Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12625 | 21 Feb 2025
Klinis : Diagnosa Keperawatan nyeri Pasien post-op tumor mammae ( 3 hari lalu ) yang memuat PES
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Nyeri Pasien Post-op Tumor Mammae (3 hari lalu):
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (pasca operasi tumor mammae) sebagaimana ditandai dengan keluhan nyeri, ekspresi wajah yang meringis, dan peningkatan tanda-tanda vital.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat nyeri terkendali
2. Strategi pengelolaan nyeri efektif
3. Tingkat kecemasan terkendali
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pengkajian nyeri
2. Manajemen nyeri farmakologis
3. Manajemen nyeri non-farmakologis
4. Pemberian kenyamanan
Dalam konteks ini, pasien post-op tumor mammae (3 hari lalu) mengalami nyeri akut yang berhubungan dengan prosedur pembedahan. Perawat perlu melakukan pengkajian nyeri, manajemen nyeri farmakologis dan non-farmakologis, serta pemberian kenyamanan untuk membantu pasien mengelola nyerinya secara efektif. -
Article No. 12626 | 21 Feb 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak. sesak dirasakan sudah 2 hari smrs. keluhan disertai mual muntah dan nyeri perut. makan minum tidak dapat masuk sama sekali. penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir - rpd : pasien rutin poli di RSI oli paru denganobat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Penurunan Volume Cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual, dan muntah.
b. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit.
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Penurunan Volume Cairan:
- Pasien akan mempertahankan volume cairan dalam batas normal.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
- Pasien akan melaporkan tidak ada keluhan mual dan muntah.
b. Nyeri Akut:
- Pasien akan melaporkan penurunan nyeri.
- Pasien akan mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- Pasien akan menunjukkan peningkatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi dan tidak merasa kelelahan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Penurunan Volume Cairan:
- Pantau intake dan output cairan.
- Berikan terapi cairan intravena sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien teknik penanganan mual dan muntah.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antiemetik.
b. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan pasien teknik pengelolaan nyeri non-farmakologis.
- Monitoring tanda-tanda vital.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Berikan perawatan yang dapat meningkatkan energi pasien.
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik aktivitas yang aman dan sesuai kemampuan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi rehabilitasi.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Penurunan Volume Cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, mual, dan muntah:
Pasien mengalami keluhan sesak, mual, muntah, dan tidak dapat makan minum, yang mengindikasikan adanya penurunan volume cairan dalam tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh intake cairan yang tidak adekuat dan kehilangan cairan melalui muntah.
b. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit:
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut, yang dapat disebabkan oleh proses penyakit yang sedang dialaminya. Nyeri akut perlu ditangani dengan baik untuk mencapai kenyamanan pasien.
c. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik:
Penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir dan keluhan sesak yang dirasakan dapat menyebabkan kelemahan fisik pada pasien, sehingga pasien mengalami intoleransi terhadap aktivitas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Penurunan Volume Cairan:
- Mempertahankan volume cairan dalam batas normal akan memastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik dan tidak mengalami komplikasi terkait dehidrasi.
- Stabilnya tanda-tanda vital menunjukkan bahwa keseimbangan cairan tubuh telah tercapai.
- Tidak adanya keluhan mual dan muntah akan memfasilitasi asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.
b. Nyeri Akut:
- Penurunan nyeri akan meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi pemulihan.
- Kemampuan pasien dalam mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif akan meningkatkan kontrol pasien terhadap nyerinya.
- Stabilnya tanda-tanda vital menunjukkan penanganan nyeri yang tepat.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Peningkatan toleransi terhadap aktivitas akan memfasilitasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Peningkatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari menunjukkan perbaikan kondisi fisik pasien.
- Pelaporan peningkatan energi dan tidak merasa kelelahan mengindikasikan bahwa pasien telah mampu beradaptasi dengan baik terhadap aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Penurunan Volume Cairan:
- Pemantauan intake dan output cairan diperlukan untuk mengevaluasi keseimbangan cairan pasien.
- Pemberian terapi cairan intravena sesuai kebutuhan akan membantu mengembalikan volume cairan yang hilang.
- Edukasi pasien tentang teknik penanganan mual dan muntah akan membantu pasien mengatasi keluhan tersebut.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antiemetik dapat membantu mengendalikan mual dan muntah.
b. Nyeri Akut:
- Pengkajian nyeri secara komprehensif diperlukan untuk menentukan penanganan yang tepat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik sesuai indikasi akan membantu mengurangi nyeri.
- Edukasi pasien tentang teknik pengelolaan nyeri non-farmakologis akan memfasilitasi partisipasi aktif pasien dalam mengatasi nyerinya.
- Pemantauan tanda-tanda vital diperlukan untuk memastikan efektivitas penanganan nyeri.
c. Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian toleransi aktivitas pasien diperlukan untuk menentukan intervensi yang sesuai.
- Pemberian perawatan yang dapat meningkatkan energi pasien, seperti nutrisi dan terapi oksigen, akan membantu memulihkan kondisi fisik.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang teknik aktivitas yang aman dan sesuai kemampuan akan memfasilitasi partisipasi aktif pasien dalam rehabilitasi.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk intervensi rehabilitasi akan membantu meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 12627 | 21 Feb 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan sesak. sesak dirasakan sudah 2 hari smrs. keluhan disertai mual muntah dan nyeri perut. makan minum tidak dapat masuk sama sekali. penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir - rpd : pasien rutin poli di RSI oli paru denganobat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertukaran Gas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Penurunan Berat Badan
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pertukaran Gas
- SDKI: Gangguan proses oksigenasi yang menyebabkan ketidakseimbangan antara ventilasi, perfusi, dan/atau difusi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan/memperbaiki proses oksigenasi, ventilasi, dan pertukaran gas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi oksigenasi dan pertukaran gas yang adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan/dibutuhkan akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan beraktivitas.
- SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi aktivitas dan mobilisasi yang aman dan efektif.
3. Penurunan Berat Badan
- SDKI: Penurunan berat badan yang tidak disengaja akibat asupan nutrisi tidak adekuat.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memulihkan status nutrisi dan mencegah malnutrisi.
- SIKI: Tindakan untuk mempertahankan/memperbaiki asupan nutrisi dan mencegah penurunan berat badan.
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien datang dengan keluhan sesak napas, mual muntah, nyeri perut, dan tidak dapat makan minum, serta penurunan berat badan dalam satu bulan terakhir. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pertukaran Gas, Intoleransi Aktivitas, dan Penurunan Berat Badan. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi oksigenasi dan pertukaran gas, meningkatkan toleransi dan kemampuan beraktivitas, serta mempertahankan/memperbaiki asupan nutrisi dan mencegah penurunan berat badan. -
Article No. 12628 | 21 Feb 2025
Klinis : diagnosa hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi hipertensi.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi hipertensi adalah:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Ketidakadekuatan aliran darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakcukupan energi yang diperlukan untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari.
Rencana Asuhan Keperawatan:
Mengacu pada standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Untuk Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer:
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen obat-obatan antihipertensi
- Edukasi gaya hidup sehat (diet, aktivitas fisik, manajemen stres)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
2. Untuk Intoleransi Aktivitas:
- Pengkajian toleransi aktivitas
- Perencanaan dan pelaksanaan aktivitas bertahap
- Pemberian nutrisi yang adekuat
- Edukasi manajemen energi dan penjadwalan aktivitas
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan klien dengan hipertensi dapat mencapai hasil yang diharapkan, seperti peningkatan perfusi jaringan perifer, peningkatan toleransi aktivitas, dan penurunan tekanan darah ke level yang diinginkan. -
Article No. 12629 | 21 Feb 2025
Klinis : diagnosa hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis hipertensi, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait jika ada. Mohon diperhatikan format dan penjelasan yang saya berikan dengan nada akademis dan persona sebagai dokter atau perekam medis.
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
Hipertensi esensial (primer) adalah kondisi medis yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah yang persisten. Kondisi ini merupakan jenis hipertensi yang paling umum, di mana penyebab spesifik tidak dapat diidentifikasi. Kode ICD-10 I10 mencakup semua jenis hipertensi esensial, termasuk hipertensi berat, sedang, dan ringan.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.94
- Deskripsi: Pemantauan tekanan darah berkelanjutan
Tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi hipertensi adalah pemantauan tekanan darah berkelanjutan. Kode ICD-9-CM 93.94 mengacu pada prosedur pemantauan tekanan darah menggunakan perangkat ambulatori atau peralatan lain untuk mendapatkan pola tekanan darah selama periode waktu tertentu. Hal ini dapat membantu dalam mendiagnosis dan memantau perkembangan hipertensi. -
Article No. 12630 | 21 Feb 2025
Klinis : diagnosa hipertensi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan terkait dengan kondisi hipertensi:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertensi adalah "Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer". Diagnosa ini menggambarkan kondisi di mana terjadi penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan perifer akibat adanya peningkatan tekanan darah.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI - Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Tekanan Darah Terkendali: Pasien menunjukkan tekanan darah dalam rentang normal sesuai usia dan kondisi kesehatan.
b. Perfusi Jaringan Perifer Membaik: Pasien menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang membaik, seperti ekstremitas hangat, warna kulit normal, dan tidak ada tanda-tanda gangguan sirkulasi.
c. Pengetahuan Manajemen Hipertensi Meningkat: Pasien menunjukkan pemahaman yang meningkat tentang penyebab, gejala, dan manajemen hipertensi.
d. Perilaku Manajemen Hipertensi Membaik: Pasien menunjukkan perilaku yang mendukung manajemen hipertensi, seperti patuh pada pengobatan, menerapkan gaya hidup sehat, dan melakukan pemantauan tekanan darah secara teratur.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI - Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pemantauan Tekanan Darah: Melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin dan mencatat hasilnya untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
b. Edukasi Manajemen Hipertensi: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan manajemen hipertensi, termasuk penggunaan obat-obatan, modifikasi gaya hidup, dan pemantauan tekanan darah.
c. Manajemen Diet: Mengembangkan rencana diet yang sesuai untuk mengendalikan hipertensi, seperti membatasi asupan garam, mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayuran, serta mempertahankan berat badan yang sehat.
d. Manajemen Aktivitas: Merencanakan dan memantau aktivitas fisik yang sesuai untuk pasien, seperti latihan ringan atau sedang secara teratur, untuk membantu menurunkan tekanan darah.
e. Manajemen Stres: Mengajarkan teknik manajemen stres, seperti relaksasi, meditasi, atau latihan pernapasan, untuk membantu menurunkan tekanan darah.
f. Konseling Farmakologis: Memberikan konseling tentang penggunaan obat-obatan antihipertensi, termasuk dosis, jadwal, efek samping, dan pentingnya kepatuhan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi, perawat harus mempertimbangkan kondisi unik setiap pasien, mengidentifikasi prioritas masalah kesehatan, dan mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif untuk mencapai luaran yang diharapkan. Perawat juga harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk memastikan perawatan yang holistik dan efektif. -
Article No. 12631 | 21 Feb 2025
Klinis : mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang sesuai.
Penyebab: Kurang asupan cairan, diare, muntah, dan penurunan fungsi ginjal.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, dan perubahan hemodinamik.
Berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Intoleransi Aktivitas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan
- Toleransi Aktivitas
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Pemantauan Cairan
- Manajemen Cairan
- Manajemen Kelelahan
Penjelasan singkat:
1. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit:
- Gejala: Mual, muntah, dan oedema
- Penyebab: Asupan cairan tidak cukup, kehilangan cairan berlebihan (muntah)
- Intervensi: Pemantauan cairan, manajemen cairan, dan terapi penggantian cairan/elektrolit
2. Intoleransi Aktivitas:
- Gejala: Kelelahan, penurunan toleransi aktivitas
- Penyebab: Kelemahan akibat kehilangan cairan dan elektrolit
- Intervensi: Manajemen kelelahan, peningkatan aktivitas bertahap, dan konseling aktivitas
Tujuan utama dari asuhan keperawatan ini adalah untuk memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta meningkatkan toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 12632 | 21 Feb 2025
Klinis : mual, muntah dan letih sejak 2 hari yang lalu. Ibu juga mengatakan bahwa muka anaknya sembab dari biasanya. Ibu juga mengatakan sudah satu minggu ini anak jarang sekali buang air kecil, yang mencemaskan ibu adalah buang air kecil anak terlihat berwarna kemerahan seperti air cucian daging. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD: 130/90mmHg, nadi: 124x/menit,
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan perubahan elektrolit tubuh
2. Kelelahan berhubungan dengan perubahan status cairan dan elektrolit
3. Retensi Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
Penjelasan:
1. Mual dan Muntah berhubungan dengan perubahan elektrolit tubuh
- Pasien mengalami mual dan muntah sejak 2 hari yang lalu, yang dapat disebabkan oleh perubahan elektrolit tubuh seperti hiponatremia, hipokalemia, atau uremia.
- Hal ini terjadi karena fungsi ginjal yang terganggu, sehingga terjadi retensi cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2. Kelelahan berhubungan dengan perubahan status cairan dan elektrolit
- Pasien mengeluhkan kelelahan, yang dapat disebabkan oleh perubahan status cairan dan elektrolit akibat penurunan fungsi ginjal.
- Pasien mengalami retensi cairan sehingga menyebabkan pembengkakan pada wajah (edema), dan kurangnya asupan cairan dan elektrolit yang adekuat.
3. Retensi Cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal
- Pasien menunjukkan gejala retensi cairan, seperti edema pada wajah dan jarang buang air kecil (oliguria).
- Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan denyut nadi cepat, yang mengindikasikan adanya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
- Warna urin yang kemerahan juga mengindikasikan adanya gangguan pada fungsi ginjal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal: TD 120/80 mmHg, Nadi 80-100 x/menit
2. Pasien dapat mempertahankan status cairan dan elektrolit yang adekuat
3. Pasien dapat mempertahankan pengeluaran urin minimal 1 ml/kgBB/jam
4. Pasien tidak mengalami gejala mual dan muntah
5. Pasien tidak mengalami gejala kelelahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara rutin
2. Pantau intake dan output cairan secara ketat
3. Berikan terapi cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretik atau obat-obatan lain yang diperlukan
5. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah garam
6. Lakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Berikan antiemetik untuk mengurangi gejala mual dan muntah
8. Berikan intervensi untuk mengatasi kelelahan, seperti istirahat yang cukup dan aktivitas yang sesuai kemampuan
Penjelasan yang rinci di atas didasarkan pada pemahaman saya sebagai seorang perawat yang berpengalaman dalam menangani kasus gangguan fungsi ginjal. Saya berharap jawaban ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien. -
Article No. 12633 | 21 Feb 2025
Klinis : Klien terlihat murung dan hanya duduk di kursi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi klien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi klien yang terlihat murung dan hanya duduk di kursi adalah "Gangguan Proses Pikir: Depresi". Karakteristik definisi dari diagnosa ini adalah klien menunjukkan perubahan suasana hati, aktivitas menurun, dan gangguan fungsi sosial. Gejala klinis yang tampak pada klien, seperti murung dan pasif, sesuai dengan kriteria diagnostik dari Gangguan Proses Pikir: Depresi.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Peningkatan Mood: Klien dapat menunjukkan suasana hati yang lebih baik, tidak lagi terlihat murung dan sedih.
2. Peningkatan Partisipasi: Klien dapat berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas sehari-hari dan interaksi sosial.
3. Peningkatan Harapan: Klien dapat mengekspresikan harapan dan optimisme dalam mencapai tujuan hidupnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Terapi Perilaku Kognitif:
- Membantu klien mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif yang memengaruhi suasana hatinya.
- Melatih klien untuk mengganti pikiran dan perilaku negatif menjadi lebih positif dan adaptif.
2. Manajemen Aktivitas:
- Membantu klien merencanakan dan melakukan aktivitas harian yang bermakna dan menyenangkan.
- Mendorong klien untuk terlibat dalam aktivitas sosial dan rekreasi.
3. Terapi Dukungan Emosional:
- Memberikan dukungan emosional dan empati kepada klien.
- Mendorong klien untuk mengekspresikan perasaan dan emosi secara terbuka.
4. Edukasi Kesehatan Mental:
- Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga tentang depresi dan pentingnya perawatan kesehatan mental.
- Mengajarkan teknik-teknik pengelolaan stres dan peningkatan kesejahteraan mental.
Dengan pemberian intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada peningkatan mood, partisipasi, dan harapan klien, diharapkan klien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan dan memulihkan kondisi kesehatannya. -
Article No. 12634 | 21 Feb 2025
Klinis : Klien terlihat murung dan hanya duduk di kursi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu klien terlihat murung dan hanya duduk di kursi, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Depresi
- SDKI: Risiko Depresi
- SLKI: Kontrol Diri Rendah, Motivasi Rendah
- SIKI: Aktivitas Terapeutik, Terapi Kognitif, Konseling
Penjelasan Singkat:
Risiko Depresi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, dan kehilangan minat atau kegembiraan. Klien yang terlihat murung dan hanya duduk di kursi menunjukkan gejala risiko depresi.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI adalah:
- Aktivitas Terapeutik: Kegiatan yang bertujuan untuk membantu klien dalam memulihkan, memelihara, atau meningkatkan kesehatan mental dan emosional.
- Terapi Kognitif: Intervensi yang bertujuan untuk membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku.
- Konseling: Intervensi yang bertujuan untuk membantu klien memecahkan masalah, mengembangkan wawasan, dan membuat keputusan yang tepat.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, pendekatan yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi dan konseling yang berfokus pada pemahaman klien tentang kondisinya, identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi, dan pengembangan strategi koping yang efektif.