Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14501 | 19 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Buatkan intervensi dan luaran tentang defisit nutrisi sesuai point point diatas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10, kode ICD-9-CM Procedure, intervensi, dan luaran terkait dengan kondisi yang Anda sampaikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z63.1
- Deskripsi: Masalah dalam hubungan dengan anggota keluarga lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.92
- Deskripsi: Konseling keluarga, termasuk konseling perkawinan
Intervensi:
1. Dukungan Keluarga:
- Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pengambilan keputusan terkait perawatan pasien.
- Memberikan edukasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan membantu mereka memahami peran mereka dalam proses pemulihan.
- Memfasilitasi komunikasi yang efektif di antara anggota keluarga untuk memperkuat hubungan dan mengurangi konflik.
- Merujuk keluarga ke konseling keluarga atau kelompok dukungan jika diperlukan.
2. Tahanan Keluarga:
- Mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang menyebabkan resistensi atau ketidaksetujuan keluarga terhadap rencana perawatan.
- Menggunakan pendekatan yang lebih kolaboratif dan mempertimbangkan perspektif keluarga dalam pengambilan keputusan.
- Menyediakan informasi yang jelas dan komprehensif mengenai kondisi pasien, prognosis, dan opsi perawatan.
- Melibatkan anggota keluarga lain yang mungkin dapat membantu meyakinkan anggota yang resisten.
3. Status Koping Keluarga:
- Menilai kemampuan keluarga dalam mengatasi stres dan tantangan yang terkait dengan kondisi pasien.
- Memberikan dukungan emosional dan praktis kepada keluarga untuk meningkatkan strategi koping yang efektif.
- Merujuk keluarga ke konseling atau kelompok dukungan jika diperlukan untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan koping yang lebih baik.
Luaran yang diharapkan:
- Peningkatan keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien.
- Peningkatan komunikasi dan kolaborasi yang efektif antara keluarga dan tim perawatan kesehatan.
- Penurunan resistensi atau konflik dalam keluarga terkait dengan rencana perawatan.
- Peningkatan kemampuan keluarga dalam mengatasi stres dan tantangan yang terkait dengan kondisi pasien.
- Peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan pasien dan keluarga. -
Article No. 14502 | 19 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Buatkan intervensi dan luaran tentang defisit nutrisi sesuai point point diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, intervensi, dan luaran untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Defisit Nutrisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nutrisi: Keadaan yang menggambarkan asupan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nutrisi: Tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi asupan nutrien yang adekuat.
Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi faktor risiko yang mempengaruhi status nutrisi keluarga, seperti dukungan keluarga, hambatan keluarga, atau status koping keluarga.
2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (misalnya, ahli gizi) untuk mengevaluasi kebutuhan nutrisi keluarga dan menyusun rencana intervensi yang sesuai.
3. Edukasi keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat, termasuk makanan yang mengandung nutrisi seimbang.
4. Bantu keluarga dalam merencanakan dan menyiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
5. Pantau asupan dan status nutrisi keluarga secara berkala, dan lakukan penyesuaian intervensi jika diperlukan.
6. Libatkan keluarga dalam pengambilan keputusan terkait dengan perencanaan dan evaluasi intervensi nutrisi.
7. Berikan dukungan emosional dan praktis kepada keluarga untuk memfasilitasi kepatuhan terhadap rencana intervensi nutrisi.
Luaran Keperawatan:
1. Keluarga memahami pentingnya nutrisi yang adekuat.
2. Keluarga mampu merencanakan dan menyiapkan makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi.
3. Keluarga terlibat aktif dalam pengambilan keputusan terkait dengan intervensi nutrisi.
4. Keluarga menunjukkan peningkatan status nutrisi sesuai dengan target yang ditetapkan.
5. Keluarga merasa didukung dan mampu mengatasi tantangan terkait dengan pemenuhan nutrisi.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 14503 | 19 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Buatkan intervensi dan luaran tentang defisit nutrisi sesuai point point diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Untuk kondisi "keluarga dapat mengambil keputusan" dengan fokus pada "dukungan keluarga, tahanan keluarga, atau status koping keluarga", maka dapat ditetapkan beberapa diagnosis keperawatan yang sesuai, yaitu:
1. Diagnosis Keperawatan (SDKI): Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Penyebab: Kurangnya dukungan keluarga, tahanan keluarga, atau status koping keluarga yang tidak efektif.
2. Diagnosis Keperawatan (SLKI): Keterlibatan Keluarga Kurang
Definisi: Partisipasi keluarga yang tidak optimal dalam proses asuhan keperawatan.
Penyebab: Kurangnya dukungan keluarga, tahanan keluarga, atau status koping keluarga yang tidak efektif.
3. Diagnosis Keperawatan (SIKI): Defisit Nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penyebab: Kurangnya dukungan keluarga, tahanan keluarga, atau status koping keluarga yang tidak efektif.
Intervensi Keperawatan (SIKI) untuk Defisit Nutrisi:
1. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi, seperti dukungan keluarga, tahanan keluarga, atau status koping keluarga.
2. Libatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan terkait nutrisi.
3. Berikan edukasi kepada keluarga mengenai kebutuhan nutrisi dan pentingnya dukungan keluarga.
4. Monitor asupan nutrisi dan status gizi pasien secara berkala.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya ahli gizi) untuk memastikan kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
Luaran Keperawatan (SLKI) yang diharapkan:
1. Keluarga terlibat aktif dalam proses asuhan keperawatan terkait nutrisi.
2. Pasien menunjukkan peningkatan status nutrisi sesuai dengan target yang ditetapkan.
3. Pasien dan keluarga menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan terkait nutrisi.
4. Pasien dan keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. -
Article No. 14504 | 19 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Buatkan intervensi dan luaran tentang defisit nutrisi sesuai point point diatas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi adalah ketidakcukupan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Dukungan Keluarga: Keluarga memberikan dukungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
2. Tahanan Keluarga: Keluarga menghambat upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
3. Status Koping Keluarga: Kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Dukungan Keluarga:
- Melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi nutrisi
- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya pemenuhan nutrisi
- Memfasilitasi keluarga untuk berpartisipasi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Tahanan Keluarga:
- Mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan keluarga menghambat pemenuhan nutrisi
- Memberikan edukasi kepada keluarga tentang dampak negatif dari tahanan keluarga
- Memfasilitasi komunikasi efektif antara pasien dan keluarga untuk mencapai kesepakatan
3. Status Koping Keluarga:
- Mengkaji kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah terkait pemenuhan nutrisi
- Memberikan dukungan dan bimbingan kepada keluarga untuk meningkatkan kemampuan koping
- Melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana intervensi nutrisi
Intervensi:
1. Dukungan Keluarga:
- Kolaborasi dengan keluarga dalam penyusunan rencana intervensi nutrisi
- Edukasi kepada keluarga tentang nutrisi yang dibutuhkan dan pentingnya pemenuhan nutrisi
- Fasilitasi partisipasi keluarga dalam penyediaan dan pemberian makanan yang bergizi
2. Tahanan Keluarga:
- Identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan keluarga menghambat pemenuhan nutrisi
- Edukasi kepada keluarga tentang dampak negatif dari tahanan keluarga terhadap kesehatan pasien
- Fasilitasi komunikasi efektif antara pasien dan keluarga untuk mencapai kesepakatan
3. Status Koping Keluarga:
- Evaluasi kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah terkait pemenuhan nutrisi
- Berikan dukungan dan bimbingan kepada keluarga untuk meningkatkan kemampuan koping
- Libatkan keluarga dalam penyusunan rencana intervensi nutrisi
Luaran:
1. Dukungan Keluarga: Keluarga memberikan dukungan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
2. Tahanan Keluarga: Keluarga tidak menghambat upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Status Koping Keluarga: Keluarga mampu mengatasi masalah terkait pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 14505 | 19 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus M.N.:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri akut
b. Gangguan integritas kulit
c. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
d. Risiko infeksi
2. Penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI:
a. Nyeri Akut
- SDKI: Individu mengalami sensasi ketidaknyamanan yang signifikan dan bersifat subjektif.
- SLKI: Mengatasi nyeri akut dengan menggunakan manajemen nyeri yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi sensasi tidak nyaman yang dirasakan individu.
b. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan kerusakan.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit yang rusak dengan perawatan luka yang tepat.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit.
c. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- SDKI: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko perubahan jumlah dan komposisi cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- SLKI: Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk memantau dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Risiko Infeksi
- SDKI: Kondisi yang menunjukkan adanya risiko masuknya agen infeksi ke dalam tubuh atau perkembangbiakan agen infeksi.
- SLKI: Pencegahan dan pengendalian infeksi yang efektif.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk menangani kasus M.N. -
Article No. 14506 | 19 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K81.0
- Deskripsi: Kolesistitis akut
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 51.22
- Deskripsi: Kolesistektomi terbuka
Penjelasan detail:
Pasien M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan diagnosis kolesistitis akut (K81.0). Setelah menjalani prosedur kolesistektomi terbuka (51.22), ia dirawat di lantai bedah.
Saat ini, pasien M.N. memiliki:
- Selang nasogastrik untuk penyedotan dinding lambung secara terus-menerus
- Infus oneperifer
- Balutan perut yang besar
Pasien mengeluhkan nyeri pascaoperasi dengan skala 7 dari 10, yang dirasakan seperti tusukan di bagian perut.
Instruksi dokter:
- Diet rendah lemak sesuai toleransi
- Cairan infus D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada laju 125 mL/jam
- Tanda-tanda vital:
- Tekanan darah 148/82 mmHg
- Denyut jantung 118 kali/menit
- Frekuensi napas 24 kali/menit
- Suhu 101°F (38,3°C)
- SaO2 88%
Secara keseluruhan, pasien M.N. dirawat dengan diagnosis kolesistitis akut (K81.0) dan telah menjalani prosedur kolesistektomi terbuka (51.22). Saat ini, pasien mendapatkan perawatan pascaoperasi yang sesuai dengan kondisinya. -
Article No. 14359 | 18 Mar 2025
Klinis : defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Definisi:
Keadaan di mana individu mengalami asupan makanan dan/atau cairan yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor Terkait:
- Ketidakmampuan menelan
- Anoreksia
- Mual dan muntah
- Malabsorpsi
- Kemiskinan
- Keterbatasan akses terhadap makanan
Karakteristik Definisi:
- Penurunan berat badan
- Asupan makanan kurang dari kebutuhan
- Perubahan komposisi tubuh
- Kelemahan
- Perubahan tanda-tanda vital
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Status Nutrisi Membaik
2. Tidak Terjadi Komplikasi akibat Defisit Nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Pemantauan Nutrisi
3. Pemberian Nutrisi
Secara umum, diagnosa keperawatan Defisit Nutrisi menggambarkan kondisi di mana individu mengalami kekurangan asupan makanan dan/atau cairan yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakmampuan menelan, anoreksia, mual dan muntah, malabsorpsi, kemiskinan, atau keterbatasan akses terhadap makanan. Luaran yang diharapkan adalah status nutrisi yang membaik dan tidak terjadi komplikasi akibat defisit nutrisi, yang dicapai melalui intervensi keperawatan seperti manajemen nutrisi, pemantauan nutrisi, dan pemberian nutrisi yang tepat. -
Article No. 14360 | 18 Mar 2025
Klinis : ada diagnosa apa saja yang penyebabnya itu kerena kecemasan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memaparkan dengan tone akademis dan persona sebagai perawat profesional.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan yang dapat disebabkan oleh kecemasan:
1. Ansietas
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
- Faktor penyebab: Stres, perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak mendukung, dan kurangnya pengetahuan.
2. Takut
- Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang diidentifikasi, baik ancaman yang nyata maupun yang dibayangkan.
- Faktor penyebab: Pengalaman buruk di masa lalu, perubahan status kesehatan, dan kurangnya informasi.
3. Cemas Situasional
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan situasi atau peristiwa tertentu.
- Faktor penyebab: Perubahan status kesehatan, lingkungan yang tidak mendukung, dan kurangnya pengetahuan.
4. Panik
- Definisi: Respon emosional yang luar biasa akibat adanya ancaman, bahaya, atau peristiwa yang dirasakan sebagai traumatis.
- Faktor penyebab: Pengalaman buruk di masa lalu, perubahan status kesehatan, dan kurangnya dukungan sosial.
Pada setiap diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan kecemasan, perawat harus melakukan pengkajian komprehensif, menetapkan luaran keperawatan yang sesuai, dan merencanakan intervensi yang tepat untuk membantu pasien mengatasi kecemasan yang dialami. -
Article No. 14361 | 18 Mar 2025
Klinis : ada diagnosa apa saja yang penyebabnya itu kerena detak jantung cepat atau palpitasi?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi dengan detak jantung cepat atau palpitasi.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Palpitasi
Palpitasi didefinisikan sebagai sensasi jantung berdebar, berdetak kuat, atau tidak teratur yang disadari oleh pasien. Palpitasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cemas/stres, aktivitas fisik, konsumsi kafein atau stimulan, anemia, dan gangguan irama jantung.
2. Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak
Risiko Gangguan Perfusi Jaringan Kardiak adalah diagnosis keperawatan yang mengacu pada risiko penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jantung, yang dapat terjadi akibat irama jantung yang tidak normal, termasuk palpitasi.
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Kardiak adalah diagnosis keperawatan yang mencerminkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jantung, yang dapat terjadi akibat palpitasi atau irama jantung yang tidak normal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
Luaran ini mengindikasikan bahwa pasien akan mencapai stabilitas tanda-tanda vital, termasuk denyut nadi yang normal dan stabil.
2. Pengendalian Gejala
Luaran ini menunjukkan bahwa pasien dapat mengendalikan atau mengurangi gejala palpitasi yang dialami.
3. Perfusi Jaringan Kardiak yang Efektif
Luaran ini mengindikasikan bahwa pasien dapat mempertahankan suplai oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jantung.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
Intervensi ini bertujuan untuk memantau tanda-tanda vital, termasuk denyut nadi, untuk mendeteksi dan mengelola palpitasi.
2. Manajemen Irama Jantung
Intervensi ini melibatkan tindakan-tindakan untuk membantu mengendalikan atau memperbaiki irama jantung yang tidak normal, seperti pemberian obat-obatan, terapi relaksasi, atau tindakan medis.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
Intervensi ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada pasien dan keluarga tentang palpitasi, penyebabnya, dan cara mengelolanya.
4. Manajemen Stres dan Kecemasan
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengelola stres dan kecemasan, yang dapat memicu atau memperburuk palpitasi.
5. Pemantauan Perfusi Jaringan Kardiak
Intervensi ini dilakukan untuk memantau tanda-tanda adanya gangguan perfusi jaringan kardiak, seperti perubahan EKG, untuk memastikan efektivitas perfusi jantung.
Dengan mengimplementasikan intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu stabilitas hemodinamik, pengendalian gejala, dan perfusi jaringan kardiak yang efektif. -
Article No. 14365 | 18 Mar 2025
Klinis : keluhan lemas, TD 150/90 mmHg, ureum 116, kreatinin 12,4, Hb 9,4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang ditampilkan, yaitu keluhan lemas, tekanan darah 150/90 mmHg, nilai ureum 116, kreatinin 12,4, dan hemoglobin 9,4, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
a. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara input dan output cairan dan/atau elektrolit tubuh.
Faktor yang Berhubungan: Penyakit ginjal kronis, disfungsi ginjal.
Karakteristik Mayor: Edema, berat badan berubah, tekanan darah abnormal, nilai laboratorium abnormal (ureum, kreatinin, elektrolit).
Penjelasan: Pasien mengalami keluhan lemas, tekanan darah tinggi, serta nilai ureum, kreatinin, dan hemoglobin yang menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
a. Mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
b. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Menunjukkan nilai laboratorium (ureum, kreatinin, Hb) dalam batas normal.
d. Melaporkan tidak adanya keluhan lemas.
Penjelasan: Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit, tanda-tanda vital normal, nilai laboratorium dalam batas normal, serta hilangnya keluhan lemas. Hal ini menunjukkan pemulihan fungsi ginjal dan homeostasis cairan dan elektrolit dalam tubuh.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
a. Pemantauan Cairan
- Kaji intake dan output cairan
- Kaji berat badan harian
- Kaji edema
- Kolaborasi pemberian cairan/elektrolit sesuai kebutuhan
b. Manajemen Ginjal
- Kaji fungsi ginjal melalui pemeriksaan laboratorium
- Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk mengatasi gangguan ginjal
- Edukasi pasien dan keluarga terkait perawatan ginjal
c. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien
- Kolaborasi pemberian diet sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian suplemen nutrisi jika diperlukan
Penjelasan: Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan, manajemen ginjal, dan manajemen nutrisi. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, memulihkan fungsi ginjal, serta memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal.
Harap diperhatikan bahwa penjelasan ini bersifat akademis dan disampaikan dengan persona pakar/perawat. Jika ada hal yang perlu diklarifikasi atau ditambahkan, silakan sampaikan.