Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12609 | 20 Feb 2025
Klinis : Anak B perempuan (tanggal lahir 01 Mei 2019), pada tanggal 15 Juli 2022 dibawa ibu ke Posyandu dengan keluhan anak B banyak makan tetapi berat badannya masih tampak kurus (BB 8 kg, TB 79 cm, LK 47 cm). Ibu meminta untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena Anak B juga tampak lebih diam dan kurang aktif jika dibandingkan dengan anak sebayanya. Pada pemeriksaan KPSP diperoleh data bahwa: anak bisa melakukan semua perintah/pertanyaan yang diajukan pada area motorik kasar dan motorik halus, namun pada sektor bicara dan bahasa diketahui bahwa anak hanya mampu mengucapkan 2 kata yang mempunyai arti selain “papa” dan “mama”. Ibu juga mengatakan anak masih belum bisa makan nasi sendiri saat ditanyakan pertanyaan pada area sosialisasi kemandirian. Untuk pertanyaan lain pada sektor bahasa dan kemandirian, anak sudah mampu melakukannya. Penugasan: Lakukan penyelesaian kasus yang meliputi: a. Catat hasil pengkajian pertumbuhan (status gizi, klasifikasi hasil pengukuran lingkar kepala) dan perkembangan anak B dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan/KPSP sesuai kasus (jelaskan cara menetukan formulir KPSP yang digunakan sesuai perhitungan umur anak/usia kronologis) b. Jelaskan bagaimana cara melakukan pengkajian dan mengisi form. KPSP sesuai data pada kasus tersebut c. Rumuskan interpretasi hasil pemeriksaan KPSP d. Susun rencana intervensi/stimulasi tumbuh kembang yang sesuai untuk mengatasi masalah pada kasus di atas Tentukan jadwal skrining/pemeriksaan KPSP anak selanjutnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya bantu menyelesaikan kasus ini.
a. Hasil Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak B:
- Status Gizi: Berat Badan 8 kg, Tinggi Badan 79 cm, Lingkar Kepala 47 cm. Berdasarkan perhitungan, status gizi anak B berada di bawah rata-rata untuk usianya (Gizi Kurang).
- Klasifikasi Hasil Pengukuran Lingkar Kepala: Lingkar Kepala 47 cm, termasuk dalam rentang normal untuk usia anak B.
- Hasil Pemeriksaan KPSP: Anak B dapat melakukan semua perintah/pertanyaan pada area motorik kasar dan motorik halus, namun hanya mampu mengucapkan 2 kata yang mempunyai arti selain "papa" dan "mama" pada area bicara dan bahasa. Anak juga belum bisa makan nasi sendiri saat ditanyakan pertanyaan pada area sosialisasi kemandirian.
b. Pengkajian dan Pengisian Form KPSP:
- Pengisian Form KPSP dilakukan dengan cara memeriksa kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan usia kronologis anak.
- Berdasarkan usia anak B (3 tahun 2 bulan), form KPSP yang digunakan adalah form KPSP untuk usia 36-48 bulan.
- Cara mengisi form KPSP adalah dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom "Ya" jika anak dapat melakukan aktivitas yang dipertanyakan, atau tanda silang (X) pada kolom "Tidak" jika anak tidak dapat melakukan aktivitas tersebut.
c. Interpretasi Hasil Pemeriksaan KPSP:
- Berdasarkan hasil pemeriksaan KPSP, anak B termasuk dalam kategori "Perlu Dirujuk" karena hanya dapat melakukan 2 dari 10 perintah/pertanyaan yang diajukan pada area bicara dan bahasa.
d. Rencana Intervensi/Stimulasi Tumbuh Kembang:
- Berikan stimulasi perkembangan pada area bicara dan bahasa, seperti membacakan buku cerita, mengajak anak bernyanyi, dan memperkenalkan kosakata baru.
- Berikan stimulasi pada area sosialisasi kemandirian, seperti melatih anak untuk makan nasi sendiri.
- Lakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin.
- Berikan edukasi dan dukungan kepada orang tua dalam meningkatkan stimulasi tumbuh kembang anak.
Selanjutnya, jadwal skrining/pemeriksaan KPSP anak B adalah sebagai berikut:
- Saat ini (usia 3 tahun 2 bulan)
- Usia 4 tahun
- Usia 5 tahun
Pemeriksaan KPSP sebaiknya dilakukan secara rutin untuk memantau perkembangan anak dan memberikan intervensi yang tepat jika diperlukan. -
Article No. 12610 | 20 Feb 2025
Klinis : Kasus pemicu Kekurangan Kalori Protein (KKP): Di sebuah klinik kesehatan, seorang ibu membawa anaknya, Aisyah (2 tahun), karena tampak semakin kurus dan sering sakit. Ibu mengeluhkan bahwa Aisyah sering rewel, kurang nafsu makan, dan mengalami diare berulang dalam dua minggu terakhir. Saat diperiksa, Aisyah terlihat sangat kurus dengan wajah cekung, kulit kering, rambut tipis mudah rontok, serta edema ringan di kaki. Berat Badan: 7,5 kg (di bawah persentil ke-3 untuk usianya). Tinggi Badan: 78 cm. Lingkar Lengan Atas: 11 cm (indikasi malnutrisi). Status Imunisasi: Tidak lengkap. Riwayat Penyakit: Sering mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare. Anak tampak lemas dan kurang responsif. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan suhu 36,5°C, nadi 105 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, dan tekanan darah 85/55 mmHg. Kondisi ini menunjukkan Aisyah mengalami kurang kalori protein (KKP) yang membutuhkan intervensi segera untuk memperbaiki status gizinya. carikan 3 diagnosa untuk anak beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus Kekurangan Kalori Protein (KKP) pada anak Aisyah.
Diagnosa Keperawatan 1:
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi SDKI: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor Etiology (Penyebab):
1. Intake Nutrisi tidak Adekuat
2. Malabsorpsi
3. Kebutuhan Nutrisi Meningkat
Tujuan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Anak dapat mencapai berat badan ideal sesuai usia.
2. Anak dapat mempertahankan status gizi yang baik.
Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Asupan dan Output Nutrisi
2. Pemberian Makanan Bergizi
3. Edukasi Gizi pada Ibu
Diagnosa Keperawatan 2:
Resiko Infeksi
Definisi SDKI: Peningkatan risiko terkena penyakit akibat paparan patogen.
Faktor Etiology (Penyebab):
1. Status Imunitas Menurun
2. Malnutrisi
Tujuan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Anak dapat mempertahankan fungsi sistem imun yang optimal.
2. Anak tidak mengalami komplikasi infeksi.
Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Infeksi
2. Pemberian Imunisasi Rutin
3. Edukasi Pencegahan Infeksi
Diagnosa Keperawatan 3:
Intoleransi Aktivitas
Definisi SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Faktor Etiology (Penyebab):
1. Malnutrisi
2. Kelelahan
Tujuan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
2. Anak dapat mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Aktivitas
2. Peningkatan Energi
3. Perawatan Nutrisi -
Article No. 12611 | 20 Feb 2025
Klinis : Kasus pemicu Kekurangan Kalori Protein (KKP): Di sebuah klinik kesehatan, seorang ibu membawa anaknya, Aisyah (2 tahun), karena tampak semakin kurus dan sering sakit. Ibu mengeluhkan bahwa Aisyah sering rewel, kurang nafsu makan, dan mengalami diare berulang dalam dua minggu terakhir. Saat diperiksa, Aisyah terlihat sangat kurus dengan wajah cekung, kulit kering, rambut tipis mudah rontok, serta edema ringan di kaki. Berat Badan: 7,5 kg (di bawah persentil ke-3 untuk usianya). Tinggi Badan: 78 cm. Lingkar Lengan Atas: 11 cm (indikasi malnutrisi). Status Imunisasi: Tidak lengkap. Riwayat Penyakit: Sering mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare. Anak tampak lemas dan kurang responsif. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan suhu 36,5°C, nadi 105 kali/menit, pernapasan 24 kali/menit, dan tekanan darah 85/55 mmHg. Kondisi ini menunjukkan Aisyah mengalami kurang kalori protein (KKP) yang membutuhkan intervensi segera untuk memperbaiki status gizinya. carikan 3 diagnosa untuk anak beserta do ds dan panah etiologinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, terdapat 3 diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi untuk anak bernama Aisyah dengan Kekurangan Kalori Protein (KKP):
1. Malnutrisi/Kekurangan Gizi Berat
DO: Berat badan di bawah persentil ke-3 untuk usianya, tinggi badan rendah, lingkar lengan atas indikasi malnutrisi, sering sakit (ISPA dan diare)
DS: Ibu mengeluhkan Aisyah semakin kurus, kurang nafsu makan, dan diare berulang
Etiologi: Diet tidak adekuat, faktor psikososial (rewel), infeksi berulang
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
DO: Aisyah tampak sangat kurus dengan wajah cekung, kulit kering, rambut tipis mudah rontok, dan edema ringan di kaki
DS: Ibu mengeluhkan Aisyah sering rewel, kurang nafsu makan, dan mengalami diare berulang
Etiologi: Intake nutrisi tidak adekuat, malabsorpsi (diare), faktor psikososial (rewel)
3. Penurunan Sistem Imun
DO: Status imunisasi tidak lengkap, sering mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan diare
DS: Aisyah tampak lemas dan kurang responsif
Etiologi: Malnutrisi, faktor psikososial (rewel), riwayat penyakit infeksi berulang
Untuk penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan klien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dan terstandar dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terarah, dan sesuai dengan kondisi klien. -
Article No. 12612 | 20 Feb 2025
Klinis : D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efekti
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
D.0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan situasi di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" dijelaskan sebagai keadaan di mana individu mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran keperawatan yang terkait dengan diagnosa "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" antara lain:
1. Bersihan Jalan Napas
2. Fungsi Ventilasi
3. Status Respirasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Ventilasi
3. Manajemen Oksigenasi
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat melakukan pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang sistematis untuk mengatasi masalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" pada pasien. -
Article No. 12613 | 20 Feb 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan gejala yang Anda paparkan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Volume Cairan Berhubungan dengan Kehilangan Cairan Akut Sekunder Muntah dan Oliguria
Penjelasan:
- Gejala yang muncul seperti mual, muntah, kulit dan membran mukosa kering, serta penurunan produksi urin (oliguria) mengindikasikan adanya gangguan volume cairan.
- Kehilangan cairan akut disebabkan oleh muntah dan penurunan produksi urin, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Umum
Penjelasan:
- Gejala kelelahan, pucat, dan letih yang dialami anak menunjukkan adanya intoleransi aktivitas.
- Kelemahan umum yang terjadi dapat disebabkan oleh gangguan volume cairan dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan Membaik
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Manajemen Energi
Sebagai perawat, saya akan melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan, yaitu:
1. Manajemen Cairan: Menilai status hidrasi, memantau intake dan output cairan, serta memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan.
2. Manajemen Energi: Mengatur aktivitas dan istirahat anak, serta memantau tanda-tanda vital secara berkala.
Tujuan akhirnya adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan meningkatkan toleransi aktivitas anak. Perawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim medis lainnya akan sangat membantu dalam proses pemulihan anak. -
Article No. 12614 | 20 Feb 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan asupan cairan dan gangguan mekanisme eliminasi, ditandai dengan edema, peningkatan berat badan, dan oliguria.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator:
- Meningkatnya frekuensi buang air kecil
- Penurunan edema
- Berat badan kembali normal
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor berat badan harian
- Monitor tanda-tanda vital
- Monitor tanda-tanda kelebihan cairan, seperti edema
2. Manajemen Cairan
- Atur pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan
- Berikan diuretik sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pengaturan cairan
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Jelaskan pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan
- Ajarkan keluarga untuk memantau tanda-tanda kelebihan cairan
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, tampak bahwa anak mengalami kelebihan volume cairan. Hal ini ditandai dengan keluhan mual, muntah, letih, sembab pada wajah, penurunan frekuensi buang air kecil, dan warna urine yang merah seperti air cucian daging. Selain itu, hasil pemeriksaan juga menunjukkan peningkatan tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, nadi, dan nafas, serta gejala-gejala klinis lain seperti kulit dan membran mukosa kering, mata cekung, dan keletihan.
Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kelebihan volume cairan", di mana terjadi peningkatan asupan cairan dan gangguan pada mekanisme eliminasi. Luaran/output yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan, yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air kecil, penurunan edema, dan berat badan kembali normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan (monitor intake, output, berat badan, tanda-tanda vital, dan tanda-tanda kelebihan cairan), manajemen cairan (pengaturan cairan intravena, pemberian diuretik, dan kolaborasi dengan tim medis), serta edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya mempertahankan keseimbangan cairan dan cara memantau tanda-tanda kelebihan cairan. -
Article No. 12615 | 20 Feb 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi klinis yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan Tubuh (00028) berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat, ditandai dengan mual, muntah, urine berwarna kemerahan, kulit dan membran mukosa kering, mata cekung, dan letargi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan (0601)
- Indikator:
a. Menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat (0601.1)
b. Mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal (0601.2)
c. Mempertahankan nadi dalam rentang normal (0601.3)
d. Mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal (0601.4)
e. Mempertahankan warna dan turgor kulit yang adekuat (0601.5)
f. Mempertahankan produksi urine yang adekuat (0601.6)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Cairan (4120)
- Aktivitas:
a. Kaji status cairan klien secara komprehensif (4120.1)
b. Pantau tanda-tanda vital klien (4120.2)
c. Timbang berat badan klien secara rutin (4120.3)
d. Hitung intake dan output cairan klien (4120.4)
e. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan (4120.5)
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian cairan (4120.6)
g. Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat (4120.9)
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan Tubuh dipilih karena dari data yang diberikan, tampak adanya tanda-tanda ketidakseimbangan cairan tubuh, seperti mual, muntah, urine berwarna kemerahan, kulit dan membran mukosa kering, mata cekung, dan letargi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI): Keseimbangan Cairan dipilih sebagai luaran yang ingin dicapai, karena tujuan utama adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan tubuh klien yang terganggu.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI): Manajemen Cairan dipilih sebagai intervensi utama, karena intervensi ini berfokus pada penilaian status cairan, pemberian cairan sesuai kebutuhan, dan edukasi terkait hidrasi yang adekuat.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12616 | 20 Feb 2025
Klinis : anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kekurangan Volume Cairan (Dehydration) adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan kondisi klien yang mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, ditandai dengan gejala seperti mual, muntah, letih, penurunan berat badan, dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat, dengan indikator klien dapat mempertahankan intake dan output cairan seimbang, membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi kepada klien dan keluarga mengenai pentingnya asupan cairan yang adekuat.
Berdasarkan data yang diperoleh, anak perempuan usia 5 tahun ini mengalami gejala-gejala seperti mual, muntah, letih, sembab pada wajah, dan buang air kecil yang berwarna kemerahan, serta tanda-tanda vital yang tidak stabil, menunjukkan adanya kekurangan volume cairan dalam tubuh atau dehidrasi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemberian cairan intravena, pemantauan tanda-tanda vital, dan edukasi kepada keluarga mengenai cara menjaga hidrasi yang adekuat. -
Article No. 12617 | 20 Feb 2025
Klinis : anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi yang telah Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui muntah dan penurunan asupan cairan (ditandai dengan muka sembab, kulit dan membran mukosa kering, serta penurunan frekuensi berkemih).
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan energi akibat kekurangan volume cairan (ditandai dengan anak terlihat letih dan pucat).
3. Nyeri Akut berhubungan dengan proses patologis ginjal (ditandai dengan air kemih berwarna kemerahan).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Keseimbangan Cairan Terpelihara
- Hidrasi Adekuat
- Tanda-tanda Dehidrasi Berkurang
2. Intoleransi Aktivitas:
- Tingkat Energi Meningkat
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Berkurang
3. Nyeri Akut:
- Kontrol Nyeri Meningkat
- Distres Nyeri Berkurang
- Gejala Penyakit Ginjal Berkurang
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Pantau tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi secara berkala
- Berikan terapi cairan parenteral sesuai indikasi
- Fasilitasi asupan cairan oral jika kondisi memungkinkan
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk evaluasi dan terapi lanjutan
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat kelelahan dan toleransi aktivitas anak
- Atur lingkungan yang mendukung istirahat dan pemulihan
- Berikan bantuan dalam aktivitas self-care sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk latihan aktivitas bertahap
3. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri
- Berikan intervensi nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat, distraksi)
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk pemberian analgesik sesuai indikasi
- Edukasi keluarga mengenai manajemen nyeri anak
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kekurangan Volume Cairan: Kondisi ini ditandai dengan keluhan mual, muntah, dan penurunan frekuensi berkemih, yang menunjukkan adanya kehilangan cairan yang berlebihan dan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Hal ini diperburuk dengan asupan cairan yang berkurang.
2. Intoleransi Aktivitas: Kondisi ini disebabkan oleh penurunan energi akibat kekurangan volume cairan, menyebabkan anak merasa letih dan pucat.
3. Nyeri Akut: Adanya air kemih berwarna kemerahan mengindikasikan adanya proses patologis pada ginjal, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kekurangan Volume Cairan: Keseimbangan cairan yang terpelihara, tanda-tanda dehidrasi yang berkurang, dan hidrasi yang adekuat akan mengurangi dampak negatif dari kekurangan volume cairan.
2. Intoleransi Aktivitas: Peningkatan tingkat energi, toleransi aktivitas, dan penurunan kelelahan akan membantu anak kembali ke aktivitas normal.
3. Nyeri Akut: Peningkatan kontrol nyeri, penurunan distres nyeri, dan perbaikan gejala penyakit ginjal akan mengurangi dampak nyeri yang dirasakan oleh anak.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kekurangan Volume Cairan:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan dehidrasi untuk mengevaluasi efektivitas terapi cairan.
- Pemberian terapi cairan parenteral sesuai indikasi untuk mengganti cairan yang hilang.
- Fasilitasi asupan cairan oral jika kondisi memungkinkan untuk membantu rehidrasi.
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk evaluasi lebih lanjut dan pemberian terapi yang sesuai.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian tingkat kelelahan dan toleransi aktivitas anak untuk menentukan intervensi yang tepat.
- Pengaturan lingkungan yang mendukung istirahat dan pemulihan untuk membantu anak memulihkan energinya.
- Pemberian bantuan dalam aktivitas self-care sesuai kebutuhan anak.
- Kolaborasi dengan Fisioterapis untuk latihan aktivitas bertahap yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Nyeri Akut:
- Pengkajian intensitas, frekuensi, dan lokasi nyeri untuk memahami karakteristik nyeri yang dialami anak.
- Pemberian intervensi nonfarmakologi, seperti kompres hangat dan distraksi, untuk membantu mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan Tim Medis untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Edukasi keluarga mengenai manajemen nyeri anak agar dapat membantu anak mengatasi nyeri yang dirasakan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan Tim Medis, diharapkan luaran/output asuhan keperawatan dapat tercapai dan kondisi anak dapat membaik. -
Article No. 12618 | 20 Feb 2025
Klinis : Seorang anak perempuan usia 5 tahun di bawa kerumah sakit karena keluhan mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit, nafas: 32x/menit dan suhu: 37,8⁰C. Anak terlihat letih, pucat, mata cekung, kulit dan membran mukosa kering. Menurut ibu tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat, ditandai dengan mual, muntah, letih, sembab pada muka, warna urin kemerahan, tekanan darah tinggi, nadi cepat, nafas cepat, kulit kering, dan membran mukosa kering.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Ketidakseimbangan elektrolit adalah ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan komposisi dan konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh sesuai kebutuhan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan elektrolit yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada mual atau muntah, tidak ada edema, dan produksi urin normal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Monitor status cairan dan elektrolit
2. Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Pantau tanda-tanda vital
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya keseimbangan elektrolit
Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memulihkan keseimbangan elektrolit dan menjaga agar kondisi pasien tidak memburuk.