Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19308 | 05 Jul 2025
Klinis : Organ yang sering cedera dalam kasus trauma abdomen adalah...?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi yang Anda tanyakan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S36.9
- Deskripsi: Cedera organ intra-abdomen, tidak dispesifikasi
Dalam kasus trauma abdomen, organ yang sering mengalami cedera adalah:
- Organ solid: Hati, limpa, ginjal
- Organ berongga: Usus halus, usus besar, kandung kemih
Cedera pada organ-organ tersebut dapat terjadi akibat benturan langsung, penetrasi benda tajam, atau peningkatan tekanan intra-abdomen yang mendadak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.11
- Deskripsi: Eksplorasi laparotomi
Prosedur diagnostik dan terapeutik yang mungkin dilakukan pada kasus trauma abdomen meliputi:
- Pemeriksaan radiologi (misalnya CT scan abdomen)
- Eksplorasi laparotomi untuk menilai dan menangani cedera organ intra-abdomen
- Perbaikan atau reseksi organ yang cedera (misalnya reparasi luka hati, splenektomi, reseksi usus)
- Pemasangan drainase abdomen
Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan komplikasi dan mortalitas pada kasus trauma abdomen. -
Article No. 19309 | 05 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan diare, air ada ampas 10x, batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diare (00013)
b. Batuk (00031)
2. Penjelasan singkat:
a. Diare (00013)
- SDKI: Keadaan abnormal pengeluaran feses yang lebih sering dari normal, dengan kandungan air yang berlebih dan/atau konsistensi yang tidak normal.
- SLKI: Mempertahankan fungsi pencernaan dan ekskresi yang optimal.
- SIKI: Manajemen Diare (1700).
b. Batuk (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas dengan efektif.
- SLKI: Mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Manajemen Batuk (3140).
Kode dan definisi:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- 00013 Diare: Keadaan abnormal pengeluaran feses yang lebih sering dari normal, dengan kandungan air yang berlebih dan/atau konsistensi yang tidak normal.
- 00031 Batuk: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas dengan efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mempertahankan fungsi pencernaan dan ekskresi yang optimal.
- Mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- 1700 Manajemen Diare: Tindakan perawatan untuk mengelola gejala diare dan mencegah komplikasi.
- 3140 Manajemen Batuk: Tindakan perawatan untuk mengelola gejala batuk dan mencegah komplikasi. -
Article No. 19310 | 05 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, dengan pasien pria usia 45 tahun yang datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, termasuk biopsí
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 menunjukkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis, yang sesuai dengan kondisi pasien dengan gejala seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan fisik serta radiologi yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 menunjukkan prosedur bronkoskopi, termasuk biopsi, yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru dan mengevaluasi lesi yang terlihat pada pemeriksaan radiologi. -
Article No. 19311 | 05 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
- Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial, dan hasil rontgen menunjukkan lesi di paru.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien dapat menggunakan teknik napas dalam dan batuk efektif.
- Tidak ada sianosis atau distres pernapasan.
- Tidak ada suara napas tambahan.
- Hasil rontgen menunjukkan perbaikan lesi di paru.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi masuknya udara ke dalam dan keluar dari paru-paru.
- Tindakan Keperawatan:
- Pantau pola dan frekuensi pernapasan.
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan napas dalam.
- Berikan humidifikasi udara untuk melembapkan sekresi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan yang dapat membantu pengeluaran sekret.
2. Manajemen Energi
- Definisi: Tindakan untuk mengatur sumber dan penggunaan energi.
- Tindakan Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi pasien, seperti demam dan malnutrisi.
- Bantu pasien untuk mengatur aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi nutrisi yang adekuat.
3. Manajemen Nyeri
- Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi nyeri.
- Tindakan Keperawatan:
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dialami pasien, seperti lokasi, durasi, dan intensitas.
- Berikan terapi farmakologis sesuai dengan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi dan distraksi.
Dengan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diberikan, diharapkan dapat membantu pasien mencapai bersihan jalan napas yang efektif, mengatasi masalah energi dan nyeri, serta membantu proses pemulihan dari kondisi tuberkulosis paru. -
Article No. 19312 | 05 Jul 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan untuk Nyeri Akut**
*(Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI, Standar Luaran Keperawatan Indonesia/SLKI, dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI – PPNI)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** 00032
**Judul:** **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang terjadi secara tiba-tiba atau dalam waktu singkat (<3 bulan), dengan karakteristik ringan hingga berat.
**Karakteristik Utama (SDKI):**
- Ekspresi verbal/non-verbal (merintih, gelisah, wajah meringis).
- Perubahan tanda vital (takikardia, hipertensi, pernapasan cepat).
- Perilaku protektif (menjaga area nyeri, mobilitas terbatas).
- Gangguan tidur dan konsentrasi.
**Faktor Terkait:**
- Kerusakan jaringan (trauma, inflamasi, prosedur invasif).
- Aktivitas berlebihan.
- Faktor psikologis (kecemasan, ketakutan).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** 0801
**Judul:** **Tingkat Nyeri**
**Indikator Evaluasi:**
- Skala nyeri menurun (dari skala 0–10).
- Ekspresi wajah/verbal nyeri berkurang.
- Tanda vital stabil (nadi, tekanan darah, pernapasan).
- Klien mampu menggunakan teknik non-farmakologis (relaksasi, distraksi).
**Skala Pengukuran:**
- **1:** Nyeri berat (skala 7–10), tanda sistemik berat.
- **5:** Nyeri terkontrol (skala 0–3), fungsi optimal.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** 2300
**Judul:** **Manajemen Nyeri**
**Tindakan Utama:**
- **Kaji karakteristik nyeri** (lokasi, intensitas, durasi, faktor pencetus/pereda).
- **Gunakan skala nyeri** (Numerical Rating Scale/NRS, Wong-Baker Faces).
- **Kolaborasi pemberian analgesik** sesuai protokol (contoh: parasetamol, NSAID, opioid).
- **Teknik non-farmakologis**:
- Kompres hangat/dingin.
- Relaksasi napas dalam atau guided imagery.
- Reposisi untuk kenyamanan.
- **Edukasi pasien** tentang penyebab nyeri dan manajemen mandiri.
**Kode Tambahan:**
- **1400: Edukasi Manajemen Nyeri** (penjelasan tentang penggunaan obat dan teknik non-invasif).
- **6540: Terapi Distraksi** (aktivitas pengalihan perhatian).
---
### **Penjelasan Akademis**
- **SDKI** mendasari diagnosa klinis dengan kriteria objektif dan subjektif.
- **SLKI** mengukur luaran berbasis evidence, memastikan evaluasi terstruktur.
- **SIKI** menekankan pendekatan holistik (farmakologis + non-farmakologis) sesuai prinsip *pain management*.
**Referensi:**
PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)*. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan kebutuhan dokumen klinis/resmi).* -
Article No. 19313 | 05 Jul 2025
Klinis : Klien mengatakan memiliki rawat kecelakan patah tulang di bahu namun tidak diobat selama 2 minggu kemudian ayah klien meninggal namun klien tidak bisa pulang, hal ini yang membuat klien depresi. Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara mau melompat dari gedung kampus namun dicegah oleh dosennya. Kemudian dosen klien mengantarkan klien ke pskiatri. Klien awalnya tinggal di Bali kemudian pindah ke Yogyakarta. Klien sebelumnya pernah mencoba menggunakan sabu-sabu dan ganja selama 2 tahun dipadang. Klien mengatakan saat ini karirnya menurun. Tidak bisa melukis seperti biasa. Klien mengatakan kemarin sempat drop selama 2 minggu tidak bisa ngapain-ngapin dan akhirnya teman klien menyarankan untuk periksa kesehatan. Klien mengatakan tidak kontrol rutin. Kontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Risiko Bunuh Diri
b. Depresi
c. Ketidakefektifan Koping
d. Gangguan Pola Tidur
e. Gangguan Aktivitas Produktif
2. Penjelasan Singkat:
a. Risiko Bunuh Diri: Klien memiliki riwayat percobaan bunuh diri dengan cara ingin melompat dari gedung kampus. Hal ini menunjukkan adanya risiko bunuh diri yang perlu diatasi.
b. Depresi: Klien mengalami depresi setelah patah tulang di bahu yang tidak diobati dan kematian ayahnya, yang membuatnya tidak dapat pulang.
c. Ketidakefektifan Koping: Klien mengalami kesulitan dalam mengatasi stres dan masalah yang dihadapinya, seperti penurunan dalam karirnya dan kesulitan melukis.
d. Gangguan Pola Tidur: Klien mengalami drop selama 2 minggu, yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pola tidur.
e. Gangguan Aktivitas Produktif: Klien mengalami penurunan dalam aktivitas produktif, seperti kesulitan dalam melukis, yang merupakan salah satu aktivitas utamanya.
3. Kode dan Definisi SDKI, SLKI, dan SIKI:
a. Risiko Bunuh Diri (SDKI Kode: 00150)
Definisi: Keadaan di mana individu memiliki kemungkinan untuk mengakhiri hidupnya.
b. Depresi (SDKI Kode: 00103)
Definisi: Keadaan emosional yang ditandai dengan perasaan sedih, pesimistis, dan tidak berdaya.
c. Ketidakefektifan Koping (SDKI Kode: 00069)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengelola stresor yang mengancam kesejahteraan fisik dan psikologis.
d. Gangguan Pola Tidur (SDKI Kode: 00198)
Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
e. Gangguan Aktivitas Produktif (SLKI Kode: 00050)
Definisi: Keterbatasan dalam melakukan kegiatan produktif yang memberikan makna dan tujuan dalam hidup.
f. Masalah Kesehatan Mental (SIKI Kode: P0004)
Definisi: Masalah dalam fungsi psikologis, emosional, perilaku, atau sosial yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Harap diperhatikan bahwa diagnosis keperawatan dan kode-kode tersebut mengacu pada klasifikasi yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 19314 | 05 Jul 2025
Klinis : Klien mengatakan memiliki rawat kecelakan patah tulang di bahu namun tidak diobat selama 2 minggu kemudian ayah klien meninggal namun klien tidak bisa pulang, hal ini yang membuat klien depresi. Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara mau melompat dari gedung kampus namun dicegah oleh dosennya. Kemudian dosen klien mengantarkan klien ke pskiatri. Klien awalnya tinggal di Bali kemudian pindah ke Yogyakarta. Klien sebelumnya pernah mencoba menggunakan sabu-sabu dan ganja selama 2 tahun dipadang. Klien mengatakan saat ini karirnya menurun. Tidak bisa melukis seperti biasa. Klien mengatakan kemarin sempat drop selama 2 minggu tidak bisa ngapain-ngapin dan akhirnya teman klien menyarankan untuk periksa kesehatan. Klien mengatakan tidak kontrol rutin. Kontrol
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sesuai dengan kondisi klien yang Anda deskripsikan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan:**
**Resiko Bunuh Diri (00250)**
**Definisi:** Perilaku yang mengancam jiwa akibat depresi, putus asa, atau ketidakmampuan mengatasi situasi stres, dengan indikasi riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Riwayat percobaan bunuh diri (melompat dari gedung kampus).
- Depresi akibat kehilangan (ayah meninggal), isolasi sosial (tidak bisa pulang), dan penurunan fungsi (tidak bisa melukis).
- Penyalahgunaan zat (sabu-sabu dan ganja).
- Penurunan produktivitas (karir menurun).
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode SLKI:** **L.14011** – **Kontrol Perilaku Bunuh Diri**
**Indikator:**
- Klien mengungkapkan tidak ada keinginan untuk bunuh diri.
- Klien mampu mengidentifikasi dukungan sosial (teman, keluarga, tenaga kesehatan).
- Klien menggunakan strategi koping adaptif saat stres.
**Target:** **Meningkat** (Klien menunjukkan penurunan risiko bunuh diri dalam 2 minggu).
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode SIKI:** **I.14011** – **Manajemen Bunuh Diri**
**Intervensi Utama:**
- **Lakukan kontrak keselamatan** (janji tidak melakukan percobaan bunuh diri dan segera mencari bantuan jika ada pikiran tersebut).
- **Pantau tanda-tanda peringatan** (perubahan mood, isolasi, pembicaraan tentang kematian).
- **Kolaborasi dengan psikiater** untuk terapi farmakologis (antidepresan) dan psikoterapi.
- **Fasilitasi dukungan sosial** (melibatkan teman, keluarga, atau kelompok pendukung).
- **Edukasi tentang strategi koping** (relaksasi, distraksi positif, manajemen stres).
---
### **4. Diagnosa Keperawatan Tambahan:**
**Gangguan Proses Pikir (00130)** terkait penyalahgunaan zat.
**Gangguan Koping Maladaptif (00069)** terkait depresi dan kehilangan.
**Nyeri Akut (00132)** terkait patah tulang bahu yang tidak diobat.
---
### **Kesimpulan:**
Klien memerlukan pendekatan holistik dengan fokus utama pada **pencegahan bunuh diri**, manajemen depresi, dan pemulihan fungsi sosial-okupasional. Intervensi keperawatan harus mencakup **pengawasan ketat, dukungan psikologis, dan kolaborasi multidisiplin** (psikiater, pekerja sosial).
Jika diperlukan pengembangan lebih lanjut, evaluasi berkala terhadap luaran dan penyesuaian intervensi harus dilakukan.
**Referensi:**
- PPNI. (2019). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*. Edisi Revisi. -
Article No. 19315 | 05 Jul 2025
Klinis : Klien mengatakan memiliki rawat kecelakan patah tulang di bahu namun tidak diobat selama 2 minggu kemudian ayah klien meninggal namun klien tidak bisa pulang, hal ini yang membuat klien depresi. Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara mau melompat dari gedung kampus namun dicegah oleh dosennya. Kemudian dosen klien mengantarkan klien ke pskiatri. Klien awalnya tinggal di Bali kemudian pindah ke Yogyakarta. Klien sebelumnya pernah mencoba menggunakan sabu-sabu dan ganja selama 2 tahun dipadang. Klien mengatakan saat ini karirnya menurun. Tidak bisa melukis seperti biasa. Klien mengatakan kemarin sempat drop selama 2 minggu tidak bisa ngapain-ngapin dan akhirnya teman klien menyarankan untuk periksa kesehatan. Klien mengatakan tidak kontrol rutin. Klien mengatakan saat ini merasa cemas. badan tarasa lemas. 4. Data Fokus a. DO : - Klien tampak cemas - klien tampak gelisah - klien tampak mondar-mandir seperti orang binggung. - Klien mampu diajak komunikasi b. DS : - Klien mengatakan merasa cemas yang berlebihan - klien mengatakan saat ini karirnya turun. - klien mengatakan tidak bisa melukis seperti biasanya. - Klien mengaatakan minum obat tidak sesuai resep dari dokter - Klien mengatakan jika tidak minum obat klien gelisah dan tidak mampu mengontrol dirinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Kecemasan (00146)
SDKI: Respon tidak menyenangkan terhadap antisipasi ancaman yang diketahui atau tidak diketahui yang berasal dari sumber internal atau eksternal dan dirasakan individu.
SLKI: Kemampuan individu untuk mengenali, mengekspresikan, dan mengelola perasaan cemas.
SIKI: Intervensi untuk membantu individu mengenali, mengekspresikan, dan mengelola perasaan cemas.
b. Gangguan Proses Pikir (00130)
SDKI: Gangguan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan gangguan persepsi, konsentrasi, atensi, memori, atau pengambilan keputusan.
SLKI: Kemampuan individu untuk memproses informasi secara akurat.
SIKI: Intervensi untuk membantu individu memproses informasi secara akurat.
c. Risiko Perilaku Kekerasan (00138)
SDKI: Adanya potensi bertindak secara tidak terkontrol yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
SLKI: Kemampuan individu untuk mengendalikan perilaku kekerasan.
SIKI: Intervensi untuk membantu individu mengendalikan perilaku kekerasan.
d. Gangguan Citra Tubuh (00118)
SDKI: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik.
SLKI: Kemampuan individu untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan fisik.
SIKI: Intervensi untuk membantu individu menerima dan beradaptasi dengan perubahan fisik.
2. Penjelasan Singkat:
a. Kecemasan (00146): Klien menunjukkan gejala kecemasan yang berlebihan, seperti tampak cemas, gelisah, dan tidak dapat mengontrol dirinya.
b. Gangguan Proses Pikir (00130): Klien mengalami gangguan dalam kemampuan berpikir, seperti penurunan kemampuan melukis yang merupakan bagian dari karirnya.
c. Risiko Perilaku Kekerasan (00138): Klien pernah melakukan percobaan bunuh diri, menunjukkan potensi perilaku kekerasan terhadap diri sendiri.
d. Gangguan Citra Tubuh (00118): Klien mengalami perubahan fisik akibat patah tulang di bahu yang tidak diobati, yang dapat mempengaruhi persepsinya terhadap penampilan fisik.
Kode dan definisi SDKI, SLKI, dan SIKI dapat ditemukan dalam buku-buku atau sumber referensi yang diterbitkan oleh PPNI. -
Article No. 19316 | 05 Jul 2025
Klinis : Klien mengatakan memiliki rawat kecelakan patah tulang di bahu namun tidak diobat selama 2 minggu kemudian ayah klien meninggal namun klien tidak bisa pulang, hal ini yang membuat klien depresi. Klien mengatakan pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan cara mau melompat dari gedung kampus namun dicegah oleh dosennya. Kemudian dosen klien mengantarkan klien ke pskiatri. Klien awalnya tinggal di Bali kemudian pindah ke Yogyakarta. Klien sebelumnya pernah mencoba menggunakan sabu-sabu dan ganja selama 2 tahun dipadang. Klien mengatakan saat ini karirnya menurun. Tidak bisa melukis seperti biasa. Klien mengatakan kemarin sempat drop selama 2 minggu tidak bisa ngapain-ngapin dan akhirnya teman klien menyarankan untuk periksa kesehatan. Klien mengatakan tidak kontrol rutin. Klien mengatakan saat ini merasa cemas. badan tarasa lemas. 4. Data Fokus a. DO : - Klien tampak cemas - klien tampak gelisah - klien tampak mondar-mandir seperti orang binggung. - Klien mampu diajak komunikasi b. DS : - Klien mengatakan merasa cemas yang berlebihan - klien mengatakan saat ini karirnya turun. - klien mengatakan tidak bisa melukis seperti biasanya. - Klien mengaatakan minum obat tidak sesuai resep dari dokter - Klien mengatakan jika tidak minum obat klien gelisah dan tidak mampu mengontrol dirinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI**
**Diagnosa Keperawatan:**
**Resiko Bunuh Diri (00250)**
*(SDKI: Risiko Cedera terhadap Diri)*
**Penjelasan Singkat:**
Klien menunjukkan riwayat percobaan bunuh diri (melompat dari gedung), depresi akibat kehilangan ayah, ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan hidup (pindah lokasi, penurunan karir), serta penggunaan zat terlarang (sabu-sabu dan ganja). Gejala saat ini meliputi kecemasan berlebihan, gelisah, dan ketidakpatuhan minum obat.
---
### **Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI)**
**Kode: 00250 – Risiko Bunuh Diri**
**Definisi:** Kerentanan terhadap tindakan yang dapat mengakhiri hidup sendiri secara disengaja.
**Faktor Risiko pada Klien:**
- Riwayat percobaan bunuh diri.
- Depresi akibat kehilangan signifikan (ayah) dan isolasi sosial.
- Penyalahgunaan zat (sabu-sabu dan ganja).
- Penurunan fungsi sosial dan pekerjaan (tidak bisa melukis).
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: 1405 – Perilaku Adaptif terhadap Stres**
**Indikator:**
1. Klien mampu mengidentifikasi pemicu stres (SKP: 1→4).
2. Klien melaporkan penurunan keinginan bunuh diri (SKP: 1→4).
3. Klien menggunakan strategi koping sehat (SKP: 1→4).
*(SKP: Skala Likert 1–4, 1 = tidak pernah, 4 = selalu)*
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: 5270 – Pencegahan Bunuh Diri**
**Intervensi:**
1. **Lakukan kontrak keselamatan** (klien berjanji tidak menyakiti diri).
2. **Pantau tanda-tanda perilaku bunuh diri** (perubahan mood, isolasi).
3. **Kolaborasi dengan psikiater** untuk evaluasi obat antidepresan/ansiolitik.
4. **Terapi kognitif-perilaku** untuk mengatasi distorsi pikiran negatif.
5. **Dukungan sosial** (libatkan teman/dosen dalam pendampingan).
**Kode: 5280 – Manajemen Kecemasan**
**Intervensi:**
1. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam, grounding).
2. Bantu klien mengidentifikasi sumber kecemasan.
3. Anjurkan aktivitas positif (melukis secara bertahap).
---
**Catatan Akademis:**
- **Prioritas:** Risiko bunuh diri memerlukan intervensi segera (kewaspadaan tinggi).
- **Pendekatan Holistik:** Kombinasi terapi farmakologis (obat) dan non-farmakologis (dukungan sosial, terapi seni).
- **Evaluasi:** Pantau kepatuhan minum obat dan perkembangan strategi koping setiap 24 jam.
*(Referensi: PPNI, 2017; SDKI Edisi 4, SLKI-SIKI Edisi 3)*
Format RTF terlampir. -
Article No. 19317 | 05 Jul 2025
Klinis : gangguan nyaman gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi gangguan nyaman gatal berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Kenyamanan Gatal (00125)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan iritasi kulit, yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00125
Judul: Gangguan Kenyamanan Gatal
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan iritasi kulit, yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: L-06001
Judul: Kenyamanan Kulit
Definisi: Kemampuan individu untuk merasakan, menerima, dan mengontrol sensasi dan iritasi pada kulit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I-06001
Judul: Manajemen Gatal
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi sensasi gatal pada kulit.
Secara akademis, sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk menangani kondisi gangguan nyaman gatal pada pasien. Diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya paparkan di atas merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memastikan kualitas dan keseragaman praktik keperawatan di Indonesia.