Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12675 | 21 Feb 2025
Klinis : fraktur tertutup femur dektra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi fraktur tertutup femur dekstra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Mobilitas Fisik Terganggu
3. Risiko Cedera
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut - Individu mengalami sensasi sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Penurunan Nyeri - Kemampuan individu untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi yang tidak menyenangkan yang dirasakan di tubuh.
- SIKI: Manajemen Nyeri - Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan pengalaman nyeri.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
- SDKI: Mobilitas Fisik Terganggu - Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penyakit, cedera, atau kondisi lain.
- SLKI: Peningkatan Mobilitas - Kemampuan individu untuk bergerak secara bebas dan mandiri.
- SIKI: Pelatihan Mobilitas - Tindakan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam bergerak secara bebas dan mandiri.
3. Risiko Cedera
- SDKI: Risiko Cedera - Rentan mengalami kerusakan fisik yang dapat menimbulkan gangguan atau disfungsi.
- SLKI: Tidak Ada Cedera - Kemampuan individu untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menyebabkan kerusakan fisik.
- SIKI: Pencegahan Cedera - Tindakan untuk mencegah terjadinya kerusakan fisik pada individu.
Dalam kasus ini, pasien mengalami fraktur tertutup femur dekstra dan sinistra pada 1/3 tengah, sehingga diagnosa keperawatan yang relevan adalah Nyeri Akut, Mobilitas Fisik Terganggu, dan Risiko Cedera. Penanganan keperawatan akan berfokus pada manajemen nyeri, pelatihan mobilitas, dan pencegahan cedera lebih lanjut. -
Article No. 12676 | 21 Feb 2025
Klinis : fraktur tertutup femur dektra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan fraktur tertutup femur dextra dan sinistra 1/3 tengah.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan imobolisasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur femur.
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Mobilitas Fisik:
- SDKI: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi kemampuan klien dalam melakukan pergerakan yang disengaja dan terkontrol.
- SIKI: Mengkaji dan memonitor mobilitas fisik, memfasilitasi latihan pergerakan, dan meningkatkan kemampuan mobilitas.
2. Risiko Kerusakan Integritas Kulit:
- SDKI: Rentan terhadap kerusakan atau perubahan pada kulit dan jaringan pendukung.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah dan mengurangi risiko kerusakan integritas kulit.
- SIKI: Mengkaji kondisi kulit, mempertahankan kebersihan kulit, dan meminimalkan faktor risiko.
3. Nyeri Akut:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
- SIKI: Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri, serta memberikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 12677 | 21 Feb 2025
Klinis : fraktur tertutup femur dektra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut Berhubungan dengan Fraktur Femur
- Pasien mengalami fraktur tertutup pada 1/3 tengah femur dekstra dan sinistra, yang dapat menyebabkan nyeri akut.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol Nyeri: Kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat kenyamanan nyeri yang dapat diterima.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri untuk mencapai tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
- Pemberian Analgesik: Pemberian obat-obatan untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri.
- Terapi Dingin/Hangat: Aplikasi dingin atau hangat pada area yang nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian nyeri secara komprehensif, menerapkan intervensi manajemen nyeri yang sesuai, dan memantau efektivitas intervensi untuk memastikan pasien mencapai tingkat kenyamanan yang dapat diterima. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga diperlukan untuk penanganan fraktur yang optimal. -
Article No. 12678 | 21 Feb 2025
Klinis : Pemerisaan X-Ray Paha didapatkan hasil fraktur kominutif displaced shortened angulated os femur Dekstra dan Sinistra 1/3 medial disertai soft tissue swelling disekitarnya. Diagnosis pada anak adalah fraktur tertutup femur dektra 1/3 tengah dan fraktur tertutup femur sinistra 1/3 tengah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan fraktur tertutup femur dekstra dan sinistra 1/3 tengah.
2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan soft tissue swelling di sekitar fraktur.
3. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan fraktur femur dekstra dan sinistra.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Nyeri akut:
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI: Kemampuan individu dalam mengontrol rasa nyeri.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Risiko kerusakan integritas kulit:
SDKI: Kondisi kulit yang rentan terhadap kerusakan.
SLKI: Kemampuan individu dalam mempertahankan kondisi kulit yang sehat.
SIKI: Intervensi untuk mencegah atau meminimalkan kerusakan kulit.
3. Mobilitas fisik terganggu:
SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh kekuatan, rentang gerak, atau koordinasi yang tidak memadai.
SLKI: Kemampuan individu dalam melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
SIKI: Intervensi untuk memfasilitasi atau meningkatkan mobilitas fisik.
Dalam kasus ini, pasien dengan fraktur tertutup femur dekstra dan sinistra 1/3 tengah membutuhkan penanganan yang komprehensif dari tim perawatan kesehatan untuk mengatasi masalah nyeri, risiko kerusakan integritas kulit, dan mobilitas fisik yang terganggu. Perawat memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mengelola masalah keperawatan, serta mengkoordinasikan perawatan dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 12679 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien mengatakan lemas. pasien dengan anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi berikut: pasien mengatakan lemas, pasien dengan anemia
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, ada dua diagnosa keperawatan yang sesuai:
a. Fatigue (Kelelahan)
Definisi: Pengalaman subjektif terhadap keletihan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh merasa lelah atau lemas
- Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas sehari-hari
- Pasien mengeluh penurunan daya tahan atau ketahanan tubuh
b. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh merasa lemas saat melakukan aktivitas
- Pasien mengeluh mudah lelah saat melakukan aktivitas
- Pasien mengeluh penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Kedua diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengeluh lemas dan memiliki anemia, yang dapat menyebabkan penurunan kapasitas dan intoleransi aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
Berdasarkan diagnosa keperawatan di atas, luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah:
a. Fatigue (Kelelahan):
- Pasien melaporkan peningkatan energi
- Pasien mampu mempertahankan pola aktivitas harian
- Pasien mampu mengelola faktor yang mempengaruhi kelelahan
b. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien melaporkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa merasa lelah
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan fungsional
Luaran ini diharapkan dapat tercapai setelah pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan terukur.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Manajemen Kelelahan
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pasien
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi penyebab kelelahan (anemia)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat secukupnya
- Ajarkan teknik manajemen energi dan konservasi energi
- Bantu pasien menyusun rencana aktivitas harian yang seimbang
b. Peningkatan Aktivitas
- Kaji kemampuan fungsional pasien dan tingkat intoleransi aktivitas
- Berikan latihan aktivitas yang bertahap dan disesuaikan dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik pengaturan aktivitas dan istirahat
- Berikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan keterlibatan dalam aktivitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas
Intervensi-intervensi ini diharapkan dapat membantu pasien dalam mengatasi kelelahan dan intoleransi aktivitas, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang jelas. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12680 | 21 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun nyeri saat bergerak gerakan terbatas lemah
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Untuk kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun, nyeri saat bergerak, dan gerakan terbatas lemah, dapat diberikan kode diagnosa dan prosedur sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M62.81
- Deskripsi: Kelemahan otot, tidak terspesifikasi
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.39
- Deskripsi: Terapi latihan lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M62.81 (Kelemahan otot, tidak terspesifikasi) dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi gangguan mobilitas akibat penurunan kekuatan otot dan gerakan terbatas lemah yang Anda deskripsikan. Kode ini mencakup kondisi seperti atrofi otot, kelemahan otot, dan gangguan lainnya yang menyebabkan penurunan kekuatan otot.
2. Kode ICD-9-CM 93.39 (Terapi latihan lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dapat digunakan untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, seperti terapi latihan untuk memperkuat otot dan meningkatkan mobilitas. Kode ini mencakup berbagai jenis terapi latihan yang tidak diklasifikasikan secara spesifik di tempat lain.
Dalam praktik klinis, dokter atau perekam medis akan memilih kode yang paling sesuai dengan kondisi pasien dan rencana perawatan yang diberikan. -
Article No. 12681 | 21 Feb 2025
Klinis : gangguan mobilitas b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun nyeri saat bergerak gerakan terbatas lemah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik
Definisi:
Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan otot.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan otot, nyeri saat bergerak, dan gerakan yang terbatas dan lemah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Terpelihara
2. Mobilitas Fisik Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Mobilitas
2. Terapi Latihan
3. Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
Gangguan Mobilitas Fisik dapat terjadi akibat penurunan kekuatan otot, adanya nyeri saat bergerak, dan keterbatasan dalam pergerakan. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan meliputi manajemen mobilitas, terapi latihan, dan manajemen nyeri untuk meningkatkan mobilitas fisik pasien. -
Article No. 12682 | 21 Feb 2025
Klinis : intervensi dari hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermi:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi hipertermi adalah Hipertermia. Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas 37,5°C (99,5°F) yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu tubuh. Tanda dan gejala hipertermia meliputi peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, sakit kepala, mual, muntah, dan kelelahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan hipertermia, diharapkan dapat tercapai beberapa luaran/output, antara lain:
1. Suhu tubuh pasien kembali normal (36,5°C - 37,5°C)
2. Tanda-tanda vital pasien stabil, seperti denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah
3. Pasien menunjukkan tanda-tanda peningkatan perfusi jaringan yang adekuat, seperti kulit yang hangat dan berwarna normal
4. Pasien melaporkan tidak ada lagi gejala-gejala yang terkait dengan hipertermia, seperti sakit kepala, mual, dan kelelahan
5. Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri secara mandiri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia, perawat dapat melakukan beberapa intervensi keperawatan, antara lain:
1. Monitor suhu tubuh pasien secara berkala dan catat setiap perubahan.
2. Berikan cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan yang hilang akibat peningkatan suhu tubuh.
3. Lakukan pendinginan tubuh dengan kompres dingin atau kipas angin untuk menurunkan suhu tubuh.
4. Berikan obat penurun panas (antipiretik) sesuai dengan resep dokter.
5. Anjurkan pasien untuk minum banyak cairan dan hindari makanan atau minuman yang hangat.
6. Edukasikan pasien dan keluarga tentang tanda-tanda dan gejala hipertermia, serta langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi hipertermia.
7. Pantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, termasuk denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah.
8. Berikan dukungan emosional dan kenyamanan kepada pasien untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami akibat hipertermia.
9. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk memastikan penanganan hipertermia yang komprehensif.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang tepat dan komprehensif, diharapkan pasien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, perfusi jaringan adekuat, gejala-gejala hilang, dan pasien dapat mandiri dalam melakukan aktivitas perawatan diri. -
Article No. 12683 | 21 Feb 2025
Klinis : hipertermi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi hipertermi.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Kondisi Hipertermi:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermi berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Hipertermia". Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme thermoregulasi. Klien dengan hipertermia memiliki karakteristik utama seperti peningkatan suhu tubuh, panas, dan kulit kemerahan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan klien dengan hipertermia dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
2. Kulit berwarna normal (tidak kemerahan)
3. Klien melaporkan kenyamanan yang meningkat
4. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia (misal: kejang, dehidrasi, kerusakan organ)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada klien dengan hipertermia, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Pemantauan suhu tubuh secara berkala
2. Pemberian cairan intravena untuk rehidrasi
3. Pemberian obat penurun demam (antipiretik) sesuai instruksi medis
4. Tindakan pendinginan tubuh (misalnya kompres hangat, kipas angin, selimut tipis)
5. Edukasi kepada klien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk penanganan komprehensif
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena sesuai dengan kondisi klien yang mengalami peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal. Tujuan luaran yang diharapkan adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke rentang normal, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia yang berkepanjangan.
Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, menjaga hidrasi, dan mencegah komplikasi. Pemantauan suhu secara berkala diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas tindakan. Pemberian cairan intravena dan obat penurun demam dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Tindakan pendinginan tubuh juga penting untuk membantu proses termolisis. Edukasi kepada klien dan keluarga bertujuan agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam manajemen hipertermia. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain diperlukan untuk penanganan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu suhu tubuh dalam rentang normal, kulit berwarna normal, klien merasa nyaman, serta tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia. -
Article No. 12545 | 20 Feb 2025
Klinis : Badan terasa lemah - Nyeri perut hilang timbul - Nafsu makan masih kurang - Mual dan muntah 1x dirumah - Perut membesar sejak 1 minggu ini, terasa kembung dan tegang - Mata kuning sejak 1 minggu yang lalu - Sesak nafas hilang timbul sejak 1 minggu ini, Meningkat bila beraktivitas - BAK Warna teh pekat, Bab dalam batas normal
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan keluhan yang disampaikan, kondisi ini dapat didiagnosis sebagai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R53.1
- Deskripsi: Malaise dan fatigue
2. Kode ICD-10:
- Kode: R10.4
- Deskripsi: Nyeri perut, lain-lain
3. Kode ICD-10:
- Kode: R63.0
- Deskripsi: Anoreksia
4. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
5. Kode ICD-10:
- Kode: R14.0
- Deskripsi: Perut kembung
6. Kode ICD-10:
- Kode: R17
- Deskripsi: Ikterus, tidak diklasifikasikan di tempat lain
7. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea
8. Kode ICD-10:
- Kode: R19.7
- Deskripsi: Perubahan warna urin
Berdasarkan keluhan yang disampaikan, tidak terdapat tindakan atau prosedur medis yang dapat dikodekan menggunakan ICD-9-CM.
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasari kondisi ini, seperti pemeriksaan laboratorium, pencitraan, atau pemeriksaan fisik yang lebih komprehensif. Hal ini akan membantu menegakkan diagnosis yang lebih spesifik dan menentukan tata laksana yang tepat.