Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12854 | 24 Feb 2025
Klinis : Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi Ny. F yang telah Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit neoplastik (kanker serviks)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Proses penyakit neoplastik (kanker serviks) yang menyebabkan kerusakan jaringan.
2. Kelelahan (Fatigue) berhubungan dengan efek samping terapi (kemoterapi)
- Definisi: Pengalaman subjektif yang terus-menerus dan subjektif terkait dengan keadaan fisik, emosi, dan kognitif yang mengganggu fungsi dan aktivitas normal yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara sumber daya dan kebutuhan.
- Penyebab: Efek samping terapi (kemoterapi) yang menyebabkan penurunan energi.
3. Berduka Disfungsional berhubungan dengan krisis situasional (diagnosa kanker serviks)
- Definisi: Respon psikoemosional yang tidak adaptif terhadap kehilangan atau perubahan yang signifikan dalam hidup seseorang.
- Penyebab: Krisis situasional akibat diagnosa kanker serviks yang diterima oleh Ny. F.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis
- Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengendalikan nyeri kronis yang dialami.
- Kualitas Hidup Terkait Kesehatan: Pasien menunjukkan peningkatan kualitas hidup terkait kesehatannya.
2. Kelelahan (Fatigue)
- Manajemen Energi: Pasien mampu mengelola energinya secara efektif.
- Fungsi Aktivitas: Pasien menunjukkan peningkatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Berduka Disfungsional
- Penerimaan: Pasien mampu menerima diagnosa dan prognosis penyakitnya.
- Dukungan Emosional: Pasien menunjukkan peningkatan dalam menerima dukungan emosional dari keluarga dan tenaga kesehatan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri: Mengkaji nyeri secara komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, serta mengajarkan pasien teknik-teknik manajemen nyeri.
- Terapi Komplementer: Menggunakan terapi komplementer (seperti terapi musik, akupuntur, dan pijat) untuk mengurangi nyeri.
2. Kelelahan (Fatigue)
- Manajemen Energi: Mengkaji tingkat energi pasien, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi, serta mengajarkan pasien teknik-teknik manajemen energi.
- Aktivitas/Latihan Terapi: Mengembangkan program aktivitas/latihan yang disesuaikan dengan kondisi pasien untuk meningkatkan stamina dan daya tahan.
3. Berduka Disfungsional
- Terapi Kognitif: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi pikiran-pikiran dan perasaan negatif yang muncul akibat diagnosa penyakitnya.
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional yang berkelanjutan kepada pasien dan keluarganya, serta melibatkan mereka dalam proses perawatan.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosis keperawatan SDKI diidentifikasi berdasarkan kondisi Ny. F yang meliputi nyeri kronis akibat proses penyakit neoplastik (kanker serviks), kelelahan (fatigue) yang berhubungan dengan efek samping terapi (kemoterapi), serta berduka disfungsional yang terkait dengan krisis situasional akibat diagnosa kanker serviks.
Luaran/output yang diharapkan (SLKI) mencakup kontrol nyeri dan peningkatan kualitas hidup terkait kesehatan untuk masalah nyeri kronis, manajemen energi dan peningkatan fungsi aktivitas untuk masalah kelelahan, serta penerimaan dan peningkatan dukungan emosional untuk masalah berduka disfungsional.
Intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran mencakup manajemen nyeri, penggunaan terapi komplementer, manajemen energi, aktivitas/latihan terapi, terapi kognitif, dan dukungan emosional yang diberikan secara komprehensif dan berkelanjutan untuk membantu Ny. F dalam mengatasi masalah kesehatannya.
Dengan penerapan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan Ny. F dapat mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidupnya selama menjalani perawatan dan pengobatan kanker serviks. -
Article No. 12855 | 24 Feb 2025
Klinis : Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. F:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual
3. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks
4. Kecemasan berhubungan dengan dampak dari penyakit kanker serviks
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan mual
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
3. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks
- SDKI: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan berupa perasaan lemah dan tidak mampu untuk melanjutkan aktivitas.
- SLKI: Manajemen Energi
- SIKI: Manajemen Energi
4. Kecemasan berhubungan dengan dampak dari penyakit kanker serviks
- SDKI: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang tidak jelas dan non-spesifik.
- SLKI: Manajemen Kecemasan
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Tujuan utama asuhan keperawatan pada Ny. F adalah untuk mengelola nyeri kronis, menjaga keseimbangan nutrisi, meningkatkan energi, dan mengelola kecemasan yang dialami sebagai akibat dari penyakit kanker serviks yang sedang dihadapinya. -
Article No. 12856 | 24 Feb 2025
Klinis : Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Prosedur Pengobatan Kanker (Kemoterapi)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung terus-menerus atau berkepanjangan.
2. Cemas Berhubungan dengan Prognosis Penyakit Kronis (Kanker Serviks)
Definisi: Kekhawatiran, kewaspadaan, dan rasa tidak nyaman atau takut yang disebabkan oleh sumber yang tidak jelas atau tidak diketahui.
3. Kelelahan Berhubungan dengan Efek Samping Kemoterapi
Definisi: Sensasi subjektif yang berkelanjutan terkait dengan penurunan kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang biasa dilakukan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Prosedur Pengobatan Kanker (Kemoterapi)
- Klien melaporkan penurunan intensitas nyeri
- Klien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
- Klien dapat beristirahat dengan cukup
2. Cemas Berhubungan dengan Prognosis Penyakit Kronis (Kanker Serviks)
- Klien dapat mengidentifikasi faktor yang menyebabkan kecemasan
- Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan
- Klien dapat mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya
3. Kelelahan Berhubungan dengan Efek Samping Kemoterapi
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab kelelahan
- Klien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuan
- Klien dapat beristirahat dengan cukup
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Prosedur Pengobatan Kanker (Kemoterapi)
- Manajemen Nyeri
- Terapi Buli
- Terapi Relaksasi
2. Cemas Berhubungan dengan Prognosis Penyakit Kronis (Kanker Serviks)
- Terapi Suportif
- Terapi Kognitif
- Terapi Relaksasi
3. Kelelahan Berhubungan dengan Efek Samping Kemoterapi
- Manajemen Energi
- Terapi Aktivitas
- Teknik Istirahat dan Tidur
Penjelasan secara rinci dan terperinci:
Keperawatan memiliki peran penting dalam menangani kondisi Ny. F yang sedang menjalani pengobatan kanker serviks stadium IIIB. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup nyeri kronis akibat prosedur kemoterapi, kecemasan terkait prognosis penyakit, dan kelelahan sebagai efek samping pengobatan. Setiap diagnosa didukung dengan luaran/output yang mencerminkan hasil akhir yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencapai tujuan tersebut.
Nyeri kronis yang dialami Ny. F perlu ditangani melalui manajemen nyeri, terapi buli, dan terapi relaksasi agar dapat mengurangi intensitas nyeri, meningkatkan kemampuan klien dalam mengatasi nyeri, dan memastikan Ny. F dapat beristirahat dengan cukup. Kecemasan yang timbul terkait prognosis penyakitnya dapat diatasi melalui terapi suportif, kognitif, dan relaksasi agar Ny. F dapat mengidentifikasi faktor penyebab kecemasan, menerapkan teknik mengatasi kecemasan, serta mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya. Selain itu, kelelahan akibat efek samping kemoterapi dapat ditangani melalui manajemen energi, terapi aktivitas, dan teknik istirahat dan tidur agar Ny. F dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan dan memperoleh istirahat yang cukup.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berfokus pada luaran yang jelas, diharapkan Ny. F dapat menghadapi tantangan pengobatan kanker serviks dengan lebih baik, mempertahankan kualitas hidup, dan meningkatkan kemandirian dalam mengelola kondisinya. -
Article No. 12857 | 24 Feb 2025
Klinis : KASUS Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) Ny. W, berusia 42 tahun, seorang ibu IRT masuk rumah sakit dengan keluhan lemas seluruh tubuh, nyeri kepala, demam, sariawan pada mulut dan nyeri menelan dan demam. Keluhan nyeri kepala dirasakan sejak 6 hari sebelum MRS. Nyeri dirasakan di seluruh kepala seperti tertindih beban. Nyeri muncul terus menerus dan dirasakan memberat saat beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 5 hari sebelum MRS. Demam dikatakan naik turun. Keluhan nyeri kepala dan demam membaik setelah minum obat dan kembali muncul beberapa jam kemudian. Saat ini pasien sudah tidak mengeluhkan adanya nyeri kepala ataupun demam. Pasien mengeluhkan sariawan pada mulut dan nyeri telan sejak 6 hari sebelum MRS. Sariawan dan nyeri telan dirasakan semakin memberat hingga pasien sulit makan dan mengalami penurunan berat badan 6 Kg. Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk. Batuk muncul 4 hari setelah MRS. Batuk hilang timbul, disertai dahak kental, berwarna putih, volume sekitar 1⁄4 sendok makan. Batuk dirasakan tidak terlalu berat. Batuk juga tidak disertai darah. Pasien menyangkal mengalami sesak, rasa berdebar dan nyeri dada. Nyeri sendi bahu dan siku sejak 1 bulan dan memberat 6 hari sebelum MRS. Nyeri memberat saat bahu digerakkan dan membaik jika diistirahatkan. Nyeri sendi ini menganggu pergerakan pasien sehingga mengganggu aktivitasnya. Pasien juga mengeluhkan muncul bercak-bercak kemerahan pada daerah pipi, lengan atas kanan dan kiri, punggung, telapak tangan dan telapak kaki. Keluhan ini muncul sejak ±6 bulan sebelum MRS. Bercak ini muncul hilang timbul, tidak gatal, tidak bentol dan tidak nyeri. Pasien juga mengeluhkan rambut rontok sejak 3 bulan dan adanya penurunan berat badan sejak ±6 bulan sebelum MRS. Pasien tidak tahu persis berapa jumlah penurunan berat badan karena tidak pernah menimbang secara rutin. Dari riwayat penyakit dahulu, pasien mengatakan pernah mengalami keluhan yang sama seperti dengan yang dialami sekarang. MRS 2 tahun yang lalu selama seminggu karena keluhan lemas dan oleh dokter didiagnosis sebagai penyakit Lupus. Pasien rutin kontrol dan minum obat metilprednisolone. Riwayat penyakit jantung, hipertensi, alergi obat, kencing manis, penyakit hati, atau penyakit persendian tidak ada. Tidak ada Riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hasil pemeriksaan tekanan darah= 116/79 mmHg; denyut jantung= 114x/mnt; RR= 18x/mnt; suhu tubuh= 38.0°C; berat badan= 47.8 Kg; Tinggi badan= 163 cm. Terlihat bercak eritomatosa berbatas tegas, seperti kupu-kupu, dan melintasi batang hidung tanpa mengenai nasolabial. Conjungtiva anemis. Terlihat rambut tipis dan rontok. Ditemukan pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran bervariasi yang tidak ada keluhan nyeri pada submandibular dan supraklavikula. Pasien dalam keadaan sadar dan orientasi baik. Pemeriksaan Laboratorium Hb = 7.5 g/dl, Trombosit = 60.000/mm3 , Leukosit= 3000/mm3 , Limposit 700/mm3 , ANA Positif, anti-dsDNA meningkat, komplemen C3 dan C4 menurun. Pemeriksaan urin: keton +1, urobilinogen +1, bilirubin +1, eritrosit +3 Pemeriksaan Radiologi : pemeriksaa thoraks AP didapatkan kesan pneumonia. Penatalaksanaan dan pengobatan: Diet 1800 kkal, IVFD NaCl 0,9% : Aminofusin = 1 : 1, 20 tetes per menit, Methylprednisolone 3x16 mg per oral, Ciprofloxacin 2x4 mg intravena, Ceftriaxone 2x2 gr intravena, Paracetamol 3x500 mg per oral. carikan diagnosa bserta do ds
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan penampilan kondisi pasien Ny. W yang mengalami Lupus Eritomatosus Sistemik (LES), berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan nyeri sendi
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan:
Pasien Ny. W mengalami kelelahan dan nyeri sendi yang menggangu aktivitasnya sehari-hari. Hal ini menyebabkan penurunan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri.
2. Gangguan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan perubahan proses penyakit
- SDKI: Gangguan Pemeliharaan Kesehatan
- SLKI: Peningkatan Pemeliharaan Kesehatan
- SIKI: Manajemen Perawatan Diri
Penjelasan:
Pasien Ny. W mengalami perubahan proses penyakit Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) yang ditandai dengan berbagai gejala seperti lemas, nyeri kepala, demam, sariawan, batuk, dan perubahan kulit. Hal ini menyebabkan gangguan dalam pemeliharaan kesehatan pasien.
3. Kelelahan berhubungan dengan anemia dan gejala penyakit
- SDKI: Kelelahan
- SLKI: Peningkatan Energi
- SIKI: Manajemen Energi
Penjelasan:
Pasien Ny. W mengalami kelelahan yang ditandai dengan gejala lemas di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh anemia dan gejala-gejala penyakit Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) yang dialaminya.
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan sistem imun yang terganggu
- SDKI: Resiko Infeksi
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Manajemen Infeksi
Penjelasan:
Pasien Ny. W memiliki risiko infeksi yang tinggi akibat sistem imun yang terganggu karena penyakit Lupus Eritomatosus Sistemik (LES) yang dideritanya. Hal ini ditandai dengan adanya demam, sariawan, dan pembesaran kelenjar getah bening.
Sebagai perawat, saya akan melakukan pengkajian, perencanaan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa-diagnosa keperawatan tersebut untuk membantu pasien Ny. W dalam mengatasi masalah kesehatannya. -
Article No. 12858 | 24 Feb 2025
Klinis : PASIEN MENGATAKAN TERDAPAT BENJOLAN DI DAERAH ANUS SEJAK 4 TAHUN YANG LALU DAN SEMAKIN MEMBESAR, PASIEN MENGELUH NYERI DAN SUSAH UNTUK BAB, MAKAN 3X SEHARI MINUM 6 GELAS, PASIEN TERJADWAL OPERASI HARI INI DAN MERASAKAN GELISAH
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial.
Tanda dan Gejala: Pasien mengeluh nyeri di daerah anus, kesulitan untuk buang air besar.
2. Kecemasan
Definisi: Respon maladaptif individu terhadap stres yang disebabkan oleh ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Tanda dan Gejala: Pasien merasa gelisah terkait dengan tindakan operasi yang akan dilakukan.
3. Perubahan Eliminasi Fekal
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, konsistensi, dan/atau karakteristik pengeluaran feses.
Tanda dan Gejala: Pasien mengeluh susah untuk buang air besar akibat adanya benjolan di daerah anus.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Akut: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda Karakteristik, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan.
- Kecemasan: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda Karakteristik, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan.
- Perubahan Eliminasi Fekal: Definisi, Penyebab, Gejala dan Tanda Karakteristik, Batasan Karakteristik, Faktor yang Berhubungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Nyeri Terkontrol: Kriteria Hasil, Indikator.
- Tingkat Kecemasan Menurun: Kriteria Hasil, Indikator.
- Eliminasi Fekal Membaik: Kriteria Hasil, Indikator.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Nyeri: Definisi Intervensi, Aktivitas Keperawatan.
- Manajemen Kecemasan: Definisi Intervensi, Aktivitas Keperawatan.
- Manajemen Konstipasi: Definisi Intervensi, Aktivitas Keperawatan.
Sebagai perawat, saya akan memberikan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk membantu pasien mengatasi kondisinya, mulai dari manajemen nyeri, manajemen kecemasan, dan manajemen konstipasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien nyaman secara fisik dan psikologis sebelum menjalani tindakan operasi. -
Article No. 12859 | 24 Feb 2025
Klinis : buatlah diagnosa mengenai AUB
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Abnormal Uterine Bleeding (AUB).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi AUB berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Perdarahan Abnormal
Definisi: Pola perdarahan uterus yang menyimpang dari normal, baik dalam hal jumlah, durasi, atau waktu terjadinya.
Penyebab: Perubahan fungsi ovarium, penyakit panggul, tumor uterus, perubahan jaringan endometrium, Penggunaan Kontrasepsi Oral (PK), dll.
Karakteristik: Perdarahan menstruasi yang berlebihan, perdarahan intermenstrual, perdarahan postmenopause.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan episode perdarahan.
Indikator:
a. Frekuensi perdarahan menurun
b. Durasi perdarahan menurun
c. Jumlah perdarahan menurun
d. Penggunaan produk absorbsi menurun
2. Pengetahuan: Kesehatan Reproduksi
Definisi: Luaran yang menggambarkan pemahaman individu tentang fungsi, proses, dan masalah kesehatan reproduksi.
Indikator:
a. Menjelaskan proses menstruasi normal
b. Menjelaskan penyebab perdarahan abnormal
c. Menjelaskan penanganan perdarahan abnormal
d. Menjelaskan faktor risiko perdarahan abnormal
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
Tujuan: Membantu individu untuk mengendalikan episode perdarahan.
Aktivitas:
a. Kaji pola, frekuensi, durasi, dan jumlah perdarahan
b. Identifikasi penyebab perdarahan abnormal
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan medis
d. Ajarkan teknik pengendalian perdarahan (penggunaan pembalut, istirahat, dll)
e. Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda vital lainnya
2. Edukasi Kesehatan Reproduksi
Tujuan: Meningkatkan pengetahuan individu tentang kesehatan reproduksi.
Aktivitas:
a. Ajarkan proses menstruasi normal
b. Jelaskan penyebab dan faktor risiko perdarahan abnormal
c. Ajarkan cara penanganan perdarahan abnormal
d. Diskusikan pentingnya pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala
Penjelasan secara rinci dan terperinci telah saya berikan sesuai dengan format yang diminta. Sebagai pakar keperawatan, saya harap informasi ini dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan kondisi Abnormal Uterine Bleeding (AUB). -
Article No. 12860 | 24 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun, Ny. A, dijadwalkan untuk menjalani operasi pengangkatan tumor payudara (mastektomi) dalam waktu 2 hari. Saat dilakukan pengkajian, Ny. A tampak gelisah, seringkali berkeringat dingin, dan sulit berkonsentrasi. Ia menyatakan kekhawatiran yang mendalam mengenai hasil operasi, kemungkinan komplikasi, dan dampaknya terhadap penampilannya sebagai seorang wanita. Keluarga Ny. A juga menunjukkan tanda-tanda kecemasan. Suami Ny. A tampak cemas dan sering bertanya kepada perawat mengenai prosedur operasi dan risiko yang mungkin terjadi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Ny. A sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Kecemasan berhubungan dengan ancaman pembedahan dan perubahan citra tubuh yang akan dialami, sebagaimana ditunjukkan dengan Ny. A yang tampak gelisah, berkeringat dingin, dan sulit berkonsentrasi, serta kekhawatiran yang mendalam mengenai hasil operasi, komplikasi, dan dampaknya terhadap penampilan sebagai seorang wanita.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik terhadap ancaman yang tidak jelas dan membuat individu merasa tidak nyaman.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan untuk mengatasi kecemasan Ny. A adalah:
1. Tingkat kecemasan menurun
2. Kemampuan mengatasi kecemasan meningkat
3. Tingkat stres menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan Ny. A meliputi:
1. Manajemen kecemasan: teknik relaksasi, distraksi, dan psikoedukasi
2. Terapi presensif: mendengarkan dengan empati, memberikan dukungan emosional
3. Pengurangan kecemasan: pemberian obat-obatan antiansietas sesuai indikasi
Dengan pendekatan komprehensif berdasarkan standar PPNI, diharapkan Ny. A dapat menghadapi operasi dengan lebih tenang dan mampu mengelola kecemasannya. -
Article No. 12861 | 24 Feb 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun, Ny. A, dijadwalkan untuk menjalani operasi pengangkatan tumor payudara (mastektomi) dalam waktu 2 hari. Saat dilakukan pengkajian, Ny. A tampak gelisah, seringkali berkeringat dingin, dan sulit berkonsentrasi. Ia menyatakan kekhawatiran yang mendalam mengenai hasil operasi, kemungkinan komplikasi, dan dampaknya terhadap penampilannya sebagai seorang wanita. Keluarga Ny. A juga menunjukkan tanda-tanda kecemasan. Suami Ny. A tampak cemas dan sering bertanya kepada perawat mengenai prosedur operasi dan risiko yang mungkin terjadi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi Ny. A yang dijadwalkan untuk menjalani operasi pengangkatan tumor payudara (mastektomi):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan, perubahan citra tubuh, dan ketidakpastian hasil sesuai dengan data subjektif (pernyataan Ny. A mengenai kekhawatiran yang mendalam) dan data objektif (tampak gelisah, sering berkeringat dingin, dan sulit berkonsentrasi).
Luaran/Output SLKI yang Diharapkan:
1. Kecemasan Terkendali: Individu melaporkan tingkat kecemasan yang dapat dikelola, ditunjukkan dengan tanda-tanda vital dalam rentang normal, mampu berkonsentrasi, dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Citra Tubuh Positif: Individu menerima dan menyatakan puas dengan penampilan dan fungsi tubuhnya, walaupun terdapat perubahan setelah operasi.
3. Pengetahuan: Keluarga Meningkat: Keluarga menyatakan pemahaman yang meningkat tentang prosedur operasi, perawatan pascaoperasi, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Manajemen Kecemasan:
a. Kaji tingkat kecemasan Ny. A dan keluarganya.
b. Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang prosedur operasi, perawatan pascaoperasi, dan kemungkinan hasil.
c. Bantu Ny. A dan keluarga mengidentifikasi strategi koping yang efektif, seperti relaksasi napas dalam, distraksi, atau visualisasi.
d. Libatkan Ny. A dan keluarga dalam pengambilan keputusan terkait rencana perawatan.
e. Sediakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
f. Monitor tanda-tanda vital dan respons emosional Ny. A secara berkala.
2. Peningkatan Citra Tubuh:
a. Identifikasi perubahan yang mungkin terjadi pada penampilan Ny. A setelah operasi.
b. Bantu Ny. A mengekspresikan perasaan dan persepsinya mengenai perubahan citra tubuh.
c. Berikan dukungan dan informasi tentang opsi rekonstruksi payudara atau penggunaan prostesis.
d. Dorong Ny. A untuk mengeksplorasi dan menerima perubahan fisik yang terjadi.
e. Libatkan Ny. A dalam perawatan diri dan aktivitas yang dapat meningkatkan citra tubuh positif.
3. Peningkatan Pengetahuan:
a. Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga Ny. A tentang prosedur operasi, perawatan pascaoperasi, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
b. Berikan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang prosedur operasi, perawatan pascaoperasi, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
c. Gunakan media edukasi yang sesuai, seperti pamflet, video, atau demonstrasi.
d. Libatkan keluarga Ny. A dalam diskusi dan beri kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
e. Evaluasi pemahaman keluarga secara berkala dan berikan umpan balik yang konstruktif.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien dan keluarga, diharapkan Ny. A dapat menghadapi operasi dengan lebih tenang, dapat menerima perubahan citra tubuhnya, dan keluarga memiliki pengetahuan yang memadai untuk mendukung pemulihan Ny. A. -
Article No. 12799 | 24 Feb 2025
Klinis : Laki-laki 56th.dengan keluhan perut membesar 3 hari.tidak BAK da n BAB 3 hr.Mual (+) muntah tiap kali makan dan minum.riwayat op.usus buntu 3 bln yll
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang mungkin sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K56.5
- Deskripsi: Obstruksi intestinal, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.72
- Deskripsi: Laparotomi explorasi
Penjelasan:
Pasien laki-laki usia 56 tahun dengan keluhan perut membesar, tidak bisa buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) selama 3 hari, serta mual dan muntah setiap kali makan dan minum. Riwayat operasi usus buntu 3 bulan yang lalu mengarahkan pada kemungkinan adanya obstruksi intestinal.
Kode ICD-10 K56.5 (Obstruksi intestinal, tidak diklasifikasikan di tempat lain) sesuai dengan gejala yang dialami pasien, yaitu perut membesar, tidak bisa BAK dan BAB, serta mual dan muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyebab, termasuk adhesi pascaoperasi, hernia, atau tumor.
Jika diperlukan tindakan lebih lanjut, kode ICD-9-CM 45.72 (Laparotomi explorasi) dapat digunakan untuk prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi obstruksi intestinal.
Diagnosis dan tindakan medis yang tepat harus ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan evaluasi kondisi pasien secara keseluruhan. -
Article No. 12767 | 23 Feb 2025
Klinis : pasien wanita usia 43 tahun datang dengan keluhan menstruasi banyak sudah sebulan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Perdarahan Menstruasi Berlebihan
Penjelasan singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Aliran menstruasi yang melebihi normal, yang ditandai dengan jumlah darah yang keluar lebih banyak, lebih lama, atau terjadi lebih sering dari siklus menstruasi normal.
- Karakteristik Definisi: Perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari normal (>80 ml), durasi menstruasi yang lebih lama (>7 hari), siklus menstruasi lebih pendek (<21 hari).
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan pola menstruasi yang normal.
- Kriteria Hasil: Jumlah darah menstruasi dalam batas normal, durasi menstruasi dalam batas normal, siklus menstruasi dalam batas normal.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Perdarahan Menstruasi, Edukasi Kesehatan Reproduksi, Manajemen Nyeri.
- Tujuan Intervensi: Mengurangi perdarahan menstruasi yang berlebihan, meningkatkan pengetahuan pasien tentang kesehatan reproduksi, dan mengelola nyeri yang menyertai.
Berdasarkan kondisi pasien wanita usia 43 tahun dengan keluhan menstruasi yang banyak selama sebulan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Perdarahan Menstruasi Berlebihan. Perawat perlu melakukan intervensi yang berfokus pada manajemen perdarahan, edukasi kesehatan reproduksi, dan manajemen nyeri untuk membantu pasien mencapai pola menstruasi yang normal.