Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14727 | 24 Mar 2025
Klinis : Anemia gravis Hematuria Fistula sigmoidovesica Tumor sigmoid c/ ganas T4bN2aMx (Infiltrasi uterus dan VU
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi-kondisi yang Anda sebutkan.
1. Anemia Gravis
Diagnosa Keperawatan:
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penjelasan singkat:
- SDKI: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah ketidakcukupan asupan nutrisi (misalnya energi, protein, vitamin, mineral, atau cairan) yang menyebabkan penurunan berat badan atau perubahan komposisi tubuh.
- SLKI: Pemulihan status gizi, Peningkatan asupan nutrisi
- SIKI: Pemantauan nutrisi, Peningkatan asupan nutrisi, Terapi nutrisi parenteral atau enteral
2. Hematuria
Diagnosa Keperawatan:
- Perubahan eliminasi urine
Penjelasan singkat:
- SDKI: Perubahan eliminasi urine adalah perubahan frekuensi, volume, warna, bau, atau kandungan urine yang berbeda dari normal.
- SLKI: Pemulihan fungsi eliminasi urine, Manajemen inkontinensia urine
- SIKI: Manajemen eliminasi urine, Perawatan kateter urine, Terapi eliminasi urine
3. Fistula Sigmoidovesica
Diagnosa Keperawatan:
- Kerusakan integritas jaringan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kerusakan integritas jaringan adalah kerusakan pada struktur dan fungsi kulit dan/atau jaringan yang mendasarinya.
- SLKI: Pemulihan integritas kulit, Manajemen luka
- SIKI: Perawatan luka, Terapi luka, Perawatan ostomi
4. Tumor Sigmoid c/ Ganas T4bN2aMx (Infiltrasi Uterus dan VU)
Diagnosa Keperawatan:
- Nyeri akut
- Gangguan citra tubuh
Penjelasan singkat:
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Manajemen nyeri, Kontrol nyeri
- SIKI: Manajemen nyeri, Terapi farmakologis nyeri, Terapi nonfarmakologis nyeri
- SDKI: Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif terhadap penampilan fisik dan/atau fungsi tubuh yang mengganggu konsep diri.
- SLKI: Penerimaan citra tubuh, Peningkatan citra tubuh
- SIKI: Konseling citra tubuh, Terapi okupasi citra tubuh
Harap perhatikan bahwa ini adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Untuk penanganan yang lebih rinci, diperlukan evaluasi dan perencanaan keperawatan yang lebih komprehensif oleh perawat profesional. -
Article No. 14728 | 24 Mar 2025
Klinis : appendicitis
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk Kondisi Appendicitis:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kasus appendicitis adalah "Nyeri akut". Appendicitis adalah peradangan pada apendiks, yang merupakan bagian kecil dari usus besar, dan sering menyebabkan nyeri yang hebat di perut bagian kanan bawah. Nyeri akut dapat menjadi diagnosa keperawatan yang tepat karena pasien dengan appendicitis akan mengalami nyeri perut yang tiba-tiba dan hebat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pengurangan nyeri: Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri pada skala nyeri.
2. Pengelolaan nyeri yang efektif: Pasien dapat menunjukkan penggunaan strategi pengurangan nyeri secara efektif.
3. Pemulihan fungsi: Pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan kemampuan fungsional sesuai kondisinya.
4. Kepuasan terhadap manajemen nyeri: Pasien dapat menyatakan kepuasan terhadap manajemen nyeri yang diberikan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian nyeri: Melakukan pengkajian komprehensif terhadap nyeri yang dialami pasien, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Manajemen nyeri: Memberikan intervensi farmakologis (analgesik) dan non-farmakologis (kompres dingin, relaksasi, distraksi, dll.) untuk mengurangi nyeri.
3. Pemantauan tanda-tanda vital: Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang mungkin terjadi.
4. Edukasi pasien dan keluarga: Memberikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan manajemen nyeri pada appendicitis.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: Berkolaborasi dengan dokter untuk membahas rencana perawatan dan pengobatan yang tepat bagi pasien.
6. Dokumentasi keperawatan: Mendokumentasikan secara lengkap semua tindakan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Nyeri akut" dipilih karena pasien dengan appendicitis akan mengalami nyeri perut yang tiba-tiba dan hebat. Luaran yang diharapkan mencakup pengurangan nyeri, pengelolaan nyeri yang efektif, pemulihan fungsi, dan kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, pemantauan tanda-tanda vital, edukasi pasien dan keluarga, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta dokumentasi keperawatan yang lengkap. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk membantu pasien mengatasi nyeri akut yang dirasakan akibat appendicitis dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14729 | 24 Mar 2025
Klinis : keracunan pestisida
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keracunan pestisida.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan penyerapan pestisida.
Penjelasan: Paparan pestisida dapat menyebabkan gangguan pada fungsi organ, terutama ginjal dan hati, yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Ciri Utama: Perubahan karakteristik urin, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan status mental
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Indikator: Menunjukkan status cairan dan elektrolit yang stabil, Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Cairan
- Aktivitas Utama: Menilai status cairan, Memantau masukan dan pengeluaran cairan, Mengatur keseimbangan cairan, Mengatasi dehidrasi atau kelebihan cairan
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan penilaian yang komprehensif terhadap pasien dengan keracunan pestisida, memantau tanda-tanda vital, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta memberikan intervensi keperawatan yang tepat untuk memastikan stabilitas kondisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 14730 | 24 Mar 2025
Klinis : keracunan pestisida
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keracunan pestisida.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan efek toksik pestisida.
2. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kontak langsung dengan pestisida.
3. Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan efek diuretik pestisida.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan perfusi jaringan: Ketidakadekuatan aliran darah ke jaringan tubuh yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan.
- Risiko kerusakan integritas kulit: Kerentanan terhadap kerusakan atau perubahan pada struktur dan fungsi kulit.
- Risiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit: Kerentanan terhadap ketidakseimbangan antara intake dan output cairan dan elektrolit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi jaringan: Pemeliharaan aliran darah ke jaringan yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi.
- Integritas kulit: Struktur dan fungsi kulit yang utuh.
- Keseimbangan cairan: Keseimbangan antara intake dan output cairan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen perfusi jaringan: Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan aliran darah ke jaringan.
- Perawatan kulit: Tindakan untuk mempertahankan integritas dan fungsi kulit.
- Manajemen cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Kesimpulannya, SDKI, SLKI, dan SIKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memandu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi keracunan pestisida dari sudut pandang keperawatan. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.
Wassalamu'alaikum. -
Article No. 14731 | 24 Mar 2025
Klinis : Pada bulan Agustus 2024, sebanyak 20 petani di Desa Tani Jaya mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, sesak napas, dan iritasi kulit. Beberapa di antaranya harus dilarikan ke puskesmas karena kondisi yang memburuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa mereka terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi tersebut dapat didiagnosa dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Berisiko tinggi terhadap keracunan pestisida
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan integritas kulit
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Berisiko tinggi terhadap keracunan pestisida
- SDKI: Berisiko tinggi terhadap keracunan
- SLKI: Pencegahan dan pengelolaan pajanan zat kimia
- SIKI: Intervensi keperawatan yang difokuskan pada pengkajian risiko, pengendalian paparan, dan tindakan darurat dalam kasus keracunan.
2. Gangguan pertukaran gas
- SDKI: Gangguan pertukaran gas
- SLKI: Pemulihan fungsi respirasi
- SIKI: Intervensi keperawatan yang ditujukan untuk memulihkan fungsi respirasi, seperti oksigenasi, ventilasi, dan perfusi.
3. Gangguan integritas kulit
- SDKI: Gangguan integritas kulit
- SLKI: Pemulihan integritas kulit
- SIKI: Intervensi keperawatan yang berfokus pada perawatan luka, perlindungan kulit, dan pencegahan komplikasi akibat kerusakan kulit.
Sebagai perawat, saya akan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengelola kondisi petani yang terpapar pestisida. Hal ini mencakup pengkajian risiko, pengendalian paparan, tindakan darurat, pemulihan fungsi respirasi, dan perawatan luka. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli toksikologi, juga diperlukan untuk memastikan penanganan yang optimal. -
Article No. 14732 | 24 Mar 2025
Klinis : perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Perfusi Perifer Tidak Efektif
Definisi:
Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah ketidakadekuatan aliran darah ke perifer yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Terkait:
- Gangguan sirkulasi (seperti penyakit pembuluh darah perifer, diabetes, atau hipertensi)
- Cedera traumatik (seperti fraktur atau luka bakar)
- Penurunan curah jantung
- Vasokonstriksi perifer
Karakteristik Definisi:
- Kulit dingin
- Pulsasi perifer menurun atau tidak ada
- Edema
- Perubahan warna kulit
- Rasa kebas atau kesemutan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan SDKI, yang merupakan standar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia. SDKI terdiri dari definisi, faktor terkait, dan karakteristik definisi yang dapat digunakan oleh perawat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran keperawatan yang menyediakan outcome atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Dalam kasus perfusi perifer tidak efektif, luaran yang diharapkan dapat meliputi peningkatan suhu kulit, perbaikan pulsasi perifer, dan pengurangan edema.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi perfusi perifer tidak efektif antara lain pengaturan posisi, manajemen nyeri, dan terapi oksigen.
Demikian penjelasan singkat mengenai diagnosa keperawatan dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi perfusi perifer tidak efektif. Semoga informasi ini bermanfaat. Apakah ada pertanyaan lain yang dapat saya bantu? -
Article No. 14733 | 24 Mar 2025
Klinis : Penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload, afterload dan kontraktilitas miokard). Tujuan : Rencana tindakan :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan, penjelasan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta rencana tindakan untuk kondisi penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis.
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan faktor mekanis (preload, afterload, dan kontraktilitas miokard).
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Penurunan Curah Jantung adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan penurunan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah Curah Jantung Membaik, yang ditandai dengan peningkatan volume darah yang dipompa oleh jantung per satuan waktu.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Kardiovaskular, Pengaturan Aktivitas, dan Manajemen Cairan.
Rencana Tindakan:
1. Manajemen Kardiovaskular
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan auskultasi jantung untuk mendeteksi adanya bunyi jantung abnormal
- Berikan terapi obat sesuai dengan resep dokter, misalnya diuretik, vasodilator, atau inotropik positif
- Kolaborasi dengan dokter untuk menentukan langkah penanganan lebih lanjut, misalnya pemeriksaan penunjang atau tindakan intervensi.
2. Pengaturan Aktivitas
- Anjurkan pasien untuk beristirahat sesuai kebutuhan
- Batasi aktivitas fisik sesuai toleransi pasien
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres
3. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan secara ketat
- Pertahankan keseimbangan cairan sesuai kebutuhan
- Berikan cairan intravena jika diperlukan untuk mempertahankan volume darah
Demikian penjelasan singkat mengenai Diagnosa Keperawatan, SDKI-SLKI-SIKI, dan rencana tindakan untuk kondisi penurunan curah jantung berhubungan dengan faktor mekanis. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan disampaikan. -
Article No. 14734 | 24 Mar 2025
Klinis : 3. Ansietas/takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau potensi. Tujuan : Rencana tindakan :
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi ansietas/takut berhubungan dengan ancaman biologis yang aktual atau potensi.
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas/Takut
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap ancaman yang tidak jelas, tidak diketahui atau tidak dapat dikendalikan.
Faktor Terkait:
- Ancaman biologis yang aktual atau potensi
Karakteristik Mayor:
- Ekspresi wajah cemas
- Gelisah
- Ketakutan akan konsekuensi yang mungkin terjadi
Tujuan:
Pasien dapat mengalami penurunan tingkat ansietas/takut selama perawatan.
Rencana Tindakan:
1. Kaji tingkat ansietas/takut pasien menggunakan instrumen yang sesuai.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman untuk pasien.
3. Beri informasi yang akurat dan komprehensif mengenai kondisi kesehatan dan rencana perawatan.
4. Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan perawatan.
5. Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan dukungan psikologis.
7. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI sebagai panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandardisasi. -
Article No. 14735 | 24 Mar 2025
Klinis : Pada bulan Agustus 2024, sebanyak 20 petani di Desa Tani Jaya mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, sesak napas, dan iritasi kulit. Beberapa di antaranya harus dilarikan ke puskesmas karena kondisi yang memburuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa mereka terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh 20 petani di Desa Tani Jaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: T60.0X5
- Deskripsi: Keracunan pestisida organofosfat dan karbamat, tidak disengaja (tidak dengan niat bunuh diri)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 97.88
- Deskripsi: Pemberian antidotum untuk keracunan pestisida
Penjelasan:
Kode ICD-10 T60.0X5 menggambarkan keracunan pestisida organofosfat dan karbamat yang terjadi secara tidak disengaja. Kode ini sesuai dengan gejala yang dialami oleh para petani, yaitu mual, pusing, sesak napas, dan iritasi kulit, yang merupakan tanda-tanda umum dari keracunan pestisida.
Kode ICD-9-CM 97.88 merujuk pada pemberian antidotum untuk keracunan pestisida. Ini kemungkinan merupakan tindakan medis yang dilakukan di puskesmas untuk menangani kondisi para petani yang memburuk dan memerlukan perawatan. -
Article No. 14736 | 24 Mar 2025
Klinis : Pada bulan Agustus 2024, sebanyak 20 petani di Desa Tani Jaya mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, sesak napas, dan iritasi kulit. Beberapa di antaranya harus dilarikan ke puskesmas karena kondisi yang memburuk. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa mereka terpapar pestisida yang digunakan untuk menyemprot tanaman.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Keracunan Zat Kimia (KSKS)
- Definisi: Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pajanan zat-zat kimia berbahaya, dalam hal ini berupa pestisida yang digunakan dalam proses pertanian.
- Gejala: mual, pusing, sesak napas, dan iritasi kulit.
- Faktor risiko: Paparan langsung terhadap pestisida saat penyemprotan tanaman.
2. Gangguan Pertukaran Gas (GPG)
- Definisi: Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan nilai normal gas-gas darah, yang dapat disebabkan oleh pajanan bahan kimia berbahaya.
- Gejala: Sesak napas.
- Faktor risiko: Keracunan zat kimia yang dapat mengganggu fungsi paru-paru.
3. Kerusakan Integritas Kulit (KIK)
- Definisi: Kerusakan pada struktur dan fungsi kulit akibat pajanan terhadap bahan-bahan kimia.
- Gejala: Iritasi kulit.
- Faktor risiko: Pajanan langsung pestisida pada kulit.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi yang berisi rumusan diagnosa keperawatan yang didasarkan pada evidence-based practice.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan mendokumentasikan diagnosis keperawatan pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi yang berisi deskripsi hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Membantu perawat dalam menentukan luaran atau outcome yang ingin dicapai dalam pemberian asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan klasifikasi yang berisi deskripsi tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat dan efektif.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, terukur, dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia.