Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12070 | 10 Feb 2025
Klinis : Hernia scrotalis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Tentu, berikut adalah informasi yang Anda minta mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk tindakan medis untuk kondisi hernia scrotalis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K40.9
- Deskripsi: Hernia inguinal, tidak terspesifikasi, tidak disertai obstruksi atau gangren
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 53.0
- Deskripsi: Herniorrhaphy, inguinal, unilateral
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 K40.9 digunakan untuk menggambarkan kondisi hernia inguinal yang tidak terspesifikasi, tanpa ada obstruksi atau gangren. Hernia scrotalis adalah salah satu subtipe hernia inguinal, di mana isi rongga perut (biasanya usus) menonjol keluar melalui saluran inguinal dan turun ke dalam skrotum.
2. Untuk tindakan pengobatan, kode ICD-9-CM 53.0 (Herniorrhaphy, inguinal, unilateral) dapat digunakan untuk menggambarkan prosedur operatif untuk memperbaiki hernia inguinal pada satu sisi. Prosedur ini melibatkan pembedahan untuk memperkuat dinding abdomen dan mengembalikan isi hernia ke dalam rongga perut.
Catatan: Dalam praktik klinis, kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang spesifik akan dipilih berdasarkan dokumentasi rinci dari diagnosis dan tindakan yang dilakukan oleh dokter atau perekam medis. -
Article No. 12071 | 10 Feb 2025
Klinis : GANGGUAN JIWA MENGAMUK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait "Gangguan Jiwa Mengamuk":
1. Kode ICD-10:
- Kode: F23.8
- Deskripsi: Gangguan psikotik akut, lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.24
- Deskripsi: Restrain, fisik
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F23.8 (Gangguan psikotik akut, lainnya) adalah kategori yang mencakup gangguan jiwa mengamuk, di mana pasien mengalami gejala seperti perilaku agresif, kebingungan, halusinasi, atau delusi yang berkembang secara tiba-tiba dan memuncak dalam beberapa hari atau minggu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres psikologis, penyakit medis, atau penggunaan zat.
2. Kode ICD-9-CM 94.24 (Restrain, fisik) menggambarkan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk membatasi pergerakan pasien dengan menggunakan alat fisik, seperti sabuk, kain, atau perangkat lain, untuk mencegah pasien mencederai diri sendiri atau orang lain saat mengalami episode mengamuk. Tindakan ini dilakukan sebagai intervensi darurat untuk menjaga keselamatan pasien dan orang-orang di sekitarnya.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini digunakan oleh dokter, perekam medik, dan staf kesehatan lainnya untuk mendokumentasikan diagnosis dan prosedur terkait dengan gangguan jiwa mengamuk, yang penting untuk perawatan, penagihan, dan analisis data epidemiologi. -
Article No. 12072 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan nyeri uluhati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam berbagai derajat keparahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Penyebab: Agen cedera biologis (misal: penyakit gastrointestinal)
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri di ulu hati, wajah meringis, gerakan tubuh yang protektif.
- Karakteristik: Nyeri tiba-tiba, nyeri terasa seperti terbakar, durasi nyeri < 6 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien melaporkan penurunan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, pasien dapat mengontrol nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi non-farmakologis.
- Aktivitas: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik sesuai resep, mengajarkan teknik relaksasi, mempertahankan lingkungan yang nyaman.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan nyeri ulu hati kemungkinan besar mengalami nyeri akut yang disebabkan oleh agen cedera biologis, seperti penyakit gastrointestinal. Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan manajemen nyeri yang sesuai, serta mengajarkan teknik-teknik relaksasi untuk membantu pasien mengatasi nyerinya. -
Article No. 12073 | 10 Feb 2025
Klinis : Muntah bercampur darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Resiko perdarahan (Hematering)
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Resiko perdarahan (Hematering) didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah melebihi batas normal yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan resiko perdarahan (Hematering) adalah:
1. Tidak terjadi episode perdarahan
2. Tanda-tanda vital dalam rentang normal
3. Tidak ada tanda-tanda syok
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi resiko perdarahan (Hematering) meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan
Dalam kondisi pasien dengan muntah bercampur darah, perawat perlu melakukan pemantauan yang ketat, kolaborasi dengan tenaga medis, serta memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga untuk mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa. -
Article No. 12074 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi: Sensasi tidak nyaman atau tidak menyenangkan pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pruritus adalah sensasi tidak nyaman atau tidak menyenangkan pada kulit yang mendorong keinginan untuk menggaruk.
- Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, infeksi, penyakit kulit, atau kondisi sistemik tertentu.
- Gejala: Sensasi gatal, keinginan untuk menggaruk, dan dapat menyebabkan kerusakan kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan rasa gatal dan mencegah kerusakan kulit akibat menggaruk.
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan penurunan sensasi gatal, tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit, dan pasien dapat menerapkan teknik pengendalian rasa gatal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Manajemen gatal, termasuk pemberian obat anti-gatal, terapi topikal, dan teknik non-farmakologis seperti kompres dingin, massage, dan distraksi.
- Tujuan intervensi: Mengurangi sensasi gatal, mencegah kerusakan kulit, dan meningkatkan kenyamanan pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan standar-standar ini sebagai panduan untuk melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, merencanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil perawatan yang diberikan kepada pasien dengan keluhan gatal-gatal. -
Article No. 12075 | 10 Feb 2025
Klinis : merasa kehilangan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi "merasa kehilangan" sesuai dengan standar Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "merasa kehilangan":
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "merasa kehilangan" adalah Duka Cita. Duka Cita didefinisikan sebagai respons normal terhadap kehilangan nyata atau diharapkan dari seseorang, objek, atau keadaan yang dianggap penting. Karakteristik utama dari diagnosa ini adalah perasaan sedih, kecewa, dan rindu terhadap sesuatu yang hilang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Ekspresi Duka Cita Membaik
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan sedih, kecewa, dan rindu dengan cara yang sehat.
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menerima perasaan duka cita yang dialami.
- Pasien dapat mengelola emosi negatif terkait duka cita dengan baik.
2. Koping Duka Cita Efektif
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi duka cita.
- Pasien dapat menerima dukungan sosial dari orang-orang terdekat.
- Pasien dapat mengembangkan harapan dan makna hidup baru setelah mengalami kehilangan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, perawat dapat melakukan intervensi-intervensi berikut:
1. Terapi Duka Cita
- Fasilitasi pasien untuk mengekspresikan perasaan duka cita secara verbal maupun nonverbal.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengakui perasaan duka cita yang dialami.
- Ajarkan teknik-teknik pengelolaan emosi, seperti relaksasi, visualisasi, dan teknik kognitif-perilaku.
2. Dukungan Emosional
- Beri dukungan emosional dengan mendengarkan dan menerima perasaan pasien.
- Dorong pasien untuk tetap terhubung dengan orang-orang terdekat dan mengaktifkan jaringan dukungan sosial.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengembangkan harapan serta makna hidup baru setelah kehilangan.
3. Edukasi dan Konseling
- Berikan edukasi tentang proses duka cita dan strategi koping yang efektif.
- Lakukan konseling untuk membantu pasien memahami dan menerima perasaan duka cita.
- Beri informasi tentang sumber-sumber dukungan dan layanan yang tersedia.
Dengan melakukan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mengekspresikan duka cita dengan cara yang sehat, mengembangkan koping yang efektif, dan mencapai penerimaan serta harapan baru setelah mengalami kehilangan. -
Article No. 12076 | 10 Feb 2025
Klinis : isolasi sosial
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi isolasi sosial.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi isolasi sosial adalah "Gangguan Interaksi Sosial" (SDKI, 2017). Gangguan Interaksi Sosial didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan psikologis, keterbatasan fisik, atau lingkungan yang kurang mendukung.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Interaksi Sosial: Pasien mampu terlibat dalam interaksi sosial yang sesuai dengan norma dan harapan sosial yang berlaku.
2. Peningkatan Keterampilan Komunikasi: Pasien mampu mengekspresikan diri dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
3. Peningkatan Partisipasi Sosial: Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan komunitas secara aktif.
4. Peningkatan Dukungan Sosial: Pasien dapat memperoleh dukungan sosial yang memadai dari lingkungan sekitarnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Aktivitas Kelompok: Melibatkan pasien dalam kegiatan kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi sosial.
2. Terapi Reminiscence: Mendorong pasien untuk berbagi cerita dan pengalaman masa lalu, serta menghubungkannya dengan orang lain.
3. Konseling Individu: Memberikan dukungan emosional dan bantuan dalam mengatasi masalah terkait isolasi sosial.
4. Edukasi Keluarga: Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya dukungan sosial dan cara-cara untuk memfasilitasi interaksi pasien dengan orang lain.
5. Pengaturan Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial, seperti menyediakan ruang pertemuan atau aktivitas bersama.
6. Pelatihan Keterampilan Sosial: Membantu pasien untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dengan kondisi isolasi sosial untuk meningkatkan kemampuan interaksi, komunikasi, dan partisipasi sosial, serta memperoleh dukungan sosial yang memadai. -
Article No. 12077 | 10 Feb 2025
Klinis : Disuria sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi disuria:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Eliminasi Urin (Disuria)
Definisi (SDKI):
Gangguan eliminasi urin yang ditandai dengan rasa sakit, ketidaknyamanan, atau kesulitan saat berkemih.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Infeksi saluran kemih
2. Penyakit kandung kemih
3. Penyakit prostat
4. Batu saluran kemih
5. Penyakit ginjal
Gejala dan Tanda (SDKI):
1. Nyeri saat berkemih
2. Rasa tidak nyaman saat berkemih
3. Kesulitan memulai dan menyelesaikan berkemih
4. Peningkatan frekuensi berkemih
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Eliminasi Urin
2. Kontrol Nyeri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Disuria
- Identifikasi penyebab disuria
- Ajarkan teknik berkemih yang benar
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan disuria
2. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas, lokasi, dan karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan komprehensif untuk menangani kondisi disuria pada pasien. -
Article No. 12078 | 10 Feb 2025
Klinis : Disuria sdki, kodenya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam konteks standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi disuria memiliki diagnosis keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yaitu:
Diagnosis Keperawatan: Inkontinensia Urin (00046)
Definisi: Ketidakmampuan untuk menahan urin, yang mengakibatkan pengeluaran urin yang tidak disengaja.
Penjelasan Singkat:
- Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Pasien akan mampu mempertahankan kontinensia urin selama periode waktu tertentu.
- Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen inkontinensia urin, pelatihan otot dasar panggul, dan edukasi terkait manajemen inkontinensia urin.
Sebagai perawat, saya memahami bahwa penanganan kondisi disuria memerlukan pendekatan holistik dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti kondisi medis, gaya hidup, dan aspek psikologis. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, termasuk dokter, sangat penting untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan efektif bagi pasien. -
Article No. 12079 | 10 Feb 2025
Klinis : pasien post operasi hemiarthoplasty. perdarahan aktif pada drain 25cc pasien tampak pucat lemas dan kesakitan pasien mengatakan nyeri pada area yang dioperasi dengan skala 6 nyeri hilang timbul hb 12.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien post operasi hemiarthoplasty dengan perdarahan aktif pada drain, tampak pucat lemas, dan nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perdarahan Aktif
Pasien mengalami perdarahan aktif pada drain sebanyak 25cc, hal ini menunjukkan adanya komplikasi pasca operasi yang perlu ditangani segera. Perdarahan aktif dapat mengancam keselamatan pasien dan memerlukan intervensi keperawatan yang cepat dan tepat.
2. Nyeri Akut
Pasien mengeluhkan nyeri dengan skala 6 pada area yang dioperasi, serta nyeri hilang timbul. Nyeri akut pasca operasi merupakan kondisi yang umum terjadi dan harus segera diatasi untuk meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien tampak pucat dan lemas, menandakan adanya intoleransi aktivitas yang dapat disebabkan oleh perdarahan dan nyeri yang dirasakan. Kondisi ini perlu diatasi agar pasien dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perdarahan Terkendali
Setelah dilakukan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan perdarahan aktif pada drain dapat terkendali dan tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
2. Nyeri Terkontrol
Melalui manajemen nyeri yang efektif, diharapkan nyeri pasien dapat terkontrol dengan baik, sehingga meningkatkan kenyamanan dan memfasilitasi proses pemulihan.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
Dengan penanganan perdarahan dan nyeri yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya secara bertahap, sehingga dapat bergerak dengan aman dan nyaman.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengendalian Perdarahan
a. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
b. Observasi perdarahan pada drain dan luka operasi
c. Pemberian terapi antikoagulan sesuai resep dokter
d. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan perdarahan yang efektif
2. Manajemen Nyeri
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Pemberian analgesik sesuai resep dokter
c. Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
d. Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan penyesuaian terapi nyeri
3. Peningkatan Toleransi Aktivitas
a. Mobilisasi dini secara bertahap sesuai toleransi pasien
b. Latihan fisik yang disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Pemberian dukungan emosional dan motivasi untuk aktivitas
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi pasien post operasi hemiarthoplasty dapat membaik, perdarahan terkendali, nyeri terkontrol, dan toleransi aktivitas meningkat, sehingga mempercepat proses pemulihan.