Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21252 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi , gangguan eliminasi urine apa yang muncul
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Eliminasi Urine" (SDKI 2017). Hidronefrosis adalah kondisi yang ditandai dengan dilatasi atau pembesaran dari pelvis ginjal dan sistem pialvis sebagai akibat dari obstruksi aliran urine. Pasca pembedahan ureterolitotomi, pasien dapat mengalami gangguan dalam pengeluaran urine.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Keseimbangan Cairan terpelihara (SLKI 2019)
b. Pola Eliminasi Urine Membaik (SLKI 2019)
c. Nyeri Terkontrol (SLKI 2019)
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang terpelihara, pola eliminasi urine yang membaik, dan nyeri yang terkontrol. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut akibat gangguan eliminasi urine.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Memantau intake dan output cairan
b. Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi pengeluaran urine
c. Memberikan terapi cairan sesuai kebutuhan
d. Mengkaji karakteristik urine (jumlah, warna, bau, dll)
e. Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
f. Memberikan obat-obatan analgesik sesuai dengan resep dokter
g. Mengkaji tanda-tanda vital secara berkala
h. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan intervensi lebih lanjut
Intervensi-intervensi tersebut ditujukan untuk memantau kondisi pasien, memfasilitasi pengeluaran urine, mengelola cairan dan nyeri, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencapai luaran yang diharapkan. Evaluasi dan penyesuaian intervensi akan dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan kondisi pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 21253 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi , gangguan eliminasi urine apa yang muncul dari hasil pengkajian : pasien sering buang air kecil saat malam hari dan jumlahnya sedikit , pasien sering mengelukan sakit saat BAK , pasien juga , sering minum minuman seperti teh dan jarang minum air putih , terlihat pasien terpasang kateter dan terpasang drainase
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi adalah "Gangguan Eliminasi Urine" (00016). Hal ini didasarkan pada gejala yang muncul, yaitu: pasien sering buang air kecil saat malam hari dengan jumlah yang sedikit, pasien sering mengeluhkan sakit saat buang air kecil, serta pasien terlihat terpasang kateter dan drainase.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Tidak ada tanda-tanda kekurangan atau kelebihan cairan (00050)
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien tidak mengeluhkan rasa haus yang berlebihan
- Pasien tidak mengeluhkan edema atau dehidrasi
2. Kemampuan Buang Air Kecil: Membaik (00526)
- Pasien dapat buang air kecil secara mandiri dengan frekuensi dan volume yang normal
- Pasien tidak mengeluhkan rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil
- Hasil pemeriksaan laboratorium (urinalisis) dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan pasien secara ketat
- Berikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menyesuaikan terapi cairan sesuai kebutuhan pasien
2. Perawatan Kateter Urin
- Kaji posisi dan fungsi kateter urin secara berkala
- Lakukan perawatan kateter urin sesuai prosedur
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mempertimbangkan penggunaan kateter jangka panjang
3. Manajemen Rasa Nyeri
- Kaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien saat buang air kecil
- Berikan analgesik sesuai resep medis untuk mengurangi rasa nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien tentang penyebab, pencegahan, dan perawatan hidronefrosis
- Ajarkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan, terutama air putih
- Edukasi pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan dan higienis untuk mencegah infeksi saluran kemih
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang erat dengan tim medis, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang baik, kemampuan buang air kecil yang membaik, dan bebas dari gejala yang mengganggu. -
Article No. 21254 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi , gangguan eliminasi urine , nyeri akut , resiko infeksi , dan kurang pengetahuan . paparkan sdki, slki, dan siki dari hasil pengkajian : pasien sering buang air kecil saat malam hari dan jumlahnya sedikit , pasien sering mengelukan sakit saat BAK , pasien juga , sering minum minuman seperti teh dan jarang minum air putih , terlihat pasien terpasang kateter dan terpasang drainase
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, serta intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi, gangguan eliminasi urine, nyeri akut, risiko infeksi, dan kurang pengetahuan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Eliminasi Urine (00016) berhubungan dengan obstruksi urine sekunder akibat hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi, ditandai dengan sering buang air kecil saat malam hari dengan jumlah sedikit, dan terpasang kateter.
2. Nyeri Akut (00132) berhubungan dengan prosedur pembedahan ureterolitotomi, ditandai dengan keluhan nyeri saat berkemih.
3. Risiko Infeksi (00004) berhubungan dengan terpasangnya kateter dan drainase, serta tindakan pembedahan.
4. Kurang Pengetahuan (00126) berhubungan dengan kurangnya informasi tentang kondisi dan pengelolaan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi, ditandai dengan jarang minum air putih dan sering minum minuman seperti teh.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Eliminasi Urine (0503)
- Kriteria Hasil: Pola berkemih kembali normal, volume urine dalam kisaran normal, tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih.
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
3. Kontrol Infeksi (1842)
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
4. Pengetahuan: Manajemen Penyakit (1803)
- Kriteria Hasil: Pasien dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Eliminasi Urine (4120)
- Kaji pola eliminasi urine, tanda-tanda infeksi saluran kemih, dan keluhan terkait
- Pantau intake dan output cairan, serta karakteristik urine
- Atur posisi tubuh untuk memfasilitasi eliminasi urine
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan kateter dan drainase
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian analgesik sesuai kebutuhan
3. Manajemen Risiko Infeksi (6540)
- Kaji tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu tubuh, leukositosis, dan perubahan karakteristik cairan drainase
- Pertahankan teknik aseptik saat mengganti balutan dan merawat kateter/drainase
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian antibiotik sesuai indikasi
4. Edukasi Kesehatan (5510)
- Berikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi
- Ajarkan tentang pentingnya intake cairan yang adekuat, terutama air putih, untuk mencegah komplikasi
- Dorong pasien untuk aktif bertanya dan terlibat dalam perencanaan asuhan keperawatan
Harapannya, melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti perbaikan pola eliminasi urine, penurunan nyeri, pencegahan infeksi, serta peningkatan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang kondisinya. -
Article No. 21255 | 30 Aug 2025
Klinis : pasien laki laki usia 66 tahun dengan diagnosa medis hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi dan diagnosa keperawatan gangguan eliminasi urine , nyeri akut , resiko infeksi , dan kurang pengetahuan . paparkan sdki, slki, dan siki dari hasil pengkajian : pasien sering buang air kecil saat malam hari dan jumlahnya sedikit , pasien sering mengelukan sakit saat BAK , pasien juga , sering minum minuman seperti teh dan jarang minum air putih , terlihat pasien terpasang kateter dan terpasang drainase , hasil radiologi sebelum utererolitotomi : BNO preperitoneal fatlines tegas udara usus dan fecal prominent renal outline dan prsoas line ka/ki samar tampak opasitas setinggi VL 3 sin bentuk amorf uk 2cm
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan eliminasi urine (00016)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Penyebab: Obstruksi aliran urine, infeksi, imobilitas.
- Gejala dan Tanda: Sering BAK, jumlah urine sedikit, rasa tidak nyaman saat BAK.
2. Nyeri akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur pembedahan, infeksi.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah.
3. Risiko infeksi (00004)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Faktor Risiko: Terpasang alat invasif (kateter, drainase).
4. Kurang pengetahuan (00126)
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurang informasi yang diterima, kurang paparan.
- Gejala dan Tanda: Keluhan ketidaktahuan, pertanyaan yang menunjukkan kurang pemahaman.
SLKI (Luaran/Output Asuhan Keperawatan):
1. Eliminasi Urine (0503)
- Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan normal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi berkemih normal.
- Jumlah urine dalam batas normal.
- Tidak ada rasa sakit/tidak nyaman saat berkemih.
2. Kontrol Nyeri (1605)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri terkendali.
- Mendemonstrasikan strategi pengendalian nyeri.
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
3. Pengendalian Infeksi (1842)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengontrol infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Tidak ada komplikasi infeksi.
- Mempertahankan pemantauan tanda vital dalam batas normal.
4. Pengetahuan: Proses Penyakit (1803)
- Definisi: Sejauh mana individu memahami informasi tentang proses penyakit tertentu.
- Kriteria Hasil:
- Menjelaskan penyebab penyakit.
- Menjelaskan tanda dan gejala penyakit.
- Menjelaskan manajemen penyakit.
SIKI (Intervensi Keperawatan):
1. Manajemen Eliminasi Urine (0590)
- Definisi: Memfasilitasi pengeluaran urine.
- Aktivitas:
- Pantau intake dan output urine.
- Atur posisi yang nyaman untuk berkemih.
- Ajarkan latihan Kegel.
- Kolaborasi pemberian obat diuretik, jika perlu.
2. Manajemen Nyeri (1400)
- Definisi: Penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit.
- Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi).
3. Pencegahan Infeksi (6540)
- Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu.
- Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda infeksi.
- Jaga kebersihan alat invasif (kateter, drainase).
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
4. Peningkatan Pengetahuan: Proses Penyakit (5602)
- Definisi: Membantu pasien memahami informasi tentang proses penyakit yang dialami.
- Aktivitas:
- Identifikasi tingkat pemahaman pasien.
- Sediakan materi edukasi yang sesuai.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi.
- Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
Penjelasan di atas memberikan gambaran komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien laki-laki usia 66 tahun dengan hidronefrosis sinistra post ureterolitotomi. -
Article No. 21256 | 30 Aug 2025
Klinis : buatkan label asuhan keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, SIKI dibawah ini : 1. Gangguan eliminasi urine (00016) - Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap. - Penyebab: Obstruksi aliran urine, infeksi, imobilitas. - Gejala dan Tanda: Sering BAK, jumlah urine sedikit, rasa tidak nyaman saat BAK. 2. Nyeri akut (00132) - Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. - Penyebab: Prosedur pembedahan, infeksi. - Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah. 3. Risiko infeksi (00004) - Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel. - Faktor Risiko: Terpasang alat invasif (kateter, drainase). 4. Kurang pengetahuan (00126) - Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. - Penyebab: Kurang informasi yang diterima, kurang paparan. - Gejala dan Tanda: Keluhan ketidaktahuan, pertanyaan yang menunjukkan kurang pemahaman. SLKI (Luaran/Output Asuhan Keperawatan): 1. Eliminasi Urine (0503) - Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan normal. - Kriteria Hasil: - Frekuensi berkemih normal. - Jumlah urine dalam batas normal. - Tidak ada rasa sakit/tidak nyaman saat berkemih. 2. Kontrol Nyeri (1605) - Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami. - Kriteria Hasil: - Melaporkan nyeri terkendali. - Mendemonstrasikan strategi pengendalian nyeri. - Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal. 3. Pengendalian Infeksi (1842) - Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengontrol infeksi. - Kriteria Hasil: - Tidak ada tanda-tanda infeksi. - Tidak ada komplikasi infeksi. - Mempertahankan pemantauan tanda vital dalam batas normal. 4. Pengetahuan: Proses Penyakit (1803) - Definisi: Sejauh mana individu memahami informasi tentang proses penyakit tertentu. - Kriteria Hasil: - Menjelaskan penyebab penyakit. - Menjelaskan tanda dan gejala penyakit. - Menjelaskan manajemen penyakit. SIKI (Intervensi Keperawatan): 1. Manajemen Eliminasi Urine (0590) - Definisi: Memfasilitasi pengeluaran urine. - Aktivitas: - Pantau intake dan output urine. - Atur posisi yang nyaman untuk berkemih. - Ajarkan latihan Kegel. - Kolaborasi pemberian obat diuretik, jika perlu. 2. Manajemen Nyeri (1400) - Definisi: Penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit. - Aktivitas: - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif. - Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi. - Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi). 3. Pencegahan Infeksi (6540) - Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu. - Aktivitas: - Pantau tanda-tanda infeksi. - Jaga kebersihan alat invasif (kateter, drainase). - Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu. 4. Peningkatan Pengetahuan: Proses Penyakit (5602) - Definisi: Membantu pasien memahami informasi tentang proses penyakit yang dialami. - Aktivitas: - Identifikasi tingkat pemahaman pasien. - Sediakan materi edukasi yang sesuai. - Libatkan keluarga dalam proses edukasi. - Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi-kondisi yang Anda berikan.
1. Gangguan eliminasi urine (00016)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Gangguan eliminasi urine
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap.
- Penyebab: Obstruksi aliran urine, infeksi, imobilitas.
- Gejala dan Tanda: Sering BAK, jumlah urine sedikit, rasa tidak nyaman saat BAK.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Eliminasi Urine (0503)
- Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih dengan normal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi berkemih normal.
- Jumlah urine dalam batas normal.
- Tidak ada rasa sakit/tidak nyaman saat berkemih.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Eliminasi Urine (0590)
- Definisi: Memfasilitasi pengeluaran urine.
- Aktivitas:
- Pantau intake dan output urine.
- Atur posisi yang nyaman untuk berkemih.
- Ajarkan latihan Kegel.
- Kolaborasi pemberian obat diuretik, jika perlu.
2. Nyeri akut (00132)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Prosedur pembedahan, infeksi.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan ekspresi wajah.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Kontrol Nyeri (1605)
- Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit yang dialami.
- Kriteria Hasil:
- Melaporkan nyeri terkendali.
- Mendemonstrasikan strategi pengendalian nyeri.
- Menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Manajemen Nyeri (1400)
- Definisi: Penggunaan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi rasa sakit.
- Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis (relaksasi, distraksi).
3. Risiko infeksi (00004)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Risiko infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
- Faktor Risiko: Terpasang alat invasif (kateter, drainase).
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pengendalian Infeksi (1842)
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah dan mengontrol infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Tidak ada komplikasi infeksi.
- Mempertahankan pemantauan tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pencegahan Infeksi (6540)
- Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu.
- Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda infeksi.
- Jaga kebersihan alat invasif (kateter, drainase).
- Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu.
4. Kurang pengetahuan (00126)
Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Label: Kurang pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurang informasi yang diterima, kurang paparan.
- Gejala dan Tanda: Keluhan ketidaktahuan, pertanyaan yang menunjukkan kurang pemahaman.
Luaran/Output Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pengetahuan: Proses Penyakit (1803)
- Definisi: Sejauh mana individu memahami informasi tentang proses penyakit tertentu.
- Kriteria Hasil:
- Menjelaskan penyebab penyakit.
- Menjelaskan tanda dan gejala penyakit.
- Menjelaskan manajemen penyakit.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Peningkatan Pengetahuan: Proses Penyakit (5602)
- Definisi: Membantu pasien memahami informasi tentang proses penyakit yang dialami.
- Aktivitas:
- Identifikasi tingkat pemahaman pasien.
- Sediakan materi edukasi yang sesuai.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi.
- Evaluasi pemahaman pasien secara berkala.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merancang intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai luaran tersebut. Hal ini merupakan bagian integral dari proses keperawatan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien. -
Article No. 21257 | 30 Aug 2025
Klinis : hipovolemia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipovolemia sesuai dengan permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)
Definisi: Kehilangan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)
Kode: 00027
Definisi: Kehilangan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Hidrasi (L09)
Kode: L09
Definisi: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan (I07)
Kode: I07
Definisi: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Penjelasan singkat:
Hipovolemia adalah kondisi di mana tubuh mengalami penurunan volume cairan tubuh, baik secara intravaskular, interstisial, atau intrasellular. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Penurunan Volume Cairan Tubuh (00027)". Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) juga menggunakan kode dan definisi yang sama untuk diagnosa ini.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menggunakan "Status Hidrasi (L09)" sebagai luaran yang sesuai, yang mengacu pada keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh. Sedangkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menggunakan "Manajemen Cairan (I07)" sebagai intervensi yang sesuai, yang bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Dalam konteks akademis dan sebagai pakar perawat, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya paparkan di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menangani kondisi hipovolemia. -
Article No. 21258 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang (SDKI: 00155)
Definisi: Kondisi individu yang berisiko mengalami perubahan pola aktivitas listrik di otak yang tidak normal, ditandai oleh kontraksi otot yang tidak terkontrol.
2. Hipertemia (SDKI: 00007)
Definisi: Kondisi individu dengan peningkatan suhu tubuh di atas normal.
3. Diare (SDKI: 00013)
Definisi: Kondisi individu dengan frekuensi buang air besar yang meningkat, konsistensi feses yang encer, dan/atau volume feses yang berlebihan.
4. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Definisi: Kondisi individu dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Kejang (SDKI: 00155)
Pasien mengalami kejang berulang, yang merupakan tanda adanya risiko kejang. Hal ini perlu penanganan segera untuk mencegah komplikasi.
2. Hipertemia (SDKI: 00007)
Pasien mengalami demam yang naik-turun, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal.
3. Diare (SDKI: 00013)
Pasien mengalami buang air besar yang cair, disertai lendir, darah, dan ampas, yang menunjukkan adanya diare.
4. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh (SDKI: 00002)
Pasien mengalami kesulitan makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Kejang (SLKI: 1805)
2. Suhu Tubuh (SLKI: 0800)
3. Keseimbangan Cairan (SLKI: 0601)
4. Status Nutrisi (SLKI: 1004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Kejang (SIKI: 3440)
2. Manajemen Demam (SIKI: 3740)
3. Manajemen Diare (SIKI: 2760)
4. Manajemen Nutrisi (SIKI: 1100)
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar/perawat, tujuan utama adalah untuk memberikan penanganan yang komprehensif dan tepat dalam mengatasi kondisi pasien. -
Article No. 21259 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kejang (00155)
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami aktivitas listrik abnormal pada otak.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Diare (00013)
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Kejang (00155)
Kode: 10034
Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami aktivitas listrik abnormal pada otak.
2. Hipertermia (00007)
Kode: 10005
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu.
3. Diare (00013)
Kode: 10011
Definisi: Pengeluaran feses cair atau lembek yang terjadi secara terus-menerus.
4. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Kode: 10002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Kejang (1908)
2. Regulasi Suhu (0800)
3. Manajemen Diare (1650)
4. Status Nutrisi (1004)
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Kejang (4110)
2. Manajemen Demam (3740)
3. Manajemen Diare (4190)
4. Manajemen Nutrisi (1100) -
Article No. 21260 | 30 Aug 2025
Klinis : kejang 3x (hari ini 2x, kemarin 1x). Kejang kaku pada seluruh tubuh. Sebelum kejang, pasien mengeluhkan demam sejak hari Kamis pagi (2 hari). Demam dirasakan naik turun. Mual - muntah -. Hari ini BAB cair 2x lendir - darah - ampas + warna kuning. BAk normal minum kuat/makan susah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1033{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan data klinis yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan utama yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):\par
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN:\b0\par
\b Kode SDKI: B.3.1\b0 \- Risiko injuri berhubungan dengan aktivitas kejang\par
\b Penjelasan Singkat:\b0\par
Pasien mengalami kejang berulang (3x dalam 2 hari) dengan karakteristik kaku seluruh tubuh, yang meningkatkan risiko cedera fisik seperti trauma, aspirasi, atau fraktur. Kondisi ini diperberat oleh demam yang menjadi faktor pemicu kejang. Data demam naik-turun sejak 2 hari lalu, disertai gejala gastrointestinal (BAB cair 2x, mual, dan makan susah) mengindikasikan kemungkinan infeksi sistemik atau neurologis sebagai penyebab dasar.\par
\b LUARAN KEPERAWATAN (SLKI):\b0\par
\b Kode SLKI: L.14016\b0 \- Keamanan lingkungan terpertahankan\par
\b Kriteria Luaran:\b0\par
1. Pasien bebas dari cedera selama dan setelah kejang.\par
2. Lingkungan sekitar pasien aman (bebas dari benda berbahaya).\par
3. Keluarga dapat mendemonstrasikan tindakan perlindungan selama kejang.\par
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI):\b0\par
\b Kode SIKI: I.10290\b0 \- Manajemen kejang\par
\b Tindakan Utama:\b0\par
1. Memantau frekuensi, durasi, dan karakteristik kejang.\par
2. Melindungi pasien dari cedera selama kejang (misalnya: mengamankan lingkungan, menggunakan bantalan lunak).\par
3. Mempertahankan jalan napas paten selama dan setelah kejang.\par
4. Kolaborasi pemberian terapi antikonvulsan dan antipiretik sesuai indikasi.\par
5. Edukasi keluarga tentang tindakan selama kejang dan pentingnya pemantauan demam.\par
\b Catatan Akademis:\b0\par
Kondisi pasien memerlukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan etiologi kejang demam atau kemungkinan infeksi sistemik (seperti gastroenteritis akut). Pemantauan ketat terhadap status neurologis, hidrasi, dan tanda-tanda vital diperlukan. Dokumentasi yang akurat mengenai pola kejang dan respons terapi menjadi kunci dalam manajemen keperawatan.\par
} -
Article No. 21261 | 30 Aug 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Kode: 00030
b. Nama Diagnosa: Pola Napas Tidak Efektif
c. Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Kode: 00032
b. Nama Diagnosa: Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri
c. Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Kode: 00092
b. Nama Diagnosa: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Kardiak
c. Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat pada tingkat seluler dan jaringan.
Penjelasan singkat:
1. Pola Napas Tidak Efektif (SDKI 00030):
- Pasien mengalami sesak napas, dengan frekuensi napas yang cepat dan dangkal, serta terdapat bunyi napas ronkhi.
2. Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri (SLKI 00032):
- Pasien mengeluh dada berdebar cepat, sehingga dapat menyebabkan rasa nyeri di dada.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan: Kardiak (SIKI 00092):
- Pasien mengalami gejala-gejala gagal jantung, seperti edema pada ekstremitas bawah, kulit pucat, dingin, dan berkeringat, serta hasil EKG menunjukkan atrial fibrilasi, yang menunjukkan gangguan perfusi kardiak.
Kode dan definisi diagnosa keperawatan tersebut merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam SDKI, SLKI, dan SIKI.