Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12521 | 19 Feb 2025
Klinis : batuk sejak 2 hari, berdahak, pilek dan sariawan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu batuk sejak 2 hari, berdahak, pilek, dan sariawan, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
Gejala yang mendukung diagnosa ini adalah batuk produktif dan pilek.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Gejala yang mendukung diagnosa ini adalah kemungkinan adanya kelemahan dan kelelahan akibat penyakit.
3. Nyeri Oral
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan aktual atau potensial pada mulut, bibir, atau struktur yang berhubungan.
Gejala yang mendukung diagnosa ini adalah adanya sariawan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Frekuensi pernapasan dalam batas normal
- Tidak ada sianosis
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Mampu berpartisipasi dalam perawatan diri
3. Nyeri Oral Terkontrol
- Skala nyeri berkurang
- Mampu makan dan minum dengan nyaman
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Observasi karakteristik batuk dan sekret
- Berikan terapi uap/humidifikasi
- Anjurkan minum banyak cairan
- Ajarkan teknik batuk efektif
- Berikan obat-obatan sesuai indikasi (misalnya ekspektoran)
2. Intoleransi Aktivitas
- Identifikasi faktor penyebab intoleransi aktivitas
- Atur aktivitas sesuai toleransi pasien
- Berikan edukasi manajemen energi
- Berikan terapi oksigen jika diperlukan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi
3. Nyeri Oral
- Identifikasi penyebab nyeri oral
- Berikan tindakan keperawatan untuk mengurangi nyeri, misalnya aplikasi salep analgesik
- Anjurkan menjaga kebersihan mulut
- Berikan obat-obatan analgesik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan dokter gigi jika diperlukan
Penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya. -
Article No. 12523 | 19 Feb 2025
Klinis : kista koledokus anak 3 tahun
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi kista koledokus pada anak berusia 3 tahun, sesuai dengan format yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi kista koledokus pada anak berusia 3 tahun, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Gangguan Eliminasi Biliaris (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengeliminasi cairan empedu secara efektif.
Faktor yang Berhubungan: Obstruksi saluran empedu.
Karakteristik Definisi: Kulit dan sklera tampak kuning, urin berwarna gelap, feses berwarna pucat, nyeri pada abdomen kanan atas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Perbaikan Fungsi Eliminasi Biliaris (1608)
Definisi: Kemampuan untuk mengeliminasi cairan empedu secara efektif.
Indikator:
- Kulit dan sklera tidak lagi tampak kuning
- Urin tidak lagi berwarna gelap
- Feses tidak lagi berwarna pucat
- Nyeri pada abdomen kanan atas berkurang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi:
1. Manajemen Obstruksi Saluran Empedu (6460)
Definisi: Pengelolaan penyumbatan pada saluran empedu.
Aktivitas:
- Lakukan pemantauan fungsi hati dan ginjal secara berkala
- Berikan nutrisi sesuai kebutuhan untuk mendukung proses penyembuhan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan tindakan pembedahan jika diperlukan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan yang tepat untuk mengatasi kista koledokus
- Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan perawatan yang komprehensif
2. Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan nyeri.
Aktivitas:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai dengan kondisi pasien
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti kompres hangat
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan penanganan nyeri yang tepat
3. Dukungan Nutrisi (1120)
Definisi: Dukungan pemberian nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan status gizi.
Aktivitas:
- Kaji status nutrisi pasien secara berkala
- Berikan nutrisi sesuai kebutuhan dan toleransi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang tepat
- Pantau asupan dan output cairan pasien
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat tercapai luaran/output yang diharapkan, yaitu perbaikan fungsi eliminasi biliaris pada pasien anak dengan kista koledokus. -
Article No. 12524 | 19 Feb 2025
Klinis : pencegahan ido pasien post sc
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien post sectio caesarea (SC) dalam rangka pencegahan infeksi daerah operasi (IDO) adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam risiko atau rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Karakteristik Definisi:
- Adanya luka operasi pada pasien post SC
- Kondisi imunitas yang dapat menurun akibat prosedur pembedahan
- Potensi kontaminasi luka operasi oleh mikroorganisme patogen
2. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik Definisi:
- Adanya luka operasi pada pasien post SC
- Potensi terjadinya kerusakan pada integritas kulit di area luka operasi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
- Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
- Pasien dan keluarga memahami pentingnya pencegahan infeksi
2. Integritas Kulit Terganggu
- Luka operasi bersih dan kering
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi
- Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik
- Pasien dan keluarga memahami pentingnya perawatan luka
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi
- Melakukan observasi tanda-tanda infeksi pada luka operasi secara rutin
- Memantau tanda-tanda vital pasien, terutama suhu tubuh
- Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memantau kondisi infeksi
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi, seperti perawatan luka, pentingnya kebersihan tangan, dan tanda-tanda infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk mencegah dan mengatasi infeksi
2. Integritas Kulit Terganggu
- Melakukan perawatan luka operasi secara aseptic
- Mempertahankan luka tetap bersih dan kering
- Memantau proses penyembuhan luka
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang perawatan luka, tanda-tanda infeksi, dan perilaku yang dapat mempercepat penyembuhan luka
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.) untuk membantu penyembuhan luka
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post SC dalam rangka pencegahan IDO adalah Risiko Infeksi dan Integritas Kulit Terganggu. Risiko Infeksi dipilih karena adanya luka operasi dan kondisi imunitas yang dapat menurun, sehingga rentan terhadap infeksi. Integritas Kulit Terganggu dipilih karena adanya luka operasi yang berpotensi mengalami kerusakan pada integritas kulit.
Luaran yang diharapkan adalah tidak adanya tanda-tanda infeksi, proses penyembuhan luka yang baik, serta pemahaman pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi dan perawatan luka. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi observasi, pemantauan, perawatan luka, edukasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mencegah infeksi dan membantu penyembuhan luka. -
Article No. 12525 | 19 Feb 2025
Klinis : saya mengalami pusing ketika menggunakan laptop terlalu lama
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
Intoleransi Aktivitas merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami, yaitu pusing saat menggunakan laptop terlalu lama. Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Dalam SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Intoleransi Aktivitas memiliki definisi: "Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis."
Terkait SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), beberapa luaran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perawatan Intoleransi Aktivitas antara lain:
1. Toleransi Aktivitas
2. Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari
3. Kontrol Energi
Selanjutnya, SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menyediakan intervensi-intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas, seperti:
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Energi
3. Edukasi Aktivitas
Sebagai perawat, kami akan bekerja sama dengan Anda untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab pusing saat menggunakan laptop terlalu lama, serta menyusun rencana perawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini dan membantu Anda kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. -
Article No. 12526 | 19 Feb 2025
Klinis : saya mengalami pusing ketika menggunakan laptop terlalu lama
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) pada kondisi dimana Anda mengalami pusing ketika menggunakan laptop terlalu lama.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai untuk kondisi ini adalah "Intoleransi Aktivitas" (00092). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis. Dalam kasus ini, penggunaan laptop yang terlalu lama menyebabkan Anda mengalami pusing, yang merupakan gejala dari intoleransi aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan Anda dapat mencapai luaran berikut:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat (0005): Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami gejala yang tidak nyaman, seperti pusing.
2. Pengendalian Gejala (0002): Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi gejala yang dirasakan, seperti pusing.
3. Pengetahuan: Manajemen Aktivitas (1803): Pemahaman individu tentang cara mengatur aktivitas sehari-hari untuk mencegah atau meminimalkan gejala yang tidak nyaman.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Aktivitas (0200):
a. Identifikasi aktivitas yang menyebabkan gejala pusing.
b. Bantu klien dalam menyusun jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
c. Ajarkan teknik manajemen energi, seperti melakukan istirahat yang cukup dan menghindari aktivitas yang berlebihan.
2. Edukasi Kesehatan (5510):
a. Berikan edukasi tentang penyebab dan gejala pusing akibat penggunaan laptop yang terlalu lama.
b. Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi risiko pusing, seperti menjaga jarak pandang yang sesuai, mengatur pencahayaan, dan melakukan istirahat mata.
c. Berikan informasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mata dan postur tubuh saat menggunakan laptop.
3. Manajemen Nyeri (1400):
a. Identifikasi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperburuk pusing.
b. Ajarkan teknik-teknik pengelolaan nyeri, seperti relaksasi, kompres hangat, dan pengaturan posisi.
c. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi atau mengatasi pusing.
Dengan melaksanakan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan Anda dapat mengatasi masalah pusing yang disebabkan oleh penggunaan laptop yang terlalu lama dan meningkatkan toleransi Anda terhadap aktivitas tersebut. -
Article No. 12527 | 19 Feb 2025
Klinis : rasional manajemen perdarahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "rasional manajemen perdarahan".
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Perdarahan Akut adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah yang signifikan dalam waktu singkat, yang dapat mengancam kehidupan. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk trauma, prosedur medis, atau kondisi medis yang mendasarinya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari manajemen risiko perdarahan akut adalah pasien dapat mempertahankan volume cairan dan elektrolit, menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, dan tidak mengalami komplikasi perdarahan lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola risiko perdarahan akut antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pengkajian perdarahan secara komprehensif
3. Pemberian terapi cairan dan produk darah sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan penyebab perdarahan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen perdarahan
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memastikan bahwa pasien dengan risiko perdarahan akut mendapatkan penanganan yang tepat dan efektif, sesuai dengan standar praktik keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 12528 | 19 Feb 2025
Klinis : rasional manajemen perdarahan nya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Rasional manajemen perdarahan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R58
- Deskripsi: Perdarahan, tidak tergolong di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.07
- Deskripsi: Transfusi darah, komponen
Penjelasan detail:
Kode ICD-10 R58 digunakan untuk menggambarkan kondisi perdarahan, baik perdarahan akut maupun kronis, yang tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain dalam sistem klasifikasi ICD-10. Perdarahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma, kondisi medis yang mendasari, atau dapat juga terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Terkait penanganan perdarahan, kode ICD-9-CM 99.07 digunakan untuk mencatat tindakan transfusi darah atau komponennya, seperti transfusi sel darah merah, trombosit, atau plasma. Transfusi darah merupakan salah satu intervensi utama dalam manajemen perdarahan, terutama untuk mengganti volume darah yang hilang dan mempertahankan fungsi hemostatik.
Selain transfusi darah, manajemen perdarahan dapat melibatkan intervensi lain, seperti:
- Identifikasi dan pengendalian sumber perdarahan
- Penggunaan obat-obatan hemostatik, seperti asam traneksamat atau desmopressin
- Tindakan bedah untuk memperbaiki kelainan vaskular atau menghentikan perdarahan
- Pemberian cairan pengganti volume, seperti kristaloid atau koloid
- Pencegahan dan penanganan komplikasi, seperti syok hipovolemik
Pengelolaan yang tepat dan komprehensif diperlukan untuk mengatasi perdarahan dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam nyawa pasien. -
Article No. 12529 | 19 Feb 2025
Klinis : rasional manajemen perdarahan nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi rasional manajemen perdarahan.
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Perdarahan Aktual
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Perdarahan Aktual adalah diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi ini.
- Diagnosis ini menggambarkan adanya potensi kehilangan darah yang dapat mengancam keselamatan pasien.
- Faktor yang berkontribusi terhadap risiko perdarahan aktual dapat meliputi gangguan sistem hemostatik, kondisi medis, efek samping pengobatan, atau trauma.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan untuk kondisi ini adalah Kontrol Perdarahan, yang meliputi indikator seperti perdarahan yang terkendali, stabilitas hemodinamik, dan pemulihan kondisi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pengendalian perdarahan, pemberian cairan/produk darah, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk manajemen perdarahan aktual meliputi Manajemen Perdarahan, Manajemen Syok, dan Terapi Infus.
- Intervensi ini bertujuan untuk mengendalikan perdarahan, menjaga stabilitas hemodinamik, dan memulihkan kondisi pasien.
- Kegiatan spesifik yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, penekanan area perdarahan, pemberian cairan/produk darah, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Sebagai seorang perawat profesional, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan mengacu pada standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 12530 | 19 Feb 2025
Klinis : rasional resiko perdarahan askep
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi rasional risiko perdarahan.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan
Definisi:
Risiko Perdarahan adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah secara abnormal dari sistem vaskuler.
Faktor Risiko (SDKI):
1. Gangguan fungsi koagulasi
2. Riwayat perdarahan
3. Penggunaan antikoagulan
4. Keterbatasan mobilitas
5. Tindakan pembedahan
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan
2. Integritas Jaringan
3. Pembekuan Darah
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Manajemen Antikoagulan
3. Perawatan Luka
4. Manajemen Perdarahan
Penjelasan singkat:
Risiko Perdarahan merupakan kondisi di mana individu berisiko mengalami kehilangan darah secara abnormal dari sistem vaskuler. Faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini antara lain gangguan fungsi koagulasi, riwayat perdarahan, penggunaan antikoagulan, keterbatasan mobilitas, dan tindakan pembedahan. Luaran keperawatan yang perlu diperhatikan adalah perfusi jaringan, integritas jaringan, dan pembekuan darah. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda vital, manajemen antikoagulan, perawatan luka, dan manajemen perdarahan. -
Article No. 12531 | 19 Feb 2025
Klinis : rasional resiko perdarahan askep
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dengan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi risiko perdarahan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Perdarahan
Definisi: Berisiko untuk mengalami kehilangan darah yang dapat mengancam kehidupan.
Rasional: Pasien berisiko mengalami perdarahan akibat kondisi medis atau tindakan yang dilakukan. Faktor risiko dapat meliputi gangguan pembekuan darah, trauma, atau tindakan pembedahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
Definisi: Kemampuan mempertahankan status sirkulasi darah yang adekuat.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam batas normal
- Nadi teraba kuat dan teratur
- Pemulihan perfusi perifer yang adekuat
- Kadar Hb/Ht dalam batas normal
2. Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan untuk mencegah, mengendalikan, dan menghentikan perdarahan.
Kriteria Hasil:
- Perdarahan dapat dihentikan
- Perdarahan terkontrol
- Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut
3. Pengetahuan Manajemen Perdarahan
Definisi: Tingkat pemahaman pasien/keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan perdarahan.
Kriteria Hasil:
- Pasien/keluarga dapat menjelaskan penyebab perdarahan
- Pasien/keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda perdarahan
- Pasien/keluarga dapat menyebutkan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital
Definisi: Memantau dan mendokumentasikan tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi perubahan.
Tujuan: Mengidentifikasi tanda-tanda awal perdarahan atau perubahan hemodinamik.
Aktivitas:
- Mengukur tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara rutin
- Memantau warna, suhu, dan kelembaban kulit
- Memantau kadar Hb/Ht secara berkala
2. Manajemen Perdarahan
Definisi: Melakukan tindakan untuk mengendalikan dan menghentikan perdarahan.
Tujuan: Mencegah perdarahan lebih lanjut dan mempertahankan stabilitas hemodinamik.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi sumber perdarahan
- Mengompres area perdarahan dengan kain bersih
- Memberikan obat-obatan untuk membantu pembekuan darah (jika diindikasikan)
- Melakukan tindakan hemostasis sesuai kondisi pasien
3. Edukasi Manajemen Perdarahan
Definisi: Memberikan informasi dan mengajarkan pasien/keluarga tentang pencegahan dan penanganan perdarahan.
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan pasien/keluarga dalam mencegah dan mengatasi perdarahan.
Aktivitas:
- Menjelaskan penyebab dan faktor-faktor risiko perdarahan
- Mengajarkan tanda-tanda perdarahan yang harus diperhatikan
- Mengajarkan teknik kompresi dan posisi elevasi untuk menghentikan perdarahan
- Memberikan informasi tentang obat-obatan yang dapat membantu pembekuan darah
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu stabilitas hemodinamik, kontrol perdarahan, dan peningkatan pengetahuan pasien/keluarga dalam manajemen perdarahan. Hal ini akan membantu mencegah komplikasi dan mempercepat proses pemulihan pasien.