Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19332 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, dahak tidak bisa keluar. Pada pengkajian ditemukan pasien merasa nyaman dengan posisi duduk, tidak ada nafsu makan dan cepat lelah. Dari pemeriksaan fisik terdengar ronchi paru lobus kanan atas, pernafasan 28 kali permenit, nadi 90 kali permenit, tekanan darah 130/80mm Hg. Hasil pemeriksaan AGD : pH 7,40, pO2 80 mmHg, pCO2 35 mmHg, HCO3 26 mmol. Apa Diagnosa keperawatan utama pada pasien dan tuliskan Intervensi nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Kode: 00031 (NANDA-I)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Intervensi Keperawatan:
a. Intervensi SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 30113
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas yang efektif.
- Kode: 30114
Judul: Oksigenasi
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan transport oksigen.
b. Intervensi SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 10006
Judul: Bersihan Jalan Napas
Definisi: Tercapainya kemampuan dalam mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Kode: 10007
Judul: Status Pernapasan
Definisi: Tercapainya pola pernapasan yang efektif.
c. Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: 30113
Judul: Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas yang efektif.
- Kode: 30114
Judul: Manajemen Oksigen
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan transport oksigen.
Tujuan intervensi ini adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas yang efektif, mempertahankan atau meningkatkan transport oksigen, serta mencapai kemampuan dalam mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi dan pola pernapasan yang efektif. -
Article No. 19333 | 06 Jul 2025
Klinis : sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu hilang timbul memberat 1 hari sebelum masuk RS, nyeri dada tidak ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus ini, berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu sesak napas hilang timbul yang memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada nyeri dada, diagnosis keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Gejala dan tanda mayor: Sesak napas, produksi sekret berlebih, penggunaan otot bantu napas.
Gejala dan tanda minor: Orthopnea, sianosis, produksi suara napas abnormal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Tingkat bersihan jalan napas meningkat
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Tidak ada tanda-tanda gagal napas
- Pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan, irama, kedalaman, dan penggunaan otot bantu napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penggunaan terapi inhalasi, jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Pantau status oksigenasi (saturasi oksigen, gas darah)
- Pantau dan atur ventilasi mekanis, jika diperlukan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengaturan ventilasi mekanis, jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
- Pantau tanda-tanda vital dan ekspresi nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik, jika diperlukan
Penjelasan:
Diagnosis keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami sesak napas yang hilang timbul dan memberat, yang merupakan gejala mayor dari diagnosis tersebut. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk memulihkan bersihan jalan napas, mempertahankan ventilasi yang adekuat, dan mengelola nyeri (jika ada).
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas (pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, suction, latihan pernapasan), manajemen ventilasi (pemantauan status oksigenasi, pengaturan ventilasi mekanis), dan manajemen nyeri (pemantauan tanda-tanda vital, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik).
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan, yaitu tingkat bersihan jalan napas yang meningkat, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas dan gagal napas, serta pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat. -
Article No. 19334 | 06 Jul 2025
Klinis : sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu hilang timbul memberat 1 hari sebelum masuk RS, nyeri dada ada
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, hilang timbul, memberat 1 hari sebelum masuk RS, serta adanya nyeri dada, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
Penyebab: Hambatan struktur pernapasan, kelelahan otot pernapasan, nyeri, dan ansietas.
Gejala dan Tanda: Sesak nafas, bunyi napas tambahan, perubahan frekuensi napas, penggunaan otot bantu pernapasan, dan bunyi napas abnormal.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Agen cedera fisik.
Gejala dan Tanda: Ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, perilaku protektif, perubahan tanda-tanda vital, dan mengeluh nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan usaha napas.
- Pasien dapat menunjukkan perbaikan pertukaran gas.
2. Nyeri Akut
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ketidakefektifan Pola Napas
- Pantau pola napas, kedalaman, dan irama.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan teknik napas dalam dan latihan batuk efektif.
- Kolaborasi pemberian bronkodilator dan obat-obatan lain sesuai indikasi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab gangguan pernapasan.
2. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan intervensi farmakologis (analgesik) sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (distraksi, relaksasi, dan terapi komplementer).
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab nyeri.
- Pantau efektivitas intervensi dan respons pasien terhadap nyeri.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan didasarkan pada kondisi klinis pasien yang mencakup gejala sesak napas dan nyeri dada. Ketidakefektifan Pola Napas sebagai diagnosa utama karena pasien mengalami gangguan dalam mempertahankan pola napas yang efektif, dengan penyebab utama kemungkinan adalah hambatan struktur pernapasan, kelelahan otot pernapasan, dan nyeri. Nyeri Akut sebagai diagnosa sekunder karena adanya keluhan nyeri dada yang menyertai kondisi pasien.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup perbaikan pola napas, peningkatan usaha napas, dan perbaikan pertukaran gas untuk mengatasi ketidakefektifan pola napas. Sementara untuk nyeri akut, luaran yang diharapkan adalah penurunan tingkat nyeri, perilaku yang mengarah pada penurunan nyeri, dan stabilitas tanda-tanda vital.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan pola napas, pemberian oksigen, edukasi teknik napas dalam dan batuk efektif, kolaborasi dengan tim medis untuk penatalaksanaan farmakologis, serta intervensi nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk mengatasi penyebab mendasar dari gangguan pernapasan dan nyeri yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan dan membantu pasien pulih dari kondisi sesak napas dan nyeri dada yang dialaminya. -
Article No. 19335 | 06 Jul 2025
Klinis : sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu hilang timbul memberat 1 hari sebelum masuk RS, ekg nstemi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu, hilang timbul, dan memberat 1 hari sebelum masuk rumah sakit, serta hasil EKG yang menunjukkan NSTEMI (Non-ST Elevation Myocardial Infarction), maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
Faktor yang berhubungan: Penyakit kardiovaskular (NSTEMI)
2. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Faktor yang berhubungan: Penyakit kardiovaskular (NSTEMI)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan dengan efektif.
- Pasien dapat mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas.
2. Pola Napas Efektif
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien tidak mengalami sesak napas atau kesulitan bernapas.
- Pasien dapat mempertahankan ventilasi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Lakukan monitoring respirasi dan oksigenasi secara berkala.
b. Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan saturasi oksigen.
d. Lakukan suction atau fisioterapi dada jika diperlukan untuk membantu mengeluarkan sekret.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
2. Pola Napas Tidak Efektif
a. Lakukan monitoring respirasi dan oksigenasi secara berkala.
b. Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru.
c. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat.
d. Ajarkan teknik-teknik pernapasan yang benar kepada pasien.
e. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen penyakit kardiovaskular.
f. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk penatalaksanaan lebih lanjut.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang dipilih berdasarkan kondisi pasien yang mengalami sesak napas dan hasil EKG NSTEMI adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Pola Napas Tidak Efektif. Kedua diagnosa ini berkaitan dengan penyakit kardiovaskular yang dialami pasien.
Luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, serta pola napas yang efektif. Hal ini ditandai dengan kemampuan pasien mengeluarkan sekret, mempertahankan saturasi oksigen, tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, serta pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal tanpa mengalami sesak napas.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi monitoring respirasi dan oksigenasi, pemberian posisi semi-fowler, pemberian oksigen, suction atau fisioterapi dada jika diperlukan, serta edukasi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memfasilitasi bersihan jalan napas dan mempertahankan ventilasi yang adekuat pada pasien. -
Article No. 19336 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 22 tahun masuk RS dengan keluhan diare selama 4 hari. Saat dikaji klien tampak lemah dan muntah-muntah, feses klien tampak cair. Suhu tubuh klien 380C, frekuensi denyut jantung 98x/menit dan frek pernafasan 30x/menit, mata klien tampak cekung, bibir tampak kering dan turgor kulit buruk Apa Diagnosa Utama pada pasien dan tuliskan Intervensinya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Defisit Volume Cairan (00027)
Definisi: Pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SDKI:
- Indikator: Dehidrasi, turgor kulit buruk, mata cekung, bibir kering.
- Penyebab: Kehilangan cairan melalui diare dan muntah.
SLKI:
- Hasil yang Diharapkan: Pasien mencapai keseimbangan cairan yang adekuat.
- Intervensi: Pantau intake dan output cairan, berikan cairan intravena, monitor tanda-tanda vital, dan kolaborasi pemberian obat antidiare.
SIKI:
- Kode: 6220 Manajemen Cairan
- Definisi: Mempertahankan dan memulihkan keseimbangan cairan yang optimal.
Intervensi Keperawatan:
1. Monitor intake dan output cairan secara ketat.
2. Berikan cairan intravena untuk mengganti kehilangan cairan akibat diare dan muntah.
3. Monitor tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, dan frekuensi napas.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antidiare yang sesuai.
5. Dokumentasikan semua intervensi dan respons pasien.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat mencapai keseimbangan cairan yang adekuat dan mengatasi dehidrasi yang terjadi. -
Article No. 19337 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki – laki berumur 48 tahun dirawat di RS dengan keluhan nyeri pada mata kanan. Skala nyeri 7 (1-10) disertai mual dan muntah. Hasil pengkajian peningkatan tekanan intraokuler, mata kanan merah dan bengkak, melihat bayangan pelangi disekitar cahaya dan belum mengetahui kondisi penyakitnya, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 94x/menit, frekuensi nafas 28x/menit. Apakah masalah keperawatan utama yang muncul pada kasus tersebut? Diagnosa keperawatan apa yang harus diangkat dari kasus diatas dan uraikan intervensi keperawatan nya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
Nyeri Akut (10019)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kasus yang dipaparkan, pasien mengalami keluhan nyeri pada mata kanan dengan skala nyeri 7 (1-10) disertai mual dan muntah. Hasil pengkajian menunjukkan adanya peningkatan tekanan intraokuler, mata kanan yang merah dan bengkak, serta pasien melihat bayangan pelangi di sekitar cahaya. Hal ini menunjukkan adanya kondisi patologis pada mata kanan pasien yang dapat menyebabkan nyeri akut.
Intervensi Keperawatan:
1. Pengkajian nyeri menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel
2. Identifikasi penyebab, karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
3. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
4. Berikan intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi, dan terapi musik
5. Monitor tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi nyeri
6. Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
10019 Nyeri Akut
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
10001 Tingkat Nyeri Menurun
10003 Pengendalian Nyeri Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
I0020 Manajemen Nyeri
I0186 Terapi Komplementer: Kompres Hangat/Dingin
I0214 Edukasi Manajemen Nyeri
Selain diagnosa utama Nyeri Akut, terdapat kemungkinan diagnosis keperawatan lain yang dapat muncul, misalnya Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan nyeri dan penurunan visus. -
Article No. 19338 | 06 Jul 2025
Klinis : seorang pasien dengan keluhan mual muntah dan bab cair pasien mual muntah >5x berisi ampas makanan. keluhan di sertai bab cair >7x. TD:130/80, N:100 RR:20 Tax:37,5 SpO2:98 apa masalah keperawatannya?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare (SDKI)
Definisi: Buang air besar dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi lembek atau cair.
Penyebab: Faktor infeksi (misalnya bakteri, virus, parasit), faktor diet/nutrisi, faktor psikologis, dan faktor lainnya.
Tanda dan gejala: Frekuensi buang air besar meningkat (>3 kali per hari), konsistensi feses lembek atau cair, nyeri perut, mual, muntah, dan dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Keseimbangan Cairan (SLKI)
Definisi: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan internal dalam batas normal.
Kriteria hasil:
a. Frekuensi defekasi menurun (<3 kali per hari)
b. Konsistensi feses normal
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD, nadi, respirasi, suhu)
d. Tidak terjadi dehidrasi
e. Berat badan stabil
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diare (SIKI)
Tujuan: Mengendalikan gejala diare dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Intervensi:
a. Kaji frekuensi, konsistensi, dan jumlah feses
b. Pantau tanda-tanda vital (TD, nadi, respirasi, suhu)
c. Berikan diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast) dan hindari makanan berserat tinggi
d. Berikan cairan oral untuk mengganti cairan yang hilang
e. Berikan obat antidiare sesuai instruksi dokter
f. Ajarkan teknik higienis dan mencuci tangan
g. Pantau status hidrasi (turgor kulit, mukosa, output urin)
h. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan intravena jika dibutuhkan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Diare" dipilih karena pasien mengalami gejala buang air besar dengan frekuensi yang meningkat (>7 kali per hari) dan konsistensi yang cair. Hal ini sesuai dengan definisi diare dalam SDKI.
Luaran/output yang diharapkan adalah "Pemulihan Keseimbangan Cairan" karena pasien mengalami kehilangan cairan akibat diare. Kriteria hasil yang diharapkan adalah frekuensi defekasi menurun, konsistensi feses normal, tanda-tanda vital stabil, tidak terjadi dehidrasi, dan berat badan stabil.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Diare" untuk mengendalikan gejala diare dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi meliputi pengkajian, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian diet dan cairan oral, pemberian obat antidiare, edukasi, dan kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan intravena jika diperlukan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang diinginkan dapat tercapai, yaitu pemulihan keseimbangan cairan pada pasien. -
Article No. 19339 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki – laki berumur 50 tahun dirawat di RS dengan keluhan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Pada pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah kedua kaki hanya bisa digeser, tak mampu mengangkat kakinya. Kulit klien tampak kotor dan berbau, terdapat luka lecet / dekubitus di area bokong Apa diagnose keperawatan yang utama pada kasus diatas dan berikan inetrvensinya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus seorang laki-laki berusia 50 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan keluhan kedua kakinya tidak bisa digerakkan, kekuatan otot ekstremitas bawah hanya dapat digeser tanpa mampu mengangkat kaki, serta kulit kotor, berbau, dan terdapat luka lecet/dekubitus di area bokong, maka dapat ditetapkan diagnosis keperawatan utama sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan Utama:
Diagnosa: Mobilitas Fisik Terganggu (MOBFIT)
Kode SDKI: 13104
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disengaja dan terarah, yang menyebabkan hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk diagnosis keperawatan.
- Berisi daftar diagnosis keperawatan beserta definisi, karakteristik, faktor terkait, dan faktor risiko.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Berisi daftar luaran keperawatan beserta definisi, kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk intervensi keperawatan.
- Berisi daftar intervensi keperawatan beserta definisi, aktivitas, dan kriteria hasil.
3. Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan diagnosis keperawatan Mobilitas Fisik Terganggu (MOBFIT), berikut beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Kode SIKI: M0105
Judul: Mobilisasi
Definisi: Membantu klien untuk melakukan pergerakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi fisik.
Aktivitas:
- Lakukan pengkajian fungsi muskuloskeletal
- Fasilitasi aktivitas fisik sesuai kemampuan klien
- Bantu klien dalam melakukan latihan pergerakan sendi dan otot
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana rehabilitasi
b. Kode SIKI: P0106
Judul: Perawatan Luka
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan integritas kulit dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Aktivitas:
- Lakukan pengkajian luka dan kulit
- Bersihkan dan rawat luka sesuai prosedur
- Terapkan balutan yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan luka
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu meningkatkan mobilitas fisik dan merawat luka klien sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19340 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki – laki berumur 50 tahun dirawat di RS dengan keluhan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Pada pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah kedua kaki hanya bisa digeser, tak mampu mengangkat kakinya. Kulit klien tampak kotor dan berbau, terdapat luka lecet / dekubitus di area bokong Apa diagnose keperawatan yang utama pada kasus diatas dan berikan inetrvensinya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan utama dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI yang relevan dengan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan Utama:
1. Gangguan Mobilitas Fisik (MOBFIT) [00085]
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan, kontrol, atau koordinasi satu atau lebih ekstremitas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
MOBFIT [00085] merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Diagnosa ini menggambarkan keterbatasan pasien dalam pergerakan, kontrol, atau koordinasi satu atau lebih ekstremitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Beberapa luaran keperawatan yang dapat diterapkan untuk diagnosa ini antara lain:
1. Kemampuan Melakukan Aktivitas Mandiri [1800]
2. Pergerakan Sendi [0206]
3. Pemulihan Mobilitas [0210]
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Perawatan Aktivitas Fisik [0200]
2. Peningkatan Mobilitas [0208]
3. Perawatan Luka [3660]
Intervensi Keperawatan:
1. Perawatan Aktivitas Fisik [0200]:
- Lakukan latihan pergerakan sendi dan otot ekstremitas bawah secara bertahap.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam latihan.
- Berikan alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan pasien.
2. Peningkatan Mobilitas [0208]:
- Bantu pasien untuk melakukan pergerakan dan posisi yang nyaman.
- Tingkatkan frekuensi latihan pergerakan ekstremitas bawah.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai.
3. Perawatan Luka [3660]:
- Bersihkan area luka dekubitus dengan cairan antiseptik.
- Aplikasikan balutan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan luka.
- Lakukan perawatan luka secara rutin dan terjadwal.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi pasien dapat meningkat, mobilitas fisik dapat dipulihkan, dan luka dekubitus dapat sembuh dengan baik. -
Article No. 19341 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki – laki berumur 50 tahun dirawat di RS dengan keluhan kedua kaki tidak bisa digerakkan. Pada pemeriksaan kekuatan otot ekstremitas bawah kedua kaki hanya bisa digeser, tak mampu mengangkat kakinya. Kulit klien tampak kotor dan berbau, terdapat luka lecet / dekubitus di area bokong Apa diagnose keperawatan yang utama pada kasus diatas dan berikan inetrvensinya ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan utama dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kasus tersebut.
Diagnosis Keperawatan Utama:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan imobilitas fisik (NANDA-I Kode: 00047)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Kerusakan Integritas Kulit: Rentan mengalami kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis akibat faktor internal dan/atau eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Integritas Kulit: Kondisi utuh dan tidak rusak pada lapisan epidermis dan/atau dermis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Perawatan Luka (Kode: 03.06): Serangkaian tindakan untuk merawat luka agar tetap bersih, lembab, dan terproteksi sehingga proses penyembuhan berjalan optimal.
Intervensi Keperawatan:
1. Lakukan penilaian risiko kerusakan kulit menggunakan instrumen asesmen yang sesuai (misal: Braden Scale).
2. Pertahankan posisi dan mobilisasi tubuh untuk mencegah penekanan pada area tubuh yang rentan.
3. Jaga kebersihan kulit dengan memandikan klien secara rutin dan lembut.
4. Lakukan perawatan luka pada area dekubitus dengan menerapkan prinsip perawatan luka yang lembab.
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, fisioterapis) untuk menangani masalah imobilitas.
6. Edukasikan klien dan keluarga tentang pencegahan dan perawatan luka dekubitus.
7. Monitor tanda-tanda infeksi pada luka dan lakukan tindakan yang sesuai.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi tim kesehatan, diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit yang lebih luas dan memfasilitasi penyembuhan luka pada klien.