Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14668 | 23 Mar 2025
Klinis : Ibu C (35 tahun) tinggal bersama dengan Bapak A (45 tahun) dengan 2 orang anak, yaitu anak Z 12 tahun dan anak F 6 tahun. Sejak 1 bulan terakhir Ibu C mengeluh batuk-batuk, keluar keringat di malam hari, dan tidak nafsu makan. Ibu C tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan hanya membeli obat batuk warung. Berat badan Ibu C turun drastis dari sebelumnya 60 Kg turun menjadi 45 Kg. Selain tidak nafsu makan, Ibu C juga mengeluh sering mudah lelah. Mahasiswa Horizon University Indonesia merujuk Ibu C ke Puskesmas terdekat, hasil pemeriksaan didapatkan data BTA (+) dan X-Ray pasien terdapat flek pada sepertiga bagian area paru sebelah kiri. Saat diwawancarai oleh dokter, Ibu C mengatakan sudah mengalami batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dan suka sesak nafas saat batuk. Hasil pemeriksaan respirasi 28x/menit, ronchi +/+, tampak menggunakan otot bantu pernafasan ketika inspirasi. Suami Ibu C, yaitu Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Berdasarkan kasus di atas susunlah:
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kasus yang diberikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional akibat penyakit tuberkulosis paru.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan anoreksia akibat penyakit tuberkulosis paru.
3. Risiko Infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh akibat penyakit tuberkulosis paru.
4. Koping Keluarga Tidak Efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien tuberkulosis paru.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Klien tidak mengalami peningkatan tanda-tanda vital saat beraktivitas.
- Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Klien dapat mempertahankan berat badan ideal.
- Klien menunjukkan peningkatan nafsu makan.
- Klien dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
3. Risiko Infeksi:
- Klien tidak mengalami komplikasi infeksi.
- Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman dan kemampuan dalam mencegah infeksi.
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi pada klien.
4. Koping Keluarga Tidak Efektif:
- Keluarga dapat mengenali tanda dan gejala tuberkulosis paru.
- Keluarga dapat menyediakan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan klien.
- Keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam penanganan klien.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi toleransi aktivitas klien.
- Rencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransi klien.
- Ajarkan teknik menghemat energi dan manajemen aktivitas.
- Berikan dukungan psikologis untuk meningkatkan motivasi klien.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji status nutrisi klien secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat.
- Pantau asupan dan status nutrisi klien secara berkala.
3. Risiko Infeksi:
- Kaji faktor risiko infeksi pada klien.
- Edukasi klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam pemberian terapi antibiotik.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Koping Keluarga Tidak Efektif:
- Kaji pengetahuan dan kemampuan keluarga dalam merawat klien.
- Berikan edukasi tentang tuberkulosis paru, gejala, dan perawatannya.
- Ajarkan keluarga teknik-teknik perawatan klien di rumah.
- Libatkan keluarga dalam pengambilan keputusan dan perencanaan asuhan keperawatan.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada keluarga dalam merawat klien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup klien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 14669 | 23 Mar 2025
Klinis : Ibu C (35 tahun) tinggal bersama dengan Bapak A (45 tahun) dengan 2 orang anak, yaitu anak Z 12 tahun dan anak F 6 tahun. Sejak 1 bulan terakhir Ibu C mengeluh batuk-batuk, keluar keringat di malam hari, dan tidak nafsu makan. Ibu C tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan hanya membeli obat batuk warung. Berat badan Ibu C turun drastis dari sebelumnya 60 Kg turun menjadi 45 Kg. Selain tidak nafsu makan, Ibu C juga mengeluh sering mudah lelah. Mahasiswa Horizon University Indonesia merujuk Ibu C ke Puskesmas terdekat, hasil pemeriksaan didapatkan data BTA (+) dan X-Ray pasien terdapat flek pada sepertiga bagian area paru sebelah kiri. Saat diwawancarai oleh dokter, Ibu C mengatakan sudah mengalami batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dan suka sesak nafas saat batuk. Hasil pemeriksaan respirasi 28x/menit, ronchi +/+, tampak menggunakan otot bantu pernafasan ketika inspirasi. Suami Ibu C, yaitu Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Berdasarkan kasus di atas susunlah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan penurunan berat badan pada Ibu C.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan intake makanan dan cairan pada Ibu C.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya sputum berlebih dan penggunaan otot bantu pernafasan pada Ibu C.
4. Kesiapan meningkatkan pengetahuan berhubungan dengan keinginan Ibu C untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari akibat kekurangan energi.
2. Kekurangan volume cairan: Penurunan cairan tubuh yang ditandai dengan tanda-tanda dehidrasi.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
4. Kesiapan meningkatkan pengetahuan: Motivasi untuk mempelajari informasi atau keterampilan baru.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas meningkat, ditandai dengan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Volume cairan seimbang, ditandai dengan tanda-tanda hidrasi yang membaik.
3. Bersihan jalan napas efektif, ditandai dengan tidak adanya sputum berlebih dan penggunaan otot bantu pernapasan.
4. Pengetahuan meningkat, ditandai dengan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi kesehatan dan manajemen pengobatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen energi, latihan aktivitas, dan peningkatan toleransi aktivitas.
2. Manajemen cairan, pemantauan status cairan, dan pemberian suplemen nutrisi.
3. Manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan fisioterapi dada.
4. Edukasi kesehatan, konseling, dan dukungan keluarga. -
Article No. 14670 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif : • Tuan Y mengatakan "pendengaran saya selama di purwokerto ini agak terganggu karena lingkungan yang ramai dan suara kendaraan bermotor" Data objektif : tidak menggunakan alat bantu pendengaran Etiologi :Paparan lingkungan yang bising di Purwokerto. Problem :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Sensori Persepsi: Gangguan Pendengaran adalah ketidakmampuan individu untuk menerima, memproses, dan/atau menginterpretasikan stimulus auditori secara akurat.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Fungsi Pendengaran, di mana individu dapat mengidentifikasi dan mengatasi faktor yang mempengaruhi fungsi pendengaran.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Sensori, di mana perawat dapat membantu klien mengidentifikasi dan mengatasi faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan pendengaran, serta mengajarkan teknik kompensasi.
Pada kasus Tuan Y, etiologi yang teridentifikasi adalah paparan lingkungan yang bising di Purwokerto. Perawat dapat mengintervensi dengan membantu Tuan Y mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan di lingkungannya, memberikan edukasi tentang dampak kebisingan terhadap pendengaran, serta mengajarkan teknik kompensasi, seperti penggunaan alat bantu dengar atau strategi komunikasi. -
Article No. 14671 | 23 Mar 2025
Klinis : Berat badan dari 60 kg turun ke 50 kg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai penurunan berat badan. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ini:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko malnutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan.
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko malnutrisi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami defisiensi gizi, baik kelebihan atau kekurangan gizi, yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: penurunan asupan makanan, keterbatasan kemampuan makan, keterbatasan pengetahuan tentang nutrisi, dan masalah psikologis.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: berat badan stabil, asupan nutrisi adekuat, dan tidak terjadi komplikasi akibat malnutrisi.
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan: pemantauan status nutrisi, edukasi tentang nutrisi yang seimbang, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan intervensi nutrisi yang tepat.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan nurse, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada perbaikan status nutrisi pasien serta pencegahan komplikasi yang mungkin terjadi akibat penurunan berat badan. -
Article No. 14672 | 23 Mar 2025
Klinis : pasien didiagnosis Pneumothorax
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien dengan Pneumothorax:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat pada tingkat sel.
Faktor Risiko: Pneumothorax yang menyebabkan penurunan volume paru dan kemampuan bernapas.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor Risiko: Adanya luka pada paru-paru dan dada akibat pneumothorax.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor Risiko: Penurunan kapasitas fungsional pernapasan dan kelelahan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI secara komprehensif akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 14673 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif : Tuan Y mengatakan " Saya minum kurang dari 2 liter sehari" Data Objektif : • Bibir pecah pecah • Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Volume Cairan
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi Adekuat
2. Keseimbangan Cairan
3. Integritas Membran Mukosa
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Cairan
3. Peningkatan Asupan Cairan
Penjelasan:
Tuan Y mengeluhkan minum kurang dari 2 liter sehari, serta ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering dan kulit kering. Hal ini menunjukkan adanya Defisit Volume Cairan yang perlu ditangani melalui intervensi keperawatan seperti manajemen cairan, pemantauan cairan, dan peningkatan asupan cairan agar tercapai hidrasi yang adekuat, keseimbangan cairan, dan integritas membran mukosa yang baik. -
Article No. 14674 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif : Tuan Y mengatakan " Saya minum kurang dari 2 liter sehari" Data Objektif : • Bibir pecah pecah • Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah Kekurangan Volume Cairan (00027). Diagnosa ini didasarkan pada keluhan pasien yang menyatakan minum kurang dari 2 liter sehari dan adanya tanda-tanda dehidrasi seperti bibir pecah-pecah dan kulit kering.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Hidrasi Adekuat (0601): Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala dehidrasi.
2. Pengetahuan: Manajemen Cairan (1803): Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang pentingnya asupan cairan yang cukup dan dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkan asupan cairan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Cairan (4120):
a. Kaji status cairan pasien, termasuk asupan dan output cairan.
b. Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti membran mukosa, turgor kulit, dan berat badan.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan, misalnya dengan minum air putih, sup, atau jus buah.
d. Edukasi pasien tentang pentingnya asupan cairan yang cukup dan strategi untuk meningkatkannya.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, untuk mengevaluasi kebutuhan cairan pasien.
2. Manajemen Hidrasi (4130):
a. Kaji status hidrasi pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi.
b. Berikan cairan sesuai indikasi, misalnya air putih, jus buah, atau cairan intravena jika diperlukan.
c. Pantau intake dan output cairan pasien secara rutin.
d. Edukasi pasien tentang pentingnya mempertahankan hidrasi yang adekuat.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan Kekurangan Volume Cairan (00027) didasarkan pada data subjektif yang menunjukkan bahwa pasien minum kurang dari 2 liter sehari, serta data objektif berupa bibir pecah-pecah dan kulit kering, yang merupakan tanda-tanda dehidrasi. Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kekurangan cairan dalam tubuh.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Hidrasi Adekuat (0601) dan Pengetahuan: Manajemen Cairan (1803). Hidrasi Adekuat menunjukkan bahwa pasien telah menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala dehidrasi. Sedangkan Pengetahuan: Manajemen Cairan menunjukkan bahwa pasien memahami pentingnya asupan cairan yang cukup dan dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkannya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Manajemen Cairan (4120) dan Manajemen Hidrasi (4130). Manajemen Cairan bertujuan untuk memantau status cairan pasien, menganjurkan peningkatan asupan cairan, dan memberikan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat. Manajemen Hidrasi berfokus pada pemberian cairan sesuai indikasi, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi pasien.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hidrasi yang adekuat dan pemahaman yang baik tentang manajemen cairan. Hal ini akan membantu pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan mempertahankan status hidrasi yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi Tuan Y. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14675 | 23 Mar 2025
Klinis : Kelebihan/kekurangan volume cairan menyebabkan Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kelebihan/kekurangan volume cairan yang menyebabkan gangguan integritas kulit/jaringan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi:
Kondisi di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular yang dapat mengganggu fungsi kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Volume Cairan merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Penyebab dapat berupa kelebihan atau kekurangan asupan cairan, perubahan kapasitas vaskuler, atau gangguan pada mekanisme pengaturan cairan.
- Tanda dan gejala dapat berupa edema, hipotensi, oliguria, dan perubahan turgor kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah stabilitas volume cairan, yang ditandai dengan parameter vital yang stabil, tidak terdapat edema, dan profil cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, intake-output cairan, manajemen cairan intravena, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi, termasuk gangguan integritas kulit/jaringan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan volume cairan dan mencegah terjadinya gangguan integritas kulit/jaringan pada pasien. -
Article No. 14676 | 23 Mar 2025
Klinis : An. umur 2 tahun ibu pasien mengatakan bahwa sudah lemas selama 2 hari, mual dan tidak nafsu makan pemeriksaan lainnya TD : 90/60 mmHg, N:100 x/menit, S:36 derajat, Rr : 24x/menit diagnosa lainnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu An. umur 2 tahun dengan keluhan lemas selama 2 hari, mual, dan tidak nafsu makan serta pemeriksaan tanda-tanda vital yang menunjukkan TD 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36 derajat, dan respirasi 24 x/menit, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan (00025): Kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau zat gizi yang diperlukan untuk mempertahankan volume cairan, keseimbangan elektrolit, dan/atau fungsi jaringan yang sehat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan (0601): Menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Indikator:
- Asupan cairan adekuat (060101)
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (060102)
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan (060103)
- Elektrolit dalam batas normal (060104)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen cairan (4120):
- Kaji status cairan pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Timbang berat badan pasien secara rutin untuk memantau perubahan status cairan.
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Pantau asupan dan output cairan pasien.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
2. Manajemen mual (1450):
- Kaji penyebab dan faktor yang memperburuk mual.
- Berikan obat antiemetik sesuai dengan resep dokter.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
- Berikan lingkungan yang nyaman dan meminimalkan hal-hal yang dapat memicu mual.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang manajemen mual.
3. Peningkatan nafsu makan (1556):
- Kaji penyebab dan faktor yang mempengaruhi nafsu makan pasien.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan menarik bagi pasien.
- Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan nafsu makan.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang strategi untuk meningkatkan nafsu makan pasien.
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan cairan" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada adanya gangguan keseimbangan cairan, seperti lemas, mual, dan tidak nafsu makan. Tanda-tanda vital yang menunjukkan hipotensi (TD 90/60 mmHg) dan takikardia (nadi 100 x/menit) juga mengindikasikan kemungkinan adanya dehidrasi atau ketidakseimbangan cairan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Keseimbangan Cairan", yang menunjukkan kemampuan pasien untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang tepat. Indikator-indikator yang diharapkan tercapai meliputi asupan cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, serta elektrolit dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi manajemen cairan, manajemen mual, dan peningkatan nafsu makan. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, mengatasi mual, dan meningkatkan asupan makanan dan minuman yang adekuat, sehingga kondisi kesehatannya dapat membaik.
Penjelasan ini diberikan dengan tone akademis dan persona pakar, serta perspektif seorang perawat yang memahami proses asuhan keperawatan secara komprehensif. -
Article No. 14677 | 23 Mar 2025
Klinis : An. umur 2 tahun ibu pasien mengatakan bahwa sudah lemas selama 2 hari, mual dan tidak nafsu makan pemeriksaan lainnya TD : 90/60 mmHg, N:100 x/menit, S:36 derajat, Rr : 24x/menit diagnosa lainnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjabaran yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran atau output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien An. umur 2 tahun dengan keluhan lemas, mual, dan tidak nafsu makan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Defisit Volume Cairan (00027) berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah yang ditandai dengan lemas, TD 90/60 mmHg, dan nadi 100 x/menit.
Definisi: Pengurangan volume cairan intravasuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang ditandai dengan mual dan tidak nafsu makan.
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Defisit Volume Cairan:
a. Hidrasi: Mempertahankan volume cairan tubuh dalam batas normal.
b. Tanda-tanda Vital: Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Keseimbangan Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Asupan Nutrisi: Meningkatkan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
b. Status Nutrisi: Mempertahankan status nutrisi dalam batas normal.
c. Berat Badan: Mempertahankan berat badan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Defisit Volume Cairan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mengganti kehilangan cairan.
c. Pantau intake dan output cairan secara ketat.
d. Berikan suplemen elektrolit jika diperlukan.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Evaluasi asupan nutrisi dan kebutuhan kalori pasien.
b. Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Berikan makanan dengan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pasien.
d. Pantau berat badan secara teratur.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien An. umur 2 tahun untuk mengatasi masalah defisit volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi, sehingga kondisi pasien dapat segera membaik. Saya sebagai perawat profesional akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang optimal. Semoga penjelasan ini dapat membantu. Wassalamu'alaikum.