Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14638 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai untuk kondisi Tn. S.P.:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan penyakit arteri perifer, osteoartritis, dan riwayat fraktur femur.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, penyakit arteri perifer, dan kelebihan berat badan.
3. Ketidakpatuhan berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat (merokok, pola makan buruk, kurang olahraga).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
3. Ketidakpatuhan:
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk manajemen farmakologis nyeri.
- Bantu pasien mengembangkan strategi koping yang efektif.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Lakukan pengkajian toleransi aktivitas pasien.
- Kembangkan rencana peningkatan aktivitas secara bertahap.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas.
- Kolaborasi dengan tim rehabilitasi untuk program latihan fisik yang sesuai.
3. Ketidakpatuhan:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien.
- Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya kepatuhan.
- Dukung pasien untuk membuat komitmen dan rencana dalam modifikasi gaya hidup.
- Libatkan keluarga dalam mendukung kepatuhan pasien.
- Lakukan pemantauan berkala dan berikan umpan balik positif atas kemajuan pasien.
Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan pengkajian, intervensi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 14639 | 23 Mar 2025
Klinis : sesak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang cukup untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mempertahankan pernapasan yang adekuat untuk mendukung kebutuhan oksigenasi.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari penanganan Pola Napas Tidak Efektif adalah Pola Napas Efektif, yang ditandai dengan frekuensi napas, kedalaman napas, dan irama napas yang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi Pola Napas Tidak Efektif mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan pernapasan, dan edukasi pasien.
Kondisi sesak dapat dikategorikan sebagai Pola Napas Tidak Efektif, yang memerlukan penanganan keperawatan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14640 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Dalam rencana tindakan keperawatan nya apa seperti rasionalnya apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronik
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari tiga bulan.
Penyebab: Penyakit pembuluh darah perifer, osteoartritis, dan gaya hidup yang tidak sehat (merokok)
2. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disengaja dan mandiri, yang menyebabkan seseorang membatasi kegiatan aktivitas sehari-hari.
Penyebab: Nyeri betis dan pinggul, fraktur femur yang sebelumnya, dan gaya hidup sedentari
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronik
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri hingga tingkat yang dapat ditoleransi
- Pasien dapat mengenali dan melakukan strategi pengelolaan nyeri yang efektif
- Pasien dapat mempertahankan fungsi fisik yang optimal
2. Mobilitas Fisik Terganggu
- Pasien dapat melakukan aktivitas mobilisasi secara mandiri atau dengan alat bantu
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
- Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kekuatan, rentang gerak, dan koordinasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronik
- Mengevaluasi karakteristik dan intensitas nyeri pasien
- Mengajarkan teknik pengurangan nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan aplikasi panas/dingin
- Mengoptimalkan regimen pengobatan nyeri pasien
- Memfasilitasi edukasi gaya hidup yang sehat, seperti berhenti merokok dan aktivitas olahraga yang teratur
2. Mobilitas Fisik Terganggu
- Mengevaluasi kemampuan mobilisasi pasien dan identifikasi faktor-faktor penghambat
- Menyusun rencana latihan dan aktivitas yang aman dan bertahap untuk meningkatkan mobilitas
- Mengajarkan teknik mobilisasi yang tepat dan penggunaan alat bantu yang sesuai
- Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari
Rasional:
Diagnosa keperawatan yang dipilih sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami nyeri kronik di betis dan pinggul serta mobilitas fisik yang terganggu. Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengelola nyeri, meningkatkan mobilitas, dan memfasilitasi perubahan gaya hidup yang sehat. Luaran yang diharapkan adalah penurunan intensitas nyeri, peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan pemeliharaan fungsi fisik yang optimal. -
Article No. 14641 | 23 Mar 2025
Klinis : 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang. Dari diagnosa ini rasionalmua apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan, beserta luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan.
1. Nyeri Kronis
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronis
Rasional:
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami nyeri yang berlangsung lama (kronis) dan memerlukan penanganan yang komprehensif.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi).
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll) untuk pemberian terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai.
3. Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri seperti relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan lain-lain.
4. Dorong pasien untuk tetap aktif dan beradaptasi dengan nyeri kronis.
5. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait nyeri kronis.
2. Intoleransi Aktivitas
Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
Rasional:
Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik akibat kondisi kesehatannya.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
2. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
3. Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian status fungsional dan aktivitas sehari-hari pasien.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (fisioterapis, okupasi terapis) untuk menyusun program latihan fisik yang sesuai.
3. Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan toleransi aktivitas, seperti pengaturan aktivitas, manajemen energi, dan latihan fisik yang bertahap.
4. Libatkan keluarga dalam proses peningkatan toleransi aktivitas pasien.
5. Berikan dukungan, motivasi, dan edukasi kepada pasien untuk meningkatkan status fungsional dan kebugaran fisik.
3. Ketidakpatuhan
Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakpatuhan
Rasional:
Diagnosa ini sesuai karena pasien memiliki perilaku yang tidak sesuai dengan regimen perawatan yang direkomendasikan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
2. Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian terhadap faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien (pengetahuan, motivasi, dukungan sosial, dll).
2. Berikan edukasi yang komprehensif kepada pasien dan keluarga terkait pentingnya kepatuhan dalam perawatan.
3. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait regimen perawatan untuk meningkatkan rasa kepemilikan.
4. Bantu pasien untuk memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat (diet, aktivitas fisik, manajemen stres, dll).
5. Berikan dukungan, motivasi, dan reinforcement positif untuk mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll) untuk memastikan regimen perawatan yang sesuai.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14642 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronis
Rasional: Pasien mengalami nyeri kronis yang membutuhkan manajemen nyeri yang efektif agar dapat beradaptasi dan tetap aktif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, mengelola faktor penyebab dan pemicu nyeri, mengajarkan teknik manajemen nyeri (seperti terapi relaksasi, distraksi, dan penggunaan obat-obatan), dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang nyeri kronis, strategi manajemen nyeri, dan pentingnya beradaptasi dengan nyeri kronis untuk tetap aktif.
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada pasien dalam menghadapi nyeri kronis dan membantu pasien beradaptasi secara psikologis.
2. Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
Rasional: Pasien mengalami intoleransi terhadap aktivitas fisik yang membutuhkan peningkatan toleransi secara bertahap untuk dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan minimal bantuan dan memperbaiki status fungsional.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Aktivitas: Mengkaji kemampuan dan toleransi pasien terhadap aktivitas, merencanakan dan melaksanakan program peningkatan aktivitas secara bertahap, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang pentingnya aktivitas fisik, strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, dan manfaatnya bagi pemulihan dan kebugaran fisik.
- Dukungan Fisik: Memberikan bantuan dan fasilitasi yang dibutuhkan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta membantu pasien berlatih keterampilan fisik untuk meningkatkan kemandirian.
3. Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakpatuhan
Rasional: Pasien mengalami ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan yang direkomendasikan, yang membutuhkan upaya untuk memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Regimen Pengobatan: Mengkaji pemahaman dan motivasi pasien terhadap regimen pengobatan, mengidentifikasi dan mengatasi hambatan kepatuhan, serta membantu pasien dalam merencanakan dan melaksanakan regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan, manfaat perilaku sehat, dan strategi untuk memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat.
- Dukungan Motivasional: Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan, mengubah gaya hidup, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi-kondisi yang Anda berikan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 14643 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, berlangsung lebih dari 3 bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab nyeri, membantu pasien menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan memonitor efektivitas intervensi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang nyeri kronis, penyebab, dan strategi manajemen nyeri yang dapat dilakukan.
3. Terapi Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap dan mempertahankan aktivitas sehari-hari.
2. Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan, hobi, atau aktivitas rekreasi yang diinginkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
2. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
3. Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap, memonitor respons pasien terhadap aktivitas, dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan aktivitas harian.
2. Terapi Latihan: Memfasilitasi latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran dan status fungsional pasien.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya peningkatan aktivitas dan manfaatnya bagi kesehatan.
3. Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Ketidakpatuhan: Pola perilaku yang tidak sesuai dengan rekomendasi kesehatan yang disepakati bersama antara individu dan pemberi layanan kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
2. Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu pasien mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan, memonitor kepatuhan, dan mengatasi hambatan yang muncul.
2. Konseling: Memberikan konseling kepada pasien untuk memotivasi perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan membantu pasien mengatasi hambatan dalam melakukan perubahan.
3. Dukungan Sistem: Melibatkan keluarga atau orang terdekat pasien untuk memberikan dukungan dalam mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi-kondisi tersebut. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 14644 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan, beserta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI), serta penjelasan rinci untuk setiap poinnya.
1. Diagnosa Keperawatan untuk Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronis
Rasional: Pasien mengalami nyeri yang terus-menerus dan berlangsung lama, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat mengelola nyeri dengan baik, menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan tetap aktif dalam beraktivitas meskipun mengalami nyeri kronis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Distraksi
- Terapi Relaksasi
- Terapi Komplementer
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengelola nyeri secara efektif, baik melalui teknik farmakologis maupun nonfarmakologis, sehingga pasien dapat menurunkan tingkat nyeri, mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, serta tetap aktif dalam beraktivitas.
2. Diagnosa Keperawatan untuk Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
Rasional: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal, serta memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Aktivitas
- Peningkatan Mobilitas
- Terapi Aktivitas
- Edukasi Perawatan Diri
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik secara bertahap, sehingga pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal dan memperbaiki status fungsional serta kebugaran fisik.
3. Diagnosa Keperawatan untuk Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakpatuhan
Rasional: Pasien tidak mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan dan tidak menerapkan gaya hidup yang sehat, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakpatuhan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat patuh terhadap regimen pengobatan, dapat mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat, dan dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Regimen Pengobatan
- Edukasi Kesehatan
- Bimbingan Perilaku
- Pengawasan Kesehatan
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kepatuhan terhadap regimen pengobatan, mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk masing-masing kondisi telah dijelaskan secara rinci dan terperinci. Setiap poin memiliki rasional yang jelas dan sesuai dengan kondisi pasien yang dideskripsikan. -
Article No. 14645 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Tn. S.P. beserta luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri, misalnya pemberian analgesik atau terapi fisik.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, distraksi, dan teknik pengendalian nyeri.
- Dorong pasien untuk menggunakan dan mengevaluasi efektivitas teknik manajemen nyeri yang dipilih.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi tentang nyeri kronis dan pentingnya beradaptasi dengan kondisi tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji kapasitas fungsional dan toleransi aktivitas pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas, seperti nyeri, disfungsi kardiovaskular, dan keterbatasan muskuloskeletal.
- Kembangkan rencana latihan fisik yang aman dan bertahap berdasarkan kondisi pasien.
- Latih pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai, misalnya berjalan, senam, atau latihan kekuatan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik dan manfaatnya bagi kesehatan.
- Pantau respon pasien selama latihan dan modifikasi rencana sesuai kebutuhan.
- Dukung pasien untuk mempertahankan perilaku aktif dalam kehidupan sehari-hari.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan, seperti pemahaman, motivasi, dan persepsi pasien tentang pengobatan dan perilaku sehat.
- Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup yang sehat.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan dan pengobatan.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi hambatan dan memfasilitasi pemecahan masalah.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk mencapai perilaku sehat yang diinginkan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk mengoptimalkan perawatan pasien.
- Pantau kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup, serta berikan umpan balik positif.
Rasional:
Diagnosa keperawatan yang dipilih didasarkan pada kondisi Tn. S.P. yang mengalami nyeri betis dan pinggul, intoleransi aktivitas, serta riwayat kondisi kesehatan yang kompleks dan perilaku gaya hidup yang tidak sehat. Luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang direkomendasikan bertujuan untuk mengelola nyeri, meningkatkan toleransi aktivitas, dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan serta modifikasi gaya hidup yang sehat. Dengan demikian, kondisi Tn. S.P. dapat ditangani secara komprehensif dan tujuan perawatan dapat tercapai. -
Article No. 14646 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang Tindakan keperawatan nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2) Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3) Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, keparahan, dan faktor pencetus.
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk melakukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai, seperti pemberian analgesik, relaksasi, terapi panas-dingin, dan tindakan distraksi.
3) Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan secara mandiri, seperti teknik relaksasi, visualisasi, dan teknik pengalihan perhatian.
4) Dorong pasien untuk tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas sesuai kemampuan.
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk membantu meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot.
2. Intoleransi Aktivitas
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
2) Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
3) Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien saat ini.
2) Kembangkan rencana aktivitas yang terstruktur dan bertahap sesuai dengan kondisi pasien.
3) Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas.
4) Libatkan pasien dalam program latihan fisik yang teratur, seperti berjalan, berenang, atau latihan ringan lainnya.
5) Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas.
3. Ketidakpatuhan
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
2) Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
3) Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Kaji faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan, seperti pemahaman tentang penyakit, keyakinan, motivasi, dan dukungan sosial.
2) Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan modifikasi gaya hidup yang direkomendasikan.
3) Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan dan memantau kepatuhan pasien.
4) Gunakan strategi peningkatan motivasi, seperti goal setting dan reinforcement positif.
5) Berikan umpan balik yang konstruktif dan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, mengelola nyeri kronis, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang. -
Article No. 14647 | 23 Mar 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien anak perempuan, usia 5 tahun, dengan kemungkinan diagnosa campak.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko penyebaran infeksi terkait paparan virus campak
2. Hipertermia terkait proses infeksi virus campak
3. Gangguan pola napas tidak efektif terkait proses infeksi virus campak
4. Gangguan integritas kulit terkait erupsi kulit (ruam merah)
5. Risiko aspirasi terkait batuk kering dan bintik Koplik di mukosa mulut
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien.
- Diagnosis keperawatan di atas mengacu pada SDKI yang dikembangkan oleh PPNI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini antara lain: pencegahan penyebaran infeksi, kontrol suhu tubuh, perbaikan pola napas, perbaikan integritas kulit, dan pencegahan aspirasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini antara lain: isolasi pasien, manajemen demam, terapi oksigen, perawatan luka, dan pencegahan aspirasi.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan kemungkinan diagnosa campak.