Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12197 | 13 Feb 2025
Klinis : luka bekas jahitan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit Terganggu didefinisikan sebagai kerusakan pada kulit dan/atau jaringan pendukung, yang disebabkan oleh faktor internal dan/atau eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pemulihan integritas kulit, bebas dari infeksi, dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi perawatan luka, terapi topikal, pencegahan infeksi, serta edukasi pasien dan keluarga terkait perawatan luka.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh pada pasien, memantau tanda-tanda infeksi, memberikan perawatan luka sesuai prosedur, serta melibatkan pasien dan keluarga dalam proses penyembuhan. Tujuan utamanya adalah memulihkan integritas kulit dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 12198 | 13 Feb 2025
Klinis : pasien kanker dengan kemoterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien kanker dengan kemoterapi, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar serta perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Pasien kanker yang menjalani kemoterapi seringkali mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik akibat efek samping pengobatan, seperti kelelahan, penurunan kekuatan otot, dan perubahan status gizi.
2. Nyeri Kronis
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
Pasien kanker dengan kemoterapi dapat mengalami nyeri kronis akibat efek samping pengobatan, seperti neuropati perifer, mukositis, dan nyeri tulang.
3. Risiko Infeksi
Definisi: Peningkatan risiko terserang organisme patogen, disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh.
Pasien kanker dengan kemoterapi memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat sistem imun yang menurun, sehingga perlu dilakukan pencegahan dan deteksi dini infeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan diagnosis keperawatan yang sesuai. Diagnosa keperawatan yang telah disebutkan sebelumnya mengacu pada SDKI terbaru.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Setiap diagnosa keperawatan memiliki luaran yang spesifik dan dapat diukur untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi keperawatan yang sesuai akan ditetapkan berdasarkan diagnosa keperawatan dan luaran yang diharapkan.
Dalam praktik keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan satu kesatuan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien kanker dengan kemoterapi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 12199 | 13 Feb 2025
Klinis : Defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Defisit Nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Definisi:
Defisit Nutrisi adalah keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pada SDKI, defisit nutrisi didefinisikan sebagai "Ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang menyebabkan perubahan berat badan, komposisi tubuh, atau fungsi tubuh".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan defisit nutrisi adalah: Berat badan membaik, Konsumsi nutrisi membaik, Fungsi tubuh membaik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi defisit nutrisi antara lain: Manajemen nutrisi, Monitoring status nutrisi, Pemberian nutrisi enteral/parenteral, Edukasi gizi, dan Kolaborasi dengan ahli gizi.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor penyebab, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien secara optimal. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti ahli gizi, sangat penting untuk memastikan intervensi yang tepat dan efektif.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 12200 | 13 Feb 2025
Klinis : Defisit nutrisi defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi Defisit Nutrisi sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Diagnosis ini ditandai dengan berat badan yang tidak sesuai dengan usia, penurunan berat badan, atau ketidakmampuan untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Sesuai dengan SLKI, luaran yang diharapkan dari pengelolaan Defisit Nutrisi adalah:
1. Pasien mencapai berat badan ideal
2. Pasien menunjukkan peningkatan atau pemeliharaan status nutrisi
3. Pasien menunjukkan perbaikan atau pemeliharaan fungsi fisiologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Defisit Nutrisi mencakup:
1. Pengkajian status nutrisi
2. Pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
3. Edukasi terkait nutrisi yang adekuat
4. Pemantauan dan evaluasi status nutrisi
Dengan pendekatan yang komprehensif berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal untuk mengatasi Defisit Nutrisi pada pasien. -
Article No. 12201 | 13 Feb 2025
Klinis : Defisit nutrisi defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi defisit nutrisi, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Definisi:
Ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan nutrisi yang mengakibatkan perubahan pada berat badan, komposisi tubuh, dan/atau cadangan energi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit nutrisi merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang tercantum dalam SDKI. SDKI adalah standar yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang berisi daftar diagnosis keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Dalam SLKI, terdapat luaran keperawatan yang terkait dengan defisit nutrisi, seperti peningkatan berat badan, peningkatan status nutrisi, dan pemeliharaan status nutrisi. SLKI adalah standar yang berisi daftar luaran keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mengatasi defisit nutrisi, terdapat beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti pemberian nutrisi enteral atau parenteral, edukasi gizi, dan pemantauan asupan dan status nutrisi. SIKI adalah standar yang berisi daftar intervensi keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, menetapkan diagnosis, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi defisit nutrisi pada pasien. -
Article No. 12202 | 13 Feb 2025
Klinis : merah pada kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "merah pada kelopak mata":
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Penglihatan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Penglihatan adalah keterbatasan dalam persepsi visual yang disebabkan oleh faktor fisiologis, psikologis, atau lingkungan yang dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima, menginterpretasi, dan merespon visual secara akurat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Penglihatan yang efektif
2. Kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari
3. Kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Penglihatan
2. Peningkatan Fungsi Penglihatan
3. Manajemen Aktivitas Sehari-hari
Jadi, untuk kondisi "merah pada kelopak mata", diagnosa keperawatannya adalah Ketidakefektifan Penglihatan, dengan tujuan utama meningkatkan efektivitas penglihatan pasien melalui manajemen dan peningkatan fungsi penglihatan, serta membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. -
Article No. 12204 | 13 Feb 2025
Klinis : Keluhan utama: pasien mengatakan datang hanya untuk mengambil obat rutin yamg sudah mau habis. Hasil vital sign pasien 134/90, HR 86x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,5°C, SO2 99%, BB 72 kg, tinggi 175 cm, Data biopsikospiritual: Pasien mengatakan selalu rutin minum obat dan obat diminum setiap malam jam 19.00, pasien mengatakan perokok aktif sehari habis 1 bungkus, untuk makan biasa 3 kali sehari ada nasi, sayur dan lauk. Untuk minum biasa 1-2 liter sehari, Bab 1 kali sehari, Bak bisa 3-4 kali sehari. Pasien mengatakan selalu rajin berolahraga seperti jalan pagi atau lari. Pasien mengatakan tertular dari mantan istri yang positif HIV. Hasil pemeriksaan fisik: KU: cm, Kepala: CA -/-, Si -/- Dada: simetris Pulmo: sonor +/+, vesikuler +/+, rh -/-, wz -/- Cor: s1/s2 reguler Abdomen: BU +, nyeri tekan - Ekstremitas: hangat, nadi kuat Terapi obat: TLD (Tenofovir/Lami/Dolu)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
SDKI: Pola napas yang tidak efektif yang menyebabkan pertukaran gas tidak optimal.
SLKI: Mempertahankan pola napas yang efektif.
SIKI: Manajemen Ventilasi.
2. Risiko Infeksi
SDKI: Peningkatan risiko terkena penyakit atau organisme patogen.
SLKI: Mencegah terjadinya infeksi.
SIKI: Pencegahan Infeksi.
3. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
SDKI: Suatu tindakan pengobatan yang tidak efektif dalam mencapai tujuan kesehatan yang diharapkan.
SLKI: Meningkatkan kepatuhan terhadap regimen terapeutik.
SIKI: Manajemen Regimen Terapeutik.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pola Napas:
Pasien memiliki riwayat merokok yang dapat memengaruhi pola napasnya. Perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan pola napas yang efektif, seperti mengevaluasi pola napas, memantau tanda-tanda vital, dan memberikan edukasi tentang manajemen ventilasi.
2. Risiko Infeksi:
Pasien terinfeksi HIV dari mantan istrinya, sehingga berisiko tinggi mengalami infeksi lain. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mencegah terjadinya infeksi, seperti memantau tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan diri, dan memberikan edukasi tentang pencegahan infeksi.
3. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif:
Pasien mengatakan rutin minum obat, namun masih menjadi perokok aktif. Hal ini dapat memengaruhi efektivitas pengobatan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen terapeutik, seperti mengevaluasi pemahaman pasien tentang pengobatan, memberikan edukasi tentang manajemen regimen terapeutik, dan memantau kepatuhan pasien. -
Article No. 12205 | 13 Feb 2025
Klinis : harga diri rendah situasional
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "harga diri rendah situasional" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Harga Diri Rendah Situasional
Definisi:
Penilaian negatif atau sikap diri yang tidak tepat terhadap diri sendiri yang secara situasional dipengaruhi oleh kondisi atau peristiwa tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penilaian diri negatif
2. Menarik diri dari hubungan
3. Kesulitan mengekspresikan perasaan positif tentang diri
4. Menghindari kontak mata
5. Tidak percaya diri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan harga diri
2. Peningkatan penerimaan diri
3. Peningkatan kepercayaan diri
4. Peningkatan kemampuan mengekspresikan perasaan positif
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Terapi Suportif: Memberikan dukungan emosional, validasi perasaan, dan lingkungan yang kondusif.
2. Terapi Kognitif: Membantu mengidentifikasi dan mengubah penilaian negatif terhadap diri.
3. Peningkatan Komunikasi: Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
4. Manajemen Stres: Membantu mengelola stres yang mempengaruhi harga diri.
Penjelasan singkat:
Harga diri rendah situasional adalah kondisi di mana individu memiliki penilaian negatif atau sikap diri yang tidak tepat terhadap dirinya, yang dipengaruhi oleh kondisi atau peristiwa tertentu. Perawat berperan penting dalam membantu pasien meningkatkan harga dirinya melalui intervensi suportif, kognitif, komunikasi, dan manajemen stres. Tujuannya adalah agar pasien dapat memiliki penerimaan diri yang positif, kepercayaan diri yang meningkat, dan kemampuan mengekspresikan perasaan positif tentang dirinya. -
Article No. 12206 | 13 Feb 2025
Klinis : pasien mual, perut kembung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Asupan Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan singkat:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu mual dan perut kembung, dapat diidentifikasi adanya risiko ketidakseimbangan nutrisi. Pasien kemungkinan tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara adekuat, sehingga perlu intervensi keperawatan untuk mencegah malnutrisi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Asupan Kurang dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, tidak mengalami malnutrisi, dan memiliki status gizi yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Manajemen Nutrisi, Manajemen Mual, Pengaturan Pola Makan, Pemantauan Asupan Nutrisi, dan Edukasi Gizi. -
Article No. 12207 | 13 Feb 2025
Klinis : pasien mual, perut kembung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien mual dan perut kembung:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
a. Mual (Nausea)
Definisi: Perasaan tidak nyaman yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
b. Perubahan Eliminasi Gastrointestinal (Gastrointestinal Impaired)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, durasi, jumlah, konsistensi, atau karakteristik lain dari pengeluaran tinja atau gas.
Kedua diagnosa tersebut sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami mual dan perut kembung.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Untuk Diagnosa Mual (Nausea):
- Pasien melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mual.
- Pasien dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi mual.
b. Untuk Diagnosa Perubahan Eliminasi Gastrointestinal (Gastrointestinal Impaired):
- Pasien melaporkan penurunan keluhan perut kembung.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pola eliminasi gastrointestinal.
- Pasien dapat melakukan tindakan-tindakan untuk mengembalikan pola eliminasi gastrointestinal yang normal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Untuk Diagnosa Mual (Nausea):
- Lakukan pengkajian komprehensif tentang mual, termasuk frekuensi, durasi, faktor pemicu, dan efek terhadap aktivitas.
- Identifikasi dan minimalisasi faktor-faktor pemicu mual, seperti obat-obatan, nyeri, stres, atau makanan tertentu.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis (misalnya antiemetik) jika diperlukan.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual, seperti makanan ringan, minuman hangat, atau es batu.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi sensasi mual.
b. Untuk Diagnosa Perubahan Eliminasi Gastrointestinal (Gastrointestinal Impaired):
- Lakukan pengkajian komprehensif tentang pola eliminasi gastrointestinal, termasuk frekuensi, konsistensi, dan karakteristik tinja.
- Identifikasi dan minimalisasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola eliminasi, seperti diet, aktivitas, atau penggunaan obat-obatan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis (misalnya laksatif atau antikolinergik) jika diperlukan.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat membantu memulihkan pola eliminasi yang normal, seperti makanan kaya serat, air, atau probiotik.
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi perut kembung, seperti melakukan latihan fisik ringan atau mengonsumsi makanan yang dapat mengurangi produksi gas.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berfokus pada upaya untuk mengatasi keluhan mual dan perubahan eliminasi gastrointestinal pasien, serta membantu pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk memberikan intervensi yang komprehensif dan efektif.