Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11916 | 05 Feb 2025
Klinis : 3 diagnosa dari pasien hipertensi td 170/100,sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien hipertensi dengan tekanan darah 170/100 mmHg dan sesak napas.
1. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan: Kondisi dimana terdapat peningkatan cairan di dalam atau di luar ruang vaskuler. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit, seperti pada kasus hipertensi.
SLKI: Hidrasi Cairan
SIKI: Manajemen Cairan
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan: Kondisi dimana terdapat perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau usaha bernapas yang dapat mengganggu ventilasi. Pada kasus ini, sesak napas dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan darah yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
SLKI: Ventilasi Efektif
SIKI: Manajemen Jalan Napas
3. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Penjelasan: Kondisi dimana terdapat keterbatasan toleransi terhadap aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Pada pasien hipertensi dengan sesak napas, dapat terjadi intoleransi terhadap aktivitas fisik.
SLKI: Toleransi Aktivitas
SIKI: Manajemen Energi
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai, dan melakukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien ini. Tujuan akhirnya adalah untuk membantu pasien mencapai kondisi yang optimal dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 11917 | 05 Feb 2025
Klinis : ketidakefektifan Pola Napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakefektifan pola napas, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab:
1. Obstruksi saluran napas
2. Kelemahan otot-otot pernapasan
3. Kecemasan
4. Nyeri
5. Perubahan usia
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Indikator:
1. Frekuensi napas
2. Irama napas
3. Kedalaman napas
4. Kesulitan bernapas
5. Penggunaan otot bantu pernapasan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Pola napas efektif
2. Pertukaran gas adekuat
3. Tidak ada tanda-tanda distress pernapasan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemberian oksigenasi
3. Latihan pernapasan
4. Terapi posisi
5. Manajemen nyeri
Dengan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah ketidakefektifan pola napas pada pasien. -
Article No. 11918 | 05 Feb 2025
Klinis : diagnosa untuk hipertensi,tekanan darah 170/100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral adalah keadaan di mana individu mengalami penurunan suplai oksigen dan/atau nutrisi ke jaringan otak.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan tekanan darah.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Perfusi jaringan serebral yang efektif.
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda gangguan neurologis.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan:
a. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
b. Pemberian obat antihipertensi sesuai dengan resep dokter.
c. Modifikasi gaya hidup, seperti pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres.
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang hipertensi dan pentingnya kepatuhan pengobatan.
Sebagai perawat, saya akan memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa pasien dapat mengendalikan tekanan darahnya dan menghindari komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 11919 | 05 Feb 2025
Klinis : 2 diagnosa untuk hipertensi,tekanan darah 170/100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100 mmHg.
Diagnosa Keperawatan 1:
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral adalah ketidakadekuatan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, mempertahankan posisi kepala, dan memberikan oksigen sesuai kebutuhan.
- SIKI: Tujuan keperawatan dapat meliputi mempertahankan perfusi jaringan serebral yang adekuat dan mencegah komplikasi akibat gangguan perfusi serebral.
Diagnosa Keperawatan 2:
Risiko Perubahan Curah Jantung
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Perubahan Curah Jantung adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan dalam kemampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat ke seluruh tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain memantau tanda-tanda vital, pembatasan asupan cairan, dan pemberian obat-obatan antihipertensi sesuai resep.
- SIKI: Tujuan keperawatan dapat meliputi mempertahankan curah jantung yang adekuat dan mencegah komplikasi akibat perubahan curah jantung.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengelola kondisi hipertensi ini secara komprehensif, dengan berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 11920 | 05 Feb 2025
Klinis : 4 diagnosa untuk hipertensi,tekanan darah 170/100 yang berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 4 diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100.
1. Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan secara mandiri.
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas.
- SIKI: Manajemen energi, Aktivitas terapi, Edukasi aktivitas.
2. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perubahan Perfusi Jaringan Serebral
- SDKI: Berisiko mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- SLKI: Mempertahankan perfusi serebral.
- SIKI: Manajemen hipertensi, Pemantauan neurologi, Edukasi pasien/keluarga.
3. Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakefektifan Terapi
- SDKI: Berisiko mengalami ketidakberhasilan pengobatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- SLKI: Meningkatkan efektivitas terapi.
- SIKI: Manajemen hipertensi, Edukasi obat, Monitoring efek terapi.
4. Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Menurunkan kecemasan.
- SIKI: Manajemen kecemasan, Psikoterapi, Relaksasi.
Penjelasan singkat:
Diagnosa-diagnosa tersebut menggambarkan masalah kesehatan yang dapat timbul akibat hipertensi dengan tekanan darah 170/100. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen hipertensi, pemantauan kondisi pasien, edukasi, dan intervensi psikologis. Tujuannya adalah untuk meningkatkan toleransi aktivitas, mempertahankan perfusi serebral, meningkatkan efektivitas terapi, dan menurunkan kecemasan pasien. -
Article No. 11921 | 05 Feb 2025
Klinis : 2 diagnosa yang masuk untuk hipertensi,tekanan darah 170/100 yang berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 2 diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100 mmHg.
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SLKI: Pemulihan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan perfusi jaringan perifer, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, dan pemberian obat antihipertensi.
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan
- SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami peningkatan atau penurunan cairan tubuh yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
- SLKI: Keseimbangan volume cairan.
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan volume cairan yang adekuat, seperti pemantauan intake dan output cairan, pemberian cairan IV, dan pengaturan diet.
Dalam kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100 mmHg, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer dan Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan. Kedua diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer dan risiko terjadinya ketidakseimbangan volume cairan akibat peningkatan tekanan darah yang signifikan.
Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah perfusi jaringan dan keseimbangan volume cairan, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi, pemberian obat antihipertensi, serta pengaturan asupan dan output cairan. Tujuannya adalah untuk memulihkan perfusi jaringan perifer dan mempertahankan keseimbangan volume cairan yang adekuat. -
Article No. 11922 | 05 Feb 2025
Klinis : sebutkan bberapa diagnosa yang masuk untuk hipertensi,tekanan darah 170/100 yang berhubungan dengan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan beberapa diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi hipertensi dengan tekanan darah 170/100.
Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul:
1. Hipertensi
- Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
- Terkait dengan faktor risiko seperti gaya hidup, kondisi medis, dan faktor psikososial.
2. Ketidakefektifan Pengelolaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk masalah kesehatan.
- Terkait dengan kurangnya pengetahuan, keterampilan, atau motivasi untuk mengelola kondisi hipertensi.
3. Risiko Komplikasi
- Definisi: Berisiko mengalami komplikasi akibat hipertensi, seperti penyakit kardiovaskular, stroke, atau kerusakan organ target.
- Terkait dengan tingginya tekanan darah dan adanya faktor risiko tambahan.
4. Kecemasan
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Terkait dengan pemahaman pasien tentang risiko dan prognosis hipertensi.
Penjelasan Singkat Terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan resmi yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menentukan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
- Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan penilaian komprehensif terhadap masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan resmi yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan ditetapkan berdasarkan diagnosa keperawatan dan digunakan untuk mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan panduan resmi yang dikeluarkan oleh PPNI untuk menentukan tindakan keperawatan yang tepat berdasarkan diagnosa keperawatan.
- Intervensi keperawatan dirancang untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mengatasi masalah kesehatan pasien.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan yang baik. -
Article No. 11923 | 05 Feb 2025
Klinis : Ny. S, 28 tahun, G1P0A0, saat ini hamil 30 minggu. Ia didiagnosis dengan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) setelah menjalani tes toleransi glukosa oral pada usia kehamilan 26 minggu. Sebelumnya, ia tidak memiliki riwayat diabetes dan kehamilan ini merupakan kehamilan pertama yang sangat dinantikannya. Sejak menerima diagnosis DMG, Ny. S merasa cemas dan takut terhadap kondisi bayinya. Ia khawatir akan risiko komplikasi seperti bayi besar (makrosomia), persalinan sulit, atau bayi mengalami hipoglikemia setelah lahir. Ia juga merasa tertekan dengan pembatasan pola makan yang diberikan oleh dokter dan kesulitan menyesuaikan diri dengan jadwal makan serta kontrol gula darah yang ketat. Suami Ny. S bekerja sebagai pegawai swasta dengan jam kerja yang padat, sehingga sering tidak bisa menemani saat kontrol ke bidan atau dokter. Hal ini membuat Ny. S merasa kesepian dan kurang mendapat dukungan emosional. Di sisi lain, ibunya sering mengkritik perubahan pola makan yang dijalankannya dan menyarankan untuk tetap makan seperti biasa agar "bayinya tetap sehat dan besar". Akibatnya, Ny. S sering merasa bingung dan bimbang antara mengikuti anjuran medis atau mendengarkan nasihat keluarganya. Beberapa kali, Ny. S mengeluh kepada temannya bahwa ia merasa kurang percaya diri dalam menghadapi persalinan nanti dan takut akan kemungkinan harus melahirkan secara seksio sesarea akibat kondisi DMG-nya. Ia juga mulai merasa murung, mudah tersinggung, dan kehilangan minat untuk bersosialisasi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan terkait komplikasi kehamilannya dan persalinan (NANDA-I: Anxiety)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh persepsi sumber ancaman yang tidak diidentifikasi, difus, atau tidak spesifik.
Penjelasan: Ny. S merasa cemas dan takut terhadap kondisi bayinya, khawatir akan risiko komplikasi seperti bayi besar, persalinan sulit, atau hipoglikemia setelah lahir. Ia juga merasa kurang percaya diri dalam menghadapi persalinan nanti.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan (NANDA-I: Ineffective Health Management)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mendapatkan bantuan untuk mempertahankan kesejahteraan.
Penjelasan: Ny. S merasa tertekan dengan pembatasan pola makan yang diberikan oleh dokter dan kesulitan menyesuaikan diri dengan jadwal makan serta kontrol gula darah yang ketat. Ia juga merasa bingung dan bimbang antara mengikuti anjuran medis atau mendengarkan nasihat keluarganya.
3. Gangguan Proses Keluarga (NANDA-I: Disturbed Family Processes)
Definisi: Ketidakmampuan keluarga, sebagai unit, untuk berfungsi secara efektif dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
Penjelasan: Suami Ny. S sering tidak bisa menemani saat kontrol ke bidan atau dokter, membuat Ny. S merasa kesepian dan kurang mendapat dukungan emosional. Ibunya juga sering mengkritik perubahan pola makan yang dijalankannya.
4. Perubahan Mood (NANDA-I: Mood Disturbance)
Definisi: Perubahan dalam suasana hati atau emosi yang mempengaruhi fungsi dan interaksi.
Penjelasan: Ny. S mulai merasa murung, mudah tersinggung, dan kehilangan minat untuk bersosialisasi.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi Ny. S. -
Article No. 11924 | 05 Feb 2025
Klinis : Ny. S, 28 tahun, G1P0A0, saat ini hamil 30 minggu. Ia didiagnosis dengan Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) setelah menjalani tes toleransi glukosa oral pada usia kehamilan 26 minggu. Sebelumnya, ia tidak memiliki riwayat diabetes dan kehamilan ini merupakan kehamilan pertama yang sangat dinantikannya. Sejak menerima diagnosis DMG, Ny. S merasa cemas dan takut terhadap kondisi bayinya. Ia khawatir akan risiko komplikasi seperti bayi besar (makrosomia), persalinan sulit, atau bayi mengalami hipoglikemia setelah lahir. Ia juga merasa tertekan dengan pembatasan pola makan yang diberikan oleh dokter dan kesulitan menyesuaikan diri dengan jadwal makan serta kontrol gula darah yang ketat. Suami Ny. S bekerja sebagai pegawai swasta dengan jam kerja yang padat, sehingga sering tidak bisa menemani saat kontrol ke bidan atau dokter. Hal ini membuat Ny. S merasa kesepian dan kurang mendapat dukungan emosional. Di sisi lain, ibunya sering mengkritik perubahan pola makan yang dijalankannya dan menyarankan untuk tetap makan seperti biasa agar "bayinya tetap sehat dan besar". Akibatnya, Ny. S sering merasa bingung dan bimbang antara mengikuti anjuran medis atau mendengarkan nasihat keluarganya. Beberapa kali, Ny. S mengeluh kepada temannya bahwa ia merasa kurang percaya diri dalam menghadapi persalinan nanti dan takut akan kemungkinan harus melahirkan secara seksio sesarea akibat kondisi DMG-nya. Ia juga mulai merasa murung, mudah tersinggung, dan kehilangan minat untuk bersosialisasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, komplikasi potensial, dan perubahan peran, ditandai dengan perasaan khawatir, takut, dan sulit berkonsentrasi.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang regimen terapeutik, ditandai dengan kesulitan menyesuaikan pola makan dan jadwal kontrol gula darah.
3. Risiko kelelahan berhubungan dengan beban peran ganda, ditandai dengan kurangnya dukungan emosional dari suami karena kesibukan bekerja.
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurangnya dukungan anggota keluarga, ditandai dengan kritik dari ibu terhadap perubahan pola makan yang dijalankan.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisiologis akibat diabetes gestasional, ditandai dengan kurang percaya diri dalam menghadapi persalinan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kecemasan Terkendali: Pasien mampu mengidentifikasi dan mengontrol rasa cemas, khawatir, dan takut terkait kondisi kesehatan dan komplikasi potensial.
2. Manajemen Kesehatan Efektif: Pasien mampu melakukan manajemen diri yang efektif terkait regimen terapeutik, seperti penyesuaian pola makan dan jadwal kontrol gula darah.
3. Dukungan Keluarga Meningkat: Pasien mendapatkan dukungan emosional yang lebih baik dari anggota keluarga, khususnya suami, dalam menghadapi kondisi kesehatan.
4. Integrasi Proses Keluarga: Pasien dapat menyesuaikan diri dengan perubahan peran dan mendapatkan dukungan yang konstruktif dari anggota keluarga.
5. Citra Tubuh Positif: Pasien merasa percaya diri dan mampu menerima perubahan fisiologis akibat diabetes gestasional dalam menghadapi persalinan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan:
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Latihan relaksasi dan teknik manajemen stres
- Pemberian informasi tentang kondisi, komplikasi, dan penatalaksanaan diabetes gestasional
2. Edukasi Manajemen Diri:
- Ajarkan cara penyesuaian pola makan dan jadwal kontrol gula darah
- Berikan informasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapeutik
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk evaluasi dan modifikasi penatalaksanaan diabetes gestasional
3. Dukungan Keluarga:
- Libatkan suami dan keluarga dalam proses perawatan
- Fasilitasi komunikasi dan diskusi terbuka antara pasien dan keluarga
- Ajarkan keluarga cara memberikan dukungan emosional yang konstruktif
4. Terapi Keluarga:
- Identifikasi masalah dan dinamika dalam keluarga
- Fasilitasi diskusi dan negosiasi untuk mencapai kesepakatan
- Ajarkan teknik komunikasi dan pemecahan masalah dalam keluarga
5. Bimbingan Citra Tubuh:
- Bantu pasien mengeksplorasi dan menerima perubahan fisik
- Latih teknik peningkatan harga diri dan penerimaan diri
- Berikan dukungan dan motivasi untuk menghadapi persalinan dengan percaya diri -
Article No. 11828 | 04 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk, pilek sudah seminggu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk dan pilek sudah seminggu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan otot pernapasan, reflek batuk tidak efektif, dan perubahan struktur.
- Gejala dan Tanda: Perubahan frekuensi pernapasan, sesak napas, ada bunyi napas tambahan, produksi sekret berlebih, dan batuk tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi pernapasan normal, tidak ada bunyi napas tambahan, produksi sekret normal, dan batuk efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen terapi oksigen.
- Aktivitas: Memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan fisioterapi dada, dan memberikan terapi oksigen jika diperlukan.
Dalam konteks pasien dengan keluhan batuk dan pilek selama seminggu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Perawat dapat melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI untuk membantu pasien dalam mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.