Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12397 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberculosis milier
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.15
- Deskripsi: Pemasangan kateter intravena untuk pemberian cairan atau obat-obatan
Dalam kasus ini, pasien didiagnosis dengan tuberkulosis milier berdasarkan temuan pemeriksaan foto thoraks yang menunjukkan infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Pasien juga menunjukkan tanda-tanda klinis seperti kesadaran menurun, retraksi dada, napas dangkal, dan ronki. Pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis ini dengan adanya peningkatan leukosit dan CRP. Untuk tatalaksana, pasien diberikan terapi antibiotik OAT (Obat Anti Tuberkulosis) yaitu rifampisin, isoniazid, dan pirazinamid, serta obat-obatan suportif lainnya seperti kortikosteroid, analgesik, dan vitamin. -
Article No. 12398 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan infeksi TB milier yang ditandai dengan kesadaran menurun, mudah terstimulasi, dan tidak dapat mempertahankan perhatian.
2. Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan infiltrat paru dan retraksi dada yang ditandai dengan napas dangkal, bunyi napas tambahan, dan perubahan frekuensi napas.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun yang ditandai dengan peningkatan parameter laboratorium (leukosit, LED, suhu) dan adanya infeksi TB milier.
4. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan gangguan asupan dan kehilangan cairan melalui saluran cerna yang ditandai dengan hipotensi, takikardia, dan turgor kulit menurun.
5. Mobilitas Fisik Terganggu berhubungan dengan kelemahan otot dan gangguan neurologis yang ditandai dengan parese, paralise, dan hemiparese.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Klien akan menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran yang ditandai dengan membuka mata spontan, dapat menjawab pertanyaan sederhana, dan melakukan gerakan sesuai instruksi.
- Klien akan menunjukkan kemampuan mempertahankan perhatian yang memadai untuk berpartisipasi dalam perawatan.
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Klien akan menunjukkan pola napas yang efektif dengan frekuensi napas 12-20 kali per menit, tidak ada retraksi dada, dan tidak ada bunyi napas tambahan.
- Hasil rontgen thoraks akan menunjukkan perbaikan infiltrat paru.
3. Risiko Infeksi:
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital normal (suhu <38°C, nadi 60-100 kali per menit, dan tekanan darah dalam batas normal).
- Hasil pemeriksaan laboratorium (leukosit, LED, dan lainnya) akan menunjukkan perbaikan.
4. Kekurangan Volume Cairan:
- Klien akan menunjukkan status hidrasi yang memadai, dengan turgor kulit baik, nadi dalam batas normal, dan tekanan darah dalam batas normal.
- Klien akan menunjukkan intake dan output cairan yang seimbang.
5. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai yang ditandai dengan penurunan parese, paralise, dan hemiparese.
- Klien akan menunjukkan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran:
- Observasi tanda-tanda vital secara teratur
- Pertahankan jalan napas yang efektif
- Berikan stimulasi verbal dan taktil untuk meningkatkan kesadaran
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis yang sesuai
2. Ketidakefektifan Pola Napas:
- Monitoring pola napas dan bunyi napas
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mempertahankan jalan napas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologis yang sesuai
3. Risiko Infeksi:
- Monitoring tanda-tanda vital dan parameter laboratorium secara teratur
- Lakukan perawatan luka dan penggantian dressing secara aseptik
- Berikan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan imunitas
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi antibiotik yang sesuai
4. Kekurangan Volume Cairan:
- Monitoring intake dan output cairan secara ketat
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Lakukan pemantauan status hidrasi (turgor kulit, mucosal, dll.)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi cairan yang sesuai
5. Mobilitas Fisik Terganggu:
- Evaluasi kemampuan pergerakan sendi dan fungsi motorik
- Berikan latihan range of motion (ROM) pasif dan aktif secara bertahap
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai
- Berikan bantuan alat-alat bantu mobilisasi jika diperlukan
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut. -
Article No. 12399 | 17 Feb 2025
Klinis : nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri kronis.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kronis
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berkelanjutan atau potensial, dengan onset lambat, intensitas dari ringan hingga berat, dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pasien dengan nyeri kronis adalah pasien dapat melaporkan pengurangan intensitas nyeri, peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk pasien dengan nyeri kronis meliputi manajemen nyeri, relaksasi, terapi komplementer, edukasi terkait nyeri dan pengelolaannya, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam menangani pasien dengan nyeri kronis. Keberhasilan penanganan tidak hanya bergantung pada pengurangan intensitas nyeri, tetapi juga pada peningkatan kemampuan fungsional dan kualitas hidup pasien. Kolaborasi antara perawat, pasien, dan tenaga kesehatan lain sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12400 | 17 Feb 2025
Klinis : nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait kondisi nyeri kronis.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi nyeri kronis adalah "Nyeri Kronis" (Chronic Pain). Nyeri kronis didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berlangsung selama lebih dari 3 bulan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pasien. Nyeri kronis dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti penyakit muskuloskeletal, neuropatik, atau kanker.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dengan nyeri kronis dapat mencapai beberapa Luaran/Output, di antaranya:
a. Pengurangan Nyeri (Pain Level Reduction): Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri yang dirasakan.
b. Peningkatan Toleransi terhadap Nyeri (Pain Tolerance Enhancement): Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk mentolerir dan mengelola nyeri yang dirasakan.
c. Peningkatan Kemampuan Aktivitas Sehari-hari (Improved Activities of Daily Living): Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terlalu terganggu oleh nyeri.
d. Peningkatan Koping terhadap Nyeri (Improved Pain Coping): Pasien dapat menunjukkan peningkatan strategi koping yang efektif untuk mengelola nyeri kronis.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Nyeri (Pain Management):
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, mencakup lokasi, kualitas, intensitas, dan durasi nyeri.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang nyeri kronis, termasuk penyebab, strategi pengelolaan, dan penggunaan obat-obatan.
- Mengembangkan rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri, termasuk penggunaan modalitas terapi non-farmakologis, seperti terapi relaksasi, terapi pijat, atau terapi distraksi.
- Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri dan menyesuaikan rencana perawatan secara berkala.
b. Peningkatan Toleransi terhadap Nyeri (Pain Tolerance Enhancement):
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi pasien terhadap nyeri, seperti gaya koping, dukungan sosial, dan keyakinan tentang nyeri.
- Mengajarkan teknik-teknik pengelolaan nyeri, seperti relaksasi, visualisasi, atau teknik distraksi, untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mentolerir nyeri.
- Memfasilitasi pasien untuk berpartisipasi aktif dalam aktivitas yang dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri, seperti latihan fisik atau terapi okupasi.
c. Peningkatan Aktivitas Sehari-hari (Improved Activities of Daily Living):
- Melakukan asesmen menyeluruh tentang kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang terganggu oleh nyeri kronis.
- Mengembangkan rencana perawatan yang mencakup intervensi untuk mengoptimalkan kemampuan fungsional pasien, seperti terapi fisik, terapi okupasi, atau modifikasi lingkungan.
- Mengajarkan teknik-teknik penghematan energi dan pengaturan aktivitas untuk membantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik.
- Melibatkan pasien dan keluarga dalam proses perencanaan dan pelaksanaan intervensi untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari.
d. Peningkatan Koping terhadap Nyeri (Improved Pain Coping):
- Mengidentifikasi gaya koping pasien dalam menghadapi nyeri kronis, termasuk strategi yang efektif dan yang perlu ditingkatkan.
- Mengajarkan teknik-teknik koping yang efektif, seperti relaksasi, visualisasi, atau teknik distraksi, untuk membantu pasien mengelola nyeri dengan lebih baik.
- Memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan dalam mengelola nyeri.
- Melibatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses peningkatan koping terhadap nyeri untuk memberikan dukungan yang optimal.
Penjelasan di atas memberikan gambaran rinci dan terperinci mengenai Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI yang sesuai untuk menangani kondisi nyeri kronis. Sebagai perawat, saya berharap informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien. -
Article No. 12401 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, dan rekomendasi asuhan keperawatan untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran berhubungan dengan Infeksi Sistem Saraf Pusat (TB Milier).
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan Infeksi Sistem Pernapasan (TB Milier).
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Malnutrisi.
4. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kelemahan Neuromuskular.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Penurunan Tingkat Kesadaran:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami penurunan kemampuan untuk merespons stimulus lingkungan secara adekuat.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat kesadaran klien.
SIKI: Pemantauan tingkat kesadaran, pencegahan komplikasi, dan dukungan ventilasi.
2. Gangguan Pertukaran Gas:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi di alveoli, yang menyebabkan gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI: Pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, dan manajemen ventilasi.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit:
SDKI: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan volume cairan, elektrolit, dan/atau asam-basa yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
SIKI: Pemantauan status cairan dan elektrolit, pemberian terapi cairan, dan manajemen nutrisi.
4. Gangguan Mobilitas Fisik:
SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah.
SLKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan atau mempertahankan mobilitas fisik yang optimal.
SIKI: Terapi latihan, terapi fisik, dan manajemen kondisi yang menyebabkan gangguan mobilitas.
Rekomendasi Asuhan Keperawatan:
1. Pemantauan dan dukungan fungsi neurologis, termasuk tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, dan respons pupil.
2. Optimalisasi fungsi pernapasan, termasuk pemberian oksigen, manajemen jalan napas, dan latihan pernapasan.
3. Pemantauan dan manajemen cairan dan elektrolit, termasuk pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
4. Terapi latihan dan mobilisasi untuk meningkatkan mobilitas fisik, mencegah komplikasi, dan mempertahankan fungsi neuromuskular.
5. Edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga terkait kondisi, prognosis, dan rencana perawatan. -
Article No. 12402 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi klien, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI). Tone saya akan akademis dan persona saya akan berperan sebagai seorang perawat ahli.
A. Diagnosa Keperawatan SDKI
Berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi klien adalah:
1. Penurunan Kesadaran
Berhubungan dengan penyakit Tuberkulosis Milier (TB Milier) yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat.
2. Gangguan Pertukaran Gas
Berhubungan dengan infiltrat granular pada paru-paru akibat TB Milier yang mengganggu fungsi respirasi.
3. Intoleransi Aktivitas
Berhubungan dengan kelemahan fisik dan hambatan pergerakan sendi akibat penyakit TB Milier.
4. Konstipasi
Berhubungan dengan penurunan aktivitas peristaltik usus dan asupan makanan kurang akibat terpasang NGT.
B. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI)
1. Penurunan Kesadaran
- Peningkatan Tingkat Kesadaran
- Stabilitas Tanda-Tanda Vital
- Tidak Terjadi Cedera
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Stabilitas Oksigenasi
- Perbaikan Pola Napas
- Tidak Terjadi Komplikasi Pulmoner
3. Intoleransi Aktivitas
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Peningkatan Kemampuan Mobilitas
- Peningkatan Kekuatan Otot
4. Konstipasi
- Peningkatan Frekuensi Defekasi
- Perbaikan Konsistensi Feses
- Penurunan Gejala Konstipasi
C. Intervensi Keperawatan (SIKI)
1. Penurunan Kesadaran
- Monitor Tanda-Tanda Vital secara berkala
- Pertahankan Posisi Semi-Fowler untuk Memfasilitasi Ventilasi
- Lakukan Stimulasi Sensori untuk Meningkatkan Kesadaran
- Berikan Terapi Oksigen sesuai Kebutuhan
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Monitor Fungsi Respirasi dan Oksigenasi
- Auskultasi Suara Napas dan Segera Laporkan Adanya Suara Abnormal
- Pertahankan Posisi Semi-Fowler untuk Memfasilitasi Ventilasi
- Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan untuk Intervensi Medis yang Tepat
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi Kemampuan Mobilisasi dan Pergerakan Sendi
- Lakukan Latihan Rentang Gerak (ROM) secara Bertahap
- Berikan Bantuan Alat Bantu Ambulasi sesuai Kebutuhan
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk Program Rehabilitasi yang Tepat
4. Konstipasi
- Monitor Pola Eliminasi Fekal dan Karakteristik Feses
- Berikan Makanan Berserat dan Cairan yang Cukup
- Ajarkan Teknik Defekasi yang Benar
- Lakukan Stimulasi Rektal atau Pemberian Laksan sesuai Kebutuhan
Demikian penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk menangani kondisi klien tersebut. Saya berharap penjelasan ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengelolaan kasus ini. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12403 | 17 Feb 2025
Klinis : 1. Sebelum sakit Pada jam 22.00 klien mulai dirawat di Ruang Saraf A RSUD dr Soetomo dengan kesadaran yang menurun. 2. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien saat ini. C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum Lemah 2. Tanda tanda vital Suhu : 36,8 0C Nadi : 80 X/menit. Kuat dan teratur Tekanan darah : 90/60 mmHg. Respirasi : 20 x/menit 3. Body system a. Pernapasan Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit. Trachea tidak ada kelainan. Terdapat retraksi dada, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. Hasil foto Thorax PA Cor : Besar dan bentuk normal. Pulmo : Tampak infiltrat granuler tersebar di kedua lapang paru. Kedua sinus phrenicocostalis tajam. Kesimpulan : TB Milier b. Kardiovaskuler Nadi 80 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 90/60 mmHg, Suhu 36,8 0C. Palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada c. Persyarafan Tingkat kesadaran : Delirium. GCS : Membuka mata : Spontan (4) Verbal : Menyuarakan bunyi yang tidak bermakna (2) Motorik : Melokalisasi nyeri (5) Kepala dan wajah : tak ada kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. d. Perkemihan Terpasang Polly Catheter sejak MRS. Jumlah urine 1200 cc/24 jam. Warna urine kuning muda. Bau : Khas. e. Pencernaan Terpasang NGT sejak MRS. Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik normal, tidak kembung, obstipasi (+), klien sudah beberapa hari belum buang air besar. Diet sonde TKTP f. Tulang-otot-integumen Kemampuan pergerakan sendi lengan dan tungkai terbatas Parese (+), Paralise (+), Hemiparese (+) Ekstrimitas : Atas : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Tidak ada kelainan Bawah : Kanan : Tidak ada kelainan Kiri : Terdapat kelainan akibat dislokasi pada panggul akibat Kecelakaan Lalulintas sebelumnya. Tulang Belakang : Tidak ada kelainan. Warna kulit : Kuning kecoklatan. Akral : Dingin basah. Turgor : Lambat. Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus. D. DIAGNOSTIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG Darah lengkap tanggal Hb : 15,0 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl). Leukosit : 24.000 (4000 – 11.000) Trombosit : 777.000/cmm (150.000 – 450.000/cmm). Hematokrit/PCV : 0,44 % (L : 40 – 54 % P : 37 – 47 %) LED : (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam Gula darah Glukosa ad random : 169 mg/dl (< 140 mg/dl) Faal Hati SGOT : 55 U/L (L < 37 P < 31 U/L) Faal Ginjal Serum Creatinin : 1,52 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3) Elektrolit Natrium : 154 mmol/l (135 – 145 mmol/l) Kalium : 4,08 mmol/l (3,5 – 5,5 mmol/l) Clorida : 114 ( 97 – 113 ). Hasil pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis tanggal 5 Juni 2002. Jumlah Sel : 352/3 M : 112/3 P : 240/3. Nonna : Positif (+3). Pandy : Positif (+4). Jumlah protein : 300. Glukose : 26,3. Eritrosit : 2560/3 Bentuk : Normal E. TERAPI 1. Infus NaCl 0,9 % 2000 cc / 24 jam. 2. Streptomisin 1 x 1 gram, intramuskuler. 3. Ceftriaxone 2 x 1 gram, iv. 4. Dexamethasone 2 x 1 amp,iv. 5. Cimetidin 3 x 1 amp,iv. 6. Novalgin 3 x 1 amp,iv. 7. Neurobion 1 x 1 amp, IM. 8. Paracetamol 3 x 500 mg. 9. OAT : • Rifampisin : 1 x 450 mg. • INH : 1 x 300 mg. • Pyrazinamide : 1 x 1000 mg. tanda tangan mahasiswa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klien yang diberikan, saya sebagai perawat profesional menyarankan diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan sebagai berikut:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Kesadaran berhubungan dengan proses penyakit (TB Milier)
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru berhubungan dengan proses inflamasi
4. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit
5. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kesadaran
- Klien akan mempertahankan kesadaran pada level yang optimal (GCS 15)
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk merespon stimulus
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Klien akan menunjukkan jalan napas yang bersih dan bebas dari sumbatan
- Klien akan menunjukkan pola napas yang normal
- Klien akan menunjukkan bunyi napas vesikuler tanpa tambahan
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru
- Klien akan menunjukkan oksigenasi jaringan yang adekuat
- Klien akan menunjukkan perbaikan pada hasil pemeriksaan radiologi paru
- Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda sianosis
4. Nyeri Akut
- Klien akan melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Klien akan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas
5. Risiko Infeksi
- Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi
- Klien akan menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
- Klien akan menunjukkan peningkatan kemampuan pertahanan tubuh
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Penurunan Kesadaran
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan stimulasi sensori untuk meningkatkan kesadaran
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Pertahankan posisi kepala netral untuk memfasilitasi aliran darah ke otak
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai indikasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi paru
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
3. Gangguan Perfusi Jaringan Paru
- Pantau fungsi vital dan oksigenasi
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Berikan posisi semi-fowler untuk meningkatkan perfusi paru
- Kolaborasi dengan ahli medis untuk terapi tambahan (antibiotik, steroid, dll.)
4. Nyeri Akut
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Lakukan relaksasi dan distraksi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri kepada klien
5. Risiko Infeksi
- Pantau tanda-tanda infeksi secara berkala
- Berikan terapi antibiotik sesuai indikasi
- Pertahankan kebersihan lingkungan dan prosedur aseptik
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan yang komprehensif
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 12404 | 17 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi: Pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan yang menimbulkan keinginan untuk menggaruk. Tanda dan gejala yang mungkin muncul antara lain rasa gatal, eritem, ekskoriasi, dan kerusakan epidermis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan pruritus adalah pasien dapat mengatasi rasa gatal, tidak ada lesi kulit akibat garukan, tidak ada infeksi kulit, dan pasien dapat mengelola rasa gatal secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi pruritus antara lain manajemen gatal, perawatan kulit, pengendalian rasa gatal, dan edukasi manajemen gatal.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan peran sebagai perawat, penjelasan ini disampaikan dengan bahasa yang formal, terstruktur, dan berfokus pada aspek teoritis dan standar keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 12405 | 17 Feb 2025
Klinis : katarak usia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi katarak usia, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Penglihatan berhubungan dengan perubahan struktural pada lensa mata (katarak).
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Penglihatan didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kemampuan visual yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada kasus katarak usia, perubahan struktural pada lensa mata menyebabkan penurunan tajam penglihatan, bahkan kebutaan jika tidak ditangani. Diagnosa ini memfokuskan intervensi keperawatan pada upaya mengelola gangguan penglihatan dan meminimalkan dampaknya terhadap fungsi dan aktivitas pasien.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang diharapkan meliputi pemulihan fungsi penglihatan, adaptasi terhadap perubahan penglihatan, dan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman. Indikator keberhasilan dapat dilihat dari kemampuan pasien menggunakan alat bantu penglihatan, tidak adanya komplikasi, dan tingkat kemandirian dalam beraktivitas.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain edukasi tentang penyakit katarak dan penanganannya, latihan penyesuaian fungsi penglihatan, konseling psikologis, serta kolaborasi dengan dokter oftalmologi untuk tindakan operatif atau terapi lainnya. Perawat juga dapat memberikan bantuan alat bantu visual dan melatih penggunaannya untuk memaksimalkan fungsi penglihatan yang tersisa.
Kesimpulannya, diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang diterapkan pada pasien katarak usia diarahkan untuk mengatasi gangguan penglihatan, meningkatkan kemandirian, dan mencegah komplikasi yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien. -
Article No. 12406 | 17 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit pinggang.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Punggung Bawah (NANDA-I)
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Punggung Bawah didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan, gangguan, atau penyakit yang mempengaruhi daerah punggung bawah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri, peningkatan kemampuan beraktivitas, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
2. Terapi Modalitas
3. Peningkatan Mobilitas Fisik
4. Pendidikan Kesehatan
Dalam pemberian asuhan keperawatan, perawat akan melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa, merencanakan intervensi, melaksanakan intervensi, dan mengevaluasi hasil intervensi keperawatan berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI.