Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14266 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 6 tahun dirawat dengan diagnosis Hiscrphrung pasca operasi pembuatan stoma 3 hari yang lalu. Hasil pengkajian: keadaan umum baik, tanda vital stabil, tidak ada tanda-tanda infeksi pada area stoma, pasien direncanakan pulang 2 hari lagi bila kondisi tetap stabil. Apakah pendidikan kesehatan utama yang harus diberikan perawat pada kasus tersebut untuk mencegah infeksi ? Mengajarkan perawatan stoma Mengajarkan cara membuat diet tinggi serat Mengajarkan memandikan pasien di tempat tidur Menganjurkan keluarga untuk membatasi pengunjung Mengaajarkan ibu cara menghitung balance cairan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Risiko infeksi (00004)
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengompromikan kesehatan.
Pendidikan Kesehatan Utama:
Mengajarkan Perawatan Stoma
Perawatan stoma merupakan intervensi utama yang harus diberikan pada pasien pasca operasi Hirschsprung. Perawat harus mengajarkan pasien dan keluarga tentang:
- Cara membersihkan dan merawat stoma secara rutin
- Memantau tanda-tanda infeksi pada area stoma
- Penggunaan dan penggantian peralatan stoma (kantong, klem, dll)
- Teknik irigasi atau pembersihan stoma jika diperlukan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area stoma
- Pasien dan keluarga dapat merawat stoma dengan benar
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Ajarkan prosedur perawatan stoma
- Pantau tanda-tanda infeksi pada area stoma
- Fasilitasi penggunaan peralatan stoma yang tepat
- Berikan edukasi tentang perawatan stoma pada pasien dan keluarga
Penjelasan rinci:
Perawatan stoma yang benar sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi pada area operasi. Perawat harus memastikan pasien dan keluarga memahami dan dapat melakukan perawatan stoma secara mandiri sebelum pasien dipulangkan. Pemantauan tanda-tanda infeksi juga perlu dilakukan agar dapat segera dideteksi dan diatasi. -
Article No. 14267 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang bayi berusia 4 hari dibawa ke IGD oleh ibunya, karena muntah, perut membesar. Hasil pemeriksaan fisik: distensi abdomen, rewel, muntah berwarna kehijauan. Apakah hal yang perlu ditanyakan kepada ibu sebagai data fokus pengkajian? Apakah bayi minum ASI? Apakah bayi telah diberi bubur? Kapan pertama kali bayi buang air besar? Kapan pertama kali bayi buang air kecil ? Apakah bayi langsung menangis segera lahir?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Eliminasi Usus (00014)
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, jumlah, konsistensi, warna, atau pengeluaran dari tinja.
Tanda dan gejala yang muncul:
- Distensi abdomen
- Muntah berwarna kehijauan
Data Fokus Pengkajian:
1. Apakah bayi minum ASI?
- Penting untuk mengetahui apakah bayi mendapatkan asupan nutrisi yang cukup melalui ASI.
2. Apakah bayi telah diberi bubur?
- Pemberian makanan selain ASI pada bayi di usia 4 hari dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
3. Kapan pertama kali bayi buang air besar?
- Informasi ini dapat membantu mengidentifikasi adanya penyumbatan atau kelainan pada saluran pencernaan.
4. Kapan pertama kali bayi buang air kecil?
- Pola eliminasi bayi dapat memberikan informasi tentang status hidrasi dan fungsi ginjal.
5. Apakah bayi langsung menangis segera lahir?
- Indikator penting untuk mengetahui apakah bayi mengalami distres saat lahir.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pemulihan Eliminasi Usus (0501)
- Kriteria hasil: Frekuensi, jumlah, konsistensi, warna, dan pengeluaran tinja kembali normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Eliminasi Usus (4430)
- Kaji pola eliminasi usus bayi, termasuk frekuensi, jumlah, konsistensi, dan warna tinja.
- Pantau tanda-tanda obstruksi usus, seperti distensi abdomen, muntah, dan keluhan nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan yang sesuai, seperti cairan intravena, dekompresimgastrik, atau pembedahan.
- Berikan informasi dan edukasi kepada ibu mengenai pola eliminasi yang normal pada bayi.
2. Dukungan Nutrisi (1120)
- Kaji asupan nutrisi bayi, termasuk pemberian ASI atau susu formula.
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan intervensi nutrisi yang tepat, seperti pemberian ASI eksklusif atau modifikasi formula.
- Edukasi ibu mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Gangguan Eliminasi Usus dipilih karena adanya tanda-tanda klinis yang menunjukkan gangguan pada sistem pencernaan bayi, seperti distensi abdomen dan muntah berwarna kehijauan. Data fokus pengkajian yang perlu ditanyakan kepada ibu bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dalam menentukan penyebab dan rencana asuhan keperawatan yang tepat.
Luaran yang diharapkan adalah pemulihan eliminasi usus, yaitu perbaikan frekuensi, jumlah, konsistensi, warna, dan pengeluaran tinja. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen eliminasi usus, seperti pemantauan tanda-tanda obstruksi dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian pengobatan, serta dukungan nutrisi, termasuk pemberian ASI eksklusif. Edukasi kepada ibu juga merupakan komponen penting dalam memastikan pemulihan dan pencegahan komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 14268 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak berusia 8 tahun dirawat dengan keluhan mengalami bengkak pada kelopak mata dan kaki sejak 3 bulan yang lalu serta mudah lelah. Hasil pemeriksaan: kesadaran compos mentis, Nadi 80 x/menit, RR 30 x/menit, suhu 37,2 oC. Edema pada palpebra, wajah, dan ekstremitas bawah, hasil laboratorium: Hb 10,5 g/dl, creatinin darah 0,5 g/dl, ureum darah 23 g/dl. LFG 40 ml/menit/1,73 m3. Apakah masalah utama pada kasus tersebut? Resiko ketidakseimbangan cairan Hipervolemia Resiko infeksi Intoleransi aktivitas Kerusakan integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kasus yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Masalah utama pada kasus ini adalah Hipervolemia.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi hipervolemia, yaitu:
1. Edema pada palpebra, wajah, dan ekstremitas bawah
2. Penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) menjadi 40 ml/menit/1,73 m3 (normal 90-120 ml/menit/1,73 m3)
3. Peningkatan ureum darah menjadi 23 g/dl (normal 10-50 mg/dl)
Hipervolemia adalah kondisi di mana terdapat kelebihan cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal, malnutrisi, atau kondisi lainnya. Gejala yang muncul seperti edema, peningkatan berat badan, dan penurunan fungsi ginjal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
2. Perfusi Jaringan Efektif
3. Integritas Kulit Terpelihara
Penjelasan:
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
Indikator:
- Tidak terjadi edema
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Nilai laboratorium (ureum, creatinin, LFG) berada dalam batas normal
2. Perfusi Jaringan Efektif
Indikator:
- Tidak terjadi kelelahan yang berlebihan
- Fungsi organ (ginjal) dalam batas normal
3. Integritas Kulit Terpelihara
Indikator:
- Tidak terjadi kerusakan pada kulit dan jaringan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik jika diperlukan
2. Manajemen Gejala
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang tepat
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait pemantauan gejala
3. Perawatan Luka
- Lakukan perawatan kulit dan jaringan yang mengalami edema
- Monitor integritas kulit dan lakukan tindakan pencegahan terhadap kerusakan kulit
4. Manajemen Aktivitas
- Anjurkan pasien untuk beristirahat cukup
- Berikan edukasi aktivitas yang dapat dilakukan sesuai toleransi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan terpelihara, perfusi jaringan efektif, dan integritas kulit terpelihara. -
Article No. 14269 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke poliklinik dengan keluhan demam tinggi selama 3 hari dan tidak mau makan. Hasil pemeriksaan: suhu 39,2 C. terdapat bintik merah di kulit Apakah pemeriksaan utama yang harus dilakukan pada anak tersebut: Pemeriksaan widal tes Pemeriksaan analisa gas darah Pemeriksaan uji tourniqet Pemeriksaan abdomen Pemeriksaan vital sign
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kondisi yang Anda jelaskan, seorang anak laki-laki usia 5 tahun dengan keluhan demam tinggi selama 3 hari, tidak mau makan, dan terdapat bintik merah di kulit, pemeriksaan utama yang harus dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan vital sign
- Pemeriksaan suhu, nadi, respirasi, dan tekanan darah sangat penting untuk mengetahui kondisi umum pasien.
- Pemeriksaan suhu tinggi (39,2°C) mengindikasikan adanya infeksi yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
2. Pemeriksaan abdomen
- Pemeriksaan abdomen dapat memberikan informasi tentang adanya organomegali atau kelainan lain yang mungkin menyebabkan demam.
- Demam disertai bintik merah di kulit dapat mengindikasikan adanya infeksi sistemik atau penyakit tertentu yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan suhu tubuh 39,2°C.
2. Intake nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan anoreksia akibat demam, ditandai dengan anak tidak mau makan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal.
2. Anak mau makan dan asupan nutrisi adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen demam:
- Monitoring suhu tubuh secara teratur.
- Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu.
- Pemberian obat antipiretik sesuai indikasi.
2. Manajemen nutrisi:
- Edukasi kepada orang tua tentang pentingnya makan saat sakit.
- Pemberian makanan dan cairan yang disukai anak.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan.
Pemeriksaan widal tes, analisa gas darah, dan uji tourniquet tidak merupakan pemeriksaan utama dalam kasus ini. Pemeriksaan abdomen dan vital sign merupakan pemeriksaan yang penting untuk dilakukan. -
Article No. 14270 | 17 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan merasa sedih, kehilangan minat dalam aktivitas yang biasanya disukainya, kesulitan tidur, dan merasa lelah sepanjang waktu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan proses pikir: Depresi adalah keadaan individu yang ditandai dengan suasana hati yang sedih, kehilangan minat atau kesenangan, merasa tidak berharga, kesulitan tidur, dan kelelahan yang berkepanjangan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Kecemasan Menurun
2. Kemampuan Mengatasi Masalah Meningkat
3. Kualitas Tidur Membaik
4. Tingkat Energi Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Depresi
2. Terapi Perilaku Kognitif
3. Terapi Aktivitas
4. Manajemen Istirahat dan Tidur
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dalam mengatasi kondisi depresinya melalui intervensi-intervensi keperawatan yang sesuai. Kolaborasi yang erat dengan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lain akan sangat penting dalam membantu pemulihan pasien. -
Article No. 14271 | 17 Mar 2025
Klinis : Seorang anak usia 1 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan bila jalan sering menabrak benda didepannya. Perawat mencurigai retinoblastoma. Perawat melakukan pemeriksaan pada mata, memberi sinar menggunakan penlight. Hasil observasi manakah dari pemeriksaan tersebut yang mengindikasikan retinoblastoma ? Kemerahan pada kelopak mata dan keluhan gatal Terdapat bintik putih pada mata (cat eye) Mata memancarkan warna kemerahan Terdapat pembesaran bola mata Tampak ukuran pupil membesar
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk permintaan Anda.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Gangguan Penglihatan Berhubungan Dengan Retinoblastoma". Retinoblastoma adalah tumor ganas pada retina yang sering terjadi pada anak-anak.
Hasil observasi yang mengindikasikan retinoblastoma:
Terdapat bintik putih pada mata (cat eye)
Mata memancarkan warna kemerahan
Terdapat pembesaran bola mata
Penjelasan:
1. Bintik putih pada mata (cat eye) merupakan salah satu tanda khas retinoblastoma, yang disebabkan oleh refleksi cahaya dari tumor di retina.
2. Mata yang memancarkan warna kemerahan (leukokoria) juga merupakan tanda klasik retinoblastoma, akibat tumor yang memantulkan cahaya.
3. Pembesaran bola mata (buftalmia) dapat terjadi karena ukuran tumor yang semakin besar.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penglihatan anak dalam batas normal
2. Tidak ada komplikasi akibat retinoblastoma
3. Anak dan keluarga dapat beradaptasi dengan kondisi retinoblastoma
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status neurologis anak secara berkala
2. Kolaborasi dengan dokter mata untuk pemeriksaan dan penanganan retinoblastoma
3. Edukasi kepada keluarga mengenai retinoblastoma, penatalaksanaannya, dan cara merawat anak
4. Dukungan psikologis bagi anak dan keluarga dalam menghadapi kondisi retinoblastoma
5. Koordinasi dengan tim multidisiplin (dokter, perawat, konselor, dll) untuk perawatan komprehensif
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi anak, mengatasi masalah penglihatan, mencegah komplikasi, dan memberikan dukungan psikologis bagi anak serta keluarganya. Kolaborasi dengan dokter mata, edukasi, dan koordinasi tim multidisiplin sangat penting untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14272 | 17 Mar 2025
Klinis : Keluhan merasa sedih, kehilangan minat dalam aktivitas, kesulitan tidur,dan merasa lelah sepanjang waktu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Depresi
Penjelasan:
Depresi adalah gangguan suasana hati ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas, kesulitan tidur, dan kelelahan yang berlangsung terus-menerus. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada fungsi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual individu.
SDKI:
Kode: 10001
Definisi: Gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam melakukan aktivitas, kesulitan tidur, dan kelelahan yang berlangsung terus-menerus.
SLKI:
Kode: 10001
Hasil yang Diharapkan:
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi depresi.
2. Klien dapat mengelola emosi dan perilaku yang sesuai.
3. Klien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
SIKI:
Kode: 10001
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi depresi.
2. Kaji tanda dan gejala depresi.
3. Berikan dukungan emosional dan motivasi.
4. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar asuhan keperawatan untuk kondisi depresi. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 14273 | 17 Mar 2025
Klinis : 42. Anak laki-laki usia 12 tahun dirawat di ruang isolasi dengan diagnosis leukemia dengan program kemoterapi. Hasil laboratorium: leukosit < 4000/ul, Hb 9 gr/dl. Perawat merumuskan diagnosis risiko infeksi. Apa intervensi yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut? a. Memberikan tranfusi darah b. Memberikan antibiotic c. Memonitor jumlah Hb d. Menerapkan teknik septik aseptic e. Memonitor jumlah leukosit pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah Risiko Infeksi.
Intervensi yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut adalah:
e. Memonitor jumlah leukosit pasien
Penjelasan:
Pada kasus anak laki-laki usia 12 tahun dengan diagnosis leukemia dan menjalani kemoterapi, hasil laboratorium menunjukkan leukosit kurang dari 4000/ul yang mengindikasikan adanya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia). Leukopenia meningkatkan risiko infeksi pada pasien. Oleh karena itu, intervensi yang paling tepat adalah memonitor jumlah leukosit pasien secara berkala untuk mendeteksi penurunan jumlah leukosit dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Terkendali
Kriteria hasil:
- Tidak terjadi infeksi selama perawatan
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Jumlah leukosit dalam batas normal
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Kondisi Pasien
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Pantau jumlah leukosit pasien secara berkala
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium
2. Pencegahan Infeksi
- Terapkan teknik aseptik saat perawatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mencegah infeksi
3. Manajemen Obat
- Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter, termasuk antibiotik jika diperlukan
- Pantau efek samping dan interaksi obat-obatan
4. Peningkatan Daya Tahan Tubuh
- Berikan nutrisi yang adekuat
- Anjurkan aktivitas fisik sesuai toleransi
- Berikan dukungan psikologis dan spiritual
Penjelasan rinci:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan adalah pemantauan kondisi pasien, pencegahan infeksi, manajemen obat, dan peningkatan daya tahan tubuh. Pemantauan kondisi pasien mencakup pemantauan tanda-tanda vital, jumlah leukosit, dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pencegahan infeksi meliputi penerapan teknik aseptik, edukasi kepada pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Manajemen obat termasuk pemberian obat-obatan sesuai resep dokter, termasuk antibiotik jika diperlukan, serta pemantauan efek samping dan interaksi obat-obatan. Peningkatan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan pemberian nutrisi yang adekuat, anjuran aktivitas fisik sesuai toleransi, serta pemberian dukungan psikologis dan spiritual. -
Article No. 14274 | 17 Mar 2025
Klinis : 7. Salah satu tujuan penatalaksanaan terapi pada anak dengan sindrom nefrotik adalah mengurangi retensi cairan dalam jaringan. Apakah tindakan mandiri perawat untuk menjalankan tujuan terapi tersebut? a. Memberikan furosemid oral 1-2 mg/kg setiap 4 jam b. Mengontrol kadar elektrolit dan fungsi ginjal c. Monitor balance cairan dan pembatasan cairan d. Memonitor tingkat creatinine e. Memberikan diet rendah garam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban rinci untuk kondisi yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, yaitu tujuan penatalaksanaan terapi pada anak dengan sindrom nefrotik adalah mengurangi retensi cairan dalam jaringan, maka Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Volume Cairan Berhubungan Dengan Retensi Cairan Sekunder Akibat Sindrom Nefrotik
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Indikator:
a. Pasien menunjukkan intake dan output cairan seimbang
b. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
c. Pasien menunjukkan berat badan stabil
d. Pasien menunjukkan tidak ada edema
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor Keseimbangan Cairan
- Kaji intake dan output cairan secara akurat
- Monitor tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
- Timbang berat badan pasien secara berkala
- Identifikasi adanya edema
2. Manajemen Cairan
- Batasi asupan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan diuretik sesuai resep, misalnya furosemid oral 1-2 mg/kg setiap 4 jam
- Monitor kadar elektrolit dan fungsi ginjal secara berkala
3. Pengaturan Diet
- Anjurkan diet rendah garam untuk mengurangi retensi cairan
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Gangguan Volume Cairan Berhubungan Dengan Retensi Cairan Sekunder Akibat Sindrom Nefrotik" dipilih karena kondisi anak dengan sindrom nefrotik menunjukkan retensi cairan dalam jaringan yang perlu diatasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah "Keseimbangan Cairan Terpelihara", dengan indikator-indikator yang menunjukkan keseimbangan cairan yang terjaga, seperti intake dan output cairan seimbang, tanda-tanda vital dalam batas normal, berat badan stabil, dan tidak ada edema.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi:
1. Monitor Keseimbangan Cairan: Untuk memantau dan mengidentifikasi adanya gangguan cairan.
2. Manajemen Cairan: Memberikan diuretik sesuai resep, membatasi asupan cairan, dan memantau kadar elektrolit serta fungsi ginjal.
3. Pengaturan Diet: Menganjurkan diet rendah garam untuk mengurangi retensi cairan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diharapkan, yaitu Keseimbangan Cairan Terpelihara. -
Article No. 14275 | 17 Mar 2025
Klinis : 11. Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke posyandu untuk kunjungan rutin. Hasil pemeriksaan perkembangan: anak berdiri dan berjalan dengan jari kaki, tangan dikepal, kurang minat dengan lingkungan sekitar. Riwayat dirawat dengan cerebral palsi. Perawat merumuskan diagnosis keperawatan gangguan tumbuh kembang. Apakah tindakan keperawatan utama untuk masalah keperawatan tersebut? a. Ajarkan orangtua stimulasi perkembangan b. Anjurkan memberikan diet yang sesuai c. Rujuk anak ke rumah sakit d. Anjurkan memberi mainan yang disukai anak e. Lakukan penimbangan berat badan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak usia 2 tahun dengan riwayat cerebral palsy yang dideskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Tumbuh Kembang" (Growth and Development Disturbance). Hal ini didasarkan pada gejala yang ditunjukkan anak, yaitu berdiri dan berjalan dengan jari kaki, tangan dikepal, serta kurang minat dengan lingkungan sekitar. Kondisi ini menunjukkan adanya penyimpangan atau gangguan pada proses tumbuh kembang anak, yang dapat disebabkan oleh riwayat cerebral palsy.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Perkembangan Motorik Kasar: Anak dapat berdiri dan berjalan dengan postur tubuh yang lebih baik, serta menunjukkan kemampuan motorik kasar yang sesuai dengan usianya.
2. Peningkatan Interaksi Sosial: Anak menunjukkan minat dan keterlibatan yang lebih baik dengan lingkungan sekitar.
3. Peningkatan Fungsi Psikososial: Anak dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari dan menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Ajarkan orangtua stimulasi perkembangan:
- Instruksikan orangtua untuk melakukan aktivitas stimulasi perkembangan motorik kasar, seperti melatih berdiri, berjalan, dan menggenggam.
- Beri edukasi tentang stimulasi perkembangan sosial dan emosional, seperti melibatkan anak dalam kegiatan bermain dan interaksi.
- Evaluasi kemajuan perkembangan anak secara berkala dan berikan umpan balik kepada orangtua.
2. Anjurkan memberikan diet yang sesuai:
- Evaluasi status gizi anak dan berikan rekomendasi diet yang tepat untuk mendukung tumbuh kembang.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan anak.
- Pantau asupan nutrisi anak dan lakukan evaluasi berkala.
3. Rujuk anak ke rumah sakit:
- Koordinasi dengan dokter spesialis anak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menentukan rencana perawatan yang komprehensif.
- Berikan dukungan dan edukasi kepada orangtua tentang proses rujukan dan perawatan selanjutnya di rumah sakit.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memastikan kontinuitas perawatan anak.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat, kolaborasi dengan tim kesehatan, serta dukungan yang komprehensif bagi orangtua diharapkan dapat membantu meningkatkan tumbuh kembang anak dan mencapai luaran yang diharapkan.