Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12094 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Intoleransi aktivitas" (00092). Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan dari waktu ke waktu. Pasien dengan keluhan gatal-gatal dapat mengalami intoleransi aktivitas karena gatal-gatal yang dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan untuk beristirahat, berkonsentrasi, atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Toleransi aktivitas" (0005). Toleransi aktivitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau dibutuhkan. Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa terganggu oleh keluhan gatal-gatal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) "Toleransi aktivitas" (0005) adalah:
a. Manajemen gejala (6040)
- Kaji gejala gatal-gatal yang dirasakan pasien, termasuk lokasi, intensitas, durasi, dan faktor pencetus.
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala gatal-gatal, seperti pemberian obat antihistamin, pelembab kulit, atau menghindari faktor pencetus.
- Ajarkan pasien teknik manajemen gejala gatal-gatal, seperti penggunaan kompres dingin, oleskan krim penghilang gatal, atau hindari menggosok kulit.
b. Peningkatan kenyamanan (6680)
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi kenyamanan pasien, seperti lingkungan, posisi tubuh, atau kebutuhan higienis.
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kenyamanan pasien, seperti mengatur suhu ruangan, memberikan bantalan atau bantal, atau membantu pasien melakukan perawatan diri.
c. Edukasi kesehatan (5510)
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan manajemen gatal-gatal.
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang tepat, seperti penggunaan pelembab, pencegahan infeksi, dan pengelolaan stres.
- Dorong pasien dan keluarga untuk terlibat aktif dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat mencapai luaran "Toleransi aktivitas" (0005), di mana pasien dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa terganggu oleh keluhan gatal-gatal. -
Article No. 12095 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Penjelasan: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan lelah, nyeri, atau gejala fisik lainnya.
2. Gangguan Kenyamanan: Gatal (SDKI)
Penjelasan: Perasaan tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
3. Risiko Infeksi (SDKI)
Penjelasan: Peningkatan risiko terpapar oleh agen patogen, yang dapat menyebabkan penyakit.
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas
2. Manajemen Kenyamanan: Gatal
3. Pencegahan Infeksi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas:
- Monitor tanda dan gejala intoleransi aktivitas
- Atur/batasi aktivitas sesuai toleransi pasien
- Libatkan pasien dalam perencanaan aktivitas
2. Manajemen Kenyamaran: Gatal:
- Identifikasi penyebab gatal
- Berikan tindakan meredakan gatal (kompres dingin, pemberian obat anti-gatal)
- Ajarkan teknik mengurangi gatal (tidak menggaruk)
3. Pencegahan Infeksi:
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemberian terapi antibiotik jika diperlukan
Mohon maaf, penjelasan ini saya sampaikan dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat sesuai dengan permintaan Anda. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 12096 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai "Ketidakcukupan energi fisik, fisiologis, psikologis, atau kognitif untuk menahan atau menyelesaikan aktivitas rutin". Pada kasus pasien dengan keluhan gatal-gatal, gejala gatal yang dirasakan dapat mengganggu kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Toleransi Aktivitas Meningkat". Toleransi Aktivitas Meningkat didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan". Tujuan utama dari Asuhan Keperawatan adalah untuk membantu pasien meningkatkan kemampuannya dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang disebabkan oleh gejala gatal-gatal yang dialami.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) "Toleransi Aktivitas Meningkat" antara lain:
a. Manajemen Gejala: Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola gejala gatal-gatal yang dialami pasien. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi pemberian antihistamin, penggunaan lotion atau krim penghilang rasa gatal, dan edukasi mengenai cara mengelola gejala.
b. Manajemen Energi: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi perencanaan dan penjadwalan aktivitas, pengaturan periode istirahat, serta penggunaan alat bantu aktivitas jika diperlukan.
c. Peningkatan Kenyamanan: Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pasien sehingga dapat melakukan aktivitas dengan lebih optimal. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi pengaturan lingkungan yang kondusif, penggunaan teknik relaksasi, serta pemberian dukungan psikologis.
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, serta Intervensi Keperawatan SIKI yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal. Sebagai perawat, kami berkomitmen untuk memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 12097 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit tenggorakan sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak, pilek.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu sakit tenggorokan, batuk berdahak, dan pilek, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Gejala yang mendukung diagnosa ini adalah sakit tenggorokan, batuk berdahak, dan pilek yang dapat menyebabkan obstruksi pada saluran napas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
Kriteria hasil yang diharapkan:
a. Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
b. Pasien tidak lagi merasakan sakit tenggorokan.
c. Pasien dapat bernapas dengan lancar tanpa suara napas tambahan.
d. Frekuensi pernapasan pasien dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Posisikan pasien dalam posisi semi-Fowler untuk memfasilitasi pernapasan.
b. Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
c. Berikan hidrasi yang adekuat untuk melembapkan sekret.
d. Ajarkan teknik batuk dan napas dalam yang efektif.
e. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan pasien.
2. Manajemen Nyeri
a. Kaji tingkat nyeri tenggorokan pasien.
b. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri tenggorokan.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti gargling air hangat.
3. Edukasi Kesehatan
a. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda, dan gejala infeksi saluran pernapasan atas.
b. Ajarkan strategi pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, etika batuk, dan menjaga kebersihan.
c. Diskusikan tanda-tanda yang memerlukan konsultasi medis lebih lanjut.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif sehingga dapat mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal. -
Article No. 12098 | 11 Feb 2025
Klinis : nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai kondisi di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah:
a. Asupan Nutrisi: Adekuat
b. Status Nutrisi: Membaik
c. Berat Badan: Membaik
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Nutrisi
b. Monitoring Asupan Nutrisi
c. Edukasi Gizi
d. Kolaborasi dengan Ahli Gizi
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terkait status nutrisi pasien, menentukan intervensi yang sesuai, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang adekuat dan mencapai status nutrisi yang optimal. -
Article No. 12099 | 11 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dokter/Perekam Medik:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 33.26
- Deskripsi: Bronkoskopi, dengan atau tanpa biopsi
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk menggambarkan tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis. Pasien memenuhi kriteria ini dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan yang mengarah pada tuberkulosis paru.
Kode ICD-9-CM 33.26 untuk prosedur bronkoskopi, dengan atau tanpa biopsi, dapat dipertimbangkan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru secara lebih definitif melalui pemeriksaan langsung pada saluran napas dan pengambilan sampel untuk analisis. -
Article No. 12100 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan demam.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh peningkatan produksi atau penurunan hilangnya panas tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh kembali normal
2. Tanda-tanda vital stabil
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kaji suhu tubuh secara berkala
2. Berikan kompres hangat/dingin untuk mengontrol suhu tubuh
3. Berikan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi
4. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang penanganan hipertermia
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Harapan saya, penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kasus pasien dengan keluhan demam. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12101 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang mengeluhkan sakit pinggang, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Muskuloskeletal
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan muskuloskeletal yang aktual atau potensial.
Penjelasan Singkat:
Nyeri muskuloskeletal adalah keluhan umum yang sering dialami oleh pasien. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, penyakit, atau postur tubuh yang tidak tepat. Pasien yang mengalami nyeri muskuloskeletal biasanya merasakan ketidaknyamanan, kekakuan, atau penurunan mobilitas di area yang terkena. Perawat harus melakukan penilaian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan karakteristik nyeri, serta menentukan intervensi yang tepat untuk membantu mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengendalian Nyeri
2. Mobilitas Fisik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Latihan
3. Perawatan Posisi
Dengan demikian, berdasarkan kondisi pasien yang mengeluhkan sakit pinggang, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Muskuloskeletal. Perawat harus melakukan penilaian yang komprehensif, memberikan intervensi yang tepat untuk mengelola nyeri dan meningkatkan mobilitas fisik pasien, serta melakukan edukasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12102 | 11 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit tenggorokan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit tenggorokan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Tenggorokan
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan tenggorokan, baik aktual maupun potensial.
- Penyebab: Infeksi, iritasi, trauma, atau faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan nyeri pada tenggorokan.
- Gejala dan Tanda: Rasa tidak nyaman atau nyeri pada tenggorokan, menelan sulit, dan suara serak.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri tenggorokan menurun, dapat menelan dengan mudah, dan suara kembali normal.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan:
a. Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik sesuai indikasi, dan memantau efektivitas penanganan nyeri.
b. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan nyeri tenggorokan.
c. Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dan kecemasan terkait nyeri tenggorokan.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi nyeri tenggorokan pada pasien. -
Article No. 12103 | 11 Feb 2025
Klinis : Pasien mengatakan saat ini tidak ada keluhan (+) O: Kesadaran Composmentis, hemodinamik TD: 112/66 mmHg, HR: 65 x/menit, RR; 17 x/menit, S: 36,50C, Spo2: 98% dengan menggunakan binasal 5 lpm, terpasang IV line di VMS np. 22 dengan cairan infuse Nacl 0,9% 1500 ml/24 jam, terpasang condom ukuran M produksi urine belum ada, post PRC 2 bag, rencana pindah ruangan biasa mutasi (+), skala nyeri 0
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Disfungsi Neurovaskular Perifer r/t pemasangan IV line
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Pasien tidak mengalami tanda-tanda disfungsi neurovaskular perifer
- Pasien menunjukkan perfusi jaringan perifer yang adekuat
- Pasien menunjukkan penyembuhan luka akibat pemasangan IV line yang baik
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pantau tanda-tanda disfungsi neurovaskular perifer (warna, suhu, nadi perifer, capillary refill time)
- Lakukan perawatan IV line sesuai prosedur
- Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait pemasangan ulang IV line jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan IV line
- Kolaborasi dengan tim kesehatan terkait penyembuhan luka akibat pemasangan IV line
Penjelasan:
Pasien tidak memiliki keluhan saat ini, namun terdapat pemasangan IV line pada ekstremitas. Hal ini dapat menyebabkan risiko disfungsi neurovaskular perifer, seperti nyeri, penurunan perfusi, dan gangguan penyembuhan luka. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah risiko disfungsi neurovaskular perifer. Luaran yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami tanda-tanda disfungsi neurovaskular, memiliki perfusi jaringan perifer yang adekuat, dan penyembuhan luka yang baik. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda disfungsi, perawatan IV line, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.