Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12616 | 20 Feb 2025
Klinis : anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klien yang mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, ditandai dengan gejala seperti mual, muntah, letih, penurunan berat badan, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat, dengan indikator klien dapat mempertahankan intake dan output cairan seimbang, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Berdasarkan data yang diperoleh, anak perempuan usia 5 tahun ini mengalami gejala-gejala seperti mual, muntah, letih, sembab pada wajah, dan buang air kecil yang berwarna kemerahan, serta tanda-tanda vital yang tidak stabil, menunjukkan adanya kekurangan volume cairan dalam tubuh atau dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada keluarga mengenai cara menjaga hidrasi yang adekuat. -
Article No. 12617 | 20 Feb 2025
Klinis : anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui muntah dan penurunan asupan cairan (ditandai dengan muka sembab, kulit dan membran mukosa kering, serta penurunan frekuensi berkemih).
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat kekurangan volume cairan (ditandai dengan anak terlihat letih dan pucat).
3. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis ginjal (ditandai dengan air kemih berwarna kemerahan).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Hidrasi Adekuat
- Tanda-tanda Dehidrasi Berkurang
2. Intoleransi Aktivitas:
- Tingkat Energi Meningkat
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Berkurang
3. Nyeri Akut:
- Kontrol Nyeri Meningkat
- Distres Nyeri Berkurang
- Gejala Penyakit Ginjal Berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi secara berkala
- Berikan terapi cairan parenteral sesuai indikasi
- Fasilitasi asupan cairan oral jika kondisi memungkinkan
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk evaluasi dan terapi lanjutan
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat kelelahan dan toleransi aktivitas anak
- Atur lingkungan yang mendukung istirahat dan pemulihan
- Berikan bantuan dalam aktivitas self-care sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk latihan aktivitas bertahap
3. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Berikan intervensi nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat, distraksi)
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
- Edukasi keluarga mengenai manajemen nyeri anak
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kekurangan Volume Cairan: Kondisi ini ditandai dengan keluhan mual, muntah, dan penurunan frekuensi berkemih, yang menunjukkan adanya kehilangan cairan yang berlebihan dan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Hal ini diperburuk dengan asupan cairan yang berkurang.
2. Intoleransi Aktivitas: Kondisi ini disebabkan oleh penurunan energi akibat kekurangan volume cairan, menyebabkan anak merasa letih dan pucat.
3. Nyeri Akut: Adanya air kemih berwarna kemerahan mengindikasikan adanya proses patologis pada ginjal, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kekurangan Volume Cairan: Keseimbangan cairan yang terpelihara, tanda-tanda dehidrasi yang berkurang, dan hidrasi yang adekuat akan mengurangi dampak negatif dari kekurangan volume cairan.
2. Intoleransi Aktivitas: Peningkatan tingkat energi, toleransi aktivitas, dan penurunan kelelahan akan membantu anak kembali ke aktivitas normal.
3. Nyeri Akut: Peningkatan kontrol nyeri, penurunan distres nyeri, dan perbaikan gejala penyakit ginjal akan mengurangi dampak nyeri yang dirasakan oleh anak.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan dehidrasi untuk mengevaluasi efektivitas terapi cairan.
- Pemberian terapi cairan parenteral sesuai indikasi untuk mengganti cairan yang hilang.
- Fasilitasi asupan cairan oral jika kondisi memungkinkan untuk membantu rehidrasi.
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk evaluasi lebih lanjut dan pemberian terapi yang sesuai.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian tingkat kelelahan dan toleransi aktivitas anak untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Pengaturan lingkungan yang mendukung istirahat dan pemulihan untuk membantu anak memulihkan energinya.
- Pemberian bantuan dalam aktivitas self-care sesuai kebutuhan anak.
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk latihan aktivitas bertahap yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Nyeri Akut:
- Pengkajian intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri untuk memahami karakteristik nyeri yang dialami anak.
- Pemberian intervensi nonfarmakologi, seperti kompres hangat dan distraksi, untuk membantu mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Edukasi keluarga mengenai manajemen nyeri anak agar dapat membantu anak mengatasi nyeri yang dirasakan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan Tim Medis, diharapkan luaran/output asuhan keperawatan dapat tercapai dan kondisi anak dapat membaik. -
Article No. 12618 | 20 Feb 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat, ditandai dengan mual, muntah, letih, sembab pada muka, warna urin kemerahan, tekanan darah tinggi, nadi cepat, nafas cepat, kulit kering, dan membran mukosa kering.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakseimbangan elektrolit adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan komposisi dan konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh sesuai kebutuhan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan elektrolit yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada mual atau muntah, tidak ada edema, dan produksi urin normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitor status cairan dan elektrolit
2. Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya keseimbangan elektrolit
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memulihkan keseimbangan elektrolit dan menjaga agar kondisi pasien tidak memburuk. -
Article No. 12544 | 19 Feb 2025
Klinis : Data laporan hasil survey yang dilakukan oleh penanggung jawab UKS dan puskesmas di SD X sebagai berikut: jumlah siswa 123 orang, di pinggir jalan banyak pedagang yang berjualan, makanan yang dijual kebersihannya tidak terjamin, dan siswa jarang sarapan pagi. Perilaku siswa terlihat tidak mencuci tangan sebelum makan. Hasil pemeriksaan fisik juga didapatkan kebersihan gigi dan mulut kurang serta kuku jari tangan kotor juga panjang. Selain itu, sebanyak 33 orang siswa menderita cacingan khususnya siswa kelas II dan III. Pada saat istirahat, siswa lebih banyak membeli jajanan ke pedagang kaki lima daripada di kantin. Siswa juga mengeluh sulit menyeberang jalan karena kendaraan yang lewat banyak. Tidak ada petugas yang menyeberangkan siswa.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan kondisi yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Ketidakmampuan dalam Mencuci Tangan dan Memelihara Kebersihan Gigi dan Kuku
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat beberapa perilaku siswa yang menunjukkan risiko defisit perawatan diri, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, kebersihan gigi dan mulut kurang, serta kuku jari tangan yang kotor dan panjang. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan, seperti infeksi dan penyakit menular.
SDKI: Risiko Defisit Perawatan Diri
SLKI: Perilaku Perawatan Diri Efektif
SIKI: Pendidikan Kesehatan; Perawatan Kebersihan Diri
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan Higiene Pribadi yang Buruk dan Paparan Lingkungan yang Tidak Higienis
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko infeksi pada siswa, seperti kebersihan makanan yang dijual di pinggir jalan yang tidak terjamin, dan adanya siswa yang menderita cacingan. Selain itu, perilaku siswa yang tidak mencuci tangan dan kebersihan gigi dan kuku yang kurang juga dapat menjadi faktor risiko infeksi.
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Kontrol Infeksi
SIKI: Edukasi Kesehatan; Manajemen Lingkungan
3. Risiko Cedera berhubungan dengan Kurangnya Ketersediaan Petugas Penyeberang Jalan dan Banyaknya Kendaraan yang Lewat
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat risiko cedera pada siswa yang disebabkan oleh kurangnya ketersediaan petugas penyeberang jalan dan banyaknya kendaraan yang lewat. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas pada siswa.
SDKI: Risiko Cedera
SLKI: Keselamatan Diri
SIKI: Manajemen Lingkungan Aman; Edukasi Keselamatan
Dengan demikian, diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi yang diberikan telah diuraikan. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pihak sekolah dan puskesmas untuk mengembangkan intervensi yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang teridentifikasi. -
Article No. 12502 | 19 Feb 2025
Klinis : SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit.
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z00.1
- Deskripsi: Pemeriksaan kesehatan rutin pada anak
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 89.7
- Deskripsi: Pemeriksaan fisik komprehensif, termasuk pengukuran tanda-tanda vital, inspeksi fisik, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 Z00.1 digunakan untuk mengkodekan pemeriksaan kesehatan rutin pada anak, termasuk pemeriksaan fisik yang dilakukan sesuai dengan SOP.
2. Kode ICD-9-CM 89.7 mencakup prosedur pemeriksaan fisik komprehensif, yang meliputi:
- Pengukuran tanda-tanda vital (suhu, denyut nadi, tekanan darah, laju pernapasan)
- Inspeksi fisik (pengamatan visual terhadap kondisi kulit, mata, telinga, hidung, mulut, dan lain-lain)
- Palpasi (pemeriksaan dengan perabaan untuk mendeteksi abnormalitas atau kelainan)
- Perkusi (pemeriksaan dengan ketukan untuk menilai kondisi organ dalam)
- Auskultasi (pemeriksaan dengan mendengarkan suara-suara tubuh menggunakan stetoskop)
Pemeriksaan fisik yang komprehensif ini bertujuan untuk mengevaluasi secara menyeluruh kondisi kesehatan anak, mendeteksi tanda-tanda penyakit, dan membantu dalam proses diagnosis dan perencanaan perawatan selanjutnya. -
Article No. 12503 | 19 Feb 2025
Klinis : SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur
2. Risiko Infeksi
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat Berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur tidak efektif.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi kualitas dan kuantitas tidur yang adekuat.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur, serta membantu klien mencapai pola tidur yang sehat.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan individu terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada klien.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi, memantau tanda-tanda infeksi, dan melakukan tindakan pencegahan serta pengendalian infeksi.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik karena ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi dan kemampuan beraktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk mengevaluasi kemampuan klien dalam melakukan aktivitas, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi toleransi aktivitas, dan membantu klien meningkatkan kapasitas fungsionalnya.
Dalam konteks pemeriksaan fisik pada anak sakit, perawat harus mengacu pada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Hal ini bertujuan untuk memastikan keseragaman dan kualitas dalam melakukan pemeriksaan fisik pada anak, serta menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi pasien. Perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam melakukan pemeriksaan fisik secara komprehensif, mencakup pengkajian tanda-tanda vital, status neurologis, sistem kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal, dan lain-lain. -
Article No. 12504 | 19 Feb 2025
Klinis : SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Certainly, here is a detailed and comprehensive response for the given scenario:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosis keperawatan yang sesuai untuk SOP pemeriksaan fisik pada anak sakit adalah:
1. Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital (00238)
Definisi: Rentan mengalami perubahan status kardiovaskular, respirasi, suhu tubuh, dan/atau perfusi yang dapat membahayakan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Anak menunjukkan perubahan pada nadi, pernapasan, suhu tubuh, dan/atau tekanan darah yang dapat membahayakan kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Stabilitas Tanda-Tanda Vital (0802)
- Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Anak menunjukkan pola pernapasan yang stabil
- Anak menunjukkan suhu tubuh yang stabil
- Anak menunjukkan tekanan darah yang stabil
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital (6680)
- Pantau dan catat nadi, pernapasan, suhu tubuh, dan tekanan darah anak secara berkala
- Lakukan pengukuran tanda-tanda vital dengan teknik yang benar
- Bandingkan hasil pemantauan dengan nilai normal untuk usia anak
- Laporkan perubahan tanda-tanda vital yang menyimpang dari normal
2. Manajemen Demam (3740)
- Pantau suhu tubuh anak secara berkala
- Berikan obat penurun demam sesuai instruksi
- Lakukan tindakan fisik untuk menurunkan suhu tubuh, seperti kompres hangat
- Edukasikan kepada keluarga tentang penanganan demam pada anak
3. Manajemen Nyeri (1400)
- Kaji intensitas dan karakteristik nyeri yang dialami anak
- Berikan tindakan farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik sesuai kebutuhan
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika perlu
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Risiko Ketidakstabilan Tanda-Tanda Vital" dipilih karena anak sakit rentan mengalami perubahan pada tanda-tanda vital, seperti nadi, pernapasan, suhu tubuh, dan tekanan darah, yang dapat membahayakan kesehatannya. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, manajemen demam, dan manajemen nyeri menjadi intervensi keperawatan yang penting untuk mencapai luaran/output berupa stabilitas tanda-tanda vital anak. -
Article No. 12505 | 19 Feb 2025
Klinis : Pasien datang pada dari IGD ke bangsal Yustisia pada tanggal 10 Februari 2025, pasien datang dengan keluhan sesak napas, lemas, ketika batuk dada terasa nyeri dan perut terasa mual. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 Februari 2025 pasien mengatakan tangan yang terpasang infus terasa nyeri dan sedikit bengkak, pasien juga mengatakan masih lemas, sesak sudah mulai berkurang namun memburuk ketika digunakan untuk aktivitas seperti berjalan ke kamar mandi serta ketika batuk dada dan perut terasa tidak nyaman. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien tampak lemas, napas cepat dan dalam, pasien terpasang O2 3rpm, pasien terpasang infus di metacarpal sinistra dengan ukuran IV catheter 22 dan tampak sedikit bengkak. Kemudian dilakulan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 114/74 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36.6oC, respirasi 24x/menit, SPO2 98%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Nyeri Akut
3. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas yang adekuat.
- SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda pernapasan tidak efektif, seperti napas cepat dan dalam, penggunaan otot bantu pernapasan, dan sesak napas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau status pernapasan, mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, membantu batuk efektif, dan melakukan terapi pernapasan.
2. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam kaitannya dengan kerusakan tersebut.
- SLKI: Pasien melaporkan nyeri pada tangan yang terpasang infus dan terasa sedikit bengkak.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah menilai nyeri, memberikan analgesik, mengompres area yang nyeri, dan mengajarkan teknik manajemen nyeri.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Terdapat tanda-tanda infeksi pada tangan yang terpasang infus, seperti bengkak.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan area infus, melakukan perawatan infus sesuai prosedur, dan memberikan antibiotik sesuai indikasi.
Secara umum, penanganan keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor status pernapasan dan oksigenasi pasien, mengelola nyeri, serta mencegah komplikasi infeksi terkait tindakan medis. Fokus utama adalah mempertahankan bersihan jalan napas, mengatasi nyeri, dan mencegah infeksi. -
Article No. 12506 | 19 Feb 2025
Klinis : Pasien datang pada dari IGD ke bangsal Yustisia pada tanggal 10 Februari 2025, pasien datang dengan keluhan sesak napas, lemas, ketika batuk dada terasa nyeri dan perut terasa mual. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 Februari 2025 pasien mengatakan tangan yang terpasang infus terasa nyeri dan sedikit bengkak, pasien juga mengatakan masih lemas, sesak sudah mulai berkurang namun memburuk ketika digunakan untuk aktivitas seperti berjalan ke kamar mandi serta ketika batuk dada dan perut terasa tidak nyaman. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien tampak lemas, napas cepat dan dalam, pasien terpasang O2 3rpm, pasien terpasang infus di metacarpal sinistra dengan ukuran IV catheter 22 dan tampak sedikit bengkak. Kemudian dilakulan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 114/74 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36.6oC, respirasi 24x/menit, SPO2 98%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikan saya satu menit untuk menganalisis kondisi pasien ini dan memberikan diagnosa, luaran, serta intervensi keperawatan yang tepat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan sesak napas.
- Ditandai dengan pasien mengeluh sesak napas, napas cepat dan dalam.
2. Nyeri Akut
- Berhubungan dengan proses penyakit (infeksi) dan prosedur (pemasangan infus).
- Ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada tangan yang terpasang infus dan dada ketika batuk.
3. Intoleransi Aktivitas
- Berhubungan dengan kelemahan, sesak napas yang memburuk saat aktivitas.
- Ditandai dengan pasien merasa lemas dan sesak napas memburuk saat beraktivitas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien menunjukkan pola napas normal.
- Pasien mampu batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Tidak ada tanda-tanda distress pernafasan.
2. Kontrol Nyeri
- Pasien dapat mengenali faktor penyebab nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
- Pasien melaporkan nyeri terkontrol pada skala 1-3.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Tidak ada tanda-tanda intoleransi saat beraktivitas.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan kemampuan fungsional.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitor status pernafasan (frekuensi, kedalaman, irama).
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
- Berikan nebulizer/bronkodilator jika diperlukan.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan bernapas dalam.
- Lakukan suction jika diperlukan.
2. Nyeri Akut
- Identifikasi karakteristik, lokasi, kualitas, durasi, dan faktor penyebab nyeri.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi).
- Kolaborasi dengan dokter untuk manajemen nyeri.
3. Intoleransi Aktivitas
- Evaluasi status fisiologis pasien saat beraktivitas.
- Anjurkan aktivitas bertahap sesuai toleransi pasien.
- Ajarkan teknik konservasi energi saat beraktivitas.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rehabilitasi.
- Berikan dukungan emosional dan motivasi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lain, silakan bertanya. -
Article No. 12507 | 19 Feb 2025
Klinis : Pasien datang pada dari IGD ke bangsal Yustisia pada tanggal 10 Februari 2025, pasien datang dengan keluhan sesak napas, lemas, ketika batuk dada terasa nyeri dan perut terasa mual. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 12 Februari 2025 pasien mengatakan tangan yang terpasang infus terasa nyeri dan sedikit bengkak, pasien juga mengatakan masih lemas, sesak sudah mulai berkurang namun memburuk ketika digunakan untuk aktivitas seperti berjalan ke kamar mandi serta ketika batuk dada dan perut terasa tidak nyaman. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien tampak lemas, napas cepat dan dalam, pasien terpasang O2 3rpm, pasien terpasang infus di metacarpal sinistra dengan ukuran IV catheter 22 dan tampak sedikit bengkak. Kemudian dilakulan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil TD 114/74 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36.6oC, respirasi 24x/menit, SPO2 98%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infus yang terpasang di tangan kiri pasien, ditandai dengan pasien mengatakan tangan yang terpasang infus terasa nyeri dan sedikit bengkak.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sesak napas dan kelemahan, ditandai dengan pasien mengatakan sesak napas memburuk ketika digunakan untuk aktivitas seperti berjalan ke kamar mandi.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penyakit paru-paru, ditandai dengan pasien tampak sesak napas, respirasi cepat dan dalam, serta saturasi oksigen 98% dengan pemberian oksigen 3 lpm.
4. Mual berhubungan dengan penyakit paru-paru, ditandai dengan pasien mengatakan perut terasa mual.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan rasa nyeri pada skala nyeri 0-10.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman tanpa mengeluh nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
- Pasien dapat melaporkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas.
- Pasien dapat mendemonstrasikan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Pertukaran Gas:
- Pasien dapat mempertahankan nilai saturasi oksigen dalam batas normal.
- Pasien dapat bernafas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Pasien dapat melaporkan penurunan gejala sesak napas.
4. Mual:
- Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas mual.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen mual yang efektif.
- Pasien dapat mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan tindakan pengelolaan nyeri sesuai kebutuhan pasien, seperti pemberian analgesik, kompres hangat, dan teknik relaksasi.
- Identifikasi dan hilangkan penyebab nyeri, seperti mengganti akses infus yang nyeri.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri mandiri.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Berikan intervensi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti latihan fisik bertahap dan pengaturan aktivitas.
- Ajarkan pasien teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Libatkan pasien dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
3. Pertukaran Gas:
- Lakukan pengkajian status pernapasan pasien secara komprehensif.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien dan pantau saturasi oksigen.
- Berikan posisi semifowler untuk memfasilitasi pernapasan.
- Ajarkan teknik pernapasan dalam dan relaksasi untuk mengurangi sesak napas.
4. Mual:
- Lakukan pengkajian mual dan muntah secara komprehensif.
- Berikan antiemetik sesuai resep dan pantau efektivitasnya.
- Identifikasi dan hilangkan penyebab mual, seperti pengaturan diet dan pemberian cairan.
- Ajarkan teknik manajemen mual mandiri, seperti teknik relaksasi dan distraksi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien secara komprehensif. Diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu pasien dalam meningkatkan kondisi kesehatannya.