Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 11990 | 07 Feb 2025
Klinis : demam dan muntah 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam dan muntah selama 3 hari.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui muntah.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan antara jumlah cairan dan elektrolit yang masuk dan keluar dari tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tetap mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, seperti pemantauan tanda-tanda vital, asupan dan output cairan, pemberian cairan intravena, dll.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat demam dan muntah.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan.
- SLKI: Meningkatnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, manajemen energi, dsb.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, melibatkan pasien dan keluarga, serta menerapkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Penekanan akan diberikan pada pemantauan tanda-tanda vital, penanganan dehidrasi, dan peningkatan toleransi aktivitas. Komunikasi yang efektif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga akan menjadi fokus dalam penanganan kasus ini. -
Article No. 11991 | 07 Feb 2025
Klinis : Ansietas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Ansietas.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas
Penjelasan singkat:
SDKI:
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui. Ansietas dapat menimbulkan respons fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif.
SLKI:
Luaran yang diharapkan dari penanganan ansietas antara lain: Tingkat kecemasan menurun, Kemampuan koping meningkat, Respon fisiologis terkontrol, dan Kemampuan beradaptasi meningkat.
SIKI:
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani ansietas meliputi: Manajemen ansietas, Terapi relaksasi, Terapi kognitif, Terapi spiritual, dan Edukasi terkait ansietas.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut. -
Article No. 11992 | 07 Feb 2025
Klinis : os demam (+) batuk pilek (-) sesak nafas (-) muntah (-) diare (-) kejang (-) bak terakhir 2 jam yang lalu, makan minum mau sedikit-sedikit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Mempertahankan suhu tubuh normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Hipertermia, yang meliputi intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, mengurangi produksi panas, dan meningkatkan vasodilatasi.
Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, pasien mengalami demam (+) yang merupakan tanda adanya hipertermia. Perawat perlu melakukan intervensi untuk menurunkan suhu tubuh, seperti pemberian kompres hangat, pemberian obat antipiretik, dan memastikan asupan cairan yang adekuat.
Saya berharap penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar praktek keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 11993 | 07 Feb 2025
Klinis : surat sehat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat,
Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "surat sehat" dengan tone akademis dan persona pakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Penyebab: Stres, lingkungan yang tidak mendukung, dan pola aktivitas yang tidak teratur.
- Tanda dan Gejala: Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, kelelahan di siang hari, dan perubahan mood.
2. Risiko Jatuh
- Definisi: Peningkatan risiko terjadinya cedera akibat terjatuh.
- Penyebab: Kelemahan fisik, riwayat jatuh sebelumnya, dan lingkungan yang tidak aman.
- Tanda dan Gejala: Ketidakseimbangan, kesulitan berjalan, dan perubahan gaya berjalan.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik diri sendiri.
- Penyebab: Perubahan penampilan fisik, pengalaman negatif, dan tekanan sosial.
- Tanda dan Gejala: Perasaan malu, tidak percaya diri, dan menghindari interaksi sosial.
Standar SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Menyediakan definisi, penyebab, dan kriteria diagnostik yang jelas untuk setiap diagnosa keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah kesehatan pasien secara sistematis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengukur efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Menyediakan panduan tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat.
Dengan menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan profesional.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu.
Hormat saya,
[Nama Perawat] -
Article No. 11994 | 07 Feb 2025
Klinis : Disaturasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Disaturasi.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Saturasi Oksigen
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Penurunan Saturasi Oksigen didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi oksigen yang terlarut dalam darah, yang ditandai dengan nilai saturasi oksigen kurang dari 95%.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Stabilitas Tanda-Tanda Vital
b. Pertukaran Gas yang Adekuat
c. Oksigenasi Jaringan yang Memadai
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pemantauan Oksigenasi
b. Pemberian Oksigen
c. Manajemen Ventilasi
Dalam pendekatan keperawatan, diagnosa Penurunan Saturasi Oksigen menggambarkan keadaan klien dengan penurunan konsentrasi oksigen yang terlarut dalam darah, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pernapasan, kardiovaskular, atau kondisi lainnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan oksigenasi, pemberian oksigen, dan manajemen ventilasi untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 11995 | 07 Feb 2025
Klinis : Disaturasi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Disaturasi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi disaturasi adalah "Penurunan Saturasi Oksigen" (SDKI, 2017). Penurunan saturasi oksigen adalah penurunan dalam kadar oksigen di dalam darah, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan pernapasan, penyakit paru-paru, atau kondisi lainnya yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap dan mendistribusikan oksigen. Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan yang perlu ditangani melalui intervensi keperawatan yang tepat.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan untuk kondisi disaturasi, luaran yang diharapkan adalah "Peningkatan Saturasi Oksigen" (SLKI, 2019). Luaran ini menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan, yaitu peningkatan kadar oksigen dalam darah hingga mencapai nilai normal atau sesuai dengan target yang ditetapkan. Indikator keberhasilan dapat diukur melalui pemantauan nilai saturasi oksigen menggunakan alat pulse oximetry.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran peningkatan saturasi oksigen pada kondisi disaturasi antara lain:
1. Pemantauan Respirasi: Melakukan pemantauan terhadap pola, kedalaman, dan frekuensi pernapasan pasien untuk mendeteksi adanya gangguan pernapasan.
2. Pemberian Oksigen: Memberikan terapi oksigen melalui alat bantu pernapasan, seperti kanula nasal, masker oksigen, atau alat lainnya, untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
3. Manajemen Jalan Napas: Memastikan jalan napas pasien tetap bebas dari obstruksi dan memfasilitasi pernapasan yang efektif.
4. Pengaturan Posisi: Menempatkan pasien dalam posisi yang dapat memaksimalkan fungsi pernapasan, seperti posisi semi-fowler atau fowler.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya saturasi oksigen yang adekuat, tanda-tanda penurunan saturasi, dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang optimal.
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, atau profesi kesehatan lainnya untuk menentukan dan melaksanakan rencana perawatan yang komprehensif.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami dan menerapkan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien dengan kondisi disaturasi. Sebagai perawat, kita bertanggung jawab untuk menyediakan perawatan yang berkualitas dan berorientasi pada peningkatan status kesehatan pasien. -
Article No. 11996 | 07 Feb 2025
Klinis : Dipnea, sesak napas, penggunaan otot bantu, gcs 3 e1v1m1, bronkopnemouni
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola napas yang tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan/atau eliminasi karbon dioksida.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki pola napas.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di dalam paru-paru.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan pertukaran gas yang adekuat.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki pertukaran gas.
3. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki bersihan jalan napas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki bersihan jalan napas.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami gangguan pernapasan yang ditandai dengan dispnea, sesak napas, dan penggunaan otot bantu. Hal ini dapat disebabkan oleh bronkopneumonia, yang menyebabkan gangguan pada pola napas, pertukaran gas, dan bersihan jalan napas. Dengan kondisi GCS 3 (E1V1M1), menunjukkan penurunan kesadaran yang signifikan dan membutuhkan intervensi keperawatan yang segera.
Standar diagnosa dan intervensi keperawatan yang digunakan adalah SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). -
Article No. 11997 | 07 Feb 2025
Klinis : Dipnea, sesak napas, penggunaan otot bantu, gcs 3 e1v1m1, bronkopnemouni, koma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Penyebab: Bronkopneumonia, penurunan kesadaran (GCS 3 e1v1m1).
Gejala: Dispnea, sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
Penyebab: Bronkopneumonia, penurunan kesadaran (GCS 3 e1v1m1).
Gejala: Dispnea, sesak napas, produktif sputum.
3. Koma
Definisi: Keadaan tidak sadar yang berlangsung lama dan ditandai dengan tidak adanya respons terhadap stimulasi.
Penyebab: Bronkopneumonia, penurunan kesadaran (GCS 3 e1v1m1).
Gejala: Tidak ada respons terhadap lingkungan, pupil tidak bereaksi, refleks berkurang.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan respons fisiologis, psikologis, sosial, dan spiritual yang dialami oleh individu, keluarga, dan masyarakat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI - SLKI - SIKI bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini membantu perawat dalam memberikan perawatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 11925 | 06 Feb 2025
Klinis : Batuk pilek masih ada, demam tidak ada, mual muntah tidak ada, riwayat pengobatan TB selama 1 tahun, selesai pengobatan 2 bulan lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Penyebab: Retensi sekret, infeksi saluran napas, perubahan mukosa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat membersihkan jalan napas dengan efektif.
- Pasien tidak mengalami obstruksi jalan napas.
- Pasien tidak mengalami stridor atau ronki.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (3200)
- Definisi: Memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- Aktivitas Keperawatan:
- Pantau status pernapasan.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Lakukan terapi pernapasan (misalnya, fisioterapi dada, pengisapan lendir).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan terapi lanjutan.
Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang masih mengalami batuk pilek, riwayat pengobatan TB dalam 1 tahun terakhir, dan selesai pengobatan 2 bulan lalu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk memfasilitasi pembukaan dan pemeliharaan jalan napas yang bersih dan terbuka, serta mengevaluasi capaian luaran Bersihan Jalan Napas Efektif. -
Article No. 11926 | 06 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita, Ny. S, 27 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut bawah yang semakin memberat sejak 4 hari terakhir. Nyeri dirasakan konstan, tumpul, dan menyebar ke punggung bawah serta kedua paha. Pasien juga mengeluhkan keputihan berwarna kuning kehijauan dengan bau tidak sedap, serta demam yang tidak kunjung turun sejak 3 hari terakhir. Dari anamnesis, diketahui bahwa Ny. S sudah menikah selama 3 tahun dan belum memiliki anak. la mengaku sering mengalami dispareunia dan haidnya tidak teratur. Siklus terakhir haidnya terjadi 6 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat abortus 8 bulan yang lalu dan menjalani kuretase di klinik swasta dengan prosedur yang tidak jelas. Ia juga mengaku pernah mengalami ISK berulang. Hasil pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di regio hipogastrium, turgor kulit sedikit menurun, Pemeriksaan dalam: Nyeri goyang pada serviks (cervical motion tenderness), nyeri tekan pada kedua adneksa, keputihan purulen keluar dari kanalis servikalis. TTV TD 100/70 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,9°C. Hasil laboratorium Hb: 11,2 g/dL., Leukosit: 15.500/mm², CRP: meningkat, HCG: negative, Urinalisis: Leukosit positif (+), nitrit positif (+).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa Ny. S mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Infeksi Saluran Reproduksi. Berikut adalah penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi Ny. S:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis Keperawatan: Infeksi Saluran Reproduksi
Definisi: Proses patologis yang ditandai dengan peradangan pada organ-organ yang menyusun sistem reproduksi wanita, seperti uterus, ovarium, tuba falopi, atau vagina.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Luaran Utama:
a. Tanda-tanda infeksi berkurang
b. Nyeri berkurang
c. Keputihan normal
2. Luaran Khusus:
a. Suhu tubuh normal
b. Nyeri tekan pada regio hipogastrium dan adneksa berkurang
c. Cairan vagina normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Infeksi
a. Monitoring tanda-tanda vital
b. Manajemen nyeri
c. Pemberian antibiotik dan analgesik sesuai resep
d. Edukasi pentingnya penanganan infeksi saluran reproduksi
2. Perawatan Vagina
a. Mempertahankan kebersihan genital
b. Mengajarkan perawatan vagina yang benar
c. Memantau perkembangan infeksi
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan Ny. S dapat mengatasi infeksi saluran reproduksinya, mengurangi keluhan nyeri, dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.