Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12638 | 21 Feb 2025
Klinis : Klien terlihat murung dan hanya duduk di kursi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Proses Pikir: Depresi
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Depresi ditandai dengan perasaan sedih, murung, kehilangan minat atau kesenangan, perubahan pola tidur dan nafsu makan, serta perasaan tidak berharga atau bersalah yang menetap.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah klien dapat menunjukkan peningkatan mood, aktivitas, dan interaksi sosial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Terapi Kognitif: Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.
2. Terapi Aktivitas: Melibatkan klien dalam aktivitas yang menyenangkan untuk meningkatkan mood dan motivasi.
3. Terapi Relaksasi: Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres dan kecemasan.
4. Dukungan Emosional: Memberikan empati, perhatian, dan dukungan emosional kepada klien.
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menjelaskan diagnosa dan intervensi keperawatan secara rinci dan ilmiah, serta memberikan edukasi dan dukungan yang komprehensif kepada klien. -
Article No. 12639 | 21 Feb 2025
Klinis : Klien terlihat murung dan hanya duduk di kursi. Ketika berjalan terkadang terlihat sempoyongan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan kondisi klien yang terlihat murung dan hanya duduk di kursi, serta terkadang tampak sempoyongan saat berjalan, maka beberapa diagnosa keperawatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Risiko Isolasi Sosial
- SDKI: Risiko Isolasi Sosial adalah risiko pengalaman negatif akibat interaksi sosial yang terbatas atau tidak memadai.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Sosialisasi Efektif, yaitu kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara positif.
- SIKI: Intervensi yang dapat diberikan antara lain Fasilitasi Sosialisasi, Dukungan Kelompok, dan Terapi Aktivitas Kelompok.
2. Diagnosa Keperawatan: Defisit Mobilitas Fisik
- SDKI: Defisit Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang independen, yang disebabkan oleh kendala baik fisik maupun psikologis.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Mobilitas Fisik Membaik, yaitu kemampuan untuk bergerak secara independen.
- SIKI: Intervensi yang dapat diberikan antara lain Mobilisasi, Terapi Latihan, dan Manajemen Lingkungan.
Diagnosa keperawatan ini dipilih berdasarkan gejala yang ditunjukkan oleh klien, yaitu tampak murung, hanya duduk di kursi, dan terkadang sempoyongan saat berjalan. Hal ini dapat mengindikasikan adanya risiko isolasi sosial serta defisit mobilitas fisik yang perlu mendapatkan penanganan keperawatan yang sesuai.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian lebih lanjut untuk mengonfirmasi diagnosa keperawatan yang tepat dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk membantu klien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12640 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan suli bernafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam kondisi pasien dengan keluhan sulit bernafas, berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), maka dapat diuraikan sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
- Penyebab: Faktor psikologis (kecemasan), obstruksi jalan nafas, ketidakmampuan batuk efektif.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
- Menjelaskan definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta faktor yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan, seperti pasien dapat bernafas dengan mudah, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada sianosis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Menjelaskan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti pengaturan posisi, pemberian oksigen, nebulizer, fisioterapi dada, dan edukasi untuk meningkatkan bersihan jalan nafas.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 12641 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sulit bernafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang datang dengan keluhan sulit bernafas, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup atau mengeluarkan udara dengan lancar.
Etiologi: Obstruksi jalan napas, kelelahan otot-otot pernapasan, gangguan fungsi neuromuskular.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal
- Irama napas teratur
- Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Pertahankan patensi jalan napas
- Lakukan tindakan fisik untuk membantu mengeluarkan sekresi
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai indikasi
2. Manajemen Ventilasi
- Pantau status pernapasan
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan
- Kolaborasi pemberian terapi pernapasan (contoh: fisioterapi dada)
Penjelasan singkat:
Pola Napas Tidak Efektif merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk menghirup atau mengeluarkan udara dengan lancar. Hal ini dapat disebabkan oleh obstruksi jalan napas, kelelahan otot-otot pernapasan, atau gangguan fungsi neuromuskular.
Untuk mencapai luaran Pola Napas Efektif, perawat perlu melakukan intervensi Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Ventilasi. Manajemen Jalan Napas bertujuan untuk mempertahankan patensi jalan napas, membantu mengeluarkan sekresi, dan memberikan oksigen sesuai indikasi. Manajemen Ventilasi meliputi pemantauan status pernapasan, pengajaran teknik relaksasi pernapasan, dan kolaborasi pemberian terapi pernapasan.
Penerapan intervensi keperawatan yang tepat diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran Pola Napas Efektif, yaitu dengan frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan. -
Article No. 12642 | 21 Feb 2025
Klinis : Seorang anak Perempuan usia 7 tahun di bawa ke poli kulit karena keluhan bercak, ruam-ruam dan bengkak pada kulit wajah dan sikunya. Ibu mengatakan bahwa anak tidak mau pergi ke sekolah karena teman-temannya selalu mengejek wajahnya sejak dua hari terakhir. Anak mengatakan akan sekolah kembali apabila wajah nya sudah tidak terlalu kemerahan dan iritasi. Hasil anamnesis pada ibu ditemukan bahwa ibu telah membawa anak berobat ke klinik umum sebelumnya selama 6 bulan terakhir. Pengobatan yang diberikan adalah emolien dan pelembab serta krim hidrokortison. Namun karena obat yang kurang efektif dan kurangnya kepatuhan ibu dan anak, ibu kemudian menghentikan penggunaan obat tersebut yang digantikan dengan salep Tacrolimus 0.03%. Saat ini anak menggunakan salep tacrolimus 0.03%, namun ruam dan bengkak pada kulit anak semakin parah dan anak mengalami kepekaan terhadap suhu panas dan dingin. Ibu mengatakan khawatir tentang penggunaan steroid pada anak dan ingin mencari pilihan pengobatan lainnya. Ibu menyatakan bahwa anak tidak konsisten mematuhi tentang aturan pengobatan topikalnya karena terkait rasa terbakar yang terkait dengan penggunaan obat tersebut.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Reaksi Inflamasi
2. Gangguan Citra Tubuh Berhubungan dengan Perubahan Penampilan Fisik
Penjelasan:
1. Gangguan Integritas Kulit Berhubungan dengan Reaksi Inflamasi
- SDKI: Integritas Kulit Terganggu
- SLKI: Pemulihan Kulit
- SIKI: Manajemen Dermatitis
Pasien mengalami bercak, ruam-ruam, dan bengkak pada kulit wajah dan siku, yang menandakan adanya reaksi inflamasi pada kulit. Hal ini dapat disebabkan oleh pengobatan yang kurang efektif dan kurangnya kepatuhan dalam penggunaan obat.
2. Gangguan Citra Tubuh Berhubungan dengan Perubahan Penampilan Fisik
- SDKI: Citra Tubuh Terganggu
- SLKI: Penerimaan Citra Tubuh
- SIKI: Promosi Citra Tubuh Positif
Pasien merasa malu dan tidak ingin pergi ke sekolah karena teman-temannya mengejek wajahnya yang mengalami perubahan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi penerimaan diri dan citra tubuh pasien.
Tujuan utama adalah memulihkan integritas kulit dan membantu pasien dalam menerima perubahan penampilan fisiknya. Intervensi keperawatan dapat mencakup:
- Manajemen Dermatitis (SIKI): Identifikasi penyebab, penggunaan terapi topikal yang sesuai, edukasi tentang perawatan kulit, dan pemantauan respons pengobatan.
- Promosi Citra Tubuh Positif (SIKI): Memberikan dukungan emosional, meningkatkan rasa percaya diri, dan membantu pasien menerima perubahan penampilan fisik.
Kolaborasi dengan dokter spesialis kulit sangat diperlukan untuk mengevaluasi pengobatan yang tepat dan memastikan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat. -
Article No. 12643 | 21 Feb 2025
Klinis : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 mei 2022 pasien mengatakan merasa malu karena gagal menikah, pasien mengatakan pacarnya selingkuh dengan wanita yang lebih cantik dari dirinya. Pasien mengatakan tidak ada orang yang mau menerima kekurangan dirinya yang memiliki penyakit kanker dan pasien merasa tidak percaya diri karena terdapat benjolan dibagian dahinya. Pasien tampak sering menunduk, pasien tampak sering diam dan tidak banyak bicara, kontak mata kurang, pasien tampak lesu dan tidak mau untuk berkomunikasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 09 Mei 2022, pasien menunjukkan tanda-tanda gangguan konsep diri. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Situasional adalah keadaan di mana individu menilai dirinya atau aspek-aspek dirinya secara negatif yang disebabkan oleh situasi atau peristiwa tertentu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Harga Diri Meningkat
2. Keyakinan Diri Meningkat
3. Penerimaan Diri Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Peningkatan Harga Diri
2. Terapi Kognitif
3. Terapi Kelompok
4. Terapi Keluarga
Penjelasan Singkat:
Pasien menunjukkan gejala gangguan konsep diri, khususnya harga diri rendah situasional, yang disebabkan oleh kegagalan dalam hubungan romantis, penyakit kanker yang diderita, serta masalah penampilan fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah meningkatkan harga diri, terapi kognitif untuk membantu pasien mengatasi pemikiran negatif, terapi kelompok untuk dukungan sosial, serta melibatkan keluarga dalam proses perawatan. Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat meningkatkan harga diri, keyakinan diri, dan penerimaan diri. -
Article No. 12644 | 21 Feb 2025
Klinis : Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 09 mei 2022 pasien mengatakan merasa malu karena gagal menikah, pasien mengatakan pacarnya selingkuh dengan wanita yang lebih cantik dari dirinya. Pasien mengatakan tidak ada orang yang mau menerima kekurangan dirinya yang memiliki penyakit kanker dan pasien merasa tidak percaya diri karena terdapat benjolan dibagian dahinya. Pasien tampak sering menunduk, pasien tampak sering diam dan tidak banyak bicara, kontak mata kurang, pasien tampak lesu dan tidak mau untuk berkomunikasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Gangguan Citra Tubuh
Definisi: Persepsi negatif terhadap penampilan fisik yang mengarah pada rasa tidak nyaman dan ketidakpuasan.
Penyebab:
- Perubahan struktur atau fungsi tubuh akibat penyakit (kanker)
- Ketidakmampuan menerima perubahan penampilan fisik
2. Gangguan Harga Diri
Definisi: Evaluasi negatif diri yang berkelanjutan dan konsisten.
Penyebab:
- Putus asa karena hubungan yang gagal
- Merasa tidak diterima oleh lingkungan sosial
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Gangguan Citra Tubuh
- Pasien dapat menerima perubahan fisik yang terjadi
- Pasien dapat mengekspresikan perasaan terkait perubahan fisik
- Pasien dapat mendemonstrasikan perawatan diri yang efektif
2. Gangguan Harga Diri
- Pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri
- Pasien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif
- Pasien dapat melakukan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Gangguan Citra Tubuh
- Terapi Modalitas
- Terapi Ekspresif (Art Therapy, Music Therapy)
- Terapi Kognitif (Cognitive Restructuring)
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyakit dan dampaknya terhadap citra tubuh
- Bimbing pasien untuk menerima perubahan fisik
- Fasilitasi Penerimaan Diri
- Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaan terkait perubahan fisik
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber daya untuk meningkatkan citra tubuh
2. Gangguan Harga Diri
- Terapi Modalitas
- Terapi Kelompok (Support Group)
- Terapi Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
- Edukasi Kesehatan
- Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
- Bimbing pasien untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri
- Fasilitasi Harga Diri
- Bantu pasien membangun kepercayaan diri
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang meningkatkan harga diri
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa ini dipilih berdasarkan tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh pasien, yaitu merasa malu, tidak percaya diri, dan menghindari komunikasi dengan orang lain akibat perubahan fisik terkait penyakit kanker serta kegagalan dalam hubungan. Kedua diagnosa ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan adalah untuk membantu pasien menerima perubahan fisik, mengekspresikan perasaan terkait perubahan tersebut, dan dapat melakukan perawatan diri yang efektif. Selain itu, diharapkan pasien dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dirinya, mendemonstrasikan perilaku yang mencerminkan harga diri yang positif, serta melakukan aktivitas yang dapat meningkatkan harga dirinya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi yang dipilih meliputi terapi modalitas (terapi ekspresif dan kognitif), edukasi kesehatan, serta fasilitasi penerimaan diri dan harga diri. Tujuannya adalah membantu pasien mengekspresikan perasaan, mengubah persepsi negatif, dan membangun kepercayaan diri serta harga diri yang positif. -
Article No. 12645 | 21 Feb 2025
Klinis : perfusi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, perkenalkan saya Perawat Profesional dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Berdasarkan kondisi perfusi yang Anda tanyakan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari PPNI:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Perfusi Jaringan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Perfusi Jaringan didefinisikan sebagai penurunan sirkulasi oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Adapun luaran yang diharapkan dalam penanganan Gangguan Perfusi Jaringan adalah:
1. Perfusi Jaringan Membaik
2. Sirkulasi Perifer Membaik
3. Tanda-tanda Vital dalam Batas Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Perfusi Jaringan antara lain:
1. Pemantauan Tanda-tanda Vital
2. Manajemen Aktivitas
3. Manajemen Nyeri
4. Terapi Oksigen
5. Terapi Cairan
Sebagai perawat profesional, kami akan bekerja sama dengan pasien dan keluarga untuk merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, sehingga dapat memulihkan perfusi jaringan pasien secara optimal. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika butuh informasi tambahan. Semoga informasi ini bermanfaat. Terima kasih. -
Article No. 12646 | 21 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mencret
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk pasien dengan keluhan mencret:
Diagnosa Keperawatan:
Diare (SDKI)
Penjelasan:
Diare adalah pengeluaran tinja dengan konsistensi cair atau encer yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Diare dapat disebabkan oleh infeksi saluran pencernaan, malabsorpsi, intoleransi makanan, atau kondisi lainnya.
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Diare (SIKI)
- Kaji tanda dan gejala diare, seperti frekuensi, konsistensi, warna, dan jumlah tinja
- Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, membran mukosa, dan intake/output cairan
- Kolaborasi pemberian terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen diare, seperti diet, hidrasi, dan pencegahan komplikasi
2. Manajemen Cairan (SIKI)
- Kaji status cairan pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi
- Kolaborasi pemberian cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan
- Monitor intake dan output cairan, serta elektrolit dalam darah
3. Edukasi Kesehatan (SIKI)
- Berikan edukasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan penatalaksanaan diare
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet dan hidrasi yang tepat saat diare
- Diskusikan upaya pencegahan dan manajemen diare secara mandiri
Harapan Hasil (SLKI):
1. Tanda-tanda dehidrasi berkurang
2. Frekuensi dan konsistensi tinja membaik
3. Pasien dan keluarga memahami manajemen diare
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12647 | 21 Feb 2025
Klinis : nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri (Pain)
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
SDKI:
Karakteristik Umum:
- Ekspresi verbal atau nonverbal dari ketidaknyamanan
- Perubahan tanda-tanda vital
- Perubahan perilaku
Faktor Terkait:
- Agen cedera biologis
- Agen cedera kimiawi
- Agen cedera fisik
- Agen cedera psikologis
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Klien dapat melaporkan pengurangan atau penghilangan nyeri
- Klien dapat mendemonstrasikan strategi penanganan nyeri yang efektif
- Klien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan untuk beraktivitas
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Pengkajian nyeri
- Manajemen nyeri farmakologis
- Manajemen nyeri nonfarmakologis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri
Penjelasan singkat:
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kerusakan jaringan, agen cedera biologis, kimiawi, fisik, atau psikologis. Perawat memiliki peran penting dalam mengkaji, mengelola, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri, sehingga dapat membantu klien mencapai luaran yang diharapkan, seperti pengurangan atau penghilangan nyeri, penggunaan strategi penanganan nyeri yang efektif, dan peningkatan kemampuan beraktivitas.