Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12114 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien usia 40 tahun riwayat penyakit jantung akan menjalani ibadah haji bulan depan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I25.9
- Deskripsi: Penyakit jantung iskemik kronis, tidak spesifik
Penjelasan:
Pasien usia 40 tahun dengan riwayat penyakit jantung akan menjalani ibadah haji. Kode ICD-10 I25.9 (Penyakit jantung iskemik kronis, tidak spesifik) sesuai dengan riwayat penyakit jantung yang dimiliki oleh pasien. Kode ini mencakup kondisi umum penyakit jantung iskemik kronis tanpa menspesifikasikan lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada tindakan medis yang disebutkan yang harus dilakukan pada pasien sebelum menjalani ibadah haji. Dalam kasus ini, tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang perlu dicatat.
Secara keseluruhan, kondisi pasien ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang sesuai untuk penyakit jantung iskemik kronis sebelum melakukan perjalanan haji. Perawatan yang tepat dan pengawasan kesehatan yang ketat akan sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kesehatan pasien selama menjalankan ibadah haji. -
Article No. 12115 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien usia 40 tahun riwayat penyakit jantung akan menjalani ibadah haji bulan depan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I25.9
- Deskripsi: Penyakit jantung iskemik kronis, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kondisi ini, karena pasien tidak akan menjalani tindakan medis saat melakukan ibadah haji. Pasien hanya perlu mempersiapkan diri secara medis dan memastikan kondisi kesehatannya stabil sebelum melakukan perjalanan ibadah haji.
Penjelasan detail:
- Pasien usia 40 tahun dengan riwayat penyakit jantung termasuk dalam kelompok penyakit jantung iskemik kronis, yang diklasifikasikan dengan kode ICD-10 I25.9. Penyakit jantung iskemik kronis adalah kondisi di mana terjadi pengurangan suplai darah ke otot jantung, sehingga dapat menyebabkan gejala seperti angina pektoris atau serangan jantung.
- Sebelum melakukan ibadah haji, pasien dengan riwayat penyakit jantung perlu memastikan kondisi kesehatannya stabil dan terkontrol dengan baik. Hal ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan medis rutin, pengaturan diet, olahraga, dan penggunaan obat-obatan sesuai dengan saran dokter. Namun, tidak ada tindakan medis khusus yang perlu dilakukan dalam kasus ini.
- Ibadah haji dapat menjadi aktivitas yang cukup melelahkan secara fisik, sehingga pasien dengan riwayat penyakit jantung perlu mempersiapkan diri dengan baik, berkonsultasi dengan dokter, dan mematuhi saran medis untuk menjaga kesehatan selama melakukan perjalanan ibadah haji. -
Article No. 12116 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien usia 40 tahun akan menjalani ibadah haji bulan depan belum pernah vaksinasi meningitis
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z11.3
- Deskripsi: Pemeriksaan skrining untuk infeksi meningokokal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.39
- Deskripsi: Pemberian vaksin meningokokal polivalen
Penjelasan:
Pasien usia 40 tahun yang akan menjalani ibadah haji belum pernah mendapatkan vaksinasi meningitis. Dalam kasus ini, kode ICD-10 yang sesuai adalah Z11.3, yang mengindikasikan pemeriksaan skrining untuk infeksi meningokokal. Pasien ini membutuhkan vaksinasi meningokokal sebagai persiapan untuk melakukan ibadah haji, dan kode ICD-9-CM untuk prosedur ini adalah 99.39, yang menggambarkan pemberian vaksin meningokokal polivalen.
Vaksinasi meningitis sangat penting bagi individu yang akan melakukan perjalanan ke daerah endemis, seperti saat melakukan ibadah haji. Vaksinasi ini dapat mencegah infeksi meningokokal, yang dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk meningitis dan sepsis. Oleh karena itu, pemeriksaan skrining dan pemberian vaksin meningokokal merupakan langkah penting dalam persiapan ibadah haji bagi pasien ini. -
Article No. 12117 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien usia 40 tahun akan menjalani ibadah haji bulan depan belum pernah vaksinasi meningitis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan status imunisasi yang tidak lengkap
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap masuknya dan perkembangbiakan mikroorganisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi selama menjalankan ibadah haji.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Edukasi kepada pasien mengenai pentingnya vaksinasi meningitis sebelum menunaikan ibadah haji.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk melakukan vaksinasi meningitis pada pasien.
3. Monitoring tanda-tanda infeksi selama pasien menjalankan ibadah haji.
4. Intervensi pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Sebagai seorang perawat, saya merekomendasikan agar pasien segera mendapatkan vaksinasi meningitis sebelum berangkat menunaikan ibadah haji, untuk mencegah risiko infeksi yang dapat terjadi selama pelaksanaan ibadah haji. -
Article No. 12118 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam serta batuk disertai dengan penurunan kesadaran
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam, batuk, dan penurunan kesadaran, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosis ini mengacu pada situasi di mana pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas, sehingga menyebabkan penurunan ventilasi dan oksigenasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu:
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Tidak ada suara napas tambahan (mis. ronki, wheezing)
c. Tidak ada sianosis
d. Mampu mengeluarkan sekret dengan efektif
2. Status Pernapasan: Pasien dapat mempertahankan pola pernapasan yang adekuat, ditandai dengan:
a. Irama pernapasan teratur
b. Kedalaman pernapasan dalam batas normal
c. Tidak ada distres pernapasan
3. Status Oksigenasi: Pasien dapat mempertahankan oksigenasi yang adekuat, ditandai dengan:
a. Saturasi oksigen (SpO2) dalam rentang normal
b. Tidak ada tanda-tanda hipoksemia (mis. sianosis, takipnea)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas:
a. Lakukan suction pada jalan napas untuk mengeluarkan sekret
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
c. Latih pasien untuk melakukan teknik batuk efektif
2. Manajemen Pernapasan:
a. Pantau status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama)
b. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi pernapasan (mis. nebulizer, CPAP)
3. Manajemen Oksigenasi:
a. Pantau saturasi oksigen pasien secara berkala
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan oksigenasi yang adekuat
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada bersihan jalan napas, status pernapasan, dan oksigenasi, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan memperbaiki kondisi kesehatannya. -
Article No. 12119 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk berdahak.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk, perubahan struktur jalan napas.
- Gejala dan Tanda: Batuk tidak efektif, napas cuping hidung, perubahan irama pernapasan, sputum yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Bersihan Jalan Napas
- Indikator: Frekuensi batuk, kedalaman batuk, kemampuan mengeluarkan sekret, suara napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Jalan Napas
- Aktivitas: Mengobservasi pola napas, memfasilitasi batuk/bersin, mempertahankan posisi yang memudahkan drainase jalan napas, mengatur pemberian oksigen, melakukan fisioterapi dada, mengajarkan teknik batuk efektif.
Kesimpulan, pasien dengan keluhan batuk berdahak dapat didiagnosis dengan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" berdasarkan standar PPNI. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif. -
Article No. 12120 | 12 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sakit telinga, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit/cedera pada telinga
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Tanda dan gejala dapat berupa keluhan nyeri pada telinga, perubahan ekspresi wajah, perubahan tanda-tanda vital, dan perilaku protektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mendemonstrasikan strategi pengelolaan nyeri yang efektif, dan pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, pemberian analgesik, kompres hangat/dingin pada telinga, dan edukasi untuk perawatan diri.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini dapat diberikan secara rinci dan jelas kepada pasien untuk membantu memahami kondisi dan rencana perawatannya. -
Article No. 12121 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Faktor yang Berhubungan: Peningkatan produksi sekresi, kelemahan otot pernapasan, infeksi saluran napas.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Malnutrisi, gejala penyakit.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat merusak kesehatan.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan imunitas, pajanan terhadap agen patogen.
Penjelasan Singkat Standar SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan identifikasi masalah kesehatan dan respons pasien terhadap masalah kesehatan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah pasien dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang digunakan di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 12122 | 12 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sekret berlebih dan obstruksi jalan napas, ditandai dengan batuk berdahak, suara napas bronkial, dan sesak napas.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, yang ditandai dengan jalan napas bebas dari sekret, suara napas normal, dan tidak ada sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen Jalan Napas, untuk mempertahankan jalan napas yang bebas dan bersih
- Manajemen Oksigenasi, untuk memastikan oksigenasi yang adekuat
- Edukasi Kesehatan, untuk meningkatkan pemahaman pasien terkait kondisinya dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan.
Dengan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan sistematis dalam menangani kondisi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 12123 | 12 Feb 2025
Klinis : batuk selama 2 bulan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi batuk selama 2 bulan:
Berdasarkan gejala yang Anda paparkan, yaitu batuk yang berlangsung selama 2 bulan, maka diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini mencerminkan adanya hambatan dalam upaya membersihkan sekresi dari saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi pernapasan bagi pasien.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu:
a. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien mampu mempertahankan permeabilitas jalan napas yang optimal, yang ditandai dengan frekuensi batuk yang menurun, suara napas yang bersih, dan tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
b. Pengendalian Batuk: Pasien mampu mengendalikan dan mengelola gejala batuk sehingga dapat mengurangi ketidaknyamanan dan komplikasi yang mungkin timbul.
c. Pengetahuan Tentang Kesehatan: Pasien memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan batuk yang tepat, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam perawatan dirinya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Manajemen Jalan Napas:
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi bersihan jalan napas
- Bersihkan sekresi dari saluran napas dengan teknik batuk efektif, suction, atau bronkodilator
- Monitor fungsi pernapasan dan keadaan jalan napas secara berkala
b. Manajemen Batuk:
- Kaji karakteristik batuk, seperti frekuensi, durasi, dan produksi sputum
- Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi, seperti antitusif, ekspektoran, atau mukolitik
- Ajarkan teknik batuk efektif dan kontrol batuk
c. Edukasi Kesehatan:
- Berikan informasi tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan batuk yang tepat
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen batuk yang dapat dilakukan di rumah
- Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, pengendalian batuk, serta peningkatan pengetahuan tentang kesehatan terkait kondisinya.