Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12791 | 23 Feb 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas kasus ini dengan menggunakan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
1. Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut:
Tambahan data:
- Frekuensi nafas: 24 kali per menit
- Saturasi oksigen (SpO2): 92% tanpa oksigen
Hasil pemeriksaan laboratorium tambahan:
- Hemoglobin: 14,2 g/dL
- Leukosit: 12.000/mm3
- Neutrofil: 75%
2. Tegakkan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien:
a. Pola Napas Tidak Efektif
b. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
c. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Demonstrasi terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien:
Assalamualaikum, Bapak. Saya Rina, perawat yang akan merawat Bapak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bapak mengalami sesak nafas dan ronchi positif di kedua lapang paru. Untuk mengatasi masalah ini, saya akan memberikan terapi oksigen.
Terapi oksigen yang akan saya berikan adalah dengan menggunakan nasal kanul. Ini merupakan alat yang akan memasok oksigen secara terus-menerus melalui lubang hidung Bapak. Dengan pemberian oksigen ini, diharapkan dapat membantu Bapak bernafas lebih nyaman dan melancarkan aliran oksigen ke dalam tubuh Bapak.
Saya akan mengatur laju aliran oksigen sebesar 3-4 liter per menit, sesuai dengan kebutuhan Bapak saat ini. Laju aliran ini dapat saya sesuaikan berdasarkan hasil pemantauan saturasi oksigen Bapak. Jika saturasi oksigen Bapak meningkat, maka laju aliran oksigen dapat saya turunkan. Namun, jika saturasi oksigen Bapak masih belum membaik, maka laju aliran oksigen dapat saya tingkatkan.
Terapi oksigen ini akan saya berikan secara terus-menerus selama Bapak dirawat di rumah sakit, sampai kondisi Bapak membaik. Saya akan memantau dengan seksama dan melakukan penyesuaian dosis oksigen sesuai kondisi Bapak. Apakah ada pertanyaan, Bapak? -
Article No. 12792 | 23 Feb 2025
Klinis : Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan untuk kasus tersebut.
Tambahan data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium lainnya:
- Frekuensi nafas: 24 kali/menit
- Saturasi Oksigen (SpO2): 92% (tanpa oksigen)
- Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Hemoglobin: 12 g/dL
- Leukosit: 12.000/mm3
- Trombosit: 300.000/mm3
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
- Karakteristik Mayor: Sesak napas, ronchi, hasil pemeriksaan gas darah menunjukkan PaCO2 meningkat dan PaO2 menurun.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
- Karakteristik Mayor: Batuk produktif dengan dahak berwarna kuning, ronchi.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Karakteristik Mayor: Sesak napas saat beraktivitas.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran/hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa dan luaran keperawatan.
Demonstrasi Terapi Oksigen:
Tone: Akademis, Persona: Pakar, Nurse
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pasien mengalami penurunan saturasi oksigen (SpO2 92%) yang menunjukkan kebutuhan oksigen yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Langkah-langkah pemberian terapi oksigen:
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan, seperti nasal kanul, tabung oksigen, dan flowmeter.
2. Atur flowmeter sesuai kebutuhan oksigen pasien. Pada kasus ini, dengan SpO2 92%, dapat diberikan oksigen 2-4 liter per menit menggunakan nasal kanul.
3. Pasang nasal kanul dengan hati-hati di hidung pasien, pastikan posisinya nyaman dan tidak mengganggu.
4. Nyalakan tabung oksigen dan atur aliran oksigen sesuai kebutuhan pasien.
5. Lakukan pemantauan secara berkala terhadap saturasi oksigen (SpO2) dan tanda-tanda vital lainnya.
6. Dokumentasikan pemberian terapi oksigen dan respon pasien.
Dengan pemberian terapi oksigen yang tepat, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan oksigen pasien dan membantu memperbaiki pola pernapasan yang tidak efektif. -
Article No. 12793 | 23 Feb 2025
Klinis : Studi Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum. Saya akan membantu Anda dalam menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut.
1. Data dan Hasil Pemeriksaan Fisik serta Laboratorium:
a. Pasien mengatakan sesak nafas
b. Batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru
c. Tekanan Darah 130/80 mmHg, Suhu 38°C
d. pH 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/dL
2. Diagnosa Keperawatan:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
b. Pola Napas Tidak Efektif
c. Hipertermia
3. Terapi Oksigen:
Berdasarkan data yang ada, pasien mengalami sesak nafas dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas (pO2 rendah). Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien sangat diperlukan.
Tone: Akademis, Persona: Pakar, Nurse
Assalamualaikum, saya adalah perawat yang akan menjelaskan mengenai pemberian terapi oksigen pada pasien Anda. Berdasarkan data yang Anda berikan, pasien mengalami sesak nafas dan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gangguan pertukaran gas, dengan pO2 yang rendah. Oleh karena itu, pemberian terapi oksigen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Terapi oksigen dapat diberikan melalui berbagai cara, seperti menggunakan nasal kanul, masker oksigen, atau alat bantu nafas lainnya. Dalam kasus ini, saya sarankan untuk menggunakan nasal kanul karena merupakan alat yang paling sederhana dan efektif untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Pemberian oksigen melalui nasal kanul dapat dilakukan dengan mengatur laju aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada kasus ini, dengan nilai pO2 80 mmHg, laju aliran oksigen yang disarankan adalah 2-4 liter per menit. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan nilai pO2 dalam batas normal, yaitu 80-100 mmHg.
Selain itu, perlu dilakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, terutama frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, dan gejala lain yang mungkin muncul. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa terapi oksigen yang diberikan cukup efektif dalam memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
Perawatan lainnya yang perlu dilakukan adalah penanganan terhadap masalah bersihan jalan napas yang tidak efektif dan hipertermia. Saya akan membahas lebih lanjut mengenai penanganan terhadap diagnosa keperawatan lainnya dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif.
Semoga penjelasan saya dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 12794 | 23 Feb 2025
Klinis : Studi Kasus Seorang laki-laki, usia 43 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Anda sebagai perawat melakukan pengkajian dan mendapatkan data sebagai berikut: a. Pasien mengatakan sesak nafas b. Dari hasil pengkajian didapatkan data batuk berdahak berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. c. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data yaitu TD 130/80 mmHg, Suhu 38 C, sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Ph 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/Dl. Instruksi Penugasan 1.Lengkapi data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratoriun lainnya yang diperlukan untuk menyusun asuhan keperawatan pada pasien tersebut 2.Tegakkan apa saja diagnose yang mungkin muncul pada pasien 3.Demonstrasikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baiklah, berikut adalah penjelasan rinci untuk asuhan keperawatan pada studi kasus tersebut:
1. Kelengkapan data dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium:
a. Riwayat kesehatan: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru sebelumnya.
b. Pemeriksaan fisik:
- Pola napas: Pasien mengeluh sesak napas, dengan frekuensi napas 24 kali per menit.
- Auskultasi paru: Terdapat bunyi ronki pada kedua lapang paru.
- Ekstremitas: Terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah.
c. Pemeriksaan laboratorium:
- Analisis gas darah: pH 7,35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 20 mEq/dL.
- Pemeriksaan darah lengkap: Leukosit 12.000/mm3, Hb 12 g/dL, Trombosit 250.000/mm3.
2. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032) berhubungan dengan obstruksi jalan napas sekunder terhadap produksi lendir berlebihan.
b. Intoleransi Aktivitas (00092) berhubungan dengan sesak napas saat beraktivitas.
c. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031) berhubungan dengan produksi lendir berlebihan.
3. Demonstrasi Terapi Oksigen:
a. Tujuan: Mempertahankan saturasi oksigen dalam kisaran normal (>95%) dan mengurangi sesak napas.
b. Intervensi:
- Siapkan alat oksigen sesuai kebutuhan pasien, misalnya nasal kanul atau masker oksigen.
- Atur laju aliran oksigen sesuai dengan hasil pemeriksaan gas darah, misalnya 3-5 L/menit.
- Pantau saturasi oksigen pasien secara berkala menggunakan oksimeter nadi.
- Ajarkan kepada pasien teknik bernapas dalam dan relaksasi untuk mengurangi sesak napas.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi dan penyesuaian terapi oksigen yang diberikan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif: Pasien menunjukkan frekuensi napas 12-20 kali per menit, irama napas teratur, dan tidak ada retraksi otot bantu napas.
2. Toleransi Aktivitas Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
3. Bersihan Jalan Napas Efektif: Pasien mampu mengeluarkan sekret dengan batuk efektif dan tidak ada bunyi napas tambahan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan untuk mengeluarkan sekret.
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan.
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan latihan pernapasan.
2. Manajemen Energi
- Ajarkan teknik menghemat energi saat beraktivitas.
- Rencanakan periode istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
3. Peningkatan Bersihan Jalan Napas
- Lakukan fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Berikan humidifikasi atau nebulizer untuk melembapkan sekresi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendukung status nutrisi pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh perawatan yang komprehensif. -
Article No. 12795 | 23 Feb 2025
Klinis : apa saja diagnosa yang sering muncul pada persalinan kala 1-4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul pada Persalinan Kala 1-4:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan yang sebenarnya atau potensial.
- Penyebab: Kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan tekanan pada panggul.
- SLKI: Pengurangan nyeri, Peningkatan kenyamanan.
- SIKI: Manajemen nyeri, Relaksasi.
2. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Kontaminasi saat persalinan, ketuban pecah dini.
- SLKI: Bebas infeksi, Penyembuhan luka.
- SIKI: Pencegahan infeksi, Perawatan luka.
3. Gangguan Proses Persalinan
- Definisi: Perubahan proses fisiologis persalinan yang tidak sesuai dengan normal.
- Penyebab: Kontraksi uterus tidak efektif, posisi janin tidak tepat.
- SLKI: Kemajuan persalinan, Kelahiran bayi yang aman.
- SIKI: Manajemen persalinan, Manajemen posisi janin.
4. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional terhadap sumber ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
- Penyebab: Pengalaman persalinan yang tidak menyenangkan, takut komplikasi.
- SLKI: Tingkat kecemasan menurun, Kemampuan beradaptasi meningkat.
- SIKI: Manajemen kecemasan, Dukungan emosional.
5. Risiko Perdarahan
- Definisi: Rentan terhadap hilangnya volume darah yang melebihi normal.
- Penyebab: Atonia uteri, retensio plasenta, laserasi jalan lahir.
- SLKI: Perfusi jaringan baik, Pemulihan hemodinamik.
- SIKI: Manajemen perdarahan, Tindakan hemostatik.
Diagnosa keperawatan ini merupakan yang paling sering muncul pada persalinan kala 1-4 berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Setiap diagnosa memiliki definisi, penyebab, dan luaran serta intervensi keperawatan yang spesifik untuk mengatasi masalah yang terjadi selama proses persalinan. -
Article No. 12796 | 23 Feb 2025
Klinis : apa saja diagnosa yang sering muncul pada persalinan kala 1-4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat yang memahami kondisi persalinan kala 1-4, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sering muncul pada persalinan kala 1-4:
a. Kala I (Pembukaan):
- Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus
- Kecemasan berhubungan dengan proses persalinan
- Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan nyeri persalinan
- Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan selama persalinan
b. Kala II (Pengeluaran Janin):
- Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus dan pengeluaran janin
- Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan nyeri persalinan
- Risiko Cedera berhubungan dengan proses kelahiran
- Kelelahan berhubungan dengan aktivitas fisik yang meningkat
c. Kala III (Pengeluaran Plasenta):
- Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus dan pengeluaran plasenta
- Risiko Perdarahan berhubungan dengan pengeluaran plasenta
- Risiko Infeksi berhubungan dengan tindakan pembersihan dan perawatan jalan lahir
d. Kala IV (Pascapersalinan Dini):
- Nyeri Akut berhubungan dengan kontraksi uterus dan perbaikan jalan lahir
- Risiko Perdarahan berhubungan dengan atonia uteri
- Risiko Infeksi berhubungan dengan tindakan pembersihan dan perawatan jalan lahir
- Ketidakefektifan Pola Napas berhubungan dengan nyeri persalinan
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Nyeri Terkontrol
b. Kecemasan Terkendali
c. Pola Napas Efektif
d. Keseimbangan Cairan Terpelihara
e. Bebas Cedera
f. Pemulihan Kelelahan
g. Perdarahan Terkendali
h. Bebas Infeksi
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Terapkan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin
b. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi faktor penyebab kecemasan
- Berikan informasi dan dukungan emosional
- Ajarkan teknik relaksasi dan visualisasi
c. Peningkatan Pola Napas
- Monitor pola napas dan tingkat oksigenasi
- Ajarkan teknik pernapasan yang efektif
- Berikan oksigen sesuai indikasi
d. Manajemen Cairan
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
- Identifikasi dan atasi penyebab ketidakseimbangan cairan
e. Pencegahan Cedera
- Identifikasi risiko cedera
- Berikan bantuan dan alat bantu sesuai kebutuhan
- Ajarkan teknik meneran yang benar
f. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi penyebab kelelahan
- Berikan istirahat yang cukup
- Terapkan teknik manajemen energi
g. Manajemen Perdarahan
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Berikan oksitosik sesuai indikasi
- Periksa dan atasi penyebab perdarahan
h. Pencegahan Infeksi
- Lakukan perawatan jalan lahir secara aseptik
- Monitor tanda-tanda infeksi
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan pada persalinan kala 1-4. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 12797 | 23 Feb 2025
Klinis : apa saja diagnosa yang sering muncul pada persalinan kala 1-4
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi persalinan kala 1 hingga 4.
Diagnosa Keperawatan yang Sering Muncul pada Persalinan Kala 1-4:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
- SLKI: Bebas dari rasa sakit dan nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- SLKI: Jalan napas yang paten.
- SIKI: Manajemen jalan napas.
3. Keletihan
- SDKI: Perasaan kelelahan dan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SLKI: Tingkat energi yang memadai.
- SIKI: Manajemen energi.
4. Risiko Infeksi
- SDKI: Peningkatan risiko terpapar oleh agen-agen patogen.
- SLKI: Bebas dari infeksi.
- SIKI: Pencegahan infeksi.
5. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Perubahan kuantitas dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal individu.
- SLKI: Pola tidur yang efektif.
- SIKI: Manajemen tidur.
6. Risiko Perdarahan
- SDKI: Peningkatan risiko kehilangan darah yang berlebihan.
- SLKI: Tidak ada perdarahan.
- SIKI: Manajemen perdarahan.
Diagnosa-diagnosa keperawatan tersebut sering muncul pada persalinan kala 1 hingga 4 berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI. Setiap diagnosa memiliki definisi, luaran, dan intervensi keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas. -
Article No. 12798 | 23 Feb 2025
Klinis : apa saja diagnosa yang sering muncul pada persalinan kala 1-4
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi persalinan kala 1-4.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sering Muncul pada Persalinan Kala 1-4:
1. Nyeri Akut
- Berhubungan dengan kontraksi uterus dan proses dilatasi serviks dan vagina.
- Ditandai dengan ekspresi wajah meringis, gelisah, dan mengeluh nyeri.
2. Kecemasan
- Berhubungan dengan pengalaman persalinan yang belum pernah dialami sebelumnya.
- Ditandai dengan perasaan khawatir, tegang, dan sulit untuk rileks.
3. Gangguan Pola Tidur
- Berhubungan dengan rasa nyeri dan kecemasan selama proses persalinan.
- Ditandai dengan kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur.
4. Risiko Perdarahan
- Berhubungan dengan kontraksi uterus yang tidak adekuat selama kala III atau IV persalinan.
- Ditandai dengan perdarahan yang melebihi batas normal.
5. Risiko Infeksi
- Berhubungan dengan proses persalinan yang memungkinkan terjadinya kontaminasi.
- Ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, nyeri, dan tanda-tanda infeksi lainnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri selama proses persalinan.
- Klien dapat menggunakan teknik-teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
2. Penurunan Kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan cemas.
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
3. Pola Tidur Membaik
- Klien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat selama proses persalinan.
- Klien dapat beristirahat dengan cukup untuk memulihkan tenaga.
4. Tidak Terjadi Perdarahan
- Klien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan selama kala III dan IV persalinan.
- Uterus berkontraksi dengan baik dan perdarahan terkendali.
5. Tidak Terjadi Infeksi
- Klien tidak mengalami tanda-tanda infeksi selama dan setelah proses persalinan.
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh dan tanda-tanda infeksi lainnya.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
- Berikan terapi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengelola nyeri secara komprehensif.
2. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi kecemasan.
- Berikan terapi relaksasi, distraksi, dan teknik lain untuk mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga dalam mendukung proses pengurangan kecemasan.
3. Manajemen Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pola tidur.
- Berikan intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat, seperti pengaturan lingkungan yang tenang.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan istirahat yang cukup.
4. Pencegahan Perdarahan
- Pantau tanda-tanda perdarahan selama kala III dan IV persalinan.
- Lakukan intervensi untuk meningkatkan kontraksi uterus, seperti pemberian oksitosin.
- Kolaborasi dengan bidan atau dokter untuk mengatasi perdarahan yang terjadi.
5. Pencegahan Infeksi
- Identifikasi faktor-faktor risiko infeksi selama dan setelah persalinan.
- Lakukan upaya pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan dan aseptik.
- Pantau tanda-tanda infeksi dan berikan penanganan yang tepat jika terjadi.
Dengan mengimplementasikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan klien selama proses persalinan kala 1-4 dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 12684 | 22 Feb 2025
Klinis : Pasien memiliki diagnosa intracerebral hemoragik, memiliki gangguan menelan dan memiliki kelemahan pada tubuh sebelah kanan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan pada sisi tubuh kanan akibat intracerebral hemoragik.
Pasien mengalami kelemahan pada sisi tubuh kanan sebagai dampak dari intracerebral hemoragik yang dialaminya. Hal ini menyebabkan gangguan dalam mobilisasi dan pergerakan fisik pasien.
2. Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan neurologis akibat intracerebral hemoragik.
Intracerebral hemoragik yang dialami pasien dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, termasuk fungsi menelan. Hal ini membuat pasien mengalami kesulitan dan gangguan dalam proses menelan.
3. Risiko aspirasi berhubungan dengan gangguan menelan akibat intracerebral hemoragik.
Gangguan menelan yang dialami pasien meningkatkan risiko aspirasi atau masuknya cairan/makanan ke dalam saluran pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mobilitas fisik meningkat, ditandai dengan kemampuan pasien untuk melakukan pergerakan dan aktivitas fisik secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
2. Fungsi menelan membaik, ditandai dengan kemampuan pasien untuk menelan makanan dan cairan dengan aman tanpa risiko aspirasi.
3. Tidak terjadi aspirasi, ditandai dengan tidak adanya tanda-tanda aspirasi seperti batuk, tersedak, atau infeksi saluran pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Meningkatkan Mobilitas Fisik:
a. Latihan mobilisasi dan pergerakan anggota tubuh secara bertahap.
b. Pelatihan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) dengan bantuan terapi okupasi.
c. Pemberian alat bantu mobilisasi sesuai kebutuhan pasien.
d. Edukasi bagi pasien dan keluarga tentang pentingnya latihan mobilisasi.
2. Intervensi untuk Mengatasi Gangguan Menelan:
a. Evaluasi fungsi menelan dengan pemeriksaan yang sesuai.
b. Pemberian makanan dan cairan sesuai dengan kemampuan menelan pasien.
c. Pelatihan teknik menelan yang aman dengan bantuan terapi wicara.
d. Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
e. Edukasi bagi pasien dan keluarga tentang manajemen gangguan menelan.
3. Intervensi untuk Mencegah Aspirasi:
a. Pemantauan tanda-tanda awal aspirasi.
b. Pengaturan posisi tubuh yang aman saat makan dan minum.
c. Pemberian makanan dan cairan secara bertahap dan hati-hati.
d. Pelatihan teknik batuk efektif dan pembersihan jalan napas.
e. Kolaborasi dengan tim multidisiplin (dokter, terapis, ahli gizi) untuk penanganan yang komprehensif.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu peningkatan mobilitas fisik, perbaikan fungsi menelan, dan pencegahan terjadinya aspirasi. Hal ini akan membantu pasien dalam pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 12685 | 22 Feb 2025
Klinis : Pasien memiliki diagnosa intracerebral hemoragik, memiliki gangguan menelan dan memiliki kelemahan pada tubuh sebelah kanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Aspirasi Berhubungan dengan Gangguan Menelan
2. Mobilitas Fisik Terganggu Berhubungan dengan Kelemahan Tubuh Sebelah Kanan
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Aspirasi Berhubungan dengan Gangguan Menelan
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko aspirasi adalah keadaan di mana individu memiliki potensi untuk masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah mencegah terjadinya aspirasi dan mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan status pernapasan, pengaturan posisi menelan, pemberian nutrisi dan cairan yang tepat, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
2. Mobilitas Fisik Terganggu Berhubungan dengan Kelemahan Tubuh Sebelah Kanan
- SDKI: Mobilitas fisik terganggu adalah keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Tujuan utama adalah meningkatkan mobilitas fisik pasien secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain latihan rentang gerak, latihan aktivitas kehidupan sehari-hari, pemberian alat bantu mobilisasi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Sebagai pakar keperawatan, saya menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan pasien dengan intracerbral hemoragik. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, terapis okupasi, dan ahli gizi, sangat diperlukan untuk menjamin kualitas perawatan yang optimal bagi pasien.