Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19343 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki – laki berumur 50 tahun dirawat di RS dengan keluhan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Pada pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah kedua kaki hanya bisa digeser, tak mampu mengangkat kakinya. Kulit klien tampak kotor dan berbau, terdapat luka lecet / dekubitus di area bokong Apa diagnose keperawatan yang utama pada kasus diatas dan berikan inetrvensinya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat tentang SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam ukuran atau gerakan satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
Definisi: Keterbatasan dalam ukuran atau gerakan satu atau lebih ekstremitas.
Kode: 00085
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik (0208)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
Kode: 0208
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Mobilitas (6490)
Definisi: Memfasilitasi pergerakan fisik yang bebas dan mandiri.
Kode: 6490
2. Perawatan Luka (3660)
Definisi: Perlindungan dan perawatan untuk luka.
Kode: 3660
3. Perawatan Kebersihan Diri (1801)
Definisi: Bantuan untuk melakukan aktivitas kebersihan diri.
Kode: 1801
Intervensi Keperawatan:
1. Peningkatan Mobilitas (6490)
- Evaluasi status mobilitas fisik pasien
- Bantu pasien melakukan latihan mobilisasi ekstremitas bawah
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi fisik dan okupasi
2. Perawatan Luka (3660)
- Bersihkan dan rawat luka dekubitus di area bokong
- Berikan perawatan luka sesuai kondisi luka
3. Perawatan Kebersihan Diri (1801)
- Bantu pasien untuk mandi dan membersihkan diri
- Beri edukasi pentingnya menjaga kebersihan diri
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan mobilitas fisik, perawatan luka, dan kebersihan diri sehingga dapat mencapai kemandirian yang optimal. -
Article No. 19344 | 06 Jul 2025
Klinis : Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan lemas disertai demam sejak 4 hari yang lalu, mual (+), muntah (+) 3x, nafsu makan meman, AC (+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, kode, serta definisi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Defisiensi Volume Cairan (00027)
Definisi: Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
3. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penjelasan singkat:
1. Defisiensi Volume Cairan (00027):
- Kode SLKI: Keseimbangan Cairan (2002)
- Kode SIKI: Manajemen Cairan (I0014)
Pasien mengalami penurunan volume cairan tubuh akibat gejala mual dan muntah yang terjadi.
2. Hipertermia (00007):
- Kode SLKI: Suhu Tubuh (0800)
- Kode SIKI: Manajemen Demam (I0118)
Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan demam.
3. Mual (00134):
- Kode SLKI: Kontrol Mual (0302)
- Kode SIKI: Manajemen Mual dan Muntah (I0064)
Pasien mengalami keluhan mual yang disertai dengan muntah.
Definisi:
1. Defisiensi Volume Cairan (00027):
Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Hipertermia (00007):
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
3. Mual (00134):
Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah. -
Article No. 19345 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien berumur 3 tahun terlihat lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien berumur 3 tahun yang terlihat lemas adalah "Intoleransi Aktivitas" (SDKI, 2017). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisiologis dan/atau psikologis.
Dalam kasus ini, pasien berusia 3 tahun yang terlihat lemas menunjukkan gejala yang mengindikasikan adanya intoleransi aktivitas. Pasien mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari akibat dari kondisi fisik yang lemah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan yang minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan pengurangan kelelahan saat beraktivitas.
2. Peningkatan Pengetahuan
- Pasien dan keluarga memahami faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas.
- Pasien dan keluarga dapat mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Peningkatan Partisipasi
- Pasien terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas yang sesuai dengan kemampuannya.
- Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Manajemen Energi
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas pasien.
- Bantu pasien untuk mengatur dan merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- Anjurkan pasien untuk beristirahat yang cukup sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti mengatur jadwal aktivitas dan menggunakan alat bantu.
2. Peningkatan Aktivitas
- Kembangkan rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan toleransi pasien.
- Berikan latihan fisik yang bertahap dan terukur untuk meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan toleransi aktivitas.
- Libatkan pasien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas.
- Berikan umpan balik dan motivasi positif selama pasien melakukan aktivitas.
3. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi aktivitas.
- Ajarkan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti manajemen energi, aktivitas bertahap, dan penggunaan alat bantu.
- Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya, memiliki pengetahuan yang baik, dan berpartisipasi aktif dalam perawatannya, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 19346 | 06 Jul 2025
Klinis : Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan lemas disertai demam sejak 4 hari yang lalu, mual (+), muntah (+) 3x, nafsu makan meman, AC (+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan dan dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas (L0201)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (K0301)
Penjelasan:
Pasien mengalami keluhan lemas yang menunjukkan adanya intoleransi aktivitas. Hal ini perlu ditangani melalui manajemen aktivitas yang sesuai untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
2. Mual (00134)
- SDKI: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- SLKI: Kontrol Mual (L0401)
- SIKI: Manajemen Mual (K0401)
Penjelasan:
Pasien mengalami mual yang perlu ditangani melalui manajemen mual untuk mengontrol gejala mual yang dialami.
3. Defisit Volume Cairan (00027)
- SDKI: Pengurangan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstravaskular.
- SLKI: Keseimbangan Cairan (L0501)
- SIKI: Manajemen Cairan (K0501)
Penjelasan:
Pasien mengalami gejala demam, muntah, dan penurunan nafsu makan yang dapat menyebabkan defisit volume cairan. Manajemen cairan yang tepat diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan cairan.
Kode dan definisi di atas sesuai dengan Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Klasifikasi Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 19347 | 06 Jul 2025
Klinis : Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan lemas disertai demam sejak 4 hari yang lalu, mual (+), muntah (+) 3x, nafsu makan meman, AC (+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan lemas, demam, mual, muntah, dan nafsu makan menurun:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Kode SDKI: D.0016**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
*Definisi:*
Kondisi ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan serta elektrolit yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Muntah berulang (3×)
- Asupan cairan dan nutrisi tidak adekuat (nafsu makan menurun)
- Demam meningkatkan risiko dehidrasi
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode SLKI: L.14016**
**Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tercapai**
*Indikator:*
1. Tanda vital dalam batas normal (nadi, tekanan darah, suhu).
2. Turgor kulit elastis, mukosa bibir lembap.
3. Asupan cairan dan elektrolit adekuat (output urin ≥30 mL/jam).
4. Mual/muntah teratasi.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode SIKI: I.11239**
**Manajemen Keseimbangan Cairan dan Elektrolit**
*Tindakan:*
1. **Monitor tanda vital** (suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan) setiap 4 jam.
2. **Observasi tanda dehidrasi** (turgor kulit, mukosa mulut, produksi urin).
3. **Berikan cairan oral/IV** sesuai kebutuhan dan toleransi pasien.
4. **Kolaborasi pemberian antiemetik** untuk mengurangi mual/muntah.
5. **Edukasi pentingnya asupan cairan dan nutrisi** kecil tapi sering.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Demam** dapat dikelola dengan diagnosa tambahan: **Hipertermia (D.0028)**, intervensi **Manajemen Hipertermia (I.09039)**.
- **Penurunan nafsu makan** dapat dikaitkan dengan **Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan (D.0030)**, intervensi **Manajemen Nutrisi (I.11039)**.
---
### **Referensi**
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).*
Format ini memastikan pendokumentasian yang sistematis dan berbasis evidence-based practice sesuai standar nasional. -
Article No. 19348 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien berumur 3 tahun terlihat lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI**
*(Berdasarkan Standar PPNI untuk Pasien Anak Usia 3 Tahun dengan Kondisi Lemas)*
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** D.0016
**Judul:** **Intoleransi Aktivitas**
**Definisi:** Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan aktivitas sehari-hari yang adekuat karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
**Penjelasan:**
Kondisi lemas pada pasien anak usia 3 tahun dapat mengindikasikan intoleransi aktivitas akibat kelemahan fisik, gangguan nutrisi, atau kondisi patologis (misalnya anemia, infeksi, atau dehidrasi). Diagnosa ini dipilih karena pasien menunjukkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sesuai tahap perkembangan usianya.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** L.04016
**Judul:** **Toleransi Aktivitas Meningkat**
**Indikator:**
- Anak mampu melakukan aktivitas sesuai usia (berjalan, bermain) tanpa tanda lemas (L.04016.1).
- Frekuensi nadi dan pernapasan dalam rentang normal saat aktivitas (L.04016.3).
- Orang tua melaporkan peningkatan energi anak (L.04016.5).
**Target Pencapaian:**
- **Skala 3 (Cukup):** Anak menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas dengan bantuan minimal.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** I.09016
**Judul:** **Manajemen Energi**
**Tindakan:**
- **I.09016.1:** Monitor tanda vital (nadi, pernapasan, saturasi O₂) sebelum dan setelah aktivitas.
- **I.09016.3:** Atur jadwal aktivitas dan istirahat sesuai kemampuan anak (misalnya: aktivitas singkat diikuti istirahat).
- **I.09016.5:** Kolaborasi dengan tim gizi untuk memastikan asupan kalori dan cairan adekuat.
- **I.09016.7:** Edukasi orang tua tentang tanda kelelahan dan strategi penghematan energi.
**Kode Tambahan (Jika Diperlukan):**
- **I.05004 (Manajemen Nutrisi)** jika lemas terkait malnutrisi.
- **I.10001 (Manajemen Cairan)** jika diduga dehidrasi.
---
### **Dasar Pemilihan Diagnosa dan Intervensi**
- **Lemas** pada anak dapat disebabkan oleh multifaktor, sehingga pendekatan holistik (fisik, nutrisi, dan psikologis) diperlukan.
- **SDKI D.0016** dipilih karena fokus pada respons fisiologis (intoleransi aktivitas) yang sering muncul pada kondisi lemas.
- **SLKI dan SIKI** terkait memastikan luaran terukur dan intervensi spesifik untuk mengatasi akar masalah.
---
**Referensi:**
- *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 4, PPNI (2019).*
- *Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 3, PPNI (2019).*
- *Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 3, PPNI (2019).*
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 19349 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien berumur 3 tahun terlihat lemas , pasien menderita gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/diperlukan karena keterbatasan fisik atau psikologis.
Tanda dan Gejala:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien menderita gagal jantung, yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas
2. Kelelahan
Definisi: Pengalaman terus-menerus akan kurangnya energi dan sumber daya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Tanda dan Gejala:
- Pasien terlihat lemas, yang merupakan salah satu tanda kelelahan
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa gejala yang tidak diinginkan.
Kriteria Hasil:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai gejala seperti lemas
- Pasien memiliki tingkat energi yang cukup untuk melakukan aktivitas
2. Pengurangan Kelelahan
Definisi: Pengalaman berkurangnya rasa letih dan kurangnya sumber daya untuk melakukan aktivitas.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan adanya peningkatan energi dan penurunan rasa lelah
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien mengatur penggunaan energi untuk aktivitas sehari-hari.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada pasien
- Bantu pasien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat
- Ajarkan teknik-teknik konservasi energi, seperti pengaturan posisi tubuh dan penggunaan alat bantu
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu mengatasi penyebab kelelahan (misalnya penanganan gagal jantung)
2. Peningkatan Toleransi Aktivitas
Definisi: Tindakan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan melakukan aktivitas tanpa gejala yang tidak diinginkan.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi tingkat toleransi aktivitas pasien saat ini
- Susun program aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi
- Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala selama aktivitas
- Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas
Penjelasan Rinci:
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian dan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi intoleransi aktivitas dan kelelahan pada pasien berusia 3 tahun yang menderita gagal jantung. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas dan Kelelahan, yang akan menjadi fokus utama dalam asuhan keperawatan. Tujuan luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Toleransi Aktivitas dan Pengurangan Kelelahan, yang akan dicapai melalui intervensi Manajemen Energi dan Peningkatan Toleransi Aktivitas. Dengan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif, saya akan bekerja untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan aktivitas, mengelola energi, dan mengurangi kelelahan, sehingga dapat mencapai kualitas hidup yang optimal. -
Article No. 19350 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun, BB 80kg. dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas, Penggunaan otot bantu pernapasan (+), Pola Napas takipneu. Dari pemeriksaan auskultasi dada Bunyi napas weezing, pernafasan 30 kali permenit, nadi 85 kali permenit, tekanan darah 140/80mm Hg. Klien mengatakan mual dan tidak napsu makan. Apa Diagnosa keperawatan utama pada pasien dan tuliskan Intervensi nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jabarkan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031) - SDKI
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan:
Pasien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, pola napas takipneu, serta bunyi napas wheezing yang mengindikasikan adanya hambatan pada jalan napas. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami masalah dalam membersihkan saluran napas secara efektif.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Jalan Napas (13009) - SIKI
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi yang adekuat.
Intervensi:
- Pantau status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan usaha pernapasan)
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction pada jalan napas bila perlu
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
2. Manajemen Obstruksi Jalan Napas (13010) - SIKI
Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengatasi obstruksi pada jalan napas.
Intervensi:
- Identifikasi penyebab obstruksi jalan napas
- Berikan bronkodilator atau terapi lain sesuai indikasi
- Lakukan fisioterapi dada atau postural drainage bila perlu
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk tindakan lanjut
3. Manajemen Nutrisi (1804) - SLKI
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi pasien.
Intervensi:
- Kaji status nutrisi pasien
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan disukai pasien
- Pantau asupan dan keseimbangan cairan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien mengatasi masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif serta meningkatkan status nutrisinya. -
Article No. 19351 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang perempuan berusia 35 tahun, BB 80kg. dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas, Penggunaan otot bantu pernapasan (+), Pola Napas takipneu. Dari pemeriksaan auskultasi dada Bunyi napas weezing, pernafasan 30 kali permenit, nadi 85 kali permenit, tekanan darah 140/80mm Hg. Klien mengatakan mual dan tidak napsu makan. Apa Diagnosa keperawatan utama pada pasien dan tuliskan Intervensi nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan intervensi untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (SIKI: 00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penjelasan:
Pasien mengalami sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan pola napas takipneu yang mengindikasikan adanya gangguan bersihan jalan napas. Temuan pemeriksaan auskultasi dada juga menunjukkan bunyi napas wheezing, yang menandakan adanya obstruksi di saluran napas.
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor status pernapasan (frekuensi, kedalaman, irama, dan upaya) (SLKI: 10030)
2. Auskultasi suara napas (SLKI: 10032)
3. Berikan oksigen sesuai indikasi (SLKI: 10036)
4. Lakukan suction jika diperlukan (SLKI: 10041)
5. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi (SLKI: 10045)
6. Ajarkan teknik batuk efektif (SLKI: 10046)
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk manajemen jalan napas (SLKI: 10051)
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan bersihan jalan napas pasien sehingga dapat mengurangi sesak napas dan memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat. -
Article No. 19352 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki usia 45 tahun mengeluh Cepat kenyang setelah makan, nafsu makan menurun dan ada nyeri abdomen. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan ada nyeri tekan di kuadran kiri atas, bising usus 20x/menit. RR 24x/menit, TD 140/80 mmHg, Nadi 100x/menit dan suhu 38⁰C. klien mengatakan ada penurunan berat badan dari 50Kg menjadi 45Kg. Apa Diagnosa keperawatan utama pada pasien dan tuliskan Intervensi nya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan intervensi keperawatan sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Nyeri akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memperberat atau memperingan nyeri.
2. Berikan analgetik sesuai indikasi dan evaluasi efektivitasnya.
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin.
4. Pantau tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap terapi nyeri.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi sumber nyeri.
Selain diagnosa nyeri akut, diagnosa keperawatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
1. Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat menimbulkan kerusakan sel.
Intervensi keperawatan untuk diagnosa-diagnosa tersebut dapat mencakup:
- Pemantauan asupan dan output nutrisi
- Pemberian makanan yang sesuai dengan kondisi pasien
- Edukasi tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
- Pemantauan tanda-tanda infeksi dan pemberian terapi antibiotik sesuai indikasi
- Perawatan luka dan higiene yang baik untuk mencegah infeksi
Kode SDKI, SLKI, dan SIKI yang terkait dengan diagnosa dan intervensi di atas adalah:
SDKI: 00132, 00002, 00004
SLKI: 1809, 2006, 0807
SIKI: 7450, 1867, 6540
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.