Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14406 | 18 Mar 2025
Klinis : Benjolan di leher
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien dengan benjolan di leher.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Gangguan Citra Tubuh" (00118). Diagnosa ini menggambarkan persepsi individu terhadap penampilannya yang terganggu atau berbeda dari realita. Benjolan di leher dapat menyebabkan pasien merasa tidak nyaman dengan penampilan fisiknya, sehingga mempengaruhi citra tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Penerimaan Citra Tubuh (1200)
- Indikator: Pasien menerima perubahan pada penampilan fisiknya
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengidentifikasi perubahan pada penampilan fisiknya dengan akurat dan mengungkapkan perasaan menerima perubahan tersebut.
2. Integritas Tubuh (1011)
- Indikator: Pasien dapat mempertahankan fungsi dan struktur tubuh yang optimal
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan fungsi dan struktur tubuh yang optimal, termasuk dengan adanya benjolan di leher.
3. Citra Diri (1300)
- Indikator: Pasien menunjukkan persepsi positif terhadap dirinya
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengungkapkan perasaan puas dan bangga terhadap dirinya, meskipun terdapat perubahan pada penampilan fisiknya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Manajemen Citra Tubuh (5220)
- Membantu pasien mengidentifikasi dan menerima perubahan pada penampilan fisiknya
- Mendiskusikan strategi untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis untuk meningkatkan penerimaan diri
2. Terapi Perilaku (4370)
- Mengidentifikasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang menghambat penerimaan diri
- Membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengatasi pikiran, perasaan, dan perilaku negatif
- Memberikan latihan, seperti afirmasi positif, untuk meningkatkan citra diri
3. Dukungan Emosional (5270)
- Memberikan empati, pengakuan, dan validasi terhadap perasaan pasien
- Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya terkait perubahan penampilan
- Membantu pasien mengembangkan mekanisme koping yang efektif
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosis keperawatan "Gangguan Citra Tubuh" (00118) sesuai dengan kondisi pasien yang memiliki benjolan di leher. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap penampilannya dan berdampak pada citra tubuh. Oleh karena itu, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah penerimaan citra tubuh, integritas tubuh, dan citra diri yang positif.
Untuk mencapai luaran tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen citra tubuh, terapi perilaku, dan dukungan emosional. Manajemen citra tubuh bertujuan untuk membantu pasien menerima perubahan pada penampilan fisiknya dan mengembangkan strategi penyesuaian. Terapi perilaku membantu pasien mengatasi pikiran, perasaan, dan perilaku negatif yang menghambat penerimaan diri. Sedangkan dukungan emosional memberikan validasi, empati, dan bantuan dalam mengembangkan mekanisme koping yang efektif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu penerimaan citra tubuh, integritas tubuh yang optimal, dan citra diri yang positif, meskipun terdapat perubahan pada penampilan fisiknya. -
Article No. 14407 | 18 Mar 2025
Klinis : Perut kencang pasca kehamilan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci dari sudut pandang seorang pakar perawat untuk kondisi "Perut kencang pasca kehamilan".
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi "Perut kencang pasca kehamilan" adalah "Gangguan Pola Tidur". Pasca kehamilan, ibu seringkali mengalami perubahan bentuk perut yang menjadi kencang, kaku, dan tidak lentur seperti sebelum kehamilan. Hal ini dapat mengganggu kenyamanan tidur ibu, baik saat berbaring maupun beraktivitas. Selain itu, perut yang kencang juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang dapat mengganggu pola tidur ibu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output sebagai berikut:
a. Tidur yang adekuat: Pasien dapat tidur dengan nyenyak dan merasa segar saat bangun tidur.
b. Pemenuhan kebutuhan tidur: Pasien dapat memenuhi kebutuhan tidurnya selama 7-8 jam per hari.
c. Peningkatan kenyamanan: Pasien merasa nyaman saat tidur dan beraktivitas sehari-hari.
d. Penurunan rasa ketidaknyamanan pada perut: Pasien merasakan penurunan rasa kencang, kaku, dan ketidaknyamanan pada perut.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, berikut adalah Intervensi Keperawatan yang dapat diberikan:
a. Manajemen Tidur
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien, seperti nyeri pada perut yang kencang.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, untuk membantu pasien tidur lebih nyenyak.
- Memberikan edukasi tentang kebersihan tidur (sleep hygiene), seperti menjaga lingkungan yang nyaman, menghindari caffeine, dan mempertahankan jadwal tidur yang teratur.
b. Manajemen Kenyamanan
- Memberikan posisi yang nyaman saat tidur, seperti menggunakan bantal atau guling di bawah perut.
- Mengajarkan pasien melakukan peregangan atau latihan ringan untuk mengurangi ketegangan pada perut.
- Memberikan kompres hangat atau dingin pada perut untuk mengurangi rasa kencang dan kaku.
c. Edukasi Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang perubahan bentuk perut pasca kehamilan dan perawatannya.
- Mengajarkan pasien teknik-teknik untuk meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa kencang pada perut.
- Memberikan saran dan rekomendasi terkait penggunaan pakaian atau alat bantu yang dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan pada perut.
Dengan diberikannya Intervensi Keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai Luaran/Output yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasca kehamilan. -
Article No. 14408 | 18 Mar 2025
Klinis : batuk berdahak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah: Pasien akan mempertahankan bersihan jalan napas yang optimal, ditandai dengan pasien dapat batuk efektif, pasien memiliki suara napas, irama napas dan kedalaman napas yang normal, serta tidak ada tanda-tanda sesak napas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Atur posisi tidur pasien
2. Berikan terapi oksigen jika diperlukan
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4. Berikan obat sesuai resep
5. Pantau tanda-tanda vital pasien
6. Ajarkan teknik batuk efektif
Sebagai perawat, saya akan melakukan assessment menyeluruh pada pasien, menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai, dan merancang intervensi yang komprehensif untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. Saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang optimal bagi pasien. -
Article No. 14409 | 18 Mar 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring status pernapasan
2. Mengatur posisi untuk memaksimalkan ventilasi
3. Memberikan tindakan batuk efektif
4. Memberikan mukolitik dan bronkodilator sesuai indikasi
5. Melakukan suction untuk mengeluarkan sekret
Secara akademis, diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan kondisi di mana pasien mengalami kesulitan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga memerlukan intervensi keperawatan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari hambatan. -
Article No. 14410 | 18 Mar 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Batuk
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Batuk merupakan diagnosis keperawatan yang dapat didefinisikan sebagai "respons tubuh untuk membersihkan jalan napas dengan mengeluarkan udara dengan kuat secara tiba-tiba".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam penanganan pasien dengan batuk adalah pasien dapat menunjukkan jalan napas yang bebas dari sputum, pasien dapat menunjukkan pola napas yang normal, dan pasien dapat menunjukkan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani pasien dengan batuk meliputi:
1. Manajemen Jalan Napas: Mempertahankan jalan napas yang bebas dari sputum, menggunakan teknik batuk efektif, dan melakukan suction jika diperlukan.
2. Manajemen Oksigenasi: Memantau status oksigenasi pasien, memberikan oksigen tambahan jika diperlukan, dan mengajarkan teknik pernapasan yang benar.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai faktor penyebab batuk, gejala, dan penanganan yang tepat.
Dalam konteks akademis, sebagai seorang pakar keperawatan, saya dapat menjelaskan bahwa batuk merupakan salah satu tanda dan gejala yang sering ditemui dalam praktik keperawatan. Penanganan yang tepat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sangat penting untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14411 | 18 Mar 2025
Klinis : preeklamsia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi preeklamsia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal yang ditandai dengan edema, peningkatan berat badan, dan hipertensi.
2. Risiko syok berhubungan dengan penurunan curah jantung dan hipovolemia.
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dan ketidaknyamanan akibat gejala preeklamsia.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Standar diagnosis keperawatan yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan intervensi yang tepat.
- Dalam kasus preeklamsia, diagnosis keperawatan yang muncul terkait dengan gangguan cairan dan elektrolit, gangguan kardiovaskular, serta gangguan tidur dan istirahat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Pada pasien dengan preeklamsia, luaran yang diharapkan mencakup stabilitas tanda-tanda vital, tidak terjadi komplikasi, serta tercapainya pola tidur yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Standar yang menggambarkan tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan pada pasien preeklamsia dapat meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan dan elektrolit secara hati-hati, pengaturan lingkungan untuk mendukung tidur, serta pemberian edukasi dan dukungan psikologis.
Secara akademis, standar-standar ini merupakan acuan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar, khususnya dalam penanganan pasien dengan kondisi preeklamsia. -
Article No. 14412 | 18 Mar 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi demam adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, penyakit, atau paparan lingkungan. Pada kondisi ini, terjadi peningkatan suhu tubuh yang melebihi batas normal, yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti rasa tidak nyaman, kelemahan, dan dehidrasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah menerapkan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh menurun dan berada dalam rentang normal (36,5°C - 37,5°C).
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah.
3. Pasien menunjukkan peningkatan level kesadaran dan aktivitas.
4. Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti turgor kulit yang baik dan mukosa yang lembab.
5. Pasien melaporkan adanya penurunan rasa tidak nyaman atau gejala yang terkait dengan demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Mengukur suhu tubuh pasien secara berkala (misalnya setiap 4 jam) untuk memantau perkembangan suhu.
- Memantau tanda-tanda vital lainnya, seperti nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah.
2. Manajemen Demam
- Memberikan kompres hangat atau dingin pada area tubuh pasien untuk membantu menurunkan suhu.
- Memberikan obat penurun demam (antipiretik) sesuai dengan resep dokter.
- Memastikan pasien mengonsumsi cairan yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam.
3. Manajemen Kenyamanan
- Membantu pasien untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas fisik.
- Memberikan lingkungan yang nyaman, tenang, dan sejuk untuk mendukung penurunan suhu tubuh.
- Memantau tanda-tanda ketidaknyamanan atau gejala lain yang mungkin muncul dan mengelolanya secara efektif.
4. Edukasi dan Dukungan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan manajemen demam.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan dan pemantauan kondisi.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien dan keluarga selama proses pemulihan.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diinginkan dan pulih dari kondisi demam secara optimal. -
Article No. 14413 | 18 Mar 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Definisi:
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Faktor Terkait:
- Infeksi
- Dehidrasi
- Gangguan sistem termoregulasi
- Cedera otak
- Obat-obatan
Gejala dan Tanda:
- Peningkatan suhu tubuh
- Kulit terasa panas
- Wajah kemerahan
- Gemetar
- Sakit kepala
- Malaise
Luaran Keperawatan (SLKI):
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
- Pasien mampu menjaga suhu tubuh dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Pemantauan suhu tubuh
- Pengaturan lingkungan untuk menurunkan suhu
- Pemberian cairan dan elektrolit
- Manajemen nyeri
- Pemberian obat penurun demam, jika perlu
- Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen demam
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi kondisi hipertermia pada pasien. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan suhu tubuh, mencegah komplikasi, dan memastikan pemulihan pasien. -
Article No. 14414 | 18 Mar 2025
Klinis : ibu hamil G3P0A2 minggu ke 35 dengan tekanan darah 151/107mmHg berat badan 94,01kg dengan keluhan kaki dan tangan bengkak dan kebas dan merasa sesak, nyeri pada bagian perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi ibu hamil yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Risiko Preeklampsia Tinggi
- Definisi: Kondisi peningkatan tekanan darah, protein dalam urin, dan edema yang terjadi pada ibu hamil setelah usia kehamilan 20 minggu.
- Karakteristik Definisi: Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg, disertai proteinuria dan/atau edema.
- Faktor Risiko: Usia ibu ≥35 tahun, primigravida, riwayat preeklampsia, kehamilan ganda, penyakit ginjal, diabetes, hipertensi kronis, obesitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Tekanan Darah Terkendali
- Definisi: Tekanan darah dalam batas normal sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan.
- Kriteria Hasil:
1) Tekanan darah sistolik 120-140 mmHg
2) Tekanan darah diastolik 80-90 mmHg
b. Edema Berkurang
- Definisi: Pengurangan pembengkakan cairan pada jaringan tubuh.
- Kriteria Hasil:
1) Pengurangan pembengkakan pada tungkai dan ekstremitas
2) Pengurangan rasa kebas pada tungkai dan ekstremitas
c. Nyeri Perut Terkontrol
- Definisi: Pengurangan sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan di area perut.
- Kriteria Hasil:
1) Skala nyeri ≤3 (0-10 skala)
2) Pasien dapat mengendalikan nyeri melalui intervensi yang efektif
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Tekanan Darah
- Definisi: Kegiatan pengukuran dan evaluasi tekanan darah pasien.
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan tekanan darah, memantau efektivitas intervensi.
- Aktivitas:
1) Mengukur tekanan darah secara teratur
2) Mencatat hasil pengukuran tekanan darah
3) Mengevaluasi tren tekanan darah
b. Manajemen Edema
- Definisi: Intervensi untuk mengurangi pembengkakan cairan pada jaringan tubuh.
- Tujuan: Mengurangi edema pada ekstremitas.
- Aktivitas:
1) Menganjurkan elevasi ekstremitas
2) Menganjurkan istirahat yang cukup
3) Memberikan kompres dingin pada area yang bengkak
c. Manajemen Nyeri
- Definisi: Intervensi untuk mengurangi sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan.
- Tujuan: Mengurangi nyeri perut yang dirasakan.
- Aktivitas:
1) Mengkaji karakteristik nyeri
2) Memberikan analgesik sesuai instruksi medis
3) Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengatasi nyeri
Berdasarkan kondisi yang disampaikan, ibu hamil tersebut memiliki risiko preeklampsia tinggi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, edema, dan nyeri perut. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tekanan darah, manajemen edema, dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu tekanan darah terkendali, edema berkurang, dan nyeri perut terkontrol. -
Article No. 14415 | 18 Mar 2025
Klinis : ibu hamil G3P0A2 minggu ke 35 dengan tekanan darah 151/107mmHg berat badan 94,01kg dengan keluhan kaki dan tangan bengkak dan kebas dan merasa sesak, nyeri pada bagian perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
- SDKI: Penurunan kemampuan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otak yang dapat menimbulkan kerusakan otak
- SLKI: Meningkatkan fungsi serebral, memantau tekanan darah, mencegah komplikasi serebrovaskular
- SIKI: Manajemen Hipertensi, Pemantauan Neurologi, Manajemen Edema
2. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas harian
- SLKI: Meningkatkan toleransi aktivitas, mengurangi kelelahan, mengelola aktivitas
- SIKI: Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, Perawatan Diri: Aktivitas/Latihan
3. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial
- SLKI: Mengurangi rasa nyeri, meningkatkan kemampuan koping, memantau tanda-tanda vital
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Relaksasi, Terapi Komplementer
Penjelasan Singkat:
1. Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif:
- Pasien memiliki tekanan darah tinggi (151/107 mmHg) yang dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigenasi ke otak.
- Perlu pemantauan tekanan darah, tanda-tanda neurologis, dan pencegahan komplikasi serebrovaskular.
2. Intoleransi aktivitas:
- Pasien mengalami gejala seperti bengkak pada kaki dan tangan serta sesak napas, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Perlu manajemen aktivitas dan energi untuk meningkatkan toleransi aktivitas dan mengurangi kelelahan.
3. Nyeri akut:
- Pasien mengalami nyeri pada bagian perut, yang dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis selama kehamilan.
- Perlu manajemen nyeri yang tepat, terapi relaksasi, dan terapi komplementer untuk mengurangi rasa nyeri.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya telah memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.