Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12703 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin.
Penjelasan:
- Nyeri melahirkan adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin selama proses persalinan.
- Nyeri melahirkan ini terjadi pada kala 1-4 persalinan, di mana terjadi proses pembukaan serviks, pengeluaran janin, dan plasenta.
- Nyeri ini dapat berhubungan dengan faktor-faktor seperti kecemasan, ketakutan, dan kurangnya dukungan selama proses persalinan.
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Manajemen nyeri: Pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan distraksi.
- Dukungan emosional: Memberikan dukungan dan empati, serta memfasilitasi peran keluarga.
- Edukasi: Memberikan informasi tentang proses persalinan dan mengelola nyeri.
- Kolaborasi: Berkoordinasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang optimal.
Sebagai perawat, saya akan memastikan penanganan nyeri melahirkan dilakukan secara komprehensif dan berpusat pada pasien, serta mempertimbangkan faktor-faktor biopsikososial yang memengaruhinya. -
Article No. 12704 | 22 Feb 2025
Klinis : n.A berusia 31 tahun dirawat dengan keluhan diare kronis sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan TTV didapatkan TD: 100/ 62 mmHg, N: 76 x/menit, RR: 23x/menit, S: 38,7oC. Hasil pemeriksaan fisik mata cekung, konjungtiva anemis, membrane mukosa bibir kering, lidah kotor, terdapat kandidiasi oral, pemeriksaan paru; suara napas bronkovesikuler, ronki +/+, wh -/-, ekstremitas teraba dingin, CRT>2 detik, pada kulit ekstremitas terdapat bercak-bercak putih. Klien mengalami penuruan berat badan drastis, IMT 17, klien juga tidak nafsu makan dan sering menolak untuk makan. BAB dan BAK pada pempers, aktivitas di tempat tidur dibantu oleh keluarga dan perawat. Saat ini klien terpasang IVFD RL 60 cc per menit, cefotaxime 2x1 gr IV, ranitidine 2x50 mg IV, PCT 3x 500 mg oral. Saat diwawancarai klien banyak diam, tidak mau berkomunikasi dan menghindari pertanyaan. Dari keterangan keluarga, klien sebelumnya bekerja sebagai karyawan pabrik di Jakarta sejak 10 tahun yang lalu, dan sebulan belakangan pulang dengan kondisi sering demam dan batuk. Klien tidak memiliki riwayat sebagai perokok. Tidak ada keluarga dengan penyakit seperti ini. Keluarga tidak mengetahui riwayat pergaulan klien, namun selama ini klien selalu bergaul dengan teman-teman laki-laki, jarang sekali bergaul dengan perempuan. Hasil pemeriksaan penunjang ditemukan Hb: 10mg/dl, leukosit: 12.300 mg/dl, Ht: 18%, neutrofil segmen: 78, limfosit 10, Na: 135 mmol/L, K: 3,2 mmol/L, Cl: 104 mmol/L. Hasil ronxent thoraks: terdapat gambaran flek di lapang paru kiri dan kanan. Hasil test HIV: +. Keluarga tidak menyangka anaknya akan terkena HIV dan setelah dijelaskan oleh kelurga pada klien, klien mengakui selama di Jakarta dia bergaul dengan sesama lelaki.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disusun Diagnosa Keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kasus n.A sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Defisit Volume Cairan
- SDKI: Penurunan volume cairan tubuh yang ditandai dengan tanda-tanda hipovolemia seperti kulit kering, turgor kulit buruk, mukosa kering, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, dan output urin menurun.
- SLKI: Mengatur pemberian cairan intravena, memantau status cairan, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- SIKI: Manajemen cairan, hidrasi, dan manajemen dehidrasi.
2. Diagnosa Keperawatan: Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan albumin serum, dan perubahan komposisi tubuh.
- SLKI: Meningkatkan asupan nutrisi, memantau status nutrisi, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- SIKI: Manajemen nutrisi, edukasi gizi, dan terapi nutrisi.
3. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Berpikir
- SDKI: Perubahan kemampuan untuk berpikir jernih, terorganisir, dan produktif, yang ditandai dengan penurunan interaksi, menarik diri, dan kurangnya minat untuk berkomunikasi.
- SLKI: Meningkatkan komunikasi, memfasilitasi interaksi sosial, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- SIKI: Terapi suportif, manajemen stres, dan terapi kognitif.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terpapar atau tertular agen infeksi, yang ditandai dengan penurunan sistem kekebalan tubuh, paparan agen infeksi, dan prosedur invasif.
- SLKI: Mencegah infeksi, memantau tanda-tanda infeksi, dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- SIKI: Manajemen infeksi, pencegahan infeksi, dan manajemen pemberian antibiotik.
Penjelasan singkat:
Pasien n.A mengalami defisit volume cairan akibat diare kronis, penurunan berat badan, dan risiko infeksi terkait penurunan sistem kekebalan tubuh. Pasien juga mengalami perubahan proses berpikir dan penurunan minat untuk berkomunikasi, yang dapat disebabkan oleh stres dan stigma terkait diagnosis HIV positif. Intervensi keperawatan yang diprioritaskan adalah manajemen cairan dan nutrisi, pencegahan infeksi, serta terapi suportif untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisi kesehatannya. -
Article No. 12705 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4 adalah "Nyeri Akut" berhubungan dengan agen pencedera fisik (kontraksi uterus). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijabarkan dalam istilah kerusakan tersebut. Kontraksi uterus selama persalinan merupakan agen pencedera fisik yang menyebabkan nyeri akut pada ibu bersalin.
Luaran/Output yang diharapkan SLKI:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mempertahankan aktivitas sesuai dengan toleransi.
4. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
b. Berikan analgetik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin).
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam menurunkan nyeri.
2. Manajemen Aktivitas:
a. Kaji aktivitas dan mobilitas pasien.
b. Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
c. Anjurkan istirahat yang cukup.
d. Evaluasi kemampuan pasien dalam beraktivitas.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital:
a. Pantau tanda-tanda vital secara rutin.
b. Kaji tanda-tanda vital yang mungkin dipengaruhi oleh nyeri.
c. Lakukan intervensi yang sesuai jika tanda-tanda vital tidak dalam rentang normal.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mempertahankan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Nyeri Akut" berhubungan dengan agen pencedera fisik (kontraksi uterus) dipilih karena nyeri merupakan masalah utama yang dialami oleh ibu bersalin pada persalinan kala 1-4. Kontraksi uterus selama persalinan merupakan penyebab utama nyeri akut yang dirasakan oleh ibu. Luaran yang diharapkan adalah penurunan tingkat nyeri, kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, pemeliharaan aktivitas, dan pemantauan tanda-tanda vital. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, manajemen aktivitas, dan pemantauan tanda-tanda vital untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 12706 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa nyeri akut pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri akut pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus pada persalinan kala 1-4.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Pada persalinan kala 1-4, nyeri akut terjadi akibat kontraksi uterus yang meningkat intensitas dan frekuensinya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pasien dapat mengenali skala nyeri.
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri, meliputi:
a. Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, frekuensi, durasi).
b. Kolaborasi dalam pemberian analgesik dan terapi nonfarmakologis.
c. Evaluasi efektivitas intervensi.
- Edukasi Kesehatan, meliputi:
a. Jelaskan penyebab dan proses terjadinya nyeri.
b. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Dorong partisipasi pasien dalam manajemen nyeri.
Kesimpulannya, nyeri akut pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan kontraksi uterus yang meningkat intensitas dan frekuensinya. Manajemen keperawatan yang komprehensif mencakup identifikasi karakteristik nyeri, kolaborasi pemberian analgesik dan terapi nonfarmakologis, serta edukasi bagi pasien untuk mengelola nyeri secara efektif. -
Article No. 12707 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa nyeri akut pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi nyeri akut pada persalinan kala 1-4 berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri akut pada persalinan kala 1-4 adalah "Nyeri Akut" berhubungan dengan agen pencedera fisik (kontraksi uterus dan pembukaan serviks). Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien akan melaporkan nyeri berkurang dari skala 8 menjadi skala 3-4 dalam rentang waktu yang ditentukan.
2. Pasien akan mendemonstrasikan strategi nonfarmakologis yang efektif untuk mengatasi nyeri.
3. Pasien akan menunjukkan rileksasi otot selama kontraksi.
4. Pasien akan melaporkan rasa nyaman selama proses persalinan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
2. Berikan informasi tentang nyeri dan perubahan yang terjadi selama proses persalinan.
3. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, dan mobilisasi.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan intervensi farmakologis yang sesuai, seperti pemberian analgesik.
5. Pantau tanda-tanda vital dan perkembangan persalinan secara berkala.
6. Berikan dukungan emosional dan spiritual kepada pasien dan keluarga.
7. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri Akut" berhubungan dengan agen pencedera fisik (kontraksi uterus dan pembukaan serviks) karena kondisi ini merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat proses persalinan yang alamiah. Nyeri ini perlu diidentifikasi dan diatasi untuk membantu pasien mencapai kenyamanan selama proses persalinan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup pengurangan skala nyeri, penggunaan strategi nonfarmakologis yang efektif, rileksasi otot selama kontraksi, dan perasaan nyaman secara umum. Tujuan ini dirancang untuk membantu pasien mencapai kondisi yang optimal selama persalinan.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI) yang diperlukan meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian informasi, pengajaran teknik nonfarmakologis, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian dukungan emosional dan spiritual, serta evaluasi efektivitas intervensi. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mengelola nyeri secara holistik dan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terpusat pada pasien dalam mengelola nyeri akut pada persalinan kala 1-4, sehingga pasien dapat mencapai kenyamanan dan pengalaman persalinan yang positif. -
Article No. 12708 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa ansietas pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ansietas berhubungan dengan Ketidakpastian Proses Persalinan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ansietas didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Pada kasus persalinan kala 1-4, ansietas dapat berhubungan dengan ketidakpastian proses persalinan, seperti kekhawatiran akan komplikasi, rasa takut akan rasa sakit, atau kekhawatiran akan kesejahteraan bayi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan ansietas pada persalinan kala 1-4 adalah penurunan tingkat ansietas, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi ansietas, dan peningkatan koping efektif selama proses persalinan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ansietas pada persalinan kala 1-4 antara lain:
a. Manajemen ansietas: Memberikan informasi yang akurat tentang proses persalinan, mengajarkan teknik relaksasi, dan melibatkan keluarga dalam proses persalinan.
b. Terapi kognitif: Mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif, serta membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif.
c. Dukungan emosional: Memberikan empati, validasi perasaan, dan mendorong klien untuk mengekspresikan ketakutan atau kekhawatirannya.
Dalam penerapan standar ini, perawat berperan sebagai pakar dalam memberikan asuhan keperawatan yang berpusat pada klien, dengan tujuan memfasilitasi proses persalinan yang aman dan nyaman bagi ibu. -
Article No. 12709 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa ansietas pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi diagnosa ansietas pada persalinan kala 1-4:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Ansietas dapat melibatkan respon fisiologis, perilaku, dan kognitif.
Penyebab: Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan/informasi tentang proses persalinan, takut terhadap komplikasi persalinan, dan ketidaksiapan menghadapi persalinan.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Tingkat Ansietas Terkendali
- Indikator:
1) Klien dapat mengenali tanda-tanda ansietas
2) Klien dapat menyebutkan faktor-faktor penyebab ansietas
3) Klien dapat mendemonstrasikan teknik mengatasi ansietas
4) Klien melaporkan penurunan gejala ansietas
b. Koping Efektif
- Indikator:
1) Klien dapat mengidentifikasi sumber stres
2) Klien dapat mendemonstrasikan strategi koping yang efektif
3) Klien melaporkan peningkatan kemampuan mengatasi masalah
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Ansietas
- Tujuan: Membantu klien mengurangi ansietas yang dirasakan
- Aktivitas:
1) Kaji tanda dan gejala ansietas yang dialami klien
2) Identifikasi penyebab ansietas
3) Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, dan lain-lain)
4) Fasilitasi diskusi untuk mengekspresikan perasaan
5) Berikan informasi yang akurat tentang proses persalinan
6) Dorong keterlibatan keluarga untuk memberikan dukungan
b. Terapi Kognitif
- Tujuan: Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif
- Aktivitas:
1) Identifikasi pikiran-pikiran irasional yang menyebabkan ansietas
2) Bantu klien untuk menantang dan mengganti pikiran-pikiran irasional tersebut
3) Ajarkan teknik restructuring kognitif
4) Dorong klien untuk mempraktikkan teknik restrukturisasi kognitif
c. Dukungan Emosional
- Tujuan: Memfasilitasi klien untuk beradaptasi dengan situasi yang menekan
- Aktivitas:
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien
2) Berikan pengakuan dan pujian atas upaya klien
3) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan dan kekhawatirannya
4) Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
Dengan intervensi-intervensi tersebut, diharapkan klien dapat mencapai tingkat ansietas yang terkendali dan mengembangkan koping yang efektif dalam menghadapi proses persalinan. -
Article No. 12710 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dengan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri melahirkan pada persalinan kala 1-4 adalah "Nyeri Akut" (00132). Diagnosa ini berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan kala 1-4. Nyeri akut dapat disebabkan oleh stimulus fisik, seperti kontraksi uterus, dan memiliki onset yang dapat diprediksi, durasi yang terbatas, dan intensitas bervariasi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri pada skala nyeri.
b. Pasien mendemonstrasikan penggunaan strategi manajemen nyeri yang efektif.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama persalinan.
d. Pasien menunjukkan kemampuan untuk beristirahat dan tidur selama persalinan.
e. Pasien menunjukkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait dengan persalinan.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan dan bantu pasien dalam menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan teknik pernapasan.
d. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien selama persalinan.
e. Monitor tanda-tanda vital pasien secara teratur dan lakukan intervensi yang sesuai jika terjadi perubahan.
f. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, bidan, fisioterapis, dll.) untuk memastikan penanganan nyeri yang komprehensif.
g. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen nyeri selama persalinan.
h. Fasilitasi istirahat dan tidur pasien selama persalinan.
i. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait persalinan dan berikan dukungan yang diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, penting untuk memahami kondisi pasien secara holistik, mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, dan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. Tujuan utama adalah membantu pasien dalam mengelola nyeri selama persalinan, sehingga dapat mengalami proses persalinan yang lebih nyaman dan aman. -
Article No. 12711 | 22 Feb 2025
Klinis : diagnosa risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 berhubungan dengan apa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi risiko infeksi pada persalinan kala 1-4 adalah "Risiko Infeksi berhubungan dengan paparan patogen selama persalinan". Diagnosis ini mencerminkan adanya kemungkinan terjadinya infeksi pada ibu selama proses persalinan, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan bakteri, virus, atau patogen lainnya yang dapat terjadi selama proses pembukaan, pengeluaran, uri, dan kala uri.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada ibu selama persalinan kala 1-4.
2. Ibu menunjukkan pemahaman yang baik tentang pencegahan infeksi selama persalinan.
3. Ibu mampu melakukan tindakan pencegahan infeksi selama persalinan dengan benar.
4. Tidak ada komplikasi yang terkait dengan infeksi selama persalinan kala 1-4.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Identifikasi faktor risiko infeksi pada ibu selama persalinan, seperti riwayat infeksi, paparan patogen, atau prosedur invasif.
2. Pantau tanda-tanda vital, suhu tubuh, dan tanda-tanda infeksi pada ibu selama persalinan.
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, bidan) untuk menentukan tindakan pencegahan infeksi yang sesuai.
4. Edukasi ibu dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan pencegahan infeksi selama persalinan.
5. Fasilitasi ibu untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti cuci tangan, penggunaan APD, dan menjaga kebersihan perineum.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotik profilaksis, jika diindikasikan.
7. Monitor perkembangan kondisi ibu dan segera laporkan jika terdapat tanda-tanda infeksi.
8. Dokumentasikan semua tindakan dan evaluasi perkembangan kondisi ibu secara teratur.
Penjelasan yang rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai diagnosis keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola risiko infeksi pada persalinan kala 1-4. Sebagai seorang perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berorientasi pada keselamatan serta kesejahteraan pasien. -
Article No. 12712 | 22 Feb 2025
Klinis : Ny. S, berusia 45 tahun, seorang ibu RT datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri, bengkak dan kekakuan pada sendi tangan dan kaki. Pasien mengeluh nyeri ringan pada sendisendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan. Awalnya nyeri timbul saat beraktivitas, namun keluhan ini dirasakan semakin berat terutama pada pagi hari dengan lama nyeri lebih dari 1 jam dan masih dirasakan saat istirahat. Pasien juga mengeluhkan lemas dan lelah serta demam ringan (suhu berkisar 38°C). Pasien mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tiga bulan lalu pasien merasakan nyeri ringan pada sendi-sendi kecil tangan, terutama jari-jari dan pergelangan tangan pada pagi hari dengan lama nyeri kurang dari 1 jam Seiring waktu, nyeri semakin meluas ke sendi lutut, siku, dan bahu. Pasien belum pernah menjalani pengobatan secara rutin dan hanya mengkonsumsi obat pereda nyeri yang dibeli di warung obat. Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, Suhu: 38.2°C. Terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi metacarpophalangeal, pergelangan tangan, lutut, dan siku. Teraba hangat pada sendi yang terkena. Squeeze test (+), Deformitas: swan neck (+), boutonniere (+), deviasi ulnar (+). Hasil pemeriksaan labor Rheumatoid Factor (RF) Positif; ACPA Positif; LED = 50 mm/jam; CRP= 2 mg/L, Fungsi hati dan ginjal dalam batas normal; Skrining Hepatitis B dan C: Negatif, IGRA/Tuberculin Test: Negatif. Hasil pemeriksaan radiologi: Rontgen sendi menunjukkan adanya erosi tulang dan penyempitan celah sendi pada pergelangan tangan dan jari. USG musculoskeletal: memperlihatkan sinovitis aktif dengan peningkatan vaskularisasi. BMD: Menunjukkan osteopenia periarticular. Penatalaksanaan farmakologi: Metotreksat 10 mg/minggu, ibuprofen 400 mg jika nyeri, Prednison 8 mg/hari, Vitamin D dan Kalsium.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. S yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Penyakit Rematik
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Sendi
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Reumatik
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Proses Penyakit Rematik
- SDKI: Nyeri Kronis
- SLKI: Pengendalian Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Pasien mengalami nyeri kronis pada sendi-sendi kecil seperti jari-jari tangan, pergelangan tangan, lutut, dan siku akibat proses patologis pada sendi terkait penyakit reumatik.
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Sendi
- SDKI: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SLKI: Peningkatan Mobilitas
- SIKI: Terapi Latihan
Pasien mengalami pembengkakan dan kekakuan pada sendi-sendi, sehingga mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Kelelahan Berhubungan dengan Penyakit Reumatik
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Energi
Pasien mengeluhkan lemas dan lelah, serta demam ringan yang merupakan gejala umum dari penyakit reumatik.
Dalam penanganan pasien, perawat perlu mengkaji dan mengevaluasi kondisi pasien secara komprehensif, memberikan pendidikan kesehatan, serta memfasilitasi pasien dalam mengelola nyeri, mobilitas, dan energi agar dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal.