Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12177 | 12 Feb 2025
Klinis : SLKI nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (ICNP: 10001970)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam bentuk kerusakan seperti itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
2. Nyeri Terkurangi
3. Kepuasan Penanganan Nyeri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Distraksi
3. Relaksasi
4. Pemberian Analgesik
Sebagai seorang pakar/profesional keperawatan, saya dapat membantu pasien dalam mengelola nyeri yang dialaminya dengan menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai berdasarkan standar PPNI. Tujuannya adalah untuk mengurangi tingkat nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan nyeri, dan meningkatkan kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri yang diberikan. -
Article No. 12178 | 12 Feb 2025
Klinis : Nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Nyeri.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri akut
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut muncul secara tiba-tiba, intensitasnya bervariasi, dan berlangsung dalam waktu yang terbatas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pasien akan menunjukkan penurunan intensitas nyeri, pasien akan melaporkan rasa nyaman, pasien akan dapat beradaptasi dengan nyeri, dan pasien akan dapat mengontrol nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: manajemen nyeri, pemberian analgesik, distraksi, relaksasi, terapi panas-dingin, dan edukasi tentang nyeri.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai diagnosa keperawatan dan standar PPNI terkait penanganan nyeri. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 12179 | 12 Feb 2025
Klinis : Lemas, gula darah sewaktu 500
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi lemas dengan gula darah sewaktu 500 mg/dL:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi lemas dengan gula darah sewaktu 500 mg/dL adalah Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh.
Penjelasan:
Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi pasien yang mengalami penurunan asupan nutrisi atau energi yang tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Pada kasus ini, pasien mengalami lemas yang dapat disebabkan oleh tingginya kadar gula darah sewaktu (500 mg/dL), yang menunjukkan adanya gangguan metabolisme karbohidrat dan kemungkinan asupan nutrisi yang tidak memadai.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
a. Keseimbangan Cairan: Seimbang
b. Kadar Glukosa Darah: Terkendali
c. Pengetahuan: Perilaku Perawatan Diri
Penjelasan:
a. Keseimbangan Cairan: Seimbang
Luaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, sehingga dapat mendukung proses metabolisme dan homeostasis tubuh.
b. Kadar Glukosa Darah: Terkendali
Luaran ini bertujuan untuk mencapai kontrol yang baik terhadap kadar glukosa darah pasien, sehingga dapat meminimalkan risiko komplikasi akut dan kronis yang dapat terjadi akibat hiperglikemia.
c. Pengetahuan: Perilaku Perawatan Diri
Luaran ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang perawatan diri yang tepat, sehingga pasien dapat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan kondisinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran di atas adalah:
a. Manajemen Cairan
b. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
c. Edukasi Kesehatan: Manajemen Diabetes Mellitus
Penjelasan:
a. Manajemen Cairan
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan cairan pasien, termasuk memantau asupan dan pengeluaran cairan, serta memberikan cairan sesuai kebutuhan.
b. Pemantauan Kadar Glukosa Darah
Intervensi ini bertujuan untuk memantau kadar glukosa darah pasien secara berkala, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk mengendalikan kadar glukosa darah.
c. Edukasi Kesehatan: Manajemen Diabetes Mellitus
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang diabetes mellitus, termasuk manajemen diet, aktivitas fisik, dan pengobatan, sehingga pasien dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dirinya.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan, kontrol kadar glukosa darah yang baik, serta meningkatkan kemampuan perawatan dirinya dalam mengelola kondisi diabetes mellitusnya. -
Article No. 12180 | 12 Feb 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Diagnosa Keperawatan Komunitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi diagnosa keperawatan komunitas adalah "Kesiapan Masyarakat Meningkat". Diagnosa ini menggambarkan kondisi masyarakat yang memiliki potensi atau kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait kesehatan atau isu-isu yang menjadi fokus intervensi keperawatan komunitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan komunitas, diharapkan dapat tercapai luaran "Partisipasi Masyarakat Meningkat". Luaran ini menggambarkan keikutsertaan aktif masyarakat dalam kegiatan-kegiatan terkait kesehatan atau isu-isu yang menjadi fokus intervensi keperawatan komunitas. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini meliputi: keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program; kontribusi masyarakat dalam aktivitas promosi kesehatan; serta pemanfaatan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Partisipasi Masyarakat Meningkat", beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Asesmen Komunitas: Melakukan pengkajian terhadap kondisi, kebutuhan, dan sumber daya yang ada di masyarakat untuk mengidentifikasi potensi dan kendala yang memengaruhi partisipasi masyarakat.
2. Pengembangan Kapasitas Masyarakat: Memberikan edukasi dan pelatihan bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan terkait isu-isu kesehatan yang menjadi fokus intervensi.
3. Mobilisasi Sumber Daya Masyarakat: Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia di masyarakat, baik sumber daya manusia, finansial, maupun sarana-prasarana, untuk mendukung partisipasi masyarakat.
4. Fasilitasi Kemitraan dan Kolaborasi: Memfasilitasi terbentuknya kemitraan dan kolaborasi antara masyarakat, pihak terkait (seperti pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan), serta petugas kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
5. Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program kesehatan di komunitasnya.
Penerapan intervensi-intervensi tersebut secara komprehensif dan berkesinambungan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya-upaya peningkatan kesehatan di komunitasnya. -
Article No. 12181 | 12 Feb 2025
Klinis : Diagnosa keperawatan komunitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan komunitas beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan Komunitas:
Kurangnya Perilaku Sehat Masyarakat Terkait Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Judul: Kurangnya Perilaku Sehat Masyarakat
- Definisi: Ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan yang tepat untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Karakteristik Definisi: Kurangnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam melakukan aktivitas fisik, pola makan sehat, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Judul: Perilaku Sehat Masyarakat
- Definisi: Kemampuan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan yang tepat untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Indikator Hasil: Masyarakat dapat meningkatkan aktivitas fisik, pola makan sehat, manajemen stres, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Judul: Edukasi Kesehatan Masyarakat
- Definisi: Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan dan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit tidak menular.
- Aktivitas Keperawatan: Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, menyusun rencana edukasi, melaksanakan edukasi kesehatan, dan mengevaluasi efektivitas edukasi.
Dalam konteks diagnosa keperawatan komunitas, perawat memiliki peran penting dalam mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat, khususnya terkait dengan perilaku sehat masyarakat dalam pencegahan penyakit tidak menular. Melalui pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan intervensi yang komprehensif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan masyarakat dalam berperilaku sehat, sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit tidak menular. -
Article No. 12082 | 11 Feb 2025
Klinis : nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri akut, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi:
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan semacam itu (International Association for the Study of Pain/IASP, 1979).
Karakteristik Definisi:
1. Nyeri yang baru saja timbul atau berlangsung kurang dari 3 bulan.
2. Nyeri yang berhubungan dengan cedera atau penyakit.
3. Nyeri yang dapat dideskripsikan oleh pasien.
4. Nyeri yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan:
1. Agen pencedera biologis (misalnya: infeksi, operasi, trauma).
2. Agen pencedera kimiawi (misalnya: obat-obatan, bahan kimia).
3. Agen pencedera fisik (misalnya: suhu, radiasi).
4. Faktor psikologis (misalnya: kecemasan, depresi, takut).
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
2. Kolaborasi Penanganan Nyeri
3. Fasilitasi Rileksasi
4. Distraksi
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
2. Pasien mendemonstrasikan teknik pengurangan nyeri.
3. Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Jadi, dalam kasus nyeri akut, perawat perlu melakukan manajemen nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, memfasilitasi relaksasi, dan menggunakan teknik distraksi untuk membantu pasien mengatasi nyeri dan mencapai hasil yang diharapkan. Pemahaman tentang SDKI, SLKI, dan SIKI penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 12083 | 11 Feb 2025
Klinis : tanda mayor nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dengan tanda mayor nyeri akut, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan durasi yang terbatas.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, dapat beraktivitas sesuai kemampuan, dan dapat beradaptasi terhadap nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri akut antara lain:
a. Manajemen nyeri: Mengkaji nyeri, memberikan analgesik, menggunakan teknik nonfarmakologis, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
b. Manajemen aktivitas: Membantu pasien beraktivitas sesuai kemampuan dan toleransi.
c. Dukungan psikologis: Memberikan dukungan emosional dan mengajarkan teknik relaksasi.
Sebagai pakar perawat, saya menekankan pentingnya melakukan pengkajian yang komprehensif, mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang berpusat pada pasien, dan mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan secara berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah membantu pasien mencapai kontrol nyeri yang optimal, mempertahankan kemampuan fungsional, dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 12084 | 11 Feb 2025
Klinis : tanda mayor nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut ditandai dengan adanya tanda mayor, yaitu keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik pengelolaan nyeri, dan pasien dapat mempertahankan tingkat aktivitas sesuai toleransi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri akut antara lain pemberian analgesik, terapi relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, dan edukasi manajemen nyeri. Tujuannya adalah untuk mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, dan mempertahankan aktivitas sesuai toleransi.
Sebagai seorang perawat berpengalaman, saya akan melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang tepat untuk mengatasi nyeri akut yang dialami pasien. -
Article No. 12085 | 11 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas fisik
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, penting untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan yang sesuai, menetapkan luaran yang diharapkan, serta merencanakan intervensi keperawatan yang tepat. Berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi gangguan mobilitas fisik:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi gangguan mobilitas fisik adalah "Keterbatasan Mobilitas Fisik" (SDKI). Keterbatasan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Keterbatasan dalam gerakan fisik secara mandiri dan terkontrol". Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kelemahan, ketidakseimbangan, rasa nyeri, dan deformitas pada sistem muskuloskeletal, neurologis, atau kardiovaskular.
Luaran/Output SLKI:
Setelah pemberian asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan untuk kondisi gangguan mobilitas fisik adalah:
1. Peningkatan Mobilitas: Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pergerakan dan aktivitas secara mandiri dengan minimal bantuan.
2. Penurunan Risiko Komplikasi: Klien terbebas dari komplikasi terkait gangguan mobilitas, seperti risiko luka tekan, kontraktur, dan pneumonia.
3. Peningkatan Kenyamanan: Klien menunjukkan peningkatan kenyamanan fisik dan psikologis selama melakukan aktivitas.
4. Peningkatan Kemandirian: Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri dan mobilisasi secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Peningkatan Mobilitas:
- Latihan rentang gerak (ROM) aktif, pasif, atau asistif
- Latihan ambulasi dan latihan fungsional
- Penggunaan alat bantu mobilisasi (walker, kursi roda, dll.)
- Edukasi dan latihan kepada klien dan keluarga mengenai teknik mobilisasi yang aman
2. Pencegahan Komplikasi:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan identifikasi perubahan
- Pengaturan posisi tubuh dan penggunaan peralatan pencegah luka tekan
- Latihan batuk efektif dan mobilisasi dini untuk mencegah pneumonia
- Konsultasi dengan ahli fisioterapi untuk rencana latihan dan pemantauan progres
3. Manajemen Nyeri:
- Pemberian analgesik sesuai resep
- Teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Pengaturan lingkungan yang nyaman
4. Peningkatan Kemandirian:
- Latihan aktivitas perawatan diri secara bertahap
- Edukasi dan pendampingan untuk meningkatkan kemandirian klien
- Kolaborasi dengan terapis okupasi untuk latihan fungsional
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, dengan mempertimbangkan diagnosis, luaran, dan intervensi yang sesuai, akan membantu klien dengan gangguan mobilitas fisik mencapai peningkatan mobilitas, pencegahan komplikasi, manajemen nyeri, dan peningkatan kemandirian. Pendekatan holistik ini penting untuk memaksimalkan pemulihan dan kualitas hidup klien. -
Article No. 12086 | 11 Feb 2025
Klinis : Asam urat tinggi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis asam urat tinggi dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: E79.0
- Deskripsi: Hiperurisemia tanpa tofus dan artritis gout
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 81.12
- Deskripsi: Artrosentesis sendi lain, selain sendi lutut
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 E79.0 (Hiperurisemia tanpa tofus dan artritis gout):
- Kode ini digunakan untuk mengkodekan kondisi asam urat tinggi (hiperurisemia) tanpa adanya tofus (deposit kristal asam urat pada jaringan) dan tanpa artritis gout (peradangan sendi akibat akumulasi kristal asam urat).
- Hiperurisemia dapat terjadi karena peningkatan produksi asam urat atau penurunan ekskresi asam urat oleh ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi seperti pembentukan batu ginjal, artritis gout, dan tofi.
2. Kode ICD-9-CM 81.12 (Artrosentesis sendi lain, selain sendi lutut):
- Kode ini mewakili prosedur pengambilan cairan sendi (artrosentesis) pada sendi selain sendi lutut.
- Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengambil cairan sendi untuk analisis, membantu menegakkan diagnosis, atau mengurangi tekanan pada sendi yang terkena artritis gout.
- Pengambilan cairan sendi dapat membantu mengidentifikasi kristal asam urat yang menyebabkan peradangan pada sendi, sehingga dapat membantu dalam manajemen asam urat tinggi.
Secara umum, penanganan asam urat tinggi dapat meliputi modifikasi gaya hidup (misalnya diet rendah purin, olahraga), pengobatan farmakologis (misalnya pemberian obat penurun asam urat), dan tindakan medis seperti artrosentesis jika diperlukan untuk mengatasi komplikasi.