Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12716 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi tersebut dari sudut pandang seorang perawat profesional.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Perdarahan". Diagnosa ini menggambarkan adanya kemungkinan terjadinya perdarahan yang berlebihan selama proses persalinan kala 1 hingga kala 4, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, diharapkan luaran yang dapat dicapai adalah:
a. Tidak terjadi perdarahan yang berlebihan selama proses persalinan kala 1-4.
b. Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal selama persalinan.
c. Ibu mampu mengenali tanda-tanda bahaya perdarahan dan segera melaporkannya kepada petugas kesehatan.
d. Ibu dan keluarga memahami pentingnya pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan selama persalinan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut beberapa intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
a. Pantau tanda-tanda vital ibu (tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu) secara berkala selama proses persalinan.
b. Kaji dan pantau perdarahan yang terjadi selama proses persalinan, termasuk volume, warna, dan konsistensi darah.
c. Lakukan prosedur pemberian oksigen, cairan intravena, atau obat-obatan sesuai indikasi untuk mencegah atau mengatasi perdarahan.
d. Edukasi ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda bahaya perdarahan dan pentingnya segera melaporkan kepada petugas kesehatan.
e. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, bidan) untuk penatalaksanaan lebih lanjut jika diperlukan.
f. Catat dan dokumentasikan semua temuan, tindakan, dan respons ibu selama proses persalinan.
Sebagai perawat profesional, saya berharap informasi yang saya berikan dapat membantu Anda memahami kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencegah dan mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi. Jangan ragu untuk menanyakan lebih lanjut jika Anda membutuhkan penjelasan tambahan. -
Article No. 12717 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Maternal
Definisi:
Risiko terjadinya hilangnya volume darah dari saluran reproduksi perempuan selama atau setelah proses persalinan, yang dapat mengancam jiwa.
Penyebab:
1. Atonia uteri
2. Retensio plasenta
3. Robekan jalan lahir
4. Koagulopati
5. Trauma uterus
Tanda dan Gejala:
1. Perdarahan pervaginam yang tidak terkontrol
2. Nadi cepat dan lemah
3. Tekanan darah menurun
4. Kulit pucat
5. Sinkop
6. Gelisah
Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Pemantauan perdarahan
3. Pemberian oksigen
4. Kolaborasi pemberian obat-obatan
5. Kolaborasi tindakan medis
6. Edukasi tanda bahaya perdarahan
Hasil yang Diharapkan (SIKI):
1. Tidak terjadi perdarahan yang mengancam jiwa
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik
Dengan demikian, diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan Maternal" dapat ditegakkan pada kondisi risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4, dengan tanda dan gejala yang teridentifikasi. Intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tenaga medis, serta edukasi diharapkan dapat mencegah dan mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 12718 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko pendarahan pada persalinan kala 1-4 ditandai dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan hormat, berikut adalah informasi yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Perdarahan". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi jumlah normal yang dapat membahayakan kesehatan" (SDKI, 2017).
Indikator diagnostik untuk diagnosa ini meliputi:
1. Tanda-tanda vital tidak stabil (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi)
2. Adanya perubahan warna kulit dan membran mukosa
3. Adanya riwayat perdarahan sebelumnya
4. Komplikasi obstetri (preeklampsia, plasenta previa, dll)
5. Faktor risiko persalinan (partus lama, induksi persalinan, dll)
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Klien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
2. Klien menunjukkan mukosa dan kulit yang berwarna normal
3. Klien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan selama persalinan
4. Klien dan keluarga dapat mengidentifikasi faktor risiko perdarahan
5. Klien dan keluarga dapat melakukan upaya pencegahan perdarahan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Identifikasi tanda-tanda perdarahan dan segera laporkan ke dokter
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk penanganan komplikasi
4. Edukasi klien dan keluarga tentang faktor risiko perdarahan dan upaya pencegahannya
5. Pemberian dukungan emosional dan psikologis kepada klien dan keluarga
6. Koordinasi dengan tim kesehatan untuk perencanaan dan implementasi intervensi yang tepat
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" merupakan diagnosa yang tepat untuk kondisi klien dengan risiko perdarahan pada persalinan kala 1-4. Diagnosa ini mengidentifikasi kerentanan klien terhadap kehilangan darah yang melebihi jumlah normal, yang dapat membahayakan kesehatan. Indikator diagnostik yang disebutkan membantu perawat dalam mengidentifikasi tanda-tanda dan faktor risiko perdarahan pada klien.
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah stabilnya kondisi klien, mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan, serta meningkatnya kemampuan klien dan keluarga dalam mengidentifikasi dan mencegah faktor risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk memantau kondisi klien, mengelola komplikasi, memberikan edukasi dan dukungan, serta berkolaborasi dengan tim kesehatan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Perawat berperan penting dalam mendeteksi dini risiko perdarahan, memberikan intervensi yang tepat, serta memastikan keselamatan dan kesejahteraan klien selama proses persalinan. Pemahaman yang mendalam mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan akan membantu perawat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 12719 | 22 Feb 2025
Klinis : , berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendi- sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lam nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam. Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium. berikan 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit autoimun yang ditandai dengan nyeri, bengkak, dan kekakuan pada sendi-sendi.
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Kontrol Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kerusakan struktural sendi yang ditandai dengan deformitas, kekakuan, dan keterbatasan pergerakan.
- SDKI: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SLKI: Mobilitas
- SIKI: Terapi Latihan
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan, penurunan kebugaran, dan gejala sistemik penyakit autoimun yang ditandai dengan mudah lelah, lemas, dan demam ringan.
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan singkat:
1. Nyeri Kronis: Nyeri yang terjadi secara terus-menerus dan persisten, biasanya lebih dari 3 bulan, yang disebabkan oleh proses penyakit autoimun seperti Rheumatoid Arthritis. Tujuannya adalah mengendalikan nyeri dan memperbaiki kualitas hidup pasien.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan yang disebabkan oleh kerusakan struktural sendi, seperti deformitas, kekakuan, dan penyempitan celah sendi. Tujuannya adalah mempertahankan dan meningkatkan fungsi sendi serta mencegah komplikasi.
3. Intoleransi Aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat kelelahan, penurunan kebugaran, dan gejala sistemik penyakit autoimun. Tujuannya adalah membantu pasien beradaptasi dengan energi yang tersedia dan meningkatkan toleransi aktivitas.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 12720 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma fisik, kimia, mekanis, atau biologis.
Faktor Berhubungan (SDKI):
Pada kondisi persalinan kala 1-4, gangguan integritas kulit dapat berhubungan dengan:
1. Tekanan/gesekan: Tekanan dan gesekan yang terjadi selama proses persalinan, terutama pada area perineum, dapat menyebabkan kerusakan pada kulit.
2. Posisi tubuh: Posisi ibu selama persalinan yang lama atau tidak nyaman dapat menyebabkan tekanan pada kulit.
3. Kelembaban: Adanya keringat, darah, ataupun cairan ketuban yang berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi lembab dan rentan terhadap cedera.
4. Usia: Kulit yang lebih elastis pada usia muda cenderung lebih tahan terhadap trauma dibandingkan dengan kulit yang lebih tua.
Gejala dan Tanda (SLKI):
1. Kulit kemerahan, bengkak, dan nyeri
2. Terdapat luka terbuka atau lecet pada kulit
3. Kulit terkelupas atau terkikis
4. Adanya tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, pembengkakan, dan keluarnya cairan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan luka: Membersihkan, membalut, dan memberikan perawatan sesuai dengan kondisi luka
2. Manajemen inkontinensia: Menjaga kulit tetap kering dan bersih dari cairan tubuh
3. Peningkatan kenyamanan: Mengubah posisi tubuh ibu secara teratur untuk mengurangi tekanan dan gesekan
4. Edukasi: Memberikan informasi kepada ibu dan keluarga tentang pencegahan dan perawatan integritas kulit
Prognosis:
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 dapat sembuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 12721 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi yang Anda sebutkan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah "Gangguan Integritas Kulit" berhubungan dengan:
a. Trauma fisik selama persalinan (seperti tekanan, gesekan, dll.)
b. Perubahan sirkulasi dan oksigenasi jaringan selama persalinan
c. Keterbatasan mobilitas selama persalinan
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Integritas kulit terpelihara: Tidak terjadi kerusakan pada kulit atau membran mukosa.
b. Penyembuhan luka: Luka/lecet pada kulit dan membran mukosa sembuh tanpa komplikasi.
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi: Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi seperti erythema, bengkak, nyeri, atau drainage pada luka.
d. Tingkat kenyamanan meningkat: Pasien merasa nyaman dan tidak merasakan sakit atau ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Observasi dan Pemantauan:
- Lakukan pengkajian kulit dan membran mukosa secara berkala.
- Pantau tanda-tanda infeksi seperti erythema, bengkak, nyeri, atau drainage pada luka.
- Pantau tingkat kenyamanan pasien.
b. Perawatan Kulit dan Luka:
- Bersihkan luka dengan teknik aseptik dan lembut.
- Aplikasikan salep, gel, atau balutan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan luka.
- Pertahankan kulit tetap lembab dan terlindungi.
c. Manajemen Rasa Nyeri:
- Berikan analgesik sesuai dengan kebutuhan pasien untuk mengurangi rasa nyeri.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi rasa nyeri.
d. Edukasi dan Dukungan:
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang perawatan kulit dan luka yang tepat.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis selama proses penyembuhan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan trauma fisik, perubahan sirkulasi dan oksigenasi, serta keterbatasan mobilitas selama persalinan kala 1-4. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan membran mukosa.
2. Luaran/Output SLKI: Tujuan asuhan keperawatan adalah menjaga integritas kulit, mempercepat penyembuhan luka, mencegah infeksi, dan meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Intervensi Keperawatan SIKI: Meliputi observasi dan pemantauan kulit dan luka, perawatan kulit dan luka, manajemen rasa nyeri, serta edukasi dan dukungan bagi pasien dan keluarga. Tujuannya adalah untuk mencapai luaran yang diharapkan dan mempromosikan penyembuhan yang optimal.
Secara keseluruhan, penanganan yang komprehensif dan kolaboratif antara perawat, pasien, dan tim kesehatan lainnya sangat penting untuk mengatasi gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 dan mencapai hasil yang terbaik bagi pasien. -
Article No. 12722 | 22 Feb 2025
Klinis : , berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendi- sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lam nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam. Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium. berikan 3 diagnosa prioritas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang anda berikan, berikut adalah 3 diagnosa keperawatan prioritas berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Diagnosa Keperawatan Prioritas SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (artritis reumatoid)
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan
3. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi sendi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mampu mengontrol nyeri
- Pasien dapat beristirahat tanpa nyeri
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan
- Pasien mampu mempertahankan tingkat energi
- Pasien dapat terlibat dalam aktivitas yang diinginkan
3. Risiko Cedera:
- Pasien tidak mengalami cedera sendi
- Pasien dapat mempertahankan integritas sendi
- Pasien dapat melakukan aktivitas dengan aman
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Kaji intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri
- Berikan terapi analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
- Berikan kompres hangat/dingin pada area yang nyeri
- Anjurkan posisi yang nyaman untuk mengurangi nyeri
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat energi dan kemampuan melakukan aktivitas
- Rencanakan aktivitas sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik pengaturan energi dalam melakukan aktivitas
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap
3. Risiko Cedera:
- Kaji fungsi dan integritas sendi
- Anjurkan penggunaan alat bantu jika diperlukan
- Ajarkan latihan rentang gerak sendi yang aman
- Berikan edukasi tentang proteksi sendi saat melakukan aktivitas
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen artritis
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien, diagnosa keperawatan prioritas yang sesuai adalah nyeri akut terkait proses penyakit (artritis reumatoid), intoleransi aktivitas terkait kelemahan dan kelelahan, serta risiko cedera terkait penurunan fungsi sendi. Luaran yang diharapkan adalah pengurangan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, dan pencegahan cedera sendi. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, pengaturan aktivitas, dan perawatan sendi untuk mencapai tujuan tersebut. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga penting dalam penatalaksanaan komprehensif pasien dengan artritis reumatoid. -
Article No. 12723 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa diantara ini : Perubahan sirkulasi Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan) Kekurangan/kelebihan volume cairan Penurunan mobilitas Bahan kimia iritatif Suhu lingkungan yang ekstrim Faktor mekanis (mis: penekanan pada tonjolan tulang, gesekan) atau faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi) Efek samping terapi radiasi Kelembaban Proses penuaan Neuropati perifer Perubahan pigmentasi Perubahan hormonal Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi integritas jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Ibu/Bapak. Sebagai perawat professional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI terkait kondisi gangguan integritas kulit pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit berhubungan dengan faktor mekanis (penekanan pada tonjolan tulang dan gesekan) selama proses persalinan kala 1-4.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Faktor yang berhubungan: Faktor mekanis (penekanan pada tonjolan tulang dan gesekan) selama proses persalinan kala 1-4.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik, tidak terjadi komplikasi, serta tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Kriteria hasil: Tidak ada luka, kulit utuh, dan tidak ada rasa nyeri/tidak nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Perawatan luka, manajemen nyeri, edukasi pencegahan, serta pemantauan tanda-tanda infeksi.
- Rasional: Mencegah komplikasi, mempercepat penyembuhan, dan mempertahankan integritas kulit.
Dalam kondisi ini, faktor mekanis seperti penekanan pada tonjolan tulang dan gesekan selama proses persalinan kala 1-4 menjadi penyebab utama terjadinya gangguan integritas kulit. Upaya keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mencegah komplikasi, mempercepat penyembuhan, dan mempertahankan integritas kulit.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 12724 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan mobilitas fisik pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa diantara ini: Kerusakan integritas struktur tulang Perubahan metabolisme Ketidakbugaran fisik Penurunan kendali otot Penurunan massa otot Penurunan kekuatan otot Keterlambatan perkembangan Kekakuan sendi Kontraktur Malnutrisi Gangguan musculoskeletal Gangguan neuromuscular Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia Efek agen farmakologis Program pembatasan gerak Nyeri Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik Kecemasan Gangguan kognitif Keengganan melakukan pergerakan Gangguan sensori-persepsi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik pada Persalinan Kala 1-4
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, dan/atau rentang gerak.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Mobilitas Fisik meliputi peningkatan kemampuan melakukan aktivitas, peningkatan kekuatan otot, peningkatan rentang gerak, dan pengaturan posisi/pergerakan yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan antara lain:
1. Manajemen Aktivitas: Mengatur dan memantau aktivitas sesuai kemampuan pasien.
2. Terapi Latihan: Memberikan latihan untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak, dan koordinasi.
3. Terapi Posisi: Mengatur posisi tubuh pasien untuk mencegah komplikasi.
4. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin menghambat mobilitas.
5. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang pentingnya mobilitas fisik.
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, faktor yang berhubungan dengan Gangguan Mobilitas Fisik pada Persalinan Kala 1-4 adalah:
1. Penurunan kekuatan otot
2. Kekakuan sendi
3. Gangguan muskuloskeletal
4. Nyeri
5. Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
Tone: Akademis
Persona: Pakar Keperawatan -
Article No. 12725 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa gangguan mobilitas fisik pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa diantara ini: Kerusakan integritas struktur tulang Perubahan metabolisme Ketidakbugaran fisik Penurunan kendali otot Penurunan massa otot Penurunan kekuatan otot Keterlambatan perkembangan Kekakuan sendi Kontraktur Malnutrisi Gangguan musculoskeletal Gangguan neuromuscular Indeks masa tubuh diatas persentil ke-75 sesuai usia Efek agen farmakologis Program pembatasan gerak Nyeri Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik Kecemasan Gangguan kognitif Keengganan melakukan pergerakan Gangguan sensori-persepsi pilih satu saja
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) untuk kondisi gangguan mobilitas fisik pada persalinan kala 1-4 yang berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan, perpindahan, atau kemampuan melakukan aktivitas fisik secara mandiri di lingkungan.
Penurunan kekuatan otot dapat menjadi faktor yang berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik pada ibu bersalin, karena otot-otot yang terlibat dalam proses persalinan dapat mengalami kelemahan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Mobilitas Fisik Teratasi, yang ditandai dengan kriteria hasil seperti kemampuan untuk bergerak secara bebas, tidak ada pembatasan dalam pergerakan, dan kemampuan melakukan aktivitas fisik secara mandiri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Mobilitas: Memfasilitasi pergerakan dan perpindahan yang aman dan mandiri.
b. Terapi Latihan: Meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas otot.
c. Manajemen Nyeri: Mengelola nyeri yang mungkin dialami selama proses persalinan.
d. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan dukungan terkait aktivitas fisik yang aman selama persalinan.
Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan mobilitas fisik, serta menerapkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk membantu pasien mencapai mobilitas fisik yang optimal selama proses persalinan.