Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19401 | 07 Jul 2025
Klinis : pasien mengalami kecelakaan kerja ketika menggunakan benda tajam. luka terdapat pada lengan kiri bawah dan pendarahan tidak berhenti sejak kejadian
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yakni pasien mengalami kecelakaan kerja saat menggunakan benda tajam, dengan luka di lengan kiri bawah dan pendarahan yang tidak berhenti sejak kejadian, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S51.8X1
- Deskripsi: Luka terbuka lainnya di lengan bawah kiri, akibat kecelakaan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 34.01
- Deskripsi: Pemberian jahitan pada luka terbuka di ekstremitas.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S51.8X1 menggambarkan luka terbuka lainnya di lengan bawah kiri, yang disebabkan oleh kecelakaan. Kode ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami luka di lengan kiri bawah akibat kecelakaan kerja.
2. Kode ICD-9-CM 34.01 menunjukkan prosedur pemberian jahitan pada luka terbuka di ekstremitas. Ini mungkin diperlukan untuk menangani pendarahan yang tidak berhenti pada luka pasien.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan menggunakan kode-kode ini untuk mengidentifikasi diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan, sehingga dapat membantu dalam dokumentasi, klaim asuransi, serta analisis epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 19402 | 07 Jul 2025
Klinis : pasien mengalami kecelakaan kerja ketika menggunakan benda tajam. luka terdapat pada lengan kiri bawah dan pendarahan tidak berhenti sejak kejadian
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien mengalami kecelakaan kerja saat menggunakan benda tajam, dengan luka di lengan kiri bawah dan pendarahan yang tidak berhenti sejak kejadian, maka Diagnosa Keperawatan yang dapat ditetapkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00206
Diagnosa: Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko mengalami hilangnya volume darah yang berlebihan dari sistem sirkulasi.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 00009
Luaran: Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan atau menghentikan perdarahan.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 10002
Intervensi: Manajemen Perdarahan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan atau menghentikan perdarahan.
Penjelasan singkat:
Pasien mengalami kecelakaan kerja saat menggunakan benda tajam, yang menyebabkan luka di lengan kiri bawah dan pendarahan yang tidak berhenti sejak kejadian. Hal ini menimbulkan risiko perdarahan yang perlu ditangani segera untuk mencegah kehilangan volume darah yang berlebihan. Perawat harus melakukan tindakan manajemen perdarahan untuk mengendalikan atau menghentikan pendarahan, serta memantau efektivitas intervensi untuk mencapai kontrol perdarahan yang optimal. -
Article No. 19321 | 06 Jul 2025
Klinis : mual,diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi mual dan diare.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi nutrisi (00002)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau mengabsorpsi satu atau lebih nutrien esensial melalui saluran cerna.
2. Diare (00013)
Definisi: Perubahan konsistensi dan frekuensi BAB menjadi lebih cair dan sering.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi nutrisi (00002)
Kode: 00002
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir atau mengabsorpsi satu atau lebih nutrien esensial melalui saluran cerna.
2. Diare (00013)
Kode: 00013
Definisi: Perubahan konsistensi dan frekuensi BAB menjadi lebih cair dan sering.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pencernaan dan Metabolisme
Kode: P-0001
Definisi: Kemampuan sistem pencernaan dan metabolisme dalam mencerna, menyerap, dan menggunakan nutrisi.
2. Keseimbangan Cairan
Kode: P-0003
Definisi: Kemampuan tubuh dalam mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
Kode: I-0001
Definisi: Bantuan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Manajemen Cairan
Kode: I-0003
Definisi: Bantuan dalam mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh pasien.
Dengan tone akademis dan persona sebagai pakar/perawat, saya telah menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi mual dan diare sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut, saya siap membantu. -
Article No. 19322 | 06 Jul 2025
Klinis : bersihan nafas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis "bersihan nafas" dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J98.9
- Deskripsi: Gangguan pernapasan, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.90
- Deskripsi: Prosedur lain untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas, tidak diklasifikasikan di tempat lain.
Penjelasan:
Pada kasus "bersihan nafas", kondisi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan kode ICD-10 J98.9, yang menggambarkan gangguan pernapasan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain. Gangguan bersihan nafas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya obstruksi jalan napas, kelelahan otot pernapasan, atau penyakit paru-paru lainnya.
Dalam hal prosedur atau tindakan medis yang terkait, kode ICD-9-CM 93.90 dapat digunakan untuk mencatat prosedur lain yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas, namun tidak diklasifikasikan di tempat lain. Ini dapat mencakup tindakan seperti pemberian oksigen, penggunaan alat bantu pernapasan, atau teknik fisioterapi pernapasan.
Penggunaan kode-kode ini dapat membantu dalam dokumentasi dan klasifikasi yang akurat dari kondisi dan tindakan medis yang terkait dengan bersihan nafas, sehingga dapat mendukung proses perawatan pasien, pengkodean medis, dan analisis epidemiologi yang lebih baik. -
Article No. 19323 | 06 Jul 2025
Klinis : bersihan nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan Nafas" dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Nafas Tidak Efektif
Kode SDKI: 00030
Definisi SDKI:
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Kode SLKI: L-0201
Definisi SLKI:
Kemampuan individu untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan kebersihan jalan napas.
Kode SIKI: N-0301
Definisi SIKI:
Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi pemeliharaan dan/atau peningkatan bersihan jalan napas, termasuk mengatur posisi, mengisap lendir, dan melakukan fisioterapi dada.
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Nafas Tidak Efektif" mengacu pada ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mengganggu pemeliharaan bersihan jalan napas. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu pasien meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan kebersihan jalan napas melalui tindakan keperawatan yang memfasilitasi pemeliharaan dan/atau peningkatan bersihan jalan napas. -
Article No. 19324 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki di rawat dengan diagnosa medis Bronchopneumonia. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, terdengar suara ronkhi dilobus bagian kanan, frekuensi nafas 35 x/menit, Suhu 38,8°C. Apa diagnosa keperawatan pada pasien tersebut dan uraikan intervensi keperawatan pasien dengan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SDKI: 00031
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Hipertermia
SDKI: 00007
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
Intervensi Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
SLKI:
- Manajemen Jalan Napas (6540)
- Manajemen Batuk (3140)
- Monitoring Respirasi (3350)
SIKI:
- Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi drainase sekret
- Memberikan terapi oksigen sesuai indikasi
- Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret
- Mengajarkan teknik batuk efektif kepada pasien
2. Hipertermia
SLKI:
- Manajemen Demam (3740)
- Manajemen Suhu Tubuh (3900)
SIKI:
- Mengukur suhu tubuh secara berkala
- Memberikan kompres hangat/dingin sesuai indikasi
- Mengatur lingkungan untuk mempertahankan suhu tubuh normal
- Mempertahankan asupan cairan yang adekuat
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran keperawatan yang diharapkan dari setiap diagnosa keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 19325 | 06 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki di rawat dengan diagnosa medis Bronchopneumonia. Hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai dahak, bernafas dengan otot bantu pernafasan, pernafasan cuping hidung, terdengar suara ronkhi dilobus bagian kanan, frekuensi nafas 35 x/menit, Suhu 38,8°C. Apa diagnosa keperawatan pada pasien tersebut dan uraikan intervensi keperawatan pasien dengan kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SLKI: Pembersihan Jalan Napas
- SIKI: Pembersihan Jalan Napas
- Kode: 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Intervensi Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Awasi frekuensi, kedalaman, dan usaha napas
b. Pantau oksigenasi (SpO2, gas darah)
c. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
d. Lakukan fisioterapi dada (postural drainage, perkusi, vibrasi)
e. Fasilitasi batuk efektif dan ekspektorasi
f. Lakukan suction bila perlu
g. Pertahankan posisi semi-fowler
h. Kolaborasi dengan fisioterapis atau tim medis lain untuk intervensi tambahan
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" didasarkan pada adanya gejala batuk produktif, penggunaan otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, dan adanya suara ronki yang terdengar di lobus kanan paru-paru. Hal ini menunjukkan adanya hambatan pada bersihan jalan napas. Intervensi keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk memfasilitasi pembersihan jalan napas, meningkatkan oksigenasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 19326 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas, terdengar suara whezing
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu pasien mengeluhkan sesak napas dan terdengar suara wheezing, maka diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J45.9
- Deskripsi: Asma, tidak terspesifikasi
Asma adalah kondisi kronis yang ditandai dengan inflamasi dan penyempitan saluran pernapasan, yang menyebabkan gejala seperti sesak napas, mengi (wheezing), dan batuk. Kode J45.9 digunakan untuk menggambarkan asma tanpa spesifikasi lebih lanjut.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Pemberian oksigen, lainnya
Pada kasus ini, prosedur medis yang mungkin diperlukan adalah pemberian oksigen untuk membantu mengatasi sesak napas yang dialami oleh pasien. Kode ICD-9-CM 93.08 digunakan untuk mencatat pemberian oksigen melalui berbagai cara, seperti menggunakan masker oksigen atau kanula nasal.
Pemeriksaan tambahan mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan penatalaksanaan yang tepat, seperti pemeriksaan faal paru, penggunaan bronkodilator, atau pemberian kortikosteroid inhalasi. -
Article No. 19327 | 06 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak nafas, terdengar suara whezing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sesak napas dan wheezing:
---
### **Diagnosis Keperawatan**
**Kode: D.0016** – **Gangguan Pertukaran Gas**
*Definisi:* Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh, atau gangguan eliminasi karbon dioksida.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Obstruksi jalan napas (misalnya: bronkospasme, sekret berlebih).
- Penurunan kapasitas difusi alveolus.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.0401** – **Status Pernapasan**
*Kriteria Evaluasi:*
1. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal.
2. Tidak ada bunyi napas abnormal (wheezing, ronki).
3. Saturasi oksigen (SpO₂) ≥95%.
4. Pasien melaporkan tidak sesak napas.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.0901** – **Manajemen Jalan Napas**
*Tindakan:*
1. Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam.
2. Berikan posisi semi-Fowler atau tripod untuk memfasilitasi ekspansi paru.
3. Ajarkan teknik napas dalam dan batuk efektif.
4. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau oksigen sesuai indikasi.
**Kode: I.1101** – **Manajemen Oksigenasi**
*Tindakan:*
1. Monitor saturasi oksigen secara berkala.
2. Hindari faktor pemicu (alergen, asap rokok).
3. Berikan edukasi tentang penggunaan inhaler jika diperlukan.
---
### **Catatan Akademis**
- **Wheezing** menunjukkan obstruksi jalan napas kecil (misalnya: asma, COPD).
- **Pertukaran gas terganggu** dipilih karena adanya manifestasi klinis hipoksia (sesak napas) dan gangguan eliminasi CO₂.
- Intervensi difokuskan pada optimasi oksigenasi dan reduksi obstruksi.
Semoga informasi ini membantu. Jika diperlukan penyesuaian berdasarkan data tambahan (misalnya: hasil ABG, riwayat penyakit), revisi diagnosis dapat dilakukan. -
Article No. 19328 | 06 Jul 2025
Klinis : Pasien An.M dengan diagnosa medis kejang demam kompleks. Keluhan utama kejang di rumah selama sekitar 10 menit, demam sejak pagi hari. Riwayat kesehatan sekarang : ibu klien mengatakan anaknya demam sejak pagi lalu kejang seluruh badan seperti mengigil dan mulut mengeluarkan cairan, setelah kejang pasien sadar, tidak mual muntah,, saat observasi di igd pasien kejang 1x kelonjotan seluruh badan dan kejang dipotong oleh pemberian diazepam suppo 5mg. Riwayat penyakit dahulu tidak ada dan ini baru pertama x kejang. Pem fisik ttv nadi:132x,suhu 39,2,spo2 98,respirasi 35x. KU: lemah, pucat,composmentis. Pemeiksaan penunjang data laboratorium. Masalah keperawatan yang di temukan: 1. Hipertermia 2. Risiko perfusi serebral tidak efektif 3. Risiko jatuh 4. Risiko cedera 5. Defisit pengetahuan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien An.M yang mengalami kejang demam kompleks.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat proses infeksi.
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan kejang.
3. Risiko jatuh berhubungan dengan adanya kejang.
4. Risiko cedera berhubungan dengan kejang.
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai manajemen kejang demam.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia:
- Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Klien menunjukkan perilaku yang sesuai dengan usia
2. Perfusi serebral efektif:
- Kesadaran klien membaik
- Tidak ada tanda-tanda gangguan neurologis
- Tidak terjadi kejang
3. Tidak ada risiko jatuh:
- Klien mampu mempertahankan posisi tubuh dengan baik
- Tidak ada riwayat jatuh selama perawatan
4. Tidak ada risiko cedera:
- Tidak terjadi cedera selama perawatan
- Klien tidak mengalami komplikasi akibat kejang
5. Pengetahuan meningkat:
- Klien/keluarga dapat menjelaskan penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kejang demam
- Klien/keluarga mampu melakukan tindakan pencegahan atau penanganan awal kejang demam di rumah
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hipertermia:
- Monitoring tanda vital secara berkala
- Pemberian antipiretik sesuai indikasi
- Kompres hangat pada area tubuh
- Edukasi kepada klien/keluarga mengenai manajemen hipertermia
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif:
- Monitoring tanda-tanda vital dan status neurologis
- Pemberian obat antikonvulsan sesuai indikasi
- Penanganan kejang dengan teknik pemberian diazepam suppo
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan kejang
3. Risiko jatuh:
- Pengkajian risiko jatuh secara berkala
- Pemasangan pagar pengaman pada tempat tidur
- Pengaturan lingkungan yang aman
- Edukasi kepada klien/keluarga mengenai pencegahan jatuh
4. Risiko cedera:
- Monitoring status neurologis dan tanda-tanda vital
- Pencegahan trauma selama kejang dengan teknik penanganan yang tepat
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan komplikasi akibat kejang
5. Defisit pengetahuan:
- Pengkajian pengetahuan klien/keluarga mengenai kejang demam
- Pemberian edukasi mengenai penyebab, tanda-tanda, dan penanganan kejang demam
- Kolaborasi dengan tenaga medis untuk konseling lebih lanjut
Saya telah memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien An.M yang mengalami kejang demam kompleks. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan bertanya.