Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14299 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang pria berusia 30 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas setelah sepeda motornya bertabrakan dengan mobil. Saat ditemukan oleh tim medis, pasien tampak gelisah, mengalami dispnea berat, dan menggunakan otot bantu napas. Pemeriksaan awal menunjukkan adanya asimetri gerakan dada, hipersonor pada perkusi hemitoraks kanan, dan suara napas menurun pada sisi yang sama. Pasien juga menunjukkan tanda-tanda syok, termasuk takikardia dan hipotensi. Mahasiswa yang sedang bertugas di unit gawat darurat diberikan kasus ini untuk melakukan manajemen jalan napas dan pernapasan sesuai dengan prosedur kegawatdaruratan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan cedera dada, ditandai dengan dispnea berat, penggunaan otot bantu napas, asimetri gerakan dada, hipersonor pada perkusi hemitoraks kanan, dan suara napas menurun pada sisi yang sama.
2. Syok berhubungan dengan cedera lalu lintas, ditandai dengan takikardia dan hipotensi.
3. Kecemasan berhubungan dengan situasi gawat darurat, ditandai dengan pasien yang tampak gelisah.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Gangguan Pertukaran Gas
- SLKI: Perbaikan Fungsi Pernapasan, Stabilitas Hemodinamik
- SIKI: Manajemen Jalan Napas, Oksigenasi, Pemantauan Pernapasan
2. Syok
- SDKI: Syok
- SLKI: Stabilitas Hemodinamik, Perbaikan Perfusi Jaringan
- SIKI: Manajemen Syok, Manajemen Cairan
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Kontrol Kecemasan, Ketenangan
- SIKI: Manajemen Kecemasan, Terapi Relaksasi
Sebagai perawat di unit gawat darurat, tugas utama Anda adalah melakukan manajemen jalan napas dan pernapasan sesuai dengan prosedur kegawatdaruratan. Hal ini meliputi menjaga patensi jalan napas, memberikan oksigen yang adekuat, serta memantau status pernapasan dan hemodinamik pasien secara ketat. Selain itu, Anda juga perlu memberikan intervensi untuk mengatasi kecemasan pasien agar dapat membantu stabilisasi kondisinya. -
Article No. 14300 | 17 Mar 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pingsan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan pingsan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan perfusi jaringan perifer
- Definisi: Pengurangan aliran darah ke bagian tubuh yang dapat mengakibatkan gangguan suplai oksigen dan nutrisi.
- Faktor yang berhubungan: Hipovolemia, hipotensi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Sirkulasi
- Luaran: Perfusi jaringan yang adekuat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital stabil, kapiler refill <3 detik, ekstremitas hangat dan kering.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Sirkulasi
- Intervensi: Memantau tanda-tanda vital, memantau pengisian kapiler, memantau suhu ekstremitas, dan memberikan cairan intravena jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien datang dengan keluhan pingsan, yang dapat disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan perifer. Penurunan perfusi jaringan perifer dapat terjadi akibat hipovolemia atau hipotensi. Tujuan dari asuhan keperawatan adalah untuk mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat, yang dapat ditandai dengan stabilnya tanda-tanda vital, pengisian kapiler yang baik, dan ekstremitas yang hangat dan kering. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda vital, pengisian kapiler, suhu ekstremitas, dan memberikan cairan intravena jika diperlukan. -
Article No. 14301 | 17 Mar 2025
Klinis : Klien batuk tidak efektif, sputum berlebih, terdengar mengi, tidak mampu batuk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, terdengar mengi, dan tidak mampu batuk adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Kondisi ini menggambarkan adanya ketidakmampuan klien untuk membersihkan sekresi pada saluran napas, sehingga mengakibatkan gangguan pada pertukaran gas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Klien dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas dari sekresi.
2. Laju Pernapasan: Klien dapat mempertahankan laju pernapasan dalam rentang normal.
3. Pola Pernapasan: Klien dapat mempertahankan pola pernapasan yang efektif.
4. Status Oksigenasi: Klien dapat mempertahankan status oksigenasi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Identifikasi dan monitor jalan napas klien.
b. Lakukan suction/penghisapan sekret jika perlu.
c. Posisikan klien untuk memfasilitasi drainase sekret.
d. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
2. Terapi Batuk
a. Ajarkan teknik batuk efektif kepada klien.
b. Bantu klien melakukan latihan batuk dan ekspektorasi.
c. Berikan terapi inhaler bronkodilator jika perlu.
3. Manajemen Sekresi
a. Monitor karakteristik, jumlah, dan warna sputum.
b. Berikan humidifikasi udara untuk melembapkan sekresi.
c. Berikan terapi mukolitik atau ekspektoran jika perlu.
4. Pemantauan Pernapasan
a. Monitor frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
b. Pantau tanda-tanda distres pernapasan.
c. Lakukan auskultasi paru untuk mendeteksi adanya suara napas tambahan.
Melalui intervensi-intervensi tersebut, diharapkan klien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, mempertahankan laju dan pola pernapasan yang normal, serta mencapai status oksigenasi yang adekuat. Pemantauan yang cermat dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya juga diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14302 | 17 Mar 2025
Klinis : Klien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Klien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah, dan tidak mampu menuntaskan aktivitas menunjukkan adanya nyeri akut yang dialami. Nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, penyakit, atau prosedur medis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan pengalaman nyeri pada tingkat yang dapat diterima.
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mengendalikan pengalaman nyerinya pada tingkat yang dapat diterima, sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
2. Kenyamanan: Tidak Ada Nyeri
Definisi: Bebas dari pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Selain itu, diharapkan klien dapat mencapai kondisi bebas dari nyeri sehingga dapat merasakan kenyamanan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mencakup karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
b. Memberikan analgesik sesuai dengan instruksi medis.
c. Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer.
d. Memantau efektivitas intervensi nyeri dan melakukan evaluasi.
2. Manajemen Aktivitas
a. Mengkaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan kemampuan klien saat ini.
c. Memberikan bantuan atau alat bantu yang dibutuhkan untuk memfasilitasi aktivitas klien.
d. Mengajarkan teknik pengaturan energi dan manajemen aktivitas untuk menghindari kelelahan.
3. Manajemen Kenyamanan
a. Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan klien.
b. Mengoptimalkan lingkungan untuk meningkatkan kenyamanan klien.
c. Memberikan intervensi terkait kenyamanan, seperti manajemen nyeri, pengaturan posisi, dan terapi komplementer.
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi kenyamanan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi ini, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu mampu mengendalikan nyeri, bebas dari nyeri, dan meningkatkan kenyamanan. -
Article No. 14303 | 17 Mar 2025
Klinis : Klien menolak melakukan perawatan diri, tidak mampu mandi/berpakaian (personal hygiene)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi klien yang menolak melakukan perawatan diri dan tidak mampu mandi/berpakaian (personal hygiene).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Defisit Perawatan Diri" (Self-Care Deficit). Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan klien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri, seperti mandi, berpakaian, dan personal hygiene lainnya. Klien menolak melakukan perawatan diri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi fisik, kognitif, psikologis, atau lingkungan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri atau dengan bantuan seminimal mungkin.
2. Klien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan personal hygiene lainnya.
3. Klien menunjukkan peningkatan kebersihan dan kerapian diri.
4. Klien menunjukkan kepuasan dan rasa nyaman dengan kemampuan perawatan dirinya.
5. Klien menunjukkan peningkatan harga diri dan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Penilaian Kemampuan Perawatan Diri
- Mengkaji tingkat kemandirian klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan personal hygiene lainnya.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri klien, seperti kondisi fisik, kognitif, psikologis, atau lingkungan.
2. Peningkatan Kemampuan Perawatan Diri
- Memberikan dukungan, motivasi, dan bimbingan kepada klien untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri.
- Mengajarkan dan melatih klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri secara bertahap dan terarah.
- Memberikan bantuan dan asistensi secara bertahap, sehingga klien dapat mencapai kemandirian yang optimal.
3. Modifikasi Lingkungan
- Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan atau rintangan yang dapat mengganggu aktivitas perawatan diri klien.
- Menyediakan alat bantu atau peralatan yang dapat memfasilitasi aktivitas perawatan diri klien.
- Memastikan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung bagi klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
4. Konseling dan Edukasi
- Memberikan konseling dan edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya perawatan diri dan strategi peningkatan kemampuan.
- Mendiskusikan dan melibatkan klien dan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Memberikan dukungan dan reinforcement positif untuk meningkatkan motivasi klien dalam melakukan perawatan diri.
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan dapat membantu klien meningkatkan kemampuan perawatan diri, mencapai kemandirian, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. -
Article No. 14304 | 17 Mar 2025
Klinis : Klien mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur, jumlah waktu tidur sesuai dengan usia (8 jam untuk dewasa)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan rincian yang diminta terkait kondisi klien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Pola Tidur Terganggu
Pola Tidur Terganggu didefinisikan sebagai perubahan dalam kualitas atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari. Kondisi klien yang mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur dan jumlah waktu tidur sesuai dengan usia (8 jam untuk dewasa) menunjukkan bahwa pola tidur klien tidak mengalami gangguan yang signifikan. Namun, perlu tetap dipertimbangkan karena hal ini dapat berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lainnya jika tidak dikelola dengan baik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidur yang Adekuat
Tidur yang Adekuat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan pola tidur yang sesuai dengan kebutuhan individu. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari klien yang dapat tidur selama 8 jam dan terbangun dengan perasaan segar.
2. Istirahat yang Terpenuhi
Istirahat yang Terpenuhi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan periode pemulihan energi yang sesuai dengan kebutuhan individu. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari klien yang merasa istirahat yang cukup setelah bangun tidur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
a. Identifikasi pola tidur klien, termasuk waktu tidur, kualitas tidur, dan gangguan tidur.
b. Berikan edukasi kepada klien tentang higiena tidur yang baik, seperti rutinitas sebelum tidur, lingkungan yang nyaman, dan hindari stimulasi yang berlebihan sebelum tidur.
c. Kolaborasi dengan ahli lain (misalnya dokter) jika diperlukan untuk mengatasi masalah tidur.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Manajemen Istirahat
a. Identifikasi kebutuhan istirahat klien berdasarkan usia dan aktivitas sehari-hari.
b. Bantu klien untuk mengatur jadwal istirahat yang sesuai dengan kebutuhannya.
c. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung untuk beristirahat.
d. Ajarkan teknik relaksasi (misalnya teknik pernapasan, meditasi) untuk membantu klien beristirahat dengan lebih efektif.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada pola tidur dan istirahat klien, diharapkan klien dapat mempertahankan pola tidur dan istirahat yang adekuat sesuai dengan kebutuhannya. -
Article No. 14305 | 17 Mar 2025
Klinis : Klien mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur, jumlah waktu tidur sesuai dengan usia (8 jam untuk dewasa)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Pola Tidur Teraturdialah satu diagnosa keperawatan yang mengacu pada kondisi klien yang mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur dan jumlah waktu tidur sesuai dengan usia. Diagnosa ini menggambarkan adanya gangguan atau ketidakseimbangan dalam pola tidur yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan klien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidur yang adekuat: Klien dapat tidur dengan durasi yang sesuai dengan usia (8 jam untuk dewasa) dan merasa cukup istirahat setelah tidur.
2. Pemulihan yang efektif: Klien dapat merasakan pemulihan yang efektif setelah tidur sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik.
3. Kenyamanan: Klien merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhan tidurnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Pola Tidur
- Kaji pola tidur klien, termasuk durasi, kualitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Bantu klien mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang dapat mengganggu pola tidurnya.
- Berikan pendidikan kepada klien tentang pentingnya pola tidur yang adekuat dan strategi untuk memperbaiki pola tidur.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) jika diperlukan untuk menangani masalah terkait tidur.
2. Promosi Tidur
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif untuk tidur, seperti mengatur suhu, pencahayaan, dan kebisingan.
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya deep breathing, visualisasi) untuk membantu klien tidur.
- Berikan aktivitas yang dapat memfasilitasi tidur, seperti aktivitas fisik ringan atau aktivitas rutin sebelum tidur.
- Pantau dan catat pola tidur klien untuk evaluasi dan penyesuaian intervensi yang diperlukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Pola Tidur Terganggu" menggambarkan kondisi klien yang mengalami masalah dalam pola tidurnya, seperti kesulitan untuk tidur, kualitas tidur yang buruk, atau durasi tidur yang tidak sesuai dengan usia. Dalam kasus ini, klien mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur dan jumlah waktu tidur sesuai dengan usia (8 jam untuk dewasa), sehingga diagnosa ini tepat untuk menggambarkan kondisinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup tiga hal utama: (1) Tidur yang adekuat, yaitu klien dapat tidur dengan durasi yang sesuai usia dan merasa cukup istirahat; (2) Pemulihan yang efektif, di mana klien dapat merasakan pemulihan yang baik setelah tidur sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik; dan (3) Kenyamanan, di mana klien merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhan tidurnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi dua komponen utama: (1) Manajemen Pola Tidur, yang mencakup pengkajian, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain; serta (2) Promosi Tidur, yang mencakup penciptaan lingkungan yang kondusif untuk tidur, pemberian teknik relaksasi, aktivitas yang memfasilitasi tidur, serta pemantauan dan evaluasi pola tidur klien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan masalah pola tidur yang dialami klien dapat teratasi, sehingga klien dapat mencapai tidur yang adekuat, pemulihan yang efektif, dan kenyamanan yang diharapkan. -
Article No. 14306 | 17 Mar 2025
Klinis : Tuliskan minimal 3 contoh PENYEBAB munculnya Diagnosis Keperawatan RISIKO yang ada dalam buku SDKI untuk masing-masing kategori diagnosis keperawatan di bawah ini : a. Kategori Fisiologis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda sebutkan berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) dan SLKI/SIKI (Standar Luaran dan Intervensi Keperawatan Indonesia).
a. Kategori Fisiologis
1. Diagnosis Keperawatan RISIKO: Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital
Penyebab:
- Penurunan curah jantung
- Hipovolemia
- Gangguan sistem regulasi tubuh (misalnya, gangguan hormonal)
2. Diagnosis Keperawatan RISIKO: Risiko Gangguan Perfusi Jaringan
Penyebab:
- Penurunan curah jantung
- Vasokonstriksi perifer
- Hipovolemia
3. Diagnosis Keperawatan RISIKO: Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Penyebab:
- Asupan cairan tidak adekuat
- Kehilangan cairan yang berlebihan
- Gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Stabilitas tanda-tanda vital
- Perfusi jaringan yang adekuat
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen cairan
- Terapi cairan/elektrolit
- Promosi perfusi jaringan
- Edukasi pasien dan keluarga terkait kondisi kesehatan
Penjelasan rinci:
Pada kategori fisiologis, diagnosis keperawatan risiko yang mungkin muncul adalah risiko ketidakstabilan tanda-tanda vital, risiko gangguan perfusi jaringan, dan risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Penyebab utama dari masing-masing diagnosis tersebut dapat berupa penurunan curah jantung, hipovolemia, gangguan sistem regulasi tubuh, vasokonstriksi perifer, asupan cairan tidak adekuat, dan gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya stabilitas tanda-tanda vital, perfusi jaringan yang adekuat, dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, terapi cairan/elektrolit, promosi perfusi jaringan, serta edukasi pasien dan keluarga terkait kondisi kesehatan.
Semua intervensi keperawatan tersebut harus dilakukan secara terencana, sistematis, dan berkesinambungan untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan dan meningkatkan status kesehatan pasien. -
Article No. 14307 | 17 Mar 2025
Klinis : Tuliskan minimal 3 contoh PENYEBAB munculnya Diagnosis Keperawatan RISIKO yang ada dalam buku SDKI untuk masing-masing kategori diagnosis keperawatan di bawah ini : b. Kategori Psikologis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, penyebab, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda berikan.
Kategori Psikologis:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kecemasan
2. Depresi
3. Gangguan Citra Tubuh
Penyebab Risiko Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan
a. Perubahan status kesehatan
b. Perubahan lingkungan
c. Perubahan peran dan tanggung jawab
2. Depresi
a. Kehilangan atau duka cita
b. Perubahan status kesehatan
c. Perubahan dukungan sosial
3. Gangguan Citra Tubuh
a. Perubahan fungsi tubuh
b. Pengalaman traumatis
c. Penyakit kronis atau disabilitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kecemasan
a. Tingkat kecemasan menurun
b. Kemampuan mengontrol kecemasan meningkat
c. Kemampuan beradaptasi dengan situasi yang menyebabkan kecemasan meningkat
2. Depresi
a. Suasana hati membaik
b. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas meningkat
c. Kemampuan mengatasi depresi meningkat
3. Gangguan Citra Tubuh
a. Penerimaan terhadap perubahan fungsi tubuh meningkat
b. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan citra tubuh meningkat
c. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kecemasan
a. Identifikasi faktor penyebab kecemasan
b. Berikan dukungan emosional
c. Ajarkan teknik relaksasi
2. Depresi
a. Identifikasi faktor penyebab depresi
b. Berikan dukungan emosional dan psikologis
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental
3. Gangguan Citra Tubuh
a. Identifikasi faktor penyebab gangguan citra tubuh
b. Berikan informasi dan edukasi terkait perubahan citra tubuh
c. Fasilitasi aktivitas yang dapat meningkatkan penerimaan diri
Setiap diagnosa keperawatan, penyebab, luaran, dan intervensi yang saya sampaikan membutuhkan penjelasan yang lebih terperinci berdasarkan kondisi spesifik pasien. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien. -
Article No. 14308 | 17 Mar 2025
Klinis : pola tidur terganggu kode berapa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi "pola tidur terganggu" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
1. Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Pola Tidur Terganggu:
Kode: 00198
Definisi: Gangguan pengalaman perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Karakteristik Utama:
- Sulit untuk jatuh atau tetap tidur
- Sering terbangun di malam hari
- Bangun lebih cepat dari yang diinginkan
- Tidur tidak menyegarkan
Faktor Terkait:
- Kecemasan
- Nyeri
- Stres
- Lingkungan yang tidak kondusif untuk tidur
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Kode: 0004 Tidur
Definisi: Periode istirahat dan relaksasi yang memulihkan energi fisik dan mental.
Indikator:
- Durasi tidur yang adekuat
- Kualitas tidur yang baik
- Tidak mengalami kesulitan untuk jatuh atau tetap tidur
- Merasa segar setelah bangun tidur
- Tidur tanpa terganggu
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Kode: 5820 Manajemen Tidur
Definisi: Memfasilitasi pola tidur yang adekuat dan menyegarkan.
Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur pasien
- Membuat lingkungan yang kondusif untuk tidur (cahaya redup, suhu nyaman, suara minimal)
- Mengajarkan teknik relaksasi (pernapasan dalam, visualisasi, meditasi)
- Mengatur jadwal tidur yang teratur
- Memberikan edukasi tentang higiene tidur yang baik
- Memantau dan mendokumentasikan pola tidur pasien
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan, misalnya pemberian obat-obatan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Pola Tidur Terganggu" menggambarkan gangguan dalam pengalaman dan kualitas tidur pasien, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kecemasan, nyeri, stres, atau lingkungan yang tidak kondusif. Diagnosa ini membantu perawat mengidentifikasi dan fokus pada masalah tidur yang dialami pasien.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) "Tidur" menggambarkan kondisi ideal yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat memperoleh tidur yang adekuat, berkualitas, dan menyegarkan. Indikator-indikator tersebut menjadi target yang harus dipenuhi dalam proses asuhan keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI) "Manajemen Tidur" mencakup serangkaian aktivitas keperawatan yang ditujukan untuk memfasilitasi pola tidur yang baik pada pasien. Intervensi ini berfokus pada identifikasi faktor penyebab, pengaturan lingkungan, pengajaran teknik relaksasi, serta pemantauan dan dokumentasi pola tidur pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga dapat dilakukan jika diperlukan.
Penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus untuk mengatasi masalah pola tidur terganggu pada pasien.