Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19363 | 06 Jul 2025
Klinis : seorang wanita umur 67 tahun datang ke poliklinik. klien mengeluh susah mendengar, telinga sakit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan Pendengaran (00156)
Definisi: Pengalaman mengurangi kemampuan untuk mendengar secara normal.
Penyebab yang mungkin:
- Otitis media (infeksi telinga)
- Presbikusis (penurunan fungsi pendengaran terkait usia)
- Cerumen impaksi (sumbatan di telinga karena penumpukan serumen)
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pendengaran (1609)
Definisi: Pemulihan atau peningkatan kemampuan untuk mendengar secara normal.
Indikator hasil:
- Klien dapat mendengar pembicaraan normal pada jarak 3-5 meter
- Klien dapat mendengar bunyi-bunyian di sekitarnya
- Klien dapat berpartisipasi dalam percakapan
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pendengaran (3540)
Definisi: Memfasilitasi kemampuan klien untuk mendengar secara efektif.
Aktivitas keperawatan:
- Melakukan pemeriksaan telinga (otoskopi) untuk mendeteksi adanya sumbatan cerumen atau kelainan telinga
- Merujuk klien ke spesialis THT untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut, jika diperlukan
- Mengajarkan klien teknik membersihkan telinga secara aman
- Memberikan edukasi tentang perawatan telinga dan pencegahan gangguan pendengaran
- Menganjurkan klien menggunakan alat bantu dengar, jika diperlukan
- Memastikan lingkungan sekitar klien kondusif untuk mendengar (minim kebisingan)
- Memberikan dukungan psikologis dan meningkatkan motivasi klien untuk mengatasi masalah pendengaran
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Pendengaran (00156)" dipilih karena sesuai dengan keluhan klien, yaitu susah mendengar dan telinga sakit. Kondisi ini dapat disebabkan oleh otitis media (infeksi telinga), presbikusis (penurunan fungsi pendengaran terkait usia), atau cerumen impaksi (sumbatan di telinga karena penumpukan serumen).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Peningkatan Pendengaran (1609)", yang bertujuan untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan klien dalam mendengar secara normal. Indikator keberhasilan termasuk klien dapat mendengar pembicaraan normal pada jarak 3-5 meter, mendengar bunyi-bunyian di sekitarnya, dan dapat berpartisipasi dalam percakapan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah "Manajemen Pendengaran (3540)". Intervensi ini meliputi pemeriksaan telinga, rujukan ke spesialis THT, edukasi tentang perawatan telinga, penggunaan alat bantu dengar, dan dukungan psikologis. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi kemampuan klien dalam mendengar secara efektif. -
Article No. 19364 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah disertai demam 4 hari yang lalu ditambah mual muntah tiap minum sehingga nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat, kode, dan definisi sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI:
Kode: 00002
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI:
Kode: 30001
Definisi: Keadaan di mana nutrisi yang masuk ke dalam tubuh seimbang dengan kebutuhan tubuh.
SIKI:
Kode: 30001
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau mencapai asupan nutrisi yang seimbang dengan kebutuhan tubuh.
2. Hipertermia
SDKI:
Kode: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
SLKI:
Kode: 30002
Definisi: Keadaan di mana suhu tubuh berada dalam rentang normal.
SIKI:
Kode: 30002
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau mencapai suhu tubuh dalam rentang normal.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan lemah, demam 4 hari, mual muntah saat minum, dan penurunan nafsu makan. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan Hipertermia. Diagnosis tersebut didasarkan pada gejala yang dialami pasien, yaitu penurunan asupan nutrisi akibat mual muntah dan peningkatan suhu tubuh. -
Article No. 19365 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah disertai demam 4 hari yang lalu ditambah mual muntah tiap minum sehingga nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan lemah, demam, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1.1: Risiko Ketidakseimbangan Volume Cairan**
*Definisi:* Risiko kekurangan atau kelebihan volume cairan intravaskular, interstitial, atau intraselular yang dapat mengganggu homeostasis.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Mual dan muntah berulang
- Asupan cairan dan nutrisi tidak adekuat
- Demam meningkatkan kehilangan cairan melalui evaporasi
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode LO.1.1.1: Keseimbangan Cairan**
*Indikator:*
- Tanda vital dalam batas normal (TD, nadi, suhu, pernapasan)
- Turgor kulit baik
- Mukosa bibir lembap
- Produksi urine adekuat (≥30 mL/jam)
- Tidak ada keluhan pusing atau lemas
**Kode LO.1.3.1: Status Nutrisi**
*Indikator:*
- Asupan makanan dan cairan sesuai kebutuhan
- Berat badan stabil
- Tidak ada mual/muntah
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode I.1.1.1: Manajemen Cairan**
*Tindakan:*
- Pantau tanda vital setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan.
- Observasi tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa kering, produksi urine).
- Berikan cairan per oral atau intravena sesuai indikasi.
- Anjurkan pasien minum sedikit-sedikit tapi sering.
**Kode I.1.3.1: Manajemen Nutrisi**
*Tindakan:*
- Berikan diet lunak atau cair sesuai toleransi.
- Hindari makanan berlemak atau berbau tajam.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk kebutuhan nutrisi.
- Berikan antiemetik sesuai resep jika diperlukan.
**Kode I.2.1.1: Manajemen Demam**
*Tindakan:*
- Kompres hangat pada area aksila dan lipatan paha.
- Berikan antipiretik sesuai protokol.
- Pantau suhu tubuh setiap 2-4 jam.
---
### **Penjelasan Akademis**
Kondisi pasien menunjukkan **risiko ketidakseimbangan volume cairan** (DX.1.1) karena muntah berulang dan asupan yang berkurang, yang dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Demam juga meningkatkan kebutuhan metabolik dan kehilangan cairan. Intervensi keperawatan difokuskan pada pemantauan cairan, nutrisi, dan manajemen gejala (mual, muntah, demam) untuk mencapai luaran stabil (LO.1.1.1 dan LO.1.3.1).
Jika diperlukan diagnosa tambahan, dapat dipertimbangkan:
- **DX.1.3: Risiko Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh** (jika asupan tidak memenuhi kebutuhan metabolik).
Semua intervensi harus didokumentasikan secara sistematis sesuai standar PPNI.
---
*Referensi: Buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI, dan SIKI Edisi Terkini – PPNI.* -
Article No. 19366 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan lemah disertai demam 4 hari yang lalu ditambah mual muntah tiap minum sehingga nafsu makan menurun
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI dan kodenya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): 00092
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: 00002
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Diagnosa Keperawatan: Mual
- SDKI: 00134
- Definisi: Perasaan tidak nyaman dan tidak tertahankan yang dapat memicu muntah.
4. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
- SDKI: 00007
- Definisi: Suhu tubuh di atas kisaran normal karena ketidakmampuan untuk mengatur suhu tubuh.
Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk masing-masing diagnosa:
1. Intoleransi Aktivitas:
- SLKI: Toleransi Aktivitas Membaik
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Manajemen Kelelahan
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- SLKI: Status Nutrisi Membaik
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Peningkatan Nutrisi, Konseling Gizi
3. Mual:
- SLKI: Mual Berkurang
- SIKI: Manajemen Mual, Manajemen Muntah, Terapi Komplementer: Terapi Relaksasi
4. Hipertermia:
- SLKI: Suhu Tubuh Normal
- SIKI: Manajemen Demam, Penurunan Suhu Tubuh, Manajemen Cairan
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda berikan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya. -
Article No. 19305 | 05 Jul 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi nyeri akut, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain)
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1605
Definisi: Tingkat keparahan nyeri yang dilaporkan atau ditunjukkan oleh individu
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 1400
Definisi: Upaya untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dialami individu
Penjelasan singkat:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif untuk menentukan karakteristik nyeri, penyebab, dan dampaknya terhadap pasien. Selanjutnya, perawat dapat merencanakan intervensi yang tepat untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri, seperti pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi komplementer, dan edukasi kepada pasien. Tujuan akhirnya adalah mencapai tingkat keparahan nyeri yang dapat diterima oleh pasien. -
Article No. 19306 | 05 Jul 2025
Klinis : pasien mengalami kulit kering, terasa kencang, muncul bercak putih diarea lengan atas pasca operasi sectio caesarea, luka kering resiko iritasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00046
Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00407
Definisi: Pemulihan kondisi kulit ke tingkat struktur dan fungsi yang optimal.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6710
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan integritas kulit.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kondisi kulit kering, terasa kencang, dan muncul bercak putih di area lengan atas pasca operasi sectio caesarea. Hal ini menunjukkan adanya gangguan integritas kulit, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti prosedur pembedahan, dehidrasi, atau kondisi lain yang mempengaruhi kesehatan kulit. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Integritas Kulit Terganggu".
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan melakukan perawatan kulit, seperti pemberian pelembab, menjaga kelembaban kulit, dan memantau kondisi luka operasi untuk mencegah iritasi atau infeksi. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memulihkan kondisi kulit pasien kembali ke tingkat struktur dan fungsi yang optimal. -
Article No. 19307 | 05 Jul 2025
Klinis : risiko bunuh diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Risiko Bunuh Diri**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** D.0016
**Judul:** *Risiko Bunuh Diri*
**Definisi:** Keadaan di mana individu berisiko melakukan tindakan yang dapat mengakhiri hidupnya secara sengaja.
**Faktor Risiko:**
- Ekspresi keinginan untuk mati
- Riwayat percobaan bunuh diri sebelumnya
- Depresi berat atau gangguan mental lainnya
- Isolasi sosial
- Penyalahgunaan zat
**2. Kriteria Hasil (SLKI – Standar Luaran Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** L.14016
**Judul:** *Keselamatan Diri: Bunuh Diri*
**Indikator:**
- Klien mengungkapkan tidak ada keinginan untuk bunuh diri (Skala: 5 = Selalu terpenuhi)
- Klien mampu mengidentifikasi dukungan sosial yang tersedia (Skala: 4 = Sering terpenuhi)
- Klien menggunakan strategi koping adaptif untuk mengatasi stres (Skala: 4 = Sering terpenuhi)
**3. Intervensi Keperawatan (SIKI – Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)**
**Kode:** I.14016
**Judul:** *Pencegahan Bunuh Diri*
**Tindakan:**
- **Membangun hubungan terapeutik** untuk meningkatkan rasa percaya dan keterbukaan.
- **Mengkaji faktor risiko dan rencana bunuh diri** secara berkala.
- **Meningkatkan pengawasan** (observasi ketat, lingkungan aman).
- **Melibatkan keluarga atau support system** dalam perawatan.
- **Mengajarkan teknik koping** (problem-solving, relaksasi).
- **Merujuk ke profesional kesehatan mental** jika diperlukan.
**Penjelasan Singkat:**
Diagnosa *Risiko Bunuh Diri* (D.0016) memerlukan pendekatan holistik dengan fokus pada pencegahan melalui pengawasan ketat, dukungan psikologis, dan penguatan koping. SLKI (L.14016) mengukur keberhasilan intervensi melalui indikator keselamatan klien, sementara SIKI (I.14016) memberikan panduan tindakan berbasis bukti untuk mengurangi risiko.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).* Jakarta: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis atau akademik.)* -
Article No. 19308 | 05 Jul 2025
Klinis : Organ yang sering cedera dalam kasus trauma abdomen adalah...?
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait dengan kondisi yang Anda tanyakan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: S36.9
- Deskripsi: Cedera organ intra-abdomen, tidak dispesifikasi
Dalam kasus trauma abdomen, organ yang sering mengalami cedera adalah:
- Organ solid: Hati, limpa, ginjal
- Organ berongga: Usus halus, usus besar, kandung kemih
Cedera pada organ-organ tersebut dapat terjadi akibat benturan langsung, penetrasi benda tajam, atau peningkatan tekanan intra-abdomen yang mendadak.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 54.11
- Deskripsi: Eksplorasi laparotomi
Prosedur diagnostik dan terapeutik yang mungkin dilakukan pada kasus trauma abdomen meliputi:
- Pemeriksaan radiologi (misalnya CT scan abdomen)
- Eksplorasi laparotomi untuk menilai dan menangani cedera organ intra-abdomen
- Perbaikan atau reseksi organ yang cedera (misalnya reparasi luka hati, splenektomi, reseksi usus)
- Pemasangan drainase abdomen
Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan komplikasi dan mortalitas pada kasus trauma abdomen. -
Article No. 19309 | 05 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan diare, air ada ampas 10x, batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Diare (00013)
b. Batuk (00031)
2. Penjelasan singkat:
a. Diare (00013)
- SDKI: Keadaan abnormal pengeluaran feses yang lebih sering dari normal, dengan kandungan air yang berlebih dan/atau konsistensi yang tidak normal.
- SLKI: Mempertahankan fungsi pencernaan dan ekskresi yang optimal.
- SIKI: Manajemen Diare (1700).
b. Batuk (00031)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas dengan efektif.
- SLKI: Mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Manajemen Batuk (3140).
Kode dan definisi:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- 00013 Diare: Keadaan abnormal pengeluaran feses yang lebih sering dari normal, dengan kandungan air yang berlebih dan/atau konsistensi yang tidak normal.
- 00031 Batuk: Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi atau benda asing dari saluran napas dengan efektif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mempertahankan fungsi pencernaan dan ekskresi yang optimal.
- Mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- 1700 Manajemen Diare: Tindakan perawatan untuk mengelola gejala diare dan mencegah komplikasi.
- 3140 Manajemen Batuk: Tindakan perawatan untuk mengelola gejala batuk dan mencegah komplikasi. -
Article No. 19310 | 05 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, dengan pasien pria usia 45 tahun yang datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru, maka diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Bronkoskopi, termasuk biopsí
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 menunjukkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis, yang sesuai dengan kondisi pasien dengan gejala seperti batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan fisik serta radiologi yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
- Kode ICD-9-CM 87.44 menunjukkan prosedur bronkoskopi, termasuk biopsi, yang mungkin dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru dan mengevaluasi lesi yang terlihat pada pemeriksaan radiologi.