No. 21243 | 30 Aug 2025
Klinis : nyeri dada dan sesak nafas sejak 5 jam, terdapat keringat dingin
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan menggunakan pendekatan akademis dalam memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, yaitu nyeri dada, sesak nafas sejak 5 jam, dan terdapat keringat dingin, diagnosis keperawatan yang paling sesuai adalah:
a. Nyeri Akut (NANDA-I: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
b. Intoleransi Aktivitas (NANDA-I: 00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien menunjukkan perilaku untuk mengurangi/menghilangkan nyeri.
- Pasien mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri yang efektif.
b. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.
- Pasien mendemonstrasikan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi analgesik.
- Ajarkan teknik-teknik pengurangan nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Lakukan intervensi untuk mengatasi penyebab nyeri.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
b. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian kemampuan fungsional pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penentuan program rehabilitasi.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik konservasi energi.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuannya.
- Evaluasi progres pasien dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda sampaikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya kembali. Selamat bekerja! -
Article No. 21244 | 30 Aug 2025
Klinis : resiko penurunan curah jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\lang1057\f0\fs24\ulnone\b Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi \i risiko penurunan curah jantung\i0 :\b0\par
\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\cf2\ul Risiko Penurunan Curah Jantung\ulnone\cf1 (Kode: D.0016)\par
\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
\b SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):\b0 \cf2\ul Risiko Penurunan Curah Jantung\ulnone\cf1 (D.0016) didefinisikan sebagai keadaan ketika individu berisiko mengalami ketidakmampuan jantung dalam memompa darah dalam volume yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Faktor risiko dapat mencakup hipertensi, penyakit jantung koroner, aritmia, atau kondisi lain yang mengganggu fungsi pompa jantung.\par
\par
\b SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):\b0\par
Luaran yang dapat ditetapkan untuk diagnosa ini adalah \cf2\ul Fungsi Jantung\ulnone\cf1 (Kode: L.02010). Tujuan luaran adalah mempertahankan atau meningkatkan curah jantung yang adekuat. Kriteria hasil meliputi:\par
- Tekanan darah dalam rentang normal untuk individu\par
- Denyut nadi teraba kuat dan teratur\par
- Tidak adanya edema perifer\par
- Status mental stabil (orientasi baik, tidak gelisah)\par
- Produksi urine adekuat (>30 mL/jam)\par
\par
\b SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):\b0\par
Intervensi keperawatan yang direkomendasikan adalah \cf2\ul Manajemen Curah Jantung\ulnone\cf1 (Kode: I.05010). Intervensi ini mencakup:\par
1. Memantau tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernapasan) secara berkala\par
2. Mengobservasi status hemodinamik (warna kulit, suhu ekstremitas, pengisian kapiler)\par
3. Memonitor keseimbangan cairan (input dan output)\par
4. Kolaborasi pemberian terapi farmakologis sesuai resep (seperti diuretik, vasodilator, atau inotropik)\par
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang tanda-tanda penurunan curah jantung dan kapan harus mencari bantuan medis\par
6. Menganjurkan aktivitas sesuai toleransi dan istirahat yang cukup\par
\par
\b Catatan Akademis:\b0 Diagnosa keperawatan ini bersifat \i risiko\i0 , sehingga fokus intervensi adalah pada pencegahan dan deteksi dini melalui pemantauan ketat dan edukasi. Pendekatan evidence-based dan kolaborasi interprofesional sangat penting dalam manajemen kondisi ini.\par
} -
Article No. 21245 | 30 Aug 2025
Klinis : resiko penurunan curah jantung (0011)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi risiko penurunan curah jantung (0011).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Penurunan Curah Jantung (0011)
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 0011
Definisi: Risiko mengalami penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: LS-CV-05
Definisi: Pemeliharaan fungsi kardiovaskular yang optimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: IP-CV-05.01
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi jantung dan sistem kardiovaskular.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa risiko penurunan curah jantung merupakan kondisi di mana terdapat kemungkinan terjadinya penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi medis yang mempengaruhi fungsi jantung, gangguan ritme jantung, atau perubahan fisiologis.
Pemeliharaan fungsi kardiovaskular yang optimal menjadi luaran keperawatan yang diharapkan untuk mengatasi risiko penurunan curah jantung. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup tindakan-tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi jantung dan sistem kardiovaskular, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi farmakologis, edukasi pasien, dan modifikasi gaya hidup.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan terarah sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien. -
Article No. 21246 | 30 Aug 2025
Klinis : - Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D. 0017) - Perfusi Perifer tidak efektif (SDKI D. 0009)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D.0017)
- Definisi: Kegagalan sirkulasi darah yang adekuat ke otak, yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
2. Perfusi Perifer tidak efektif (SDKI D.0009)
- Definisi: Kegagalan sirkulasi darah yang adekuat ke jaringan perifer, yang dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- D.0017 Perfusi Serebral tidak efektif
- D.0009 Perfusi Perifer tidak efektif
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- L.01 Perfusi Serebral
- L.02 Perfusi Perifer
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- I.01 Manajemen Perfusi Serebral
- I.02 Manajemen Perfusi Perifer
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa diagnosa keperawatan ini menggambarkan masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan yang tepat. Pemahaman yang komprehensif tentang SDKI, SLKI, dan SIKI memungkinkan saya untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien. -
Article No. 21247 | 30 Aug 2025
Klinis : - Perfusi Serebral tidak efektif (SDKI D. 0017)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\par \b DIAGNOSIS KEPERAWATAN\b0
\par \b \i Perfusi Serebral Tidak Efektif\b0\i0 (SDKI D.0017)
\par
\par \b PENJELASAN SINGKAT\b0
\par \b Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) D.0017: Perfusi Serebral Tidak Efektif\b0
\par Merupakan keadaan dimana suplai darah ke jaringan otak mengalami penurunan atau gangguan, yang mengakibatkan ketidakadekuatan nutrisi dan oksigenasi untuk mempertahankan fungsi neurologis yang optimal. Kondisi ini dapat bersifat akut atau kronis dan berpotensi mengancam jiwa. Faktor penyebab dapat mencakup gangguan pada sistem kardiovaskular, neurologis, atau sistemik.
\par
\par \b Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) yang Relevan:\b0
\par \b SLKI N.1501: Status Neurologis\b0
\par Luaran yang diharapkan adalah perbaikan atau pemeliharaan status neurologis klien. Kriteria evaluasi meliputi tingkat kesadaran (GCS), fungsi motorik dan sensorik, fungsi kognitif, serta tanda-tanda vital yang stabil. Tujuannya adalah meminimalkan atau mencegah kerusakan neurologis lebih lanjut.
\par
\par \b Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang Relevan:\b0
\par \b SIKI J.150: Pemantauan Neurologis\b0
\par Intervensi keperawatan yang direncanakan untuk memantau dan mendeteksi secara dini setiap perubahan status neurologis klien. Aktivitas keperawatan meliputi:
\par - Memantau dan mendokumentasikan tingkat kesadaran (Glasgow Coma Scale/GCS) secara berkala.
\par - Mengobservasi dan mencatat reaksi pupil terhadap cahaya, ukuran, dan kesamaan.
\par - Memantau fungsi motorik dan sensorik (kekuatan otot, sensasi).
\par - Mengobservasi adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (sakit kepala, muntah proyektil, perubahan visus).
\par - Memantau tanda-tanda vital, khususnya pola pernapasan dan tekanan darah.
\par - Kolaborasi dalam pemberian terapi sesuai instruksi untuk mengoptimalkan perfusi serebral.
\par
\par \b \i Catatan Akademis:\i0\b0 Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan merupakan suatu pendekatan standar yang terstruktur dan berbasis evidence untuk memastikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dapat diukur, dan akuntabel. Kode diagnosis D.0017, luaran N.1501, dan intervensi J.150 memungkinkan perawat untuk mendokumentasikan, mengevaluasi, dan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya secara lebih efektif.
\par
\par } -
Article No. 21202 | 29 Aug 2025
Klinis : pasien asites, mengeluh nyeri di abdomen semenjak seminggu terakhir, merasa mual, hilang nafsu makan, pasien sulit tidur karena saat malam merasa panas dingin dan berkeringat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (Kode: 00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 3 bulan.
2. Mual (Kode: 00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang muncul di belakang tenggorokan yang dapat mengarah pada keinginan untuk memuntahkan isi perut.
3. Gangguan Pola Tidur (Kode: 00198)
Definisi: Gangguan kuantitas dan/atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, karakteristik, faktor yang terkait, dan intervensi keperawatan untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar luaran keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- Terdiri dari definisi, aktivitas, dan indikator untuk setiap intervensi keperawatan.
Kode diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang digunakan dalam contoh di atas adalah sesuai dengan sistem pengkodean yang ditetapkan oleh PPNI.