Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14658 | 23 Mar 2025
Klinis : data subjektif : pasien mengatakan "saya pernah mengalami krisis kehidupan" "terkadang saya merasa tertekan tetapi disisi lain saya terkadang merasa rileks" "ketika saya marah, saya lebih dulu meluapkan emosi daripada mencari problem solving" data objektif : pasien tampak sedikit gelisah, pasien sulit fokus, mimik wajah pasien tampak mudah berubah carikanlah problem dan etiologi dari kasus di atas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis dan rekomendasi terkait kasus yang Anda paparkan.
Berdasarkan data subjektif yang diberikan, yaitu pasien mengatakan pernah mengalami krisis kehidupan, terkadang merasa tertekan namun juga merasa rileks, serta cenderung meluapkan emosi daripada mencari solusi, serta data objektif yang menunjukkan pasien tampak sedikit gelisah, sulit fokus, dan mimik wajah mudah berubah, maka dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki permasalahan terkait gangguan koping.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Koping (NANDA-I: Coping Ineffective)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan penilaian kognitif dan afektif yang realistis atas suatu stresor, serta memilih respons yang tepat untuk mengatasinya.
Etiologi (SIKI):
a. Krisis situasional (misalnya, kehilangan, perubahan status kesehatan)
b. Kurangnya keterampilan koping
c. Ketidakmampuan mengidentifikasi sumber stres
d. Kecemasan
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Terapi kognitif
2. Manajemen stres
3. Dukungan emosional
4. Edukasi koping adaptif
Evaluasi (SDKI):
1. Pasien mampu mengidentifikasi sumber stres
2. Pasien mampu menggunakan strategi koping yang efektif
3. Pasien mampu mengelola emosi dengan baik
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kasus tersebut. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14659 | 23 Mar 2025
Klinis : bibir sumbing
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan:
Kondisi bibir sumbing merupakan salah satu jenis gangguan integritas kulit. Dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Gangguan Integritas Kulit didefinisikan sebagai "Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis".
Pada kasus bibir sumbing, terjadi kerusakan pada struktur dan fungsi kulit di area bibir, yang dapat menyebabkan gangguan estetika, kesulitan makan, bicara, dan masalah psikososial.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) untuk Gangguan Integritas Kulit mencakup luaran seperti Integritas Kulit: Luka Tertutup, Integritas Kulit: Jaringan Sehat, dan Manajemen Nyeri. Perawat akan fokus pada pemulihan integritas kulit, manajemen nyeri, dan pencegahan komplikasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk Gangguan Integritas Kulit mencakup intervensi seperti Perawatan Luka, Manajemen Nyeri, dan Terapi Bermain. Perawat akan melakukan perawatan luka, manajemen nyeri, dan intervensi terapeutik untuk mendukung penyembuhan dan adaptasi pasien.
Sebagai perawat, saya akan bekerja dalam tim multidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli gizi, terapis wicara, dan profesional lainnya untuk memberikan perawatan holistik dan komprehensif bagi pasien dengan bibir sumbing. -
Article No. 14660 | 23 Mar 2025
Klinis : labiopalatoschizisis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang komprehensif untuk kondisi labiopalatoschizisis berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi labiopalatoschizisis:
1. Komunikasi Verbal Terganggu
Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima atau menyampaikan pesan verbal secara efektif.
Karakteristik mayor: Gangguan artikulasi, gangguan fonasi, gangguan resonansi.
2. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
Karakteristik mayor: Perubahan warna kulit, suhu kulit menurun, edema.
3. Kerusakan Integritas Jaringan
Definisi: Kerusakan kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
Karakteristik mayor: Perubahan pada struktur jaringan, perubahan pada fungsi jaringan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Komunikasi Verbal Efektif
Definisi: Kemampuan untuk menerima dan menyampaikan pesan verbal secara efektif.
Kriteria hasil:
- Artikulasi jelas
- Kualitas suara normal
- Kemampuan berbicara normal
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
Definisi: Sirkulasi darah ke jaringan perifer yang adekuat.
Kriteria hasil:
- Warna kulit normal
- Suhu kulit normal
- Tidak ada edema
3. Integritas Jaringan Membaik
Definisi: Perbaikan struktur dan fungsi jaringan.
Kriteria hasil:
- Tidak ada perubahan pada struktur jaringan
- Tidak ada perubahan pada fungsi jaringan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Komunikasi
- Latihan artikulasi
- Latihan fonasi
- Pelatihan komunikasi nonverbal
2. Manajemen Perfusi Jaringan
- Pemantauan tanda-tanda vital
- Manajemen edema
- Terapi oksigen jika diperlukan
3. Perawatan Luka
- Debridemen luka
- Perawatan luka secara aseptik
- Aplikasi salep/dressing luka
Penjelasan rinci:
Kondisi labiopalatoschizisis merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan celah pada bibir (labioschisis) dan celah pada langit-langit (palatoschisis). Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti gangguan komunikasi verbal, gangguan perfusi jaringan perifer, dan kerusakan integritas jaringan.
Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup Komunikasi Verbal Terganggu, Gangguan Perfusi Jaringan Perifer, dan Kerusakan Integritas Jaringan. Masing-masing diagnosis ini memiliki karakteristik mayor yang khas dan mengarah pada intervensi keperawatan yang spesifik.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Komunikasi Verbal Efektif, Perfusi Jaringan Perifer Membaik, dan Integritas Jaringan Membaik. Kriteria hasil yang jelas untuk setiap luaran akan membantu perawat dalam mengevaluasi keberhasilan intervensi yang dilakukan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Komunikasi, Manajemen Perfusi Jaringan, dan Perawatan Luka. Melalui intervensi-intervensi ini, perawat dapat membantu pasien dalam meningkatkan komunikasi verbal, memperbaiki perfusi jaringan perifer, dan memulihkan integritas jaringan yang terganggu akibat kondisi labiopalatoschizisis.
Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan terarah untuk membantu pasien dengan kondisi labiopalatoschizisis mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 14661 | 23 Mar 2025
Klinis : DS : • Ibu c mengatakan Batuk- batuk, keluar keringat di malam hari, yang ia telah alami telah terjadi selama 1 bulan • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C mengatakan batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dan suka sesak nafas saat batuk • Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan • Ibu C mengatakan mengobatinya hanya membeli obat warung DO : • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C tampak memburuk dengan batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu, dan suka sesak nafas saat batuk • Keluarga Ibu C tampak tidak memhami masalah kesehatan yang dialami ibu C karena Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO) yang diberikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya sekret atau obstruksi pada saluran pernapasan, sesak napas, batuk tidak efektif, dan suara napas tambahan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan jalan napas yang paten, pola napas yang normal, dan tidak ada suara napas tambahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen bronkodilator, manajemen oksigen, manajemen pernapasan, dan edukasi terkait bersihan jalan napas. -
Article No. 14662 | 23 Mar 2025
Klinis : DS : • Ibu c mengatakan Batuk- batuk, keluar keringat di malam hari, yang ia telah alami telah terjadi selama 1 bulan • Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan • Ibu C mengatakan mengobatinya hanya membeli obat warung DO : • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C tampak memburuk • Keluarga Ibu C tampak tidak memhami masalah kesehatan yang dialami ibu C karena Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah klien akan dapat mempertahankan jalan napas yang efektif, ditandai dengan tidak ada sumbatan jalan napas, tidak ada bunyi napas tambahan, dan frekuensi napas dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, pemberian oksigen, terapi inhalasi, dan edukasi kesehatan terkait pemeliharaan bersihan jalan napas.
Dalam kasus ini, Ibu C mengalami gejala batuk-batuk, keringat di malam hari, dan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah pada jalan napas yang tidak efektif. Selain itu, keluarga Ibu C yang tidak memahami masalah kesehatan yang dialami dan kebiasaan merokok di dalam rumah dapat menjadi faktor yang memperburuk kondisi Ibu C. Oleh karena itu, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. -
Article No. 14663 | 23 Mar 2025
Klinis : DS : • Ibu c mengatakan Batuk- batuk, keluar keringat di malam hari, yang ia telah alami telah terjadi selama 1 bulan • Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan • Ibu C mengatakan mengobatinya hanya membeli obat warung DO : • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C tampak memburuk • Keluarga Ibu C tampak tidak memhami masalah kesehatan yang dialami ibu C karena Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Pola Napas Tidak Efektif.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk bernafas dengan lancar, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan oksigen dan/atau karbon dioksida. Tanda dan gejala yang muncul antara lain batuk-batuk, keringat malam, dan kondisi yang memburuk saat dibawa ke pelayanan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk diagnosa Pola Napas Tidak Efektif adalah Pola Napas Efektif, dengan indikator-indikator seperti frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, dan tidak ada retraksi dinding dada.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif antara lain Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Edukasi Kesehatan. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemahaman pasien serta keluarga terhadap kondisi kesehatan.
Dalam kasus ini, penting untuk segera membawa Ibu C ke pelayanan kesehatan, karena kondisinya tampak memburuk. Selain itu, edukasi kepada keluarga, khususnya Bapak A, mengenai pentingnya tidak merokok di dalam rumah juga perlu dilakukan untuk mendukung pemulihan Ibu C. -
Article No. 14664 | 23 Mar 2025
Klinis : DS : • Ibu c mengatakan Batuk- yang ia telah alami telah terjadi selama 1 bulan • Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan • Ibu C mengatakan mengobatinya hanya membeli obat warung DO : • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C tampak memburuk • Keluarga Ibu C tampak tidak memhami masalah kesehatan yang dialami ibu C karena Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan masukan terkait kondisi yang dialami oleh Ibu C.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Faktor yang berhubungan: Perilaku tidak sehat (tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan), polusi udara (kebiasaan merokok Bapak A di dalam rumah).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
Kriteria hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada suara napas tambahan (mengi, wheezing, ronki)
d. Batuk efektif untuk mengeluarkan sekresi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi bersihan jalan napas
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan dan tatalaksana masalah pernapasan
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri dan menghindari paparan asap rokok
2. Manajemen Lingkungan: Pencegahan Infeksi
a. Upayakan lingkungan yang bersih dan bebas dari paparan asap rokok
b. Anjurkan keluarga untuk tidak merokok di dalam rumah
Penjelasan rinci:
Ibu C mengalami batuk yang berlangsung selama 1 bulan, namun ia tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan hanya membeli obat warung. Kondisinya kemudian memburuk saat dibawa ke pelayanan kesehatan. Selain itu, keluarga Ibu C, khususnya Bapak A, memiliki kebiasaan merokok di dalam rumah, yang dapat memperburuk kondisi Ibu C.
Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, karena adanya perilaku tidak sehat Ibu C dan faktor lingkungan berupa paparan asap rokok yang dapat menghambat kemampuan Ibu C untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari sekresi.
Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, dengan kriteria hasil seperti frekuensi napas normal, irama napas teratur, tidak ada suara napas tambahan, dan kemampuan batuk efektif untuk mengeluarkan sekresi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Jalan Napas, yang mencakup identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, edukasi tentang teknik batuk efektif dan latihan napas dalam, serta edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya memeriksakan diri dan menghindari paparan asap rokok. Selain itu, Manajemen Lingkungan: Pencegahan Infeksi juga diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari paparan asap rokok.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. -
Article No. 14665 | 23 Mar 2025
Klinis : DS : • Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan • Ibu C mengatakan mengobatinya hanya membeli obat warung DO : • Saat dibawa ke pelayanan kesehtan kondisi Ibu C tampak memburuk • Keluarga Ibu C tampak tidak memhami masalah kesehatan yang dialami ibu C karena Bapak A mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Ketidakpatuhan (00079) berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang kondisi kesehatan dan manfaat pemeriksaan kesehatan yang ditandai dengan: (1) Ibu C mengatakan tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, (2) Ibu C mengatakan hanya membeli obat di warung untuk mengobatinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Sehat (1602)
- Indikator:
a. Menunjukkan perilaku untuk mempertahankan kesehatan
b. Menunjukkan perilaku untuk mencegah komplikasi
c. Menunjukkan perilaku untuk meningkatkan kesehatan
2. Pengetahuan: Kesehatan dan Penyakit (1803)
- Indikator:
a. Menjelaskan tanda dan gejala kondisi kesehatan
b. Menjelaskan manfaat pemeriksaan kesehatan rutin
c. Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi jika tidak memeriksakan diri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan (6000)
- Aktivitas:
a. Identifikasi pemahaman Ibu C tentang kondisi kesehatannya
b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin
c. Dorong Ibu C untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
d. Libatkan keluarga dalam mendukung Ibu C untuk memeriksakan diri
2. Peningkatan Koping (5230)
- Aktivitas:
a. Identifikasi persepsi Ibu C terhadap kondisi kesehatannya
b. Bantu Ibu C mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap pemeriksaan kesehatan
c. Dorong Ibu C untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya
d. Berikan dukungan emosional dan motivasi agar Ibu C mau memeriksakan diri
3. Konseling (5240)
- Aktivitas:
a. Diskusikan dengan Ibu C mengenai dampak dari tidak memeriksakan diri
b. Bantu Ibu C menemukan solusi untuk mengatasi hambatan dalam memeriksakan diri
c. Berikan informasi tentang sumber daya dan layanan kesehatan yang tersedia
d. Libatkan keluarga dalam pemberian konseling untuk mendukung Ibu C
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakpatuhan" dipilih karena Ibu C menunjukkan perilaku tidak mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dan hanya membeli obat di warung untuk mengobati kondisinya. Hal ini mengindikasikan adanya masalah kepatuhan terhadap perawatan kesehatan yang perlu ditangani.
Luaran yang diharapkan adalah Ibu C dapat menunjukkan perilaku sehat, seperti mau memeriksakan diri secara rutin, memahami tanda-tanda dan gejala kondisi kesehatannya, serta mengetahui manfaat dan komplikasi yang mungkin terjadi jika tidak memeriksakan diri. Hal ini akan mendukung Ibu C untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Kesehatan, Peningkatan Koping, dan Konseling. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan Ibu C dapat memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan, mengatasi hambatan yang mempengaruhi kepatuhannya, dan memperoleh dukungan dari keluarga sehingga ia mau memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. -
Article No. 14666 | 23 Mar 2025
Klinis : Nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut. Nyeri akut memiliki onset mendadak, durasi terbatas, dan intensitas bervariasi dari ringan hingga berat.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, pasien dapat menggunakan teknik pengelolaan nyeri yang efektif, dan pasien dapat mendemonstrasikan perilaku koping yang adaptif terhadap nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani nyeri akut meliputi:
a. Pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Pemberian analgesik sesuai dengan anjuran tenaga kesehatan
c. Penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan terapi komplementer
d. Edukasi pasien dan keluarga mengenai nyeri, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan strategi pengelolaan nyeri yang efektif.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan pendekatan holistik dalam menangani pasien dengan nyeri akut, dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Tujuan utama adalah membantu pasien mencapai kenyamanan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 14667 | 23 Mar 2025
Klinis : Keluarga Bapak Y (45 tahun) dan Ibu 7. (40 tahun) memiliki 4 orang anak. Anak pertama A berusia 15 tahun, anak kedua B berusia 12 tahun, anak ketiga C berusia 10 tahun dan anak keempat D berusia 8 tahun, juga tinggal keponakannya yang berusia 25 tahun. Bapak Y bekerja sebagai di pengrajin ikan pindang di pantai utara Karawang. Saat dilakukan pemeriksaan, tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 68x/menit, pernafasan 24x/menit, dan suhu tubuh 37.2°C. Bapak Y mengeluh beberapa minggu terakhir sering sakit kepala dan tengkuk terasa berat, Bapak Y mengatakan selama ini sering mengkonsumsi makanan yang dibelinya di warung langganannya yang menjual aneka gorengan dan menu ikan asin. Selama ini Bapak Y tidak pernah minum obat, hanya mendiamkan saja sakit kepala yang dirasakannya sampai hilang dengan sendirinya. Bapak Y mengatakan selama ini tidak rutin memeriksakan diri ke Puskesmas karena sibuk mengurus usahanya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih
- Bapak Y sering mengkonsumsi makanan yang dibelinya di warung langganannya yang menjual aneka gorengan dan menu ikan asin.
2. Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif
- Bapak Y memiliki tekanan darah tinggi (160/100 mmHg) yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan.
3. Kurang Pengetahuan
- Bapak Y tidak rutin memeriksakan diri ke Puskesmas karena sibuk mengurus usahanya, sehingga menunjukkan kurang pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Berat Badan: Status Gizi Baik
- Bapak Y dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai dengan indeks massa tubuh yang sehat.
2. Tekanan Darah: Terkontrol
- Bapak Y dapat mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam batas normal.
3. Pengetahuan: Perilaku Sehat
- Bapak Y memiliki pengetahuan yang memadai tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan pola makan yang sehat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Edukasi tentang pola makan sehat dan pengaturan asupan makanan yang kaya lemak dan garam.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
2. Manajemen Hipertensi
- Pemantauan tekanan darah secara rutin.
- Edukasi tentang hipertensi, faktor risiko, dan pentingnya pengobatan.
- Pemberian obat antihipertensi sesuai resep dokter.
- Edukasi tentang gaya hidup sehat, seperti aktivitas fisik dan manajemen stres.
3. Peningkatan Pengetahuan
- Edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
- Pemberian informasi tentang penyakit yang diderita dan perawatannya.
- Fasilitasi untuk konsultasi dengan tenaga kesehatan terkait.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai didasarkan pada data yang diperoleh dari keluarga Bapak Y. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Lebih dan Risiko Perfusi Jaringan Tidak Efektif terkait dengan pola makan dan tekanan darah Bapak Y. Kurang Pengetahuan teridentifikasi dari perilaku Bapak Y yang tidak rutin memeriksakan diri ke Puskesmas.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI) mencakup pencapaian dan pemeliharaan status gizi yang baik, kontrol tekanan darah yang optimal, serta peningkatan pengetahuan Bapak Y tentang perilaku sehat. Intervensi keperawatan (SIKI) yang perlu dilakukan meliputi manajemen nutrisi, manajemen hipertensi, dan peningkatan pengetahuan. Tujuannya adalah membantu Bapak Y mencapai luaran yang diharapkan melalui edukasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan, dan pengaturan pengobatan serta gaya hidup.