Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21329 | 01 Sep 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan bab cair lebih dari 6x dalam 24jam, mual dan muntah dengan nyeri perut menjalar ke ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare akut (00013)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkendali, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan konsistensi cair.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Diare akut (00013)
Definisi: Pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkendali, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan konsistensi cair.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan cairan (00011)
Definisi: Keadaan di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh dalam keadaan seimbang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen diare (6730)
Definisi: Pemberian perawatan untuk mengurangi frekuensi, volume, dan konsistensi cair dari pengeluaran feses.
2. Manajemen cairan (6680)
Definisi: Pengaturan asupan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Penjelasan singkat:
Pasien datang dengan keluhan diare akut, yaitu pengeluaran feses yang tidak normal dan tidak terkendali, dengan peningkatan frekuensi, volume, dan konsistensi cair. Ini merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam SDKI, diare akut (00013) didefinisikan sebagai kondisi tersebut. Dalam SLKI, luaran keperawatan yang terkait adalah keseimbangan cairan (00011), yaitu menjaga jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh dalam keadaan seimbang. Sedangkan dalam SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen diare (6730) untuk mengurangi frekuensi, volume, dan konsistensi cair dari pengeluaran feses, serta manajemen cairan (6680) untuk mengatur asupan dan pengeluaran cairan agar tetap seimbang. -
Article No. 21330 | 01 Sep 2025
Klinis : bab cair lebih dari 6x dalam 24jam, mual dan muntah, nyeri perut menjalar ke ulu hati
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah Diare Akut. Diare akut didefinisikan sebagai perubahan konsistensi dan frekuensi BAB menjadi cair lebih dari 3 kali per hari, disertai dengan gejala-gejala seperti mual, muntah, dan nyeri perut. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit di saluran pencernaan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti turgor kulit yang baik, mukosa lembab, dan produksi urin yang cukup.
2. Kontrol Gejala: Pasien melaporkan penurunan frekuensi diare, mual, muntah, dan nyeri perut.
3. Pengetahuan Perawatan Diri: Pasien dan keluarga memahami manajemen diare akut, seperti pentingnya rehidrasi, diet yang tepat, dan kapan harus mencari bantuan medis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan:
a. Pantau tanda-tanda dehidrasi dan ketidakseimbangan cairan.
b. Berikan cairan rehidrasi oral atau intravena sesuai kebutuhan.
c. Pantau asupan dan output cairan.
2. Manajemen Gejala:
a. Berikan antiemetik (obat anti-mual) untuk mengurangi mual dan muntah.
b. Berikan analgesik (obat penghilang nyeri) untuk mengatasi nyeri perut.
c. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi gejala.
3. Edukasi Perawatan Diri:
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare akut, termasuk pentingnya rehidrasi, diet, dan tanda-tanda komplikasi.
b. Ajarkan pasien dan keluarga untuk mencatat frekuensi, konsistensi, dan volume diare.
c. Beri informasi tentang kapan harus mencari bantuan medis.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan Diare Akut dipilih karena kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu BAB cair lebih dari 6 kali dalam 24 jam, disertai dengan mual, muntah, dan nyeri perut menjalar ke ulu hati, sesuai dengan kriteria diagnostik diare akut.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup tiga area utama: keseimbangan cairan, kontrol gejala, dan pengetahuan perawatan diri. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien terhidrasi dengan baik, mengurangi gejala yang menyebabkan ketidaknyamanan, serta meningkatkan kemampuan pasien dan keluarga dalam mengelola kondisi diare akut.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen cairan, manajemen gejala, dan edukasi perawatan diri. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan, mengurangi gejala yang mengganggu, dan membekali pasien serta keluarga dengan pengetahuan yang diperlukan untuk merawat kondisi diare akut dengan baik.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat pulih dengan cepat, mencegah terjadinya komplikasi, dan mampu mengelola kondisinya secara mandiri di kemudian hari. -
Article No. 21331 | 01 Sep 2025
Klinis : bab cair lebih dari 6x dalam 24jam, mual dan muntah, nyeri perut menjalar ke ulu hati
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu:
- Bab cair lebih dari 6x dalam 24 jam
- Mual dan muntah
- Nyeri perut menjalar ke ulu hati
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diare
Kode: 00013
Definisi: Pengeluaran feses yang encer dan lebih sering dari biasanya.
2. Mual
Kode: 00134
Definisi: Perasaan tidak nyaman di perut yang mengarah ke keinginan untuk muntah.
3. Nyeri akut
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), berikut penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosis keperawatan:
1. Diare
SLKI:
- Pemulihan pola defekasi
- Keseimbangan cairan dan elektrolit
- Kontrol tanda-tanda vital
SIKI:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen diare
- Perawatan kulit perianal
2. Mual
SLKI:
- Kontrol mual dan muntah
- Pemulihan fungsi gastrointestinal
- Kenyamanan
SIKI:
- Manajemen mual dan muntah
- Manajemen nutrisi
- Terapi komplementer: aromaterapi, akupresur
3. Nyeri akut
SLKI:
- Kontrol nyeri
- Pemulihan fungsi
- Kenyamanan
SIKI:
- Manajemen nyeri
- Terapi komplementer: terapi musik, relaksasi
- Terapi farmakologi
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 21332 | 01 Sep 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan keluhan sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan keluhan sesak napas adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (SDKI, 2017). Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang nyaman dan efektif". Indikator utamanya adalah pasien mengeluhkan sesak napas, yang merupakan keluhan subjektif pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Pola Napas Efektif" (SLKI, 2019). Luaran ini didefinisikan sebagai "Kemampuan untuk mempertahankan pernapasan yang nyaman dan efektif". Indikator-indikator pencapaian luaran ini antara lain:
1. Frekuensi napas dalam rentang normal
2. Kedalaman napas yang adekuat
3. Irama napas yang teratur
4. Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
5. Tidak ada keluhan sesak napas
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran "Pola Napas Efektif", beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Memantau frekuensi, kedalaman, dan irama napas pasien secara berkala
- Memantau tanda-tanda vital lainnya seperti suhu, nadi, dan tekanan darah
2. Manajemen Jalan Napas
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif
- Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien
- Melakukan suction jika perlu untuk mempertahankan jalan napas
3. Edukasi Manajemen Napas
- Mengajarkan teknik pernapasan yang benar kepada pasien
- Mendorong pasien untuk melakukan latihan pernapasan yang tepat
4. Manajemen Gejala
- Memberikan obat-obatan sesuai dengan resep untuk mengatasi sesak napas
- Memantau efektivitas dan efek samping obat-obatan yang diberikan
Dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pola napas yang efektif dan mengatasi keluhan sesak napas yang dialami. -
Article No. 21333 | 01 Sep 2025
Klinis : Gangguan perfusi jaringan otak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Perfusi Jaringan Otak":
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Perfusi Jaringan Otak" adalah "Gangguan Perfusi Jaringan Serebral". Diagnosa ini menggambarkan adanya penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat mengakibatkan kerusakan atau disfungsi pada jaringan otak.
Definisi dari "Gangguan Perfusi Jaringan Serebral" menurut SDKI adalah: "Penurunan sirkulasi darah yang menyebabkan ketidakcukupan suplai oksigen dan nutrisi ke otak, yang dapat mengancam kelangsungan hidup jaringan otak."
Karakteristik definisi ini mencakup gejala-gejala seperti perubahan kesadaran, perubahan fungsi motorik, sensorik, dan kognitif, serta tanda-tanda lain yang mengindikasikan gangguan perfusi otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan untuk "Gangguan Perfusi Jaringan Serebral" adalah:
a. Perfusi Jaringan Serebral Membaik
b. Fungsi Neurologis Membaik
c. Tidak Terjadi Komplikasi
a. Perfusi Jaringan Serebral Membaik:
Kriteria hasil ini menunjukkan bahwa suplai oksigen dan nutrisi ke otak telah membaik, sehingga dapat mempertahankan fungsi normal jaringan otak. Indikator yang dapat diukur meliputi peningkatan kesadaran, fungsi motorik, sensorik, dan kognitif.
b. Fungsi Neurologis Membaik:
Kriteria hasil ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi saraf, seperti kesadaran, pergerakan, sensasi, dan kognitif, telah membaik sesuai dengan kondisi pasien. Indikator yang dapat diukur meliputi peningkatan skor Glasgow Coma Scale (GCS), fungsi motorik, sensorik, dan fungsi kognitif.
c. Tidak Terjadi Komplikasi:
Kriteria hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada komplikasi yang timbul akibat gangguan perfusi jaringan otak, seperti kerusakan permanen pada otak, kegagalan organ, atau kematian. Indikator yang dapat diukur meliputi tidak adanya tanda-tanda kerusakan otak, gangguan vital sign, dan komplikasi lainnya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran "Gangguan Perfusi Jaringan Serebral" meliputi:
a. Pemantauan Perfusi Jaringan Serebral
b. Manajemen Perfusi Jaringan Serebral
c. Manajemen Neurologi
d. Pencegahan Komplikasi
a. Pemantauan Perfusi Jaringan Serebral:
Intervensi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memantau status perfusi jaringan otak secara komprehensif. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologis, pemantauan kadar oksigen dalam darah, dan pemantauan hasil tes diagnostik lainnya.
b. Manajemen Perfusi Jaringan Serebral:
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan perfusi jaringan otak. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengaturan posisi pasien, pemberian oksigen, manajemen cairan dan elektrolit, serta pemberian obat-obatan yang dapat meningkatkan aliran darah dan oksigenasi otak.
c. Manajemen Neurologi:
Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi neurologis pasien. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemantauan status mental, fungsi motorik, sensorik, dan kognitif, serta pemberian stimulasi yang sesuai untuk meningkatkan fungsi tersebut.
d. Pencegahan Komplikasi:
Intervensi ini bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat gangguan perfusi jaringan otak. Kegiatan yang dilakukan meliputi pencegahan cedera kepala, pencegahan infeksi, pencegahan komplikasi pernapasan, serta pemantauan dan penanganan tanda-tanda komplikasi lainnya.
Penerapan intervensi-intervensi keperawatan ini secara komprehensif dan berkelanjutan diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memulihkan perfusi jaringan otak, meningkatkan fungsi neurologis, dan mencegah terjadinya komplikasi. -
Article No. 21334 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis gagal jantung, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait, dengan penjelasan yang terstruktur.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50
- Deskripsi: Gagal jantung
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.66
- Deskripsi: Transplantasi jantung
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I50 digunakan untuk diagnosis gagal jantung. Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, menyebabkan gejala seperti sesak napas, pembengkakan, dan kelelahan. Kode I50 mencakup berbagai tipe gagal jantung, termasuk gagal jantung kongestif, gagal jantung sistolik, dan gagal jantung diastolik.
2. Kode ICD-9-CM 37.66 adalah untuk prosedur transplantasi jantung. Transplantasi jantung adalah tindakan bedah di mana jantung yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik digantikan dengan jantung yang sehat dari donor. Ini merupakan salah satu pilihan pengobatan untuk pasien dengan gagal jantung stadium akhir yang tidak dapat ditangani dengan pengobatan lain.
Kode-kode ini digunakan oleh profesional kesehatan dan perekam medis untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan diagnosis dan prosedur terkait kondisi gagal jantung dalam rekam medis pasien. Penggunaan kode yang tepat sangat penting untuk memastikan dokumentasi yang akurat, pengkodean yang konsisten, dan penagihan yang benar untuk layanan kesehatan yang diberikan. -
Article No. 21335 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi gagal jantung. Saya akan menyampaikannya dalam nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer (00211)
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: D.1.2.1
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
2. Kelebihan Volume Cairan (00026)
Kode: D.2.1.1
Definisi: Kelebihan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Perubahan Perfusi Jaringan Perifer (00211)
Kode: D.3.2.1
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: L.1.2.1
Definisi: Kemampuan pasien untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
2. Keseimbangan Cairan (00026)
Kode: L.2.1.1
Definisi: Keseimbangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Perfusi Jaringan Perifer (00211)
Kode: L.3.2.1
Definisi: Sirkulasi darah ke jaringan perifer.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Intoleransi Aktivitas (00092)
Kode: I.1.2.1
Definisi: Upaya untuk mengelola ketidakmampuan pasien dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, seperti yang diharapkan.
2. Manajemen Cairan (00026)
Kode: I.2.1.1
Definisi: Upaya untuk mengelola keseimbangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
3. Manajemen Perfusi Jaringan Perifer (00211)
Kode: I.3.2.1
Definisi: Upaya untuk mengelola sirkulasi darah ke jaringan perifer. -
Article No. 21336 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan kondisi gagal jantung, dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Gagal Jantung:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi gagal jantung berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Intoleransi Aktivitas". Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik atau persepsi terhadap keterbatasan. Pada pasien dengan gagal jantung, kondisi ini terjadi akibat ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh saat melakukan aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi gagal jantung adalah:
1. Toleransi Aktivitas: Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sesuai dengan kondisi kesehatannya tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
2. Manajemen Energi: Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengatur penggunaan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Koping: Pasien menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan yang disebabkan oleh kondisi gagal jantung.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan kondisi gagal jantung adalah:
1. Manajemen Aktivitas: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatur dan mengelola aktivitasnya sehari-hari agar sesuai dengan kondisi kesehatannya. Contoh tindakan dalam intervensi ini adalah mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan, mengatur jadwal aktivitas, dan memantau respons pasien terhadap aktivitas.
2. Manajemen Energi: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengatur penggunaan energi selama melakukan aktivitas. Contoh tindakan dalam intervensi ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan energi, memberikan edukasi tentang konservasi energi, dan memantau penggunaan energi pasien.
3. Peningkatan Koping: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien dalam mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi perubahan yang terjadi akibat kondisi gagal jantung. Contoh tindakan dalam intervensi ini adalah mengidentifikasi strategi koping yang digunakan, memberikan dukungan emosional, dan mengajarkan teknik relaksasi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dengan kondisi gagal jantung dapat meningkatkan toleransi aktivitas, manajemen energi, dan kemampuan koping, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 21337 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM untuk kondisi gagal jantung:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I50
- Deskripsi: Gagal jantung
Gagal jantung (heart failure) adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah secara efektif untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, kardiomiopati, atau kelainan struktural jantung lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 37.66
- Deskripsi: Implantasi alat bantu jantung, tidak dinyatakan lain
Jika pasien dengan gagal jantung membutuhkan intervensi medis, seperti pemasangan alat bantu jantung (ventricular assist device), maka dapat digunakan kode ICD-9-CM 37.66 untuk mencatat prosedur tersebut.
Pengkodean yang tepat sangat penting untuk dokumentasi medis yang akurat, penagihan yang sesuai, dan analisis data epidemiologi yang baik. Pengetahuan yang baik tentang sistem klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM sangat berguna bagi dokter, perekam medis, dan profesional kesehatan lainnya. -
Article No. 21338 | 01 Sep 2025
Klinis : gagal jantung
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi gagal jantung.
Diagnosa Keperawatan:
Gagal Jantung (00029)
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gagal Jantung (00029)
Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Adaptasi Kardiovaskular (00903)
Definisi: Kemampuan sistem kardiovaskular untuk beradaptasi dengan perubahan fisiologis dan/atau patologis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Gagal Jantung (6650)
Definisi: Pemberian asuhan keperawatan untuk mengelola gejala dan komplikasi pada pasien dengan gagal jantung.
Sebagai pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa diagnosa keperawatan "Gagal Jantung" mengacu pada ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Luaran yang diharapkan adalah Adaptasi Kardiovaskular, yaitu kemampuan sistem kardiovaskular untuk beradaptasi dengan perubahan fisiologis dan/atau patologis. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Gagal Jantung, yang bertujuan untuk mengelola gejala dan komplikasi pada pasien dengan gagal jantung.