Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12288 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS KANKER TIROID Ny. P, 65 tahun datang ke poli bedah tanggal 20 Mei 2023 dengan keluhan nyeri pada leher sebelah kanan terdapat benjolan leher sebelah kanan. Kesadaran komposmentis, keadaan umum sedang, tidak ada mual muntah, klien tampak meringis kesakitan, klien mengatakan nyeri di daerah leher sebelah kanan, skala nyeri 5, setelah dilakukan pemeriksaaan fisik tanda-tanda vital tekanan darah 130/90 mmhg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36 C. Tampak ada benjolan besar dibagian leher sebelah kanan, klien tampak pucat. Klien kemudian dirujuk untuk di rawat dalam persiapan operasi. Klien menyatakan cemas dengan kondisinya dan menanyakan kepada perawat apakah setelah operasi, dia akan baik baik saja dan bisa pulang. Saat ini klien terpasang infus RL 20 Tpm di tangan kiri, hasil Lab: HB : 11,3 g/dl, Hematokrit : 30%, Eritrosit : 3,8 juta /ul, Leukosit : 9.200/ul , Trombosit 200.000/ul.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi Kanker Tiroid Ny. P
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. P dengan kasus kanker tiroid:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut (International Association for the Study of Pain).
Penyebab: Adanya benjolan besar di leher sebelah kanan yang menyebabkan nyeri.
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan non-spesifik.
Penyebab: Ny. P merasa cemas dengan kondisinya dan menanyakan apakah setelah operasi dia akan baik-baik saja dan bisa pulang.
3. Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
Penyebab: Adanya benjolan besar di leher sebelah kanan yang dapat menyebabkan risiko perdarahan saat operasi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Nyeri Akut
- Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah tenang.
- Klien dapat beristirahat dengan nyaman.
2. Kecemasan
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Klien menunjukkan ekspresi wajah tenang.
3. Risiko Perdarahan
- Tanda-tanda vital klien stabil.
- Klien tidak mengalami perdarahan.
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan klien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan penanganan nyeri yang efektif.
2. Kecemasan
- Lakukan pengkajian kecemasan.
- Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang kondisi klien dan rencana perawatan.
- Ajarkan klien teknik relaksasi, seperti napas dalam, distraksi, atau visualisasi.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mempertimbangkan penggunaan terapi farmakologis, jika diperlukan.
3. Risiko Perdarahan
- Lakukan pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda perdarahan secara regular.
- Pastikan infus dan drainase berjalan lancar.
- Berikan perawatan luka sesuai dengan prosedur.
- Kolaborasi dengan dokter untuk memastikan penanganan risiko perdarahan yang efektif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny. P dengan kasus kanker tiroid, perawat perlu memiliki pemahaman yang komprehensif tentang kondisi klien, menerapkan intervensi yang tepat, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12289 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Fluktuasi yang tidak terkendali dari kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Ketidaktaatan dalam pengelolaan diabetes, asupan makanan yang tidak sesuai, aktivitas fisik yang tidak adekuat, stres, penyakit lain.
- Gejala dan Tanda: Peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah, poliuria, polidipsia, polifagia, letih, pusing, mual, muntah.
2. Defisit Pengetahuan
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- Penyebab: Kurangnya paparan dan pembelajaran yang disediakan, kurangnya kemampuan mengingat informasi, kurangnya minat untuk belajar.
- Gejala dan Tanda: Klien menyatakan tidak tahu, bertanya hal-hal yang menunjukkan kurangnya pengetahuan, perilaku yang tidak sesuai dengan kondisi.
3. Manajemen Diri Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan secara mandiri mengatur dan mengintegrasikan perilaku untuk mengelola kondisi kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan, keterampilan, motivasi, dan dukungan untuk mengelola kondisi kesehatan.
- Gejala dan Tanda: Klien tidak mengikuti program perawatan, tidak mematuhi pengobatan atau diet, tidak melakukan aktivitas fisik, tidak memonitor tanda-tanda kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Kriteria Hasil:
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia atau hipoglikemia
- Tidak ada komplikasi akut diabetes
2. Pengetahuan Tentang Kesehatan
- Definisi: Pemahaman individu tentang informasi yang diperlukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat menjelaskan penyakitnya, faktor penyebab, dan cara pengelolaan
- Klien dapat menjelaskan pentingnya pengobatan, diet, dan aktivitas fisik
- Klien dapat menjelaskan cara memonitor tanda-tanda kesehatan
3. Perilaku Perawatan Diri
- Definisi: Perilaku individu yang dilakukan secara mandiri untuk meningkatkan atau mempertahankan kesehatan.
- Kriteria Hasil:
- Klien mematuhi pengobatan sesuai resep
- Klien melakukan diet sesuai anjuran
- Klien melakukan aktivitas fisik secara teratur
- Klien memonitor tanda-tanda kesehatan secara rutin
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI)
1. Untuk Diagnosa Keperawatan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah:
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Manajemen Diabetes
- Edukasi Manajemen Diabetes
2. Untuk Diagnosa Keperawatan Defisit Pengetahuan:
- Orientasi Kesehatan
- Edukasi Kesehatan
- Fasilitasi Belajar
3. Untuk Diagnosa Keperawatan Manajemen Diri Tidak Efektif:
- Manajemen Energi
- Aktivitas Terapi
- Peningkatan Koping
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap intervensi dapat diberikan lebih lanjut sesuai kebutuhan. -
Article No. 12290 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. Y yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Perubahan proses penyakit
4. Kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Peningkatan berat badan, pemeliharaan berat badan, peningkatan lingkar lengan atas.
- SIKI: Intervensi diet, edukasi gizi, pemantauan status gizi.
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan berjalan, peningkatan kemampuan mobilitas.
- SIKI: Manajemen aktivitas, pelatihan mobilitas, pengaturan aktivitas.
3. Perubahan proses penyakit
- SDKI: Perubahan dalam fungsi fisiologis dan/atau psikologis sebagai respons terhadap agen penyakit atau cedera.
- SLKI: Penurunan gejala penyakit, pemulihan fungsi fisiologis, stabilitas tanda-tanda vital.
- SIKI: Manajemen penyakit kronis, terapi pengobatan, pemantauan tanda-tanda vital.
4. Kurang pengetahuan tentang manajemen penyakit
- SDKI: Kekurangan atau ketiadaan informasi kognitif yang terkait dengan topik tertentu.
- SLKI: Pemahaman terkait penyakit, pemahaman terkait pengobatan, pemahaman terkait prosedur.
- SIKI: Edukasi penyakit, konseling manajemen penyakit, peningkatan motivasi.
Dalam kasus Tn. Y dengan Diabetes Mellitus Tipe II, diagnosa keperawatan di atas perlu mendapatkan perhatian dan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 12291 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola makan yang tidak sesuai dengan regimen terapeutik.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang manajemen Diabetes Mellitus.
3. Risiko komplikasi berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam pengobatan dan kontrol glukosa darah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola makan yang tidak sesuai dengan regimen terapeutik:
- SDKI: Pola makan tidak sesuai dengan kebutuhan
- SLKI: Peningkatan asupan makanan yang tidak seimbang
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Nutrisi
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang manajemen Diabetes Mellitus:
- SDKI: Kurang pengetahuan tentang penyakit
- SLKI: Ketidakmampuan dalam mengelola penyakit
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Edukasi Kesehatan
3. Risiko komplikasi berhubungan dengan ketidakpatuhan dalam pengobatan dan kontrol glukosa darah:
- SDKI: Risiko Komplikasi
- SLKI: Ketidakmampuan dalam mengontrol penyakit
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Manajemen Pengobatan, Manajemen Kadar Glukosa Darah
Secara umum, diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada Tn. Y menunjukkan adanya masalah terkait asupan nutrisi yang tidak seimbang, kurangnya pengetahuan tentang manajemen Diabetes Mellitus, serta risiko komplikasi akibat ketidakpatuhan dalam pengobatan dan kontrol glukosa darah. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan berfokus pada manajemen nutrisi, edukasi kesehatan, manajemen pengobatan, dan manajemen kadar glukosa darah. -
Article No. 12292 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Intoleransi aktivitas
3. Risiko komplikasi
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Peningkatan Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Diabetes Mellitus
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Mobilisasi
3. Risiko komplikasi
- SDKI: Risiko Komplikasi
- SLKI: Pencegahan Komplikasi
- SIKI: Manajemen Diabetes Mellitus
Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
- Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe II.
- Perawat harus menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien, meliputi intervensi untuk mengatasi masalah nutrisi, aktivitas, dan pencegahan komplikasi.
- Perawat harus melakukan implementasi dan evaluasi yang tepat untuk memantau progress perawatan pasien.
- Perawat harus mengajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen Diabetes Mellitus yang baik, termasuk diet, aktivitas, dan penggunaan obat.
- Perawat harus melakukan kolaborasi yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 12293 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakpatuhan diet dan asupan makan yang berlebih.
- Definisi: Keadaan dimana asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakmampuan dalam mengelola penyakit, kurangnya pengetahuan tentang penatalaksanaan diet, dan ketidakpatuhan terhadap diet yang dianjurkan.
2. Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah.
- Definisi: Rentan mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang dapat mengarah pada luka.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan kadar glukosa darah yang dapat menyebabkan komplikasi pada kulit.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penatalaksanaan diabetes mellitus.
- Definisi: Kurangnya informasi kognitif yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan yang tepat.
- Faktor yang berhubungan: Kurangnya pemahaman tentang penatalaksanaan diabetes mellitus, termasuk diet, obat-obatan, dan pemantauan gula darah.
4. Kurang aktivitas fisik berhubungan dengan gaya hidup sedentary.
- Definisi: Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik yang diinginkan.
- Faktor yang berhubungan: Ketidakaktifan fisik dan penurunan mobilitas.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan temuan klinis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Standar ini disusun oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan bagi perawat dalam mengelola asuhan keperawatan secara terstandar di Indonesia. -
Article No. 12294 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien Tn. Y dengan diabetes mellitus tipe 2:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah dan ketidakpatuhan dalam mengikuti diet.
2. Risiko komplikasi akut berhubungan dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang penyakit diabetes mellitus dan pengelolaannya.
Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh:
- SDKI: Ketidakmampuan individu untuk mempertahankan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
- SLKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
- SIKI: Intervensi yang ditujukan untuk membantu klien mencapai dan mempertahankan keseimbangan nutrisi yang adekuat.
2. Risiko komplikasi akut:
- SDKI: Kerentanan individu mengalami komplikasi akut yang dapat mengganggu kesehatan.
- SLKI: Gangguan fungsi organ tubuh yang mengancam kehidupan.
- SIKI: Intervensi yang ditujukan untuk mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi komplikasi akut.
3. Defisit pengetahuan:
- SDKI: Kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh individu untuk membuat keputusan atau tindakan yang tepat.
- SLKI: Keterbatasan pemahaman tentang informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan.
- SIKI: Intervensi yang ditujukan untuk memfasilitasi pembelajaran, pemahaman, dan penerapan informasi yang dibutuhkan.
Intervensi Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh:
- Kaji status nutrisi dan riwayat pola makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Edukasi tentang manajemen diet diabetes mellitus.
- Monitoring asupan dan output nutrisi.
2. Risiko komplikasi akut:
- Monitoring tanda-tanda vital dan kadar glukosa darah secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengelolaan kadar glukosa darah.
- Edukasi tentang tanda-tanda komplikasi akut dan tindakan yang harus dilakukan.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan.
3. Defisit pengetahuan:
- Identifikasi tingkat pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus.
- Edukasi tentang patofisiologi, tanda-tanda, dan penatalaksanaan diabetes mellitus.
- Ajarkan teknik-teknik perawatan diri yang tepat, seperti pemantauan glukosa darah, pengobatan, dan aktivitas fisik.
- Berikan bahan edukasi tertulis yang mudah dipahami. -
Article No. 12295 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Intake Nutrisi
- SIKI: Manajemen Diabetes Melitus, Edukasi Nutrisi, Manajemen Berat Badan
Penjelasan:
Tn. Y menunjukkan pola makan yang tidak sehat, seperti kurang konsumsi buah, sering mengkonsumsi makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak (nasi, gorengan), serta kurang kontrol asupan makanan. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan memperburuk kondisi Diabetes Mellitus.
2. Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- SDKI: Manajemen Regimen Terapeutik Tidak Efektif
- SLKI: Perilaku Terapeutik: Kepatuhan
- SIKI: Manajemen Diabetes Melitus, Edukasi Diabetes Melitus, Manajemen Obat
Penjelasan:
Tn. Y jarang memeriksakan kadar gula darahnya, tidak patuh dalam pengobatan diabetes, dan kurang memahami manajemen penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan kontrol glikemik yang buruk dan komplikasi diabetes yang lebih parah.
3. Defisit Pengetahuan
- SDKI: Defisit Pengetahuan
- SLKI: Pengetahuan Kesehatan
- SIKI: Edukasi Diabetes Melitus, Edukasi Nutrisi, Edukasi Aktivitas Fisik
Penjelasan:
Tn. Y mengaku tidak mengetahui cara mengatur diet dan hal lain terkait penyakitnya. Hal ini menunjukkan adanya defisit pengetahuan yang dapat berdampak pada kemampuan Tn. Y dalam mengelola penyakitnya.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Diabetes Melitus
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatur pengobatan dan pemantauan gula darah
- Edukasi tentang penyakit diabetes, pentingnya pengobatan dan pemantauan gula darah
- Evaluasi kepatuhan pengobatan dan kontrol gula darah
2. Edukasi Nutrisi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet diabetes yang sesuai
- Edukasi tentang pemilihan dan pengaturan makanan yang tepat
- Evaluasi dan monitoring asupan makanan
3. Edukasi Aktivitas Fisik
- Edukasi tentang manfaat dan jenis aktivitas fisik yang sesuai
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program aktivitas fisik yang aman
- Evaluasi dan monitoring pelaksanaan aktivitas fisik
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu Tn. Y dalam mengelola penyakit diabetes melitus tipe II secara efektif dan mencegah komplikasi yang lebih buruk. -
Article No. 12296 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus Tn. Y dengan Diabetes Mellitus Tipe II, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kondisi yang ditandai dengan fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal.
- Penyebab: Pengaturan dan manajemen diet, aktivitas, dan pengobatan yang tidak adekuat.
2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengomunikasikan informasi terkait kesehatan secara efektif.
- Penyebab: Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan manajemen kesehatan yang tepat.
3. Kelelahan
- Definisi: Perasaan keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas.
- Penyebab: Kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak adekuat, dan peningkatan kadar glukosa darah.
Luaran (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, tidak ada gejala hipoglikemia atau hiperglikemia.
2. Perilaku Manajemen Kesehatan
- Definisi: Kemampuan untuk mengelola informasi dan perilaku terkait kesehatan secara efektif.
- Indikator: Memahami penyakit dan perawatannya, patuh mengikuti regimen pengobatan, dan melakukan manajemen diet dan aktivitas yang tepat.
3. Tingkat Energi
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Indikator: Mampu melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan yang berlebihan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Kadar Glukosa Darah
- Monitor kadar glukosa darah secara teratur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengaturan obat antidiabetes.
- Edukasi tentang manajemen diet dan aktivitas fisik yang tepat.
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi tentang penyakit diabetes, komplikasi, dan manajemen perawatannya.
- Ajarkan teknik perawatan kaki, pemantauan kadar glukosa, dan pencegahan komplikasi.
- Dorong pasien untuk aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan terkait kesehatan.
3. Manajemen Energi
- Identifikasi penyebab kelelahan dan rencana intervensi yang sesuai.
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas dan istirahat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk optimalisasi status nutrisi.
Dengan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan dapat membantu Tn. Y dalam mengelola diabetes mellitus tipe II secara efektif dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 12297 | 15 Feb 2025
Klinis : KASUS DIABETES MELLITUS TIPE II Tn. Y, 68 tahun dirawat di rumah sakit sejak dua hari yang lalu dengan keluhan merasa pusing, mual dan muntah, tidak bisa jalan secara seimbang, dan mengalami peningkatan kadar glukosa darah = 540 mg/dl. Tn. Y telah didiagnosa penyakit DM tipe 2 sejak 6 tahun yang lalu. Tn. Y menyatakan dirumah dia sehari hari makan seperti biasa, dengan menu nasi, lauk pauk dan sesekali dengan sayuran, dan jarang mengkonsumi buah. Tidak membatasi asupan makanan, masih merokok dan minum kopi manis sehari tiga kali, sering mengkonsumsi gorengan seperti ubi, pisang dan bakwan. Tn Y menyatakan lebih banyak diam dirumah sambil menjaga warung, jarang mengikuti kegiatan sosial. Tn Y juga menyatakan jarang pergi ke puskesmas atau klinik untuk memeriksa kadar gula darah, sesekali saja mengkonsumsi obat DM jika dirasa tidak enak badan. Tn Y juga mengaku tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait dengan penyakitnya, walau pernah dianjurkan anak nya agar mengurangi merokok dan minum atau makan yang manis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan: Hb: 12,8 g/dl, Leukosit 10.390/mm, Eritrosit 4,5 jt/mm trombosit 433.000/mm, GD PP 220 mg/dl, TB ; 160 cm, BB 58 kg. Tanda vital: suhu 37 C, frekuensi nadi 89x/menit, frekuensi napas 18x/menit, TD 150/90 mmHg. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan hipertrofi otot jantung. CARIKAN DIAGNOSA NYA SESUAI BAHASA DIAGNOSA BESERTA LUARAN DAN INTERVENSINYA
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI-SLKI-SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Diabetes Mellitus Tipe II pada Tn. Y.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake lebih dari kebutuhan berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat, ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi (540 mg/dl) dan berat badan berlebih (BMI 22,7 kg/m2).
Luaran (SLKI):
- Kadar glukosa darah dalam rentang normal
- Tidak ada gejala hiperglikemia
- Berat badan dalam rentang normal
Intervensi (SIKI):
- Manajemen Diabetes Melitus
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Pengaturan Diet Diabetes Melitus
2. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang pengelolaan diabetes mellitus, ditandai dengan pernyataan pasien bahwa dia tidak tahu cara mengatur diet dan hal lain terkait penyakitnya.
Luaran (SLKI):
- Pasien mendemonstrasikan pemahaman tentang diabetes mellitus
- Pasien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang efektif
Intervensi (SIKI):
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus
- Konseling Gizi Diabetes Melitus
- Promosi Kesehatan Diabetes Melitus
3. Ketidakaktifan Fisik berhubungan dengan keterbatasan aktivitas, ditandai dengan pernyataan pasien bahwa dia lebih banyak diam di rumah menjaga warung dan jarang mengikuti kegiatan sosial.
Luaran (SLKI):
- Pasien berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai
- Pasien melaporkan peningkatan energi
Intervensi (SIKI):
- Peningkatan Aktivitas
- Terapi Aktivitas
- Edukasi Manajemen Diri Diabetes Melitus (aktivitas fisik)
Kesimpulan, diagnosa keperawatan utama yang perlu ditangani adalah Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake lebih dari kebutuhan, Kurang Pengetahuan, dan Ketidakaktifan Fisik. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen diabetes melitus, edukasi, pemantauan, pengaturan diet, konseling gizi, dan peningkatan aktivitas fisik.