Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12467 | 18 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-Gatal)
Definisi: Sensasi gatal yang tidak nyaman di kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Gatal
- Pasien melaporkan berkurangnya sensasi gatal.
- Pasien dapat mengidentifikasi faktor penyebab gatal.
- Pasien menunjukkan penggunaan tindakan untuk mengurangi gatal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pruritus
- Identifikasi penyebab gatal (misalnya alergi, iritasi, infeksi, penyakit kulit, dll.).
- Berikan terapi farmakologis sesuai indikasi (misalnya antihistamin, kortikosteroid topikal, dll.).
- Ajarkan pasien tentang perawatan kulit dan pengelolaan gatal (misalnya penggunaan pelembab, menghindari bahan pemicu, dll.).
- Identifikasi dan kendalikan faktor-faktor yang memperberat gatal (misalnya stres, keringat, dll.).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pruritus atau gatal-gatal adalah sensasi tidak nyaman di kulit yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, iritasi, infeksi, atau penyakit kulit lainnya. Tujuan dari manajemen pruritus adalah untuk mengurangi sensasi gatal, mengidentifikasi penyebabnya, dan membantu pasien mengelola gatal-gatal secara efektif. Intervensi keperawatan mencakup pemberian terapi farmakologis, perawatan kulit, identifikasi dan pengendalian faktor pemicu, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika diperlukan. -
Article No. 12468 | 18 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan benjolan dibelakan telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan benjolan di belakang telinga, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Adanya benjolan di belakang telinga yang dapat menyebabkan rasa nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan sensasi nyeri.
- Kriteria Hasil:
- Klien dapat mengidentifikasi faktor yang memperberat dan mengurangi nyeri.
- Klien dapat menerapkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Klien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi nyeri yang dialami individu.
- Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, dan distraksi.
- Pantau efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Dengan demikian, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut, dengan tujuan klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan. Perawat akan melakukan manajemen nyeri melalui pengkajian, kolaborasi pemberian analgesik, dan mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri. -
Article No. 12469 | 18 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan meriang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh peningkatan produksi panas atau penurunan kehilangan panas. Tanda dan gejala yang muncul antara lain kulit hangat, wajah kemerahan, denyut nadi cepat, dan peningkatan suhu tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah pasien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal, dengan indikator seperti suhu tubuh normal, penurunan frekuensi denyut nadi, dan kulit kembali ke warna normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia antara lain:
1. Manajemen suhu tubuh: melakukan pengukuran suhu secara berkala, mengompres hangat/dingin, dan mengatur lingkungan yang nyaman.
2. Manajemen cairan dan elektrolit: memantau asupan dan keluaran cairan, serta mempertahankan keseimbangan cairan.
3. Edukasi kesehatan: memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penanganan hipertermia.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus berpedoman pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) agar dapat memberikan intervensi yang tepat dan terukur. -
Article No. 12470 | 18 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan kontrol luka dan cabut benang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Luka Operasi
Penjelasan:
Berdasarkan keluhan pasien yang datang untuk kontrol luka dan cabut benang, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi Luka Operasi". Ini dikarenakan pasien baru saja menjalani prosedur operasi, sehingga memiliki risiko terjadinya infeksi pada area luka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Infeksi Luka Operasi didefinisikan sebagai kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen pada luka operasi yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Risiko Infeksi Luka Operasi adalah:
1. Luka operasi tetap bersih dan kering
2. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
3. Tidak terjadi komplikasi akibat infeksi luka operasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Infeksi Luka Operasi meliputi:
1. Perawatan luka operasi
2. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
3. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka operasi
4. Pemantauan tanda-tanda infeksi luka operasi
Dengan menerapkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengelola Risiko Infeksi Luka Operasi pada pasien. -
Article No. 12471 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan diagnosa beserta do ds dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien dengan kasus penyakit gagal ginjal akut ini memiliki diagnosa keperawatan yang sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan Perfusi Ginjal Berhubungan dengan Penyakit Gagal Ginjal Akut
Definisi:
Gangguan aliran darah ke dan dari ginjal yang menyebabkan penurunan filtrasi dan produksi urin.
DO (Data Objektif):
- Tekanan darah 130/90 mmHg
- Nadi 124 x/menit
- Pernapasan 32 x/menit
- Suhu 37,8°C
- Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering
DS (Data Subjektif):
- Keluhan mual, muntah, dan letih sejak 2 hari yang lalu
- Oedema pada wajah
- Urin berwarna kemerahan seperti air cucian daging
- Jarang buang air kecil sejak 1 minggu terakhir
Etiologi:
- Penyakit Gagal Ginjal Akut
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Perfusi Ginjal
2. Pemulihan Fungsi Ginjal
3. Penurunan Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Akut
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau data laboratorium (ureum, kreatinin, elektrolit)
- Atur pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
2. Manajemen Hipertensi
- Pantau tekanan darah secara rutin
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat antihipertensi
3. Manajemen Komplikasi Gagal Ginjal Akut
- Pantau tanda dan gejala komplikasi (edema, mual, muntah, anoreksia)
- Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan komplikasi
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit gagal ginjal akut
- Jelaskan pentingnya mematuhi regimen pengobatan dan perawatan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien dengan kasus penyakit gagal ginjal akut ini memiliki diagnosa keperawatan utama yaitu "Gangguan Perfusi Ginjal Berhubungan dengan Penyakit Gagal Ginjal Akut". Hal ini didasarkan pada data objektif dan subjektif yang menunjukkan adanya gangguan aliran darah ke dan dari ginjal, sehingga menyebabkan penurunan filtrasi dan produksi urin.
Luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah perbaikan perfusi ginjal, pemulihan fungsi ginjal, dan penurunan tanda serta gejala gagal ginjal akut. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan dan elektrolit, manajemen hipertensi, manajemen komplikasi gagal ginjal akut, serta edukasi kesehatan bagi pasien dan keluarga.
Pemantauan cairan dan elektrolit bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, serta mendeteksi dan mengoreksi gangguan yang terjadi. Manajemen hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Manajemen komplikasi gagal ginjal akut bertujuan untuk mencegah dan mengelola komplikasi yang mungkin timbul, seperti edema, mual, muntah, dan anoreksia. Edukasi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit gagal ginjal akut, pentingnya mematuhi regimen pengobatan dan perawatan, serta mencegah komplikasi lebih lanjut.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan perfusi ginjal, pemulihan fungsi ginjal, dan penurunan tanda serta gejala gagal ginjal akut. -
Article No. 12472 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran SLKI, dan intervensi SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kekurangan Volume Cairan
- DO: Mual, muntah, letih, muka sembab, jarang BAK, urin berwarna kemerahan
- DS: Ibu mengatakan anaknya jarang BAK sejak 1 minggu terakhir
- Etiologi: Gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit
2. Intoleransi Aktivitas
- DO: Anak terlihat letih, pucat, mata cekung
- DS: Ibu mengatakan anaknya merasa letih sejak 2 hari terakhir
- Etiologi: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan energi
3. Hipervolemia
- DO: Muka sembab, TD 130/90 mmHg, nadi 124x/menit
- DS: Ibu mengatakan muka anaknya sembab dari biasanya
- Etiologi: Gangguan mekanisme pengaturan cairan dan elektrolit
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator: Intake dan output cairan seimbang, membran mukosa lembab, turgor kulit baik
2. Toleransi Aktivitas
- Indikator: Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan
3. Tekanan Darah Terkontrol
- Indikator: Tekanan darah dalam batas normal sesuai usia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status hidrasi pasien
- Atur intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan dukungan nutrisi yang adekuat
2. Manajemen Energi
- Atur aktivitas dan istirahat pasien
- Berikan perawatan yang mendukung peningkatan energi
- Libatkan keluarga dalam perawatan
3. Manajemen Hipertensi
- Kaji faktor risiko hipertensi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologi
- Ajarkan keluarga tentang kontrol hipertensi
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi kasus ini adalah kekurangan volume cairan, intoleransi aktivitas, dan hipervolemia. Hal ini didasarkan pada tanda dan gejala yang muncul, seperti mual, muntah, letih, muka sembab, jarang BAK, urin berwarna kemerahan, pasien terlihat letih dan pucat, serta tanda-tanda vital yang menunjukkan hipertensi.
Luaran SLKI yang diharapkan adalah keseimbangan cairan, toleransi aktivitas, dan tekanan darah terkontrol. Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa pasien dapat mempertahankan status cairan yang baik, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan, serta memiliki tekanan darah dalam batas normal sesuai usia.
Intervensi SIKI yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut adalah manajemen cairan, manajemen energi, dan manajemen hipertensi. Intervensi ini meliputi pengkajian status hidrasi, pengaturan intake dan output cairan, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian dukungan nutrisi, pengaturan aktivitas dan istirahat pasien, serta kolaborasi dengan tim medis untuk terapi farmakologi dan edukasi keluarga terkait kontrol hipertensi.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim medis diharapkan dapat membantu mengatasi kondisi pasien dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12473 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang dipaparkan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkatnya sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
DO: Edema, nyeri akibat tekanan, gangguan pola berkemih (frekuensi, warna, dan volume berkurang), mual, muntah, letih, kulit dan membran mukosa kering.
DS: Ibu mengatakan anak jarang buang air kecil dan warnanya kemerahan.
Etiologi: Gagal ginjal akut
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
DO: Anak terlihat letih, pucat, dan aktivitas menurun.
DS: Ibu mengatakan anak merasa letih sejak 2 hari yang lalu.
Etiologi: Gagal ginjal akut
3. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Perfusi Ginjal
DO: Tekanan darah tinggi, nadi cepat, dan produksi urin berkurang.
DS: Ibu mengatakan anak jarang buang air kecil dan warnanya kemerahan.
Etiologi: Gagal ginjal akut
Dalam kasus ini, gagal ginjal akut merupakan etiologi utama yang menyebabkan ketiga diagnosa keperawatan tersebut. Anak mengalami gejala-gejala seperti edema, gangguan pola berkemih, mual, muntah, letih, dan perubahan tanda-tanda vital yang mengarah pada kelebihan volume cairan, intoleransi aktivitas, dan perubahan perfusi ginjal. Pemeriksaan dan intervensi segera diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 12474 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kasus Penyakit Gagal Ginjal Akut pada anak perempuan usia 5 tahun:
1. Kelebihan volume cairan
DO: Edema pada muka, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering
DS: Ibu mengatakan anak jarang sekali buang air kecil, buang air kecil berwarna kemerahan
Etiologi: Penurunan laju filtrasi glomerulus, Penurunan perfusi ginjal
2. Ketidakefektifan pola napas
DO: Nafas 32x/menit
DS: Anak terlihat letih
Etiologi: Peningkatan akumulasi produk sisa metabolik dalam darah
3. Intoleransi aktivitas
DO: Anak terlihat pucat dan letih
DS: Ibu mengatakan anak merasa letih sejak 2 hari yang lalu
Etiologi: Penurunan curah jantung, Penurunan oksigenasi jaringan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan cairan yang memadai
2. Pola napas efektif
3. Toleransi aktivitas meningkat
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Pantau tanda-tanda kelebihan volume cairan
2. Manajemen Jalan Napas
- Posisikan anak untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Berikan oksigen sesuai indikasi
3. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi toleransi aktivitas anak
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan kondisi anak
- Anjurkan istirahat yang cukup
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pada kasus ini, anak mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan adanya penyakit gagal ginjal akut, seperti edema, penurunan produksi urin, serta perubahan warna urin. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan volume cairan, perubahan pola napas, dan penurunan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diberikan harus ditujukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dan mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan fungsi ginjal dan peningkatan kondisi umum anak. Pemantauan yang ketat dan pemberian perawatan yang komprehensif sangat penting untuk mendukung proses pemulihan anak. -
Article No. 12475 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien, beserta DO, DS, dan panah etiologinya:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
- DO: Edema pada muka, kulit dan membran mukosa kering, urine berwarna kemerahan, TD 130/90 mmHg, nadi 124x/menit, nafas 32x/menit
- DS: Mual, muntah, dan letih sejak 2 hari terakhir, pasien jarang buang air kecil (± 1 minggu)
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- DO: Pasien terlihat letih dan pucat
- DS: Pasien mengeluh letih sejak 2 hari terakhir
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri
- DO: Pasien terlihat meringis saat dibawa ke rumah sakit
- DS: Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari terakhir
- Panah etiologi: Penyakit Gagal Ginjal Akut
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Volume Cairan Terpelihara
- Indikator:
- Tanda-tanda vital dalam rentang normal
- Turgor kulit dan membran mukosa normal
- Urine normal
- Tidak ada edema
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Pasien tidak mengeluh kelelahan saat beraktivitas
3. Nyeri Terkontrol
- Indikator:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji status hidrasi pasien
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen cairan
2. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan fisik pasien
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi
- Anjurkan aktivitas bertahap untuk meningkatkan toleransi
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
3. Manajemen Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri pasien
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Monitor efektivitas penanganan nyeri
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh pasien dengan Penyakit Gagal Ginjal Akut. Intervensi keperawatan yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan bertujuan untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12476 | 18 Feb 2025
Klinis : Kasus Pemicu untuk Penyakit Gagal Ginjal Akut Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juiga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak. carikan 3 diagnosa beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dalam kasus tersebut, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan Volume Cairan
DO: Muka sembab, kulit dan membran mukosa kering, nadi cepat, letih, pucat, dan urin berwarna kemerahan.
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil selama satu minggu terakhir.
Etiologi:
→ Peningkatan kehilangan cairan melalui muntah dan penurunan asupan cairan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
DO: Anak terlihat letih, pucat, dan aktivitas terbatas.
DS: Ibu melaporkan anak merasa letih sejak 2 hari yang lalu.
Etiologi:
→ Penurunan energi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan.
3. Diagnosa Keperawatan: Pola Eliminasi Urin Terganggu
DO: Urin berwarna kemerahan, frekuensi berkurang.
DS: Ibu melaporkan anak jarang buang air kecil selama satu minggu terakhir, dengan warna urin yang terlihat kemerahan.
Etiologi:
→ Gangguan fungsi ginjal akibat penyakit ginjal akut.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI, penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa adalah sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan Volume Cairan
SDKI: Kondisi di mana jumlah cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang.
SLKI: Tujuan utamanya adalah mencapai dan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan cairan masuk dan keluar, pengaturan asupan cairan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
2. Intoleransi Aktivitas
SDKI: Kondisi di mana seseorang mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
SLKI: Tujuan utamanya adalah meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen aktivitas, pemberian terapi energi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
3. Pola Eliminasi Urin Terganggu
SDKI: Kondisi di mana terjadi perubahan frekuensi, jumlah, atau karakteristik eliminasi urin.
SLKI: Tujuan utamanya adalah mencapai dan mempertahankan pola eliminasi urin yang normal.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan eliminasi urin, intervensi untuk meningkatkan eliminasi urin, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.