Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14618 | 22 Mar 2025
Klinis : fraktur tertutup pada jempol kaki
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi fraktur tertutup pada jempol kaki:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S92.51
- Deskripsi: Fraktur tertutup jempol kaki
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.54
- Deskripsi: Pemasangan Alat Imobilisasi, Jari Kaki
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 S92.51 menggambarkan kondisi fraktur tertutup pada jempol kaki. Hal ini sesuai dengan deskripsi diagnosis pada kode tersebut.
2. Kode ICD-9-CM 93.54 menjelaskan tindakan pemasangan alat imobilisasi pada jari kaki, yang mungkin dilakukan sebagai bagian dari penanganan fraktur tertutup pada jempol kaki. Alat imobilisasi berfungsi untuk mencegah pergerakan dan membantu proses penyembuhan.
Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan mencatat kode-kode tersebut dalam dokumen medis pasien untuk memastikan dokumentasi yang akurat dan lengkap mengenai kondisi dan tindakan yang dilakukan. -
Article No. 14619 | 22 Mar 2025
Klinis : kejang, kaku kuduk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang dan kaku kuduk.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular
Penjelasan:
Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular adalah kondisi di mana klien berisiko mengalami perubahan pada fungsi neurologis dan vaskular, yang dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kejang dan kaku kuduk. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma kepala, infeksi, atau gangguan metabolik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami perubahan pada fungsi neurologis dan vaskular.
- Karakteristik Definisi: Perubahan tingkat kesadaran, perubahan tanda-tanda vital, perubahan refleks, perubahan pergerakan, perubahan sensasi, perubahan perfusi jaringan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Stabilitas neurovaskular terjaga.
- Indikator Luaran: Kesadaran membaik, tanda-tanda vital stabil, reflek normal, pergerakan normal, sensasi normal, perfusi jaringan adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pengkajian fungsi neurologis dan vaskular, manajemen tanda vital, manajemen pemberian obat, edukasi pasien dan keluarga.
Dengan demikian, pada kondisi kejang dan kaku kuduk, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Ketidakstabilan Neurovaskular, yang memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menjaga stabilitas neurovaskular klien. -
Article No. 14620 | 22 Mar 2025
Klinis : kejang, kaku kuduk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kejang dan kaku kuduk dalam tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi neuromuskular, ditandai dengan kejang dan kaku kuduk.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disengaja dari satu posisi ke posisi lain pada satu atau lebih ekstremitas. Kondisi kejang dan kaku kuduk dapat menyebabkan gangguan pada mobilitas fisik pasien.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas fisik yang optimal sesuai kondisi. Indikator keberhasilannya dapat dilihat dari kemampuan pasien dalam melakukan pergerakan sendi dan fungsi motorik yang normal.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik akibat kejang dan kaku kuduk antara lain:
1. Monitoring tanda-tanda vital secara berkala
2. Manajemen nyeri untuk mengurangi kejang dan kekakuan
3. Terapi fisik untuk mempertahankan dan meningkatkan rentang gerak sendi
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan fisik untuk meningkatkan mobilitas.
Dengan penerapan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan mobilitas fisiknya sesuai kondisi. -
Article No. 14621 | 22 Mar 2025
Klinis : kejang, kaku kuduk
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi kejang dan kaku kuduk.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi kejang dan kaku kuduk adalah:
1. Risiko Kejang (Convulsive) berhubungan dengan gangguan fungsi otak.
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengendalikan aktivitas motorik yang tidak terkontrol dan berulang-ulang, yang disebabkan oleh gangguan fungsi otak.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Kontrol Kejang Meningkat
Definisi: Kemampuan individu untuk mengontrol atau meminimalkan frekuensi dan durasi episode kejang.
Indikator:
a. Frekuensi episode kejang berkurang
b. Durasi episode kejang berkurang
c. Dapat mengidentifikasi faktor pencetus kejang
d. Menggunakan teknik non-farmakologis untuk mencegah atau mengatasi kejang
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Manajemen Kejang
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan meminimalkan aktivitas kejang.
Aktivitas:
a. Kaji tanda dan gejala kejang, seperti gerakan otot yang tidak terkontrol, hilangnya kesadaran, dan inkontinensia.
b. Identifikasi faktor pencetus kejang, seperti kurang tidur, stres, atau perubahan kadar elektrolit.
c. Posisikan pasien dalam posisi aman untuk mencegah cedera saat kejang.
d. Berikan oksigen, jika diperlukan.
e. Berikan obat antikonvulsan, sesuai resep.
f. Pantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap pengobatan.
g. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen kejang, termasuk identifikasi faktor pencetus dan penggunaan teknik non-farmakologis.
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan meminimalkan pengalaman nyeri.
Aktivitas:
a. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, dan faktor pencetus nyeri.
b. Identifikasi skala nyeri pasien.
c. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik dan teknik relaksasi.
d. Pantau efektivitas intervensi nyeri dan respons pasien.
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri.
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mengontrol kejang, meminimalkan nyeri, dan mencapai hasil kesehatan yang optimal. -
Article No. 14622 | 22 Mar 2025
Klinis : SIKI ketidakstabilan kadar glukosa darah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi ketidakstabilan kadar glukosa darah.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah didefinisikan sebagai kondisi di mana terjadi fluktuasi kadar glukosa darah di atas atau di bawah rentang normal yang dapat mengancam kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari pengelolaan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah adalah klien dapat mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengelola Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah antara lain:
1. Pemantauan kadar glukosa darah secara teratur
2. Pemberian insulin atau obat antidiabetes sesuai resep
3. Edukasi terkait diet, aktivitas fisik, dan manajemen stres
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengobatan dan pemantauan yang komprehensif
Secara garis besar, pengelolaan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah bertujuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tim kesehatan lain. -
Article No. 14623 | 22 Mar 2025
Klinis : prolaps uteri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis prolaps uteri dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N81
- Deskripsi: Prolaps organ genitalia wanita
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 70.50-70.55
- Deskripsi: Operasi rekonstruksi prolaps organ genitalia wanita, termasuk perbaikan prolapus uteri, vagina, dan serviks.
Penjelasan:
Kode ICD-10 N81 mencakup berbagai jenis prolaps organ genitalia wanita, termasuk prolapsus uteri (rahim turun), prolapus vagina, dan prolapus serviks. Kondisi ini dapat terjadi akibat melemahnya atau rusaknya struktur penopang organ-organ tersebut, seperti otot-otot panggul dan ligamen.
Prosedur medis yang biasanya dilakukan untuk mengatasi prolaps organ genitalia wanita adalah operasi rekonstruktif, yang tercakup dalam kode ICD-9-CM 70.50-70.55. Tindakan ini bertujuan untuk mengembalikan posisi organ-organ ke tempat yang seharusnya dan memperkuat struktur penopangnya, sehingga dapat mengurangi atau mengatasi gejala prolaps.
Pemilihan prosedur spesifik akan bergantung pada tingkat keparahan prolaps, jenis prolaps yang terjadi, serta kondisi kesehatan dan preferensi pasien. Dokter akan menentukan rencana penatalaksanaan yang sesuai setelah melakukan evaluasi dan pemeriksaan yang komprehensif. -
Article No. 14624 | 22 Mar 2025
Klinis : prolaps uteri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menyediakan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi prolaps uteri.
Diagnosa Keperawatan:
1. Inkontinensia Urin
- Penjelasan singkat: Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan mengendalikan aliran urin, yang dapat disebabkan oleh prolaps uteri.
2. Gangguan Citra Tubuh
- Penjelasan singkat: Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif individu terhadap tubuhnya, yang dapat terjadi akibat perubahan fisik yang disebabkan oleh prolaps uteri.
3. Rasa Tidak Nyaman
- Penjelasan singkat: Rasa tidak nyaman adalah perasaan tidak menyenangkan yang dirasakan oleh individu, yang dapat disebabkan oleh prolaps uteri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Inkontinensia Urin
2. Citra Tubuh Positif
3. Kenyamanan Fisik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Inkontinensia Urin
- Intervensi keperawatan untuk membantu mencegah atau mengatasi inkontinensia urin yang disebabkan oleh prolaps uteri.
2. Terapi Perilaku
- Intervensi keperawatan untuk membantu pasien beradaptasi dengan perubahan fisik akibat prolaps uteri dan mempertahankan citra tubuh yang positif.
3. Manajemen Kenyamanan
- Intervensi keperawatan untuk membantu pasien mencapai kenyamanan fisik dan psikologis dalam menghadapi kondisi prolaps uteri.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Silakan tanyakan jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui. -
Article No. 14625 | 22 Mar 2025
Klinis : Pelvis terasa berat dan nyeri pelvis-Protrusi atau penonjolan jaringan-Disfungsi seksual seperti dispareunia, penurunan libido, dan kesulitan orgasme-Nyeri punggung bawah, Konstipasi-Kesulitan berjalan-Kesulitan berkemih-Peningkatan frekuensi, urgensi, dan inkontinensia dalam berkemih-Nausea-Dischargepurulen-Perdarahan, ulserasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Selamat siang, dalam kapasitas saya sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Panggul (Pain)
- Ditandai dengan keluhan nyeri di area panggul, pelvis terasa berat, dan nyeri punggung bawah.
- Dapat disebabkan oleh protrusi atau penonjolan jaringan di area panggul.
2. Disfungsi Seksual (Sexual Dysfunction)
- Ditandai dengan keluhan dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual), penurunan libido, dan kesulitan mencapai orgasme.
- Dapat disebabkan oleh kondisi panggul yang tidak nyaman dan perubahan fungsi organ reproduksi.
3. Gangguan Eliminasi Urin (Urinary Elimination Impaired)
- Ditandai dengan keluhan kesulitan berkemih, peningkatan frekuensi, urgensi, dan inkontinensia.
- Dapat disebabkan oleh protrusi jaringan yang menekan saluran kemih.
4. Konstipasi (Constipation)
- Ditandai dengan keluhan sulit buang air besar.
- Dapat disebabkan oleh gangguan fungsi otot-otot saluran pencernaan akibat protrusi jaringan di panggul.
5. Mobilitas Fisik Terganggu (Impaired Physical Mobility)
- Ditandai dengan keluhan kesulitan berjalan.
- Dapat disebabkan oleh nyeri panggul dan protrusi jaringan yang membatasi pergerakan.
6. Infeksi (Infection)
- Ditandai dengan keluhan discharge purulen dan perdarahan.
- Dapat disebabkan oleh infeksi pada area panggul atau organ reproduksi.
7. Mual (Nausea)
- Ditandai dengan keluhan mual.
- Dapat disebabkan oleh perubahan hormonal atau gangguan fungsi organ panggul.
Penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan standar-standar ini sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas tinggi.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14626 | 22 Mar 2025
Klinis : Do : Perdarahan Konjungtiva anemis genitalia vulva terlihat sedikit membuka dengan terdapat benjolan berwarna kemerahan Ds : Mengeluh lemas Mengeluh nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan akut berhubungan dengan kondisi ginekologis
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perdarahan akut adalah keluarnya darah secara tiba-tiba dan tidak terkendali dari pembuluh darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah intervensi keperawatan, pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, tidak ada perdarahan, dan mampu beraktivitas sesuai kemampuan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Monitoring tanda-tanda vital
- Menghentikan perdarahan
- Memberikan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif, memberikan perawatan yang sesuai, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan pasien mendapatkan penanganan yang optimal. -
Article No. 14627 | 22 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif (DS): Pasien mengeluh lemas Pasien mengeluh nyeri ✅ Data Objektif (DO): Perdarahan Konjungtiva anemis Anemia berat Genitalia vulva terlihat sedikit membuka dengan terdapat benjolan berwarna kemerahan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Terkait: Penurunan asupan nutrisi.
- Gejala dan Tanda: Lemas, anemia, perdarahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mencapai keseimbangan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
- Kriteria Hasil: Tidak ada tanda-tanda malnutrisi, peningkatan berat badan, tidak ada keluhan terkait nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan nutrisi, Pemberian nutrisi enteral/parenteral, Edukasi tentang nutrisi.
2. Nyeri akut
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor Terkait: Adanya penyebab nyeri.
- Gejala dan Tanda: Pasien mengeluh nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari nyeri atau nyeri terkontrol.
- Kriteria Hasil: Intensitas nyeri menurun, pasien dapat melakukan aktivitas tanpa hambatan nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, Pemberian analgesik, Terapi nonfarmakologis.