Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12077 | 10 Feb 2025
Klinis : Disuria sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi disuria:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin (Disuria)
Definisi (SDKI):
Gangguan eliminasi urin yang ditandai dengan rasa sakit, ketidaknyamanan, atau kesulitan saat berkemih.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Infeksi saluran kemih
2. Penyakit kandung kemih
3. Penyakit prostat
4. Batu saluran kemih
5. Penyakit ginjal
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Nyeri saat berkemih
2. Rasa tidak nyaman saat berkemih
3. Kesulitan memulai dan menyelesaikan berkemih
4. Peningkatan frekuensi berkemih
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Eliminasi Urin
2. Kontrol Nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Disuria
- Identifikasi penyebab disuria
- Ajarkan teknik berkemih yang benar
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan disuria
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, lokasi, dan karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan komprehensif untuk menangani kondisi disuria pada pasien. -
Article No. 12078 | 10 Feb 2025
Klinis : Disuria sdki, kodenya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam konteks standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi disuria memiliki diagnosis keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu:
Diagnosis Keperawatan: Inkontinensia Urin (00046)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang mengakibatkan pengeluaran urin yang tidak disengaja.
Penjelasan Singkat:
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Pasien akan mampu mempertahankan kontinensia urin selama periode waktu tertentu.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen inkontinensia urin, pelatihan otot dasar panggul, dan edukasi terkait manajemen inkontinensia urin.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa penanganan kondisi disuria memerlukan pendekatan holistik dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kondisi medis, gaya hidup, dan aspek psikologis. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, termasuk dokter, sangat penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif bagi pasien. -
Article No. 12079 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien post operasi hemiarthoplasty. perdarahan aktif pada drain 25cc pasien tampak pucat lemas dan kesakitan pasien mengatakan nyeri pada area yang dioperasi dengan skala 6 nyeri hilang timbul hb 12.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien post operasi hemiarthoplasty dengan perdarahan aktif pada drain, tampak pucat lemas, dan nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Aktif
Pasien mengalami perdarahan aktif pada drain sebanyak 25cc, hal ini menunjukkan adanya komplikasi pasca operasi yang perlu ditangani segera. Perdarahan aktif dapat mengancam keselamatan pasien dan memerlukan intervensi keperawatan yang cepat dan tepat.
2. Nyeri Akut
Pasien mengeluhkan nyeri dengan skala 6 pada area yang dioperasi, serta nyeri hilang timbul. Nyeri akut pasca operasi merupakan kondisi yang umum terjadi dan harus segera diatasi untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien tampak pucat dan lemas, menandakan adanya intoleransi aktivitas yang dapat disebabkan oleh perdarahan dan nyeri yang dirasakan. Kondisi ini perlu diatasi agar pasien dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Terkendali
Setelah dilakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan perdarahan aktif pada drain dapat terkendali dan tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
2. Nyeri Terkontrol
Melalui manajemen nyeri yang efektif, diharapkan nyeri pasien dapat terkontrol dengan baik, sehingga meningkatkan kenyamanan dan memfasilitasi proses pemulihan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
Dengan penanganan perdarahan dan nyeri yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya secara bertahap, sehingga dapat bergerak dengan aman dan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengendalian Perdarahan
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
b. Observasi perdarahan pada drain dan luka operasi
c. Pemberian terapi antikoagulan sesuai resep dokter
d. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan perdarahan yang efektif
2. Manajemen Nyeri
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Pemberian analgesik sesuai resep dokter
c. Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
d. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian terapi nyeri
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
a. Mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi pasien
b. Latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Pemberian dukungan emosional dan motivasi untuk aktivitas
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien post operasi hemiarthoplasty dapat membaik, perdarahan terkendali, nyeri terkontrol, dan toleransi aktivitas meningkat, sehingga mempercepat proses pemulihan. -
Article No. 12080 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien post operasi hemiarthoplasty. perdarahan aktif pada drain 25cc pasien tampak pucat lemas dan kesakitan pasien mengatakan nyeri pada area yang dioperasi dengan skala 6 nyeri hilang timbul hb 12.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien post operasi hemiarthoplasty yang mengalami perdarahan aktif pada drain, tampak pucat, lemah, nyeri pada area operasi dengan skala 6 dan nyeri yang hilang timbul, dengan Hb 12, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Risiko Perdarahan Aktif
b. Nyeri Akut
2. Penjelasan Singkat:
a. Risiko Perdarahan Aktif:
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang melebihi normal.
- Faktor Risiko: Tindakan pembedahan, antikoagulan, trombositopenia.
- Tanda dan Gejala: Perdarahan yang terus menerus, warna kulit pucat, nadi cepat, tekanan darah rendah.
b. Nyeri Akut:
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Faktor Terkait: Agen cedera fisik, prosedur pembedahan.
- Karakteristik: Nyeri yang dirasakan pada area yang dioperasi, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul.
3. Standar Diagnosis, Intervensi, dan Hasil Keperawatan (SDKI-SLKI-SIKI):
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang mengeluarkan standar-standar tersebut.
Tone: Akademis, Persona: Pakar Perawat
Mohon maaf, apakah ada pertanyaan lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 12081 | 10 Feb 2025
Klinis : pola napas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta. Tone saya akan akademis dan persona saya sebagai perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pola napas tidak efektif adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang menyebabkan ketidakcukupan ventilasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan otot pernapasan, gangguan neuromuskular, atau obstruksi jalan napas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan untuk kondisi pola napas tidak efektif, luaran yang diharapkan adalah:
a. Pasien menunjukkan pola napas yang efektif, dengan indikator:
- Frekuensi napas berada dalam rentang normal (12-20 kali per menit)
- Kedalaman napas adekuat
- Irama napas teratur
b. Pasien tidak mengalami tanda-tanda gagal napas, seperti sianosis, penggunaan otot bantu pernapasan, atau perubahan status mental.
c. Pasien menunjukkan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) yang adekuat (≥ 95%).
d. Pasien melaporkan tidak ada gejala napas yang tidak nyaman, seperti sesak napas atau ortopnea.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan luaran dalam mengatasi pola napas tidak efektif adalah:
a. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien secara berkala, termasuk frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
b. Posisikan pasien dalam posisi semi-fowler atau fowler untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
d. Berikan latihan pernapasan yang tepat, seperti pernapasan diafragma atau pursed-lip breathing, untuk memperkuat otot pernapasan.
e. Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya teknik pernapasan yang efektif dan upaya untuk menjaga agar jalan napas tetap terbuka.
f. Kolaborasi dengan tim medis lain, seperti dokter atau terapis fisik, untuk menentukan intervensi lebih lanjut yang diperlukan, seperti pemberian bronkodilator atau terapi fisik.
g. Pantau respon pasien terhadap intervensi yang diberikan dan lakukan modifikasi jika diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk mengatasi kondisi pola napas tidak efektif. Sebagai perawat, saya selalu berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 12032 | 09 Feb 2025
Klinis : DIAGNOSA PASIEN MENINGITIS BERHUBUNGAN DENGAN POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF , BERSIHAN JALAN NAPAS TDK EFEKTIF, HIPERTERMIA. NYERI AKUT
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien meningitis dengan pola nafas tidak efektif, bersihan jalan napas tidak efektif, hipertermia, dan nyeri akut. Saya akan menjawab dengan nada akademis, sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial pada kondisi meningitis.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan sekresi berlebih dan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses inflamasi pada meningitis.
4. Nyeri Akut berhubungan dengan proses inflamasi dan peningkatan tekanan intrakranial.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar acuan dalam menetapkan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosis keperawatan tersebut akan menjadi dasar dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengukur keberhasilan intervensi keperawatan dalam mencapai luaran atau outcome yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan sebagai panduan dalam menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosis keperawatan pasien.
Dengan menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terstandar, dan berkualitas bagi pasien meningitis. -
Article No. 12033 | 09 Feb 2025
Klinis : 1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial pada kondisi meningitis.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial pada kondisi meningitis.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif adalah suatu keadaan dimana individu mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif, ditandai dengan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, kedalaman pernapasan yang adekuat, serta tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi untuk memfasilitasi pernapasan, pemberian oksigen, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga pola napas yang efektif.
Sebagai perawat, saya akan bekerja dengan tim kesehatan lain untuk mengelola kondisi pasien dengan meningitis, memantau tanda-tanda vital, dan melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempertahankan pola napas yang efektif. Hal ini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dan memastikan oksigenasi yang adekuat bagi pasien. -
Article No. 12034 | 09 Feb 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri di dada dan ada rasa sesak nafas, nyeri dada timbul ketika klien bersendawa sehabis makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada berhubungan dengan Gangguan Pencernaan
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri dada berhubungan dengan gangguan pencernaan, ditandai dengan klien mengeluhkan nyeri di dada yang timbul setelah makan dan disertai rasa sesak napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melaporkan penurunan nyeri dada, dapat bernapas dengan nyaman, dan dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, edukasi tentang diet yang tepat, serta latihan napas dalam untuk mengurangi rasa sesak.
Penjelasan lebih lanjut:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Dada berhubungan dengan Gangguan Pencernaan" didasarkan pada keluhan klien yang mengatakan nyeri di dada yang timbul saat bersendawa setelah makan. Hal ini dapat menunjukkan adanya gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung atau gastroesofageal reflux disease (GERD), yang dapat menyebabkan nyeri dada dan rasa sesak napas.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, misalnya dengan pemberian analgesik sesuai indikasi, serta edukasi tentang diet yang tepat untuk mengurangi gejala refluks, seperti menghindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala. Latihan napas dalam juga dapat membantu mengurangi rasa sesak napas.
Luaran yang diharapkan adalah klien dapat melaporkan penurunan nyeri dada, dapat bernapas dengan nyaman, dan dapat mengidentifikasi faktor pencetus nyeri sehingga dapat mencegah atau mengelola gejala dengan lebih baik. -
Article No. 12035 | 09 Feb 2025
Klinis : Klien mengatakan nyeri di dada dan ada rasa sesak nafas, nyeri dada timbul ketika klien bersendawa sehabis makan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang disampaikan oleh klien, yaitu nyeri di dada dan rasa sesak napas yang timbul saat bersendawa setelah makan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah **Nyeri Akut** (SDKI).
Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Tanda dan gejala yang mendukung diagnosa ini antara lain:
1. Klien melaporkan adanya nyeri di dada
2. Nyeri timbul saat bersendawa setelah makan
3. Klien mengeluhkan rasa sesak napas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. **Kontrol Nyeri**: Klien dapat mengendalikan nyeri yang dirasakan di dada.
- Indikator:
- Klien dapat mengidentifikasi faktor penyebab nyeri
- Klien dapat melaporkan tingkat nyeri yang menurun
- Klien dapat menerapkan strategi pengurangan nyeri secara efektif
2. **Pola Napas Efektif**: Klien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- Indikator:
- Klien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman normal
- Klien dapat melaporkan tidak adanya rasa sesak napas
- Klien dapat melakukan aktivitas tanpa mengalami sesak napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri:
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi)
- Identifikasi faktor yang memperberat atau meringankan nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik
- Ajarkan teknik pengurangan nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi kompres hangat/dingin)
- Bantu klien untuk memantau dan mencatat intensitas nyeri secara berkala
2. Manajemen Jalan Napas:
- Kaji pola napas klien (kedalaman, irama, suara napas)
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan (contoh: pernapasan diafragma)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian oksigen, jika diperlukan
- Berikan posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Ajarkan klien untuk menghindari aktivitas yang dapat memicu sesak napas (seperti makan besar)
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai kontrol nyeri yang baik dan pola napas yang efektif, sesuai dengan luaran/output yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12036 | 09 Feb 2025
Klinis : 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis".
Diagnosa Keperawatan:
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neurologis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pola napas tidak efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Faktor yang berhubungan: gangguan neurologis, misalnya stroke, trauma kepala, atau penyakit neurodegeneratif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola napas yang efektif.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas adekuat, dan irama napas teratur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pantau pola napas (frekuensi, kedalaman, irama) secara berkala.
2. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
4. Lakukan fisioterapi dada dan latihan pernapasan jika perlu.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab gangguan neurologis.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan, dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berfokus pada pemulihan pola napas yang efektif, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berkontribusi dari perspektif gangguan neurologis.